Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 9531 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nyai Kartika
"Daerah Majalengka vane dimaksud dalam tesis ini merupakan salah satu kabupaten yang ada di wilayah Propinsi Jawa Barat. Kabupaten tersebut terletak 300 km dari ibukota Republik Indonesia dan I) km dari ibu kota Propinsi .lawa Bat-at. Sebelumnya. Kabupaten \1ajalengki ila berada di bawah Kersidellan Cirebon, bernama Kabupaten N1aja herdasarkan Slurrlshk1(1 1319 No 9 tanggal G, Januari, dengan ibukotanva Sindangkasiii. I'ada perkelllbangan selanjutnva, keluarlah J7aais'h/cuc1 1340 No 7 tentallg perllbahaal nama Kabupaten \laia. Keresidenan Cirebon. menjadi Kabupaten 7\,1aialengka clan ihukotanva h.rubah dari Sindangkasih menjadi Majalew.tka. Kemudian dengan S7crcrl.,:hkrii I c)2 390 K aluipaten Nlaj ;k ngka menjadi daerah pemerintahan vang bertha seudiri herd:n ar!:an poratu:iat teatai het)I)alilalradli i'Jdhaliwi.:~:„Ïiit i~C:ii:;:uiiL~ menimbulkan perkembangan di kabupaten it u. Diiaksanakannya pemerintallan Kabllpateii T'lalaiengka inenimhuikan dampak terhadap kehidupan masyarakatnya. Adapun dampak yang timbul meliputi peningkatan penduduk dan pemukiman. Dampak terhadap kehidupan Soslai 1121~i ek0ll0rlll dilokUskan hepada mina pe anaIldn iLaS`vdidkai Piibuini. Eropa, Cina, dan Arab yang meliputi perdagangan. pertanian. peternakail. dan perkebunan. Dampak terhadap peningkatan sarana kehidupan diiakuskan pada reorganisasi dan penlbangunan tisik kola juga perkembangan da1am bidang pendidikan dan, kebudavaan."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2004
T39931
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Syamsurizal
Jakarta: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1982
S33226
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yusra Amelia
"Mata air merupakan pemunculan air tanah ke permukaan. Sumber air tersebut dimanfaatkan untuk memenuhi berbagai kebutuhan air domestik. Mengingat pentingnya peranan air, sangat diperlukan adanya sumber air yang dapat menyediakan air baik dari segi kuantitas dan kualitasnya. Salah satu sumber air bersih utama yang dapat dimanfaatkan untuk pemenuhan kebutuhan air domestik di Desa Cicurug ialah mata air. Mata air mempunyai debit terbatas namun kualitasnya baik. Mata air di Desa Cicurug telah banyak dimanfaatkan penduduk akan tetapi pengelolaannya masih sangat sederhana, hal inilah yang menyebabkan pengelolaan pemanfaatan sumber mata air di Desa Cicurug perlu diperhatikan. Penilitian ini bertujuan untuk menganalisis pola spasial pemanfaatan mata air berdasarkan wilayah potensial dan wilayah aktual pemanfaatannya, serta menganalisis wilayah potensial pemanfaatan mata air jika dibandingkan dengan wilayah aktualnya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis deskriptif kuantitatif dan metode analisis spasial. Lokasi sumber mata air, ketinggian, batas Daerah Aliran Sungai, debit dan sistem jaringan digunakan untuk mengetahui wilayah potensial dan wilayah pemanfaatan yang terbentuk. pH, TDS, DHL, kekeruhan, senyawa fosfat, dan senyawa nitrat merupakan parameter kualitas air yang diukur pada daerah penelitian. Hasil dari penelitian ini menunjukan mata air di Desa Cicurug terletak pada ketinggian 165-346 m dpl dengan debit sebesar 0,158 l/s sampai dengan 1,935 l/s. Wilayah potensial pemanfaatan yang terbentuk terletak pada ketinggian 135 – 300 m dpl dengan luas yang bervariasi. Wilayah aktual pemanfaatan mata air di Desa Cicurug meliputi jenis penggunaan tanah berupa perkampungan yang terletak pada ketinggian 164-275 m dpl. Perbandingan antara wilayah potensial pemanfaatan mata air domestik tidak sesuai dengan wilayah aktual pemanfaatannya. Dimana terdapat wilayah aktual pemanfaatan yang melampaui wilayah potensialnya dan terdapat wilayah aktual pemanfaatan mata air yang lebih sempit dari wilayah potensialnya.

Springs are groundwater that comes to the surface. The springs are used to fulfill various domestic water needs. It is necessary to maintain the quality and the quantity of the water source to be utilized, considering the importance of water. Springs is one of the primary sources of clean water that can be used to fulfill domestic water needs in Cicurug village. Its residents have widely used the springs in Cicurug village, but the springs' management is very simplistic. Thus utilization of water resources management practices in Cicurug village should be further developed. This study analyzes the spatial pattern of springs utilization based on the potential area, the actual utilization area, and the comparison between the potential area and utilization area. The methods in this study are quantitative descriptive analysis and spatial analysis. The location of springs, altitude, watershed boundaries, discharge, and distribution network systems are used to determine the potential areas and utilization areas formed. TDS, pH, DHL, turbidity, phosphate, and nitrate are the parameters of water quality that are measured in the research area, considering that the waters are utilized for domestic use. The results of this study indicate the springs in Cicurug village are located between the altitude of 165-346 m above the sea level with a discharge of 0.158 l/s to 1.935 l/s. The potential areas of the springs' utilization are located between the altitude of 135 to 300 m above the sea level with different areas. The actual area of utilization springs in Cicurug village includes the land use types in villages located between the altitude of 164 to 275 m above sea level. The comparison between the potential areas of utilization of springs with the actual areas of springs utilization shows that utilized area exceeds the potential areas, and there is an actual area of springs utilization that is narrower than potential areas."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bastin, John
Depok: Komunitas Bambu, 2011
959.57 BAS s
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Sarah Surya Asri
"Banjir merupakan bencana hidrometeorologi yang paling sering terjadi jika dibandingkan dengan bencana hidrometeorologi lainnya. Kabupaten Majalengka termasuk salah satu wilayah di Jawa Barat yang memiliki potensi dan luas bahaya banjir yang tinggi, selain itu kerugian yang dirasakan tidak hanya material namun immaterial seperti jatuhnya korban jiwa. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi karakteristik curah hujan pada kejadian banjir di Kabupaten Majalengka tahun 2014 hingga 2018 dan mengidentifikasi faktor penyebab banjir pada wilayah banjir yang sudah ditentukan. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini meliputi curah hujan, penggunaan lahan, ketinggian, dan lereng. Curah hujan dihitung dengan metode mononobe untuk menghasilkan intensitas harian dan dihitung dengan API5 untuk memperkirakan kelembaban tanah. Hasil menunjukkan bahwa kejadian banjir di Kabupaten Majalengka disebabkan oleh kelembaban tanah yang lembab dan sangat lembab, sedangkan variasi curah hujan dan intesitas hujan pada saat kejadian tidak mempengaruhi banjir. Berdasarkan penggunaan lahan, banjir di Kabupaten Majalengka terjadi pada wilayah lahan terbangun (permukiman atau aksesbilitas) atau sawah, kemudian banjir berdasarkan morfologi terjadi di dataran banjir (floodplain) ataupun rawa belakang (backswamp).

Flood is one of the most common hydrometeorological disasters that occur in West Java, especially Majalengka Regency that has high potency of flood hazards. Furthermore, the floods did not only cause the loss in material, but also non-material things such as the loss of life. This study discussed the characteristics of rainfall in flood events in Majalengka District from 2014 to 2018 and regulated the flood causes in predetermined flood areas. The variables used in this study included rainfall, land use, altitude, and slope. Rainfall was calculated by the mononobe method to produce daily intensity and was calculated by API5 to calculate soil moisture. The results showed that the incidence of flood in Majalengka Regency was caused by moist and very moist soil moisture, while variations in rainfall and rainfall intensity during the incident did not affect flood. Based on land use, floods in Majalengka Regency occurred in built areas (settlements or accessibility) or fields; meanwhile flood based on morphology occurred in the floodplain through the backswamp."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Masita Jasmin
"Kabupaten Majalengka memiliki karakteristik fisik dengan potensi yang besar untuk terjadinya tanah longsor. Menghasilkan peta daerah rawan longsor di Kabupaten Majalengka, Jawa Barat dengan menggunakan modifikasi metode Indeks Storie adalah tujuan dari penelitian ini. Modifikasi metode indeks storie memperhitungkan variabel-variabel yang mempengaruhi terjadinya longsor yaitu penggunaan lahan, kemiringan lereng, jenis tanah, dan curah hujan. Dari peta rawan longsor yang dihasilkan, secara umum Kabupaten Majalengka didominasi oleh tingkat kerawanan terhadap longsor dengan intensitas sedang hingga sangat tinggi yang tersebar dari bagian tengah hingga selatan wilayah penelitian sedangkan bagian utara Kabupaten Majalengka hanya ditemui tingkat kerawanan sangat rendah hingga sedang. Secara keseluruhan wilayah Kabupaten Majalengka didominasi oleh tingkat kerawanan longsor sedang yaitu sebesar 43,43%. Peta Daerah Rawan Longsor di Kabupaten Majalengka memiliki tingkat akurasi sebesar 55,26% dengan menghitung jumlah kejadian longsor tahun 2018 yang terjadi di daerah rawan longsor tinggi dan sangat tinggi. Hasil tersebut melebihi separuh dari data kejadian longsor yang terjadi di Kabupaten Majalengka sehingga peta yang dihasilkan adalah peta dengan tingkat akurasi yang baik.

The Majalengka Regency has a lot of physical characteristic with great potential for landslides to happen. To produce the map of susceptibility of landslide area in The Majalengka Regency, West Java using the modification of the Storie index method is the aim of this study. The modification of the Storie index method is taking into account the variables that influence the occurrence of landslides such as land use, slope, type of soil, and precipitation. From the map that is resulted, in general Majalengka Regency is dominated by moderate level to high level of susceptibility which are sca scattered from the middle part to the southern part of the region meanwhile in the northern part of Majalengka Regency could only be found very low level to moderate level of susceptibility. Overall, The Majalengka Regency Region is dominated by moderate level of susceptibility as big as 43.43%. The Susceptibility of Landslide Area Map in Majalengka Regency has accuracy rate of 55.26% by calculating the number of landslides happened in 2019 in high level and very high level of susceptibility area. The result exceeded half of the number of landslides happened in Majalengka Regency so the map produced is a map with good accuracy.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sareta Selaby
"

Majalengka adalah salah satu kabupaten di Indonesia yang termasuk daerah rentan terjadi tanah longsor. Tanah longsor di Kabupaten Majalengka menyebabkan kerugian yang sangat besar seperti kerusakan infrastruktur, kehilangan harta benda, hingga jatuhnya korban jiwa. Melihat dampak kerugian tersebut perlu dilakukan upaya mitigasi untuk mengurangi resiko dan kerugian dengan cara pembuatan peta rentan longsor. Penelitian ini bertujuan untuk memetakan wilayah rentan tanah longsor dan sebagai salah satu acuan untuk pemerintah dan instansi terkait guna mengurangi kerugian yang ditimbulkan. Metode yang digunakan adalah overlay menggunakan Spatial Multi Criteria Evaluation (SMCE), dengan menggunakan nilai pembobotan yang bersumber dari Peraturan Menteri PU NO.22/PRT/M/2007, Puslittanak Bogor (2014) dan Direktorat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana (2004). Kemudian dilakukan perbandingan dari sumber tersebut untuk mengetahui nilai pembobotan dengan akurasi tertinggi. Adapun variabel yang digunakan lereng, curah hujan, jenis tanah, litologi, dan penggunaan tanah. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa wilayah kerentanan tanah longsor di bagi menjadi wilayah tidak rentan, rendah, sedang, tinggi dan Kabupaten Majalengka di dominasi oleh tingkat kerentanan sedang. Untuk nilai akurasi peta kerentanan tanah longsor yang dihasilkan sumber nilai pembobotan dari Peraturan Menteri PU NO.22/PRT/M/2007 memiliki nilai akurasi paling tinggi sebesar 76%. Untuk pembobotan dari Puslittanak Bogor (2004) nilai akurasi 73%, sedangkan sumber pembobotan dari DVMBG (2004) memiliki nilai akurasi 69%.


Majalengka is one of the regencies in Indonesia which is considered as an area susceptibility to landslides. There were 67 landslides in 2019 causing damage to infrastructure, loss of property, and death. Seeing the impact of these losses it is necessary to mitigate efforts to reduce risks and losses by making landslide susceptibility maps. This study aims to map landslide susceptibility areas based on Geographic Information Systems (GIS) with overlays using the Spatial Multi-Criteria Evaluation (SMCE) method. The variables used slope, rainfall, soil type, lithology, and land use by comparing weighting values based on overlays, with values sourced from the Minister of Public Works Regulation NO.22 / PRT / M / 2007, Puslittanak Bogor (2014) and the Directorate of Volcanology and Disaster Mitigation (2004). The results of this study indicate that landslide susceptibility areas are divided into very low, low, moderate, high areas. For accuracy values on each landslide susceptibility map produced by the weighting value source of research, Minister of Public Works Regulation NO.22 / PRT / M / 2007 has the highest accuracy value of 76%. Weighting from Puslittanak Bogor (2004) the accuracy value is 73%, while the weighting source from DVMBG (2004) has an accuracy value of 69%.

"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aliza
"Kabupaten Majalengka dinilai oleh Pemerintah Provinsi Jawa Barat sebagai salah satu prioritas pembangunan infra struktur untuk menopang percepatan pembangunan seperti Bandara Internasional Jawa Barat, Kertajati Aero City, permukiman, rumah sakit, pusat perbelanjaan, bussines center, resort, sarana hiburan. Alih fungsi lahan dari tutupan vegetasi menjadi lahan terbangun akan memengaruhi suhu permukaan daratan yang memicu adanya fenomena urban heat island.
Tujuan penelitian ini untuk menganalisis distribusi spasial dan temporal urban heat island serta asosiasi tutupan lahan, kerapatan bangunan, dan kehijauan vegetasi terhadap suhu permukaan daratan di Kabupaten Majalengka tahun 2013, 2016 dan 2019. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini berupa tutupan lahan, kehijauan vegetasi, kerapatan bangunan, dan suhu permukaan daratan yang didapatkan dari hasil pengolahan Citra Landsat 8 Tahun 2013, 2016, dan 2019 yang divalidasi dengan data survei lapang pada 98 titik yang dipilih dengan metode randomsampling.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai suhu permukaan daratan Kabupaten Majalengka berada antara 15,26 derajat celsius hingga 39,99 derajat celcius. Fenomena urban heat island mendominasi bagian tengah hingga utara Kabupaten Majalengka dengan tutupan lahan berupa lahan terbangun, kehijauan rendah, dan kerapatan bangunan tinggi. Bagian selatan suhu permukaan daratan semakin rendah dengan tutupan lahan vegetasi, kehijauan vegetasi tinggi, dan kerapatan bangunan rendah. Suhu permukaan daratan rendah berasosiasi dengan kehijauan vegetasi tinggi dan kerapatan bangunan rendah sedangkan suhu permukaan tinggi berasosiasi dengan tutupan lahan terbangun dengan kerapatan bangunan tinggi.

The Majalengka Regency considering by The Government of West Java Province is one of the priorities of infrastructure development to sustain the accelerate of development such as West Java International Airport, Kertajati Aero City, settlements, hospitals, shopping centres, business centres, resorts, entertainment facilities. The conversion function of agricultural land into non-agricultural or industrial will affect land surface temperature, which triggers the urban heat island phenomenon.
The purpose of this study was to analyze the spatial and temporal distribution of urban heat island and the effect of land cover, building density, and vegetation greennesson land surface temperatures in Majalengka in 2013, 2016 and 2019. Variables used in this study were land cover, vegetation greenness, building density, and land surface temperature obtained from the processing of Landsat Image 8 of 2013, 2016, and 2019 are validating survey at 98 points selected by random sampling method.
The results showed that the land surface temperature values of Majalengka areas were between 15.26°C to 39.99°C. The phenomenon of urban heat island dominates the north to the Majalengka Regency. The Areas with low land surface temperatures found in areas with land cover in the form of built land, low greenness, and high building density. The southern of Majalengka Regency of the land surface temperature is getting lower with vegetation land cover, high vegetation greenness, and low building density. Low land surface temperature is associated with high vegetation greenness and low building density while the highest surface temperature associated with build up area with high building density.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Deni Casmadi
"ABSTRAK
Pelaksanaan program-program pembangunan yang tepat sasaran dan berhasil
memberikan manfaat bagi penerimanya sangat tergantung pada pengidentifikasian
yang akurat target kelompok dan wilayah yang ditargetkan (penerima). Begitu pula
halnya keberhasilan program pengentasan kemiskinan terletak kepada beberapa
langkah, yang dimulai dari formulasi kebijakannya dengan mengidentifikasi apa saja
yang menjadi karakteristik rumah tangga miskin dan bagaimana pengaruhnya
terhadap kemiskinan. Melalui penelitian ini diharapkan dapat diketahui karakteristik
kemiskinan sehingga dapat menentukan skala perioritas dalam pengentasan program
kemiskinan mana yang dikerjakan terlebih dahulu.
Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Majalengka dengan menggunakan data
Susenas kor Kabupaten Majalengka tahun 2014. Analisis yang dilakukan secara
deskriptif dan analisis regresi logistik menggunakan program pengolahan data
statistik STATA 11. Untuk mengetahui pengaruhnya dari faktor karakteristik rumah
tangga terhadap kemiskinan menggunakan metode analisis regresi logistik.
Hasil penelitian menunjukan bahwa faktor karakteristik yang paling
berpengaruh terhadap resiko kemiskinan di Kabupaten Majalengka adalah kepala
rumah tangga perempuan, jumlah anggota rumah tangga, status kepemilikan tempat
tinggal, kepala rumah tangga yang bekerja di sektor pertanian, kepala rumah tangga
dengan tingkat pendidikan sekolah dasar, rumah tangga yang tinggal di pedesaan
dan kepemilikan asset produktif.

ABSTRACT
Implementations of development programs are to provide benefits for the
recipient depends on the accurate identification of the target groups and the targeted
area (receiver). Similarly, the success of the poverty alleviation program is depend
on a few steps, starting from the formulation of policy by identifying what are the
characteristics of poor households and how they are affect poverty. This research is
expected to find the characteristics of poverty so that they can determine the scale of
priorities in the poverty alleviation program which is implemented.
This research was conducted in Kabupaten Majalengka using data Susenas
for Majalengka in 2014. The analysis conducted description and logistic regression
analysis using the statistical data processing program STATA 11. To determine the
effects of household characteristics on poverty the logistic regression analysis is
used.
The results showed that the characteristic factors that most influence on the
risk of poverty in Majalengka are female head of household, number of household
members, the ownership status of residence, occupations of household head on
agricultural sector, primary education of household head education level, resides of
house hold at rural areas and the ownership of productive asset."
2016
T46081
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sartika Rani
"Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya kematian ibu adalah : status reproduksi yang meliputi umur, paritas dan jarak kehamilan, status kesehatan yang dapat dilihat dari status gizi dan dapat diukur melalui Berat Badan (BB) serta lingkar lengan atas (LILA), perilaku sehat yang meliputi pemeriksaan kehamilan pertama (K1), pemeriksaan kehamilan keempat (K4), penolong persalinan dan faktor-faktor tidak terduga. AKI di Kabupaten Majalengka mengalami peningkatan yang sangat tajam dari tahun 2010 sebesar 132,83 per 100.000 kelahiran hidup meningkat menjadi 206,49 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2011. Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mendapatkan gambaran faktor-faktor yang mempengaruhi kematian ibu di Kabupaten Majalengka Tahun 2011. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain studi case control. Hasil analisis bivariat ditemukan hubungan bermakna pada K1 (p=0,000), K4 (p=0,000) dan penolong persalinan (p=0,000). Variabel tidak berhubungan adalah umur, paritas, jarak persalinan, BB dan LILA.

Factors that influence the occurrence of maternal mortality are reproduction ?. That include age, fertility ?., spacing of pregnancy, health ? can be seen from the nutritional?. And can be measured by weight and upper arm circumference, healty behavior, including the first prenatal care (K1), prenatal care fourth (K4), auxiliary labor and unforeseen factors. AKI in Majalengka District has increased very sharply from 2010 ?132,83 / 100.000 live births rose to 206,49 / 100.000 live births in 2011. General purpose of this study was to gain an overview of factors that influence maternal mortality in Majalengka District in 2011. This study is a quantitative research design with case control study. Result of bivariate analysis found significant relationships in K1 (p value=0,000), K4 (p value=0,000) and the helper of labor (p value=0,000). Unrelated variables are age, fertility ?., spacing of pregnancy, weight loss and LILA."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>