Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 8237 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Bramantio
"Cala Ibi adalah novel yang menghadirkan masalah pembacaan atas dirinya kepada pembacanya. Fakta yang demikian pada dasarnya disebabkan oleh ketidakgramatikalan Cala Ibi yang terbentuk oleh piranti sastra yang dimilikinva. Berkaitan dengan hal itu, penelitian ini bertujuan untuk menemukan strategi pembacaan Cala Ibi Dengan memanfaatkan naratologi yang dikembangkan Gerard Genette dan semiotika yang dikembangkan Michael Ritfaterre, ketidakgramatikalan tersebut dapat dipahami dan diubah menjadi gramatikal. Lebih lanjut, dapat diketahui pula bahwa Cala Ibi menyediakan panduan pembacaan bagi pembacanya. Dengan kata lain, Cala Ibi adalah novel yang memiliki kesadaran atas dirinya sendiri atau bersitat metafiksi. Penerimaan atas metafora sebagai hal yang wajar, pembentukan cakrawala harapan baru, dan keikhlasan mengikuti panduan Cala Ibi adalah tiga hal yang perlu dimiliki pembaca Cala Ibi. Dengan ketiga hal tersebut, pembaca dapat mengetahui bahwa kedua puluh empat bab Cala Ibi terdiri atas delapan bab bingkai-Maya dan enam belas bab bingkai-Maia yang mcmbcntuk garis-waktu kisah berupa angka delapan tanpa awal dan akhir. Pembaca pun pada akhirnya memahami bahwa memaknai Cala Ibi berati memahami gagasan-gagasan utamanya tanpa harus keluar dari teks. Dalam Skala yang lebih luas, Cala Ibi menghadirkan pemahaman sekaligus mengajak pembacanya untuk kembali kepada teks. Teks selalu memiliki kekuatannya sendiri dalam mengarahkan pembacaan atas dirinva, dan pembaca hams berkompromi dengan hal itu apabila ingin mendapatkan pemahaman yang tepat atas teks tersebut. Dengan demikian, teks harus dibaca secara utuh sebagai kesatuan.

Cala Ibi is a novel that presents reading problems to the readers. it is basically caused by ungrammaticalities which is constructed by its literary devices. To do with all those facts, this research attempts to find out reading strategy of Cala Ibi. By using Gerard Genette's theory of narrative and Michael Riffaterre's semiotics, its ungrammaticalities can be understood and changed into grammaticalities. Moreover, it is also can he known that ('ula ihi provides reading guidance for the readers. In other words., Cala Ibi is a sell-conscious or theta-fictional novel. Acceptance of metaphors as common thing, constructing new horizon of expectation and sincerity to follow Cala Ibi guidance must be owned by the readers. All those three give foundation to the readers to understand that twenty-four chapters of Cala Ibi consists of eight chapters of frame-Maya and sixteen chapters of frame-Maia which shape timeline of eight form without beginning or end. The readers finally understand that signification of Cala Ibi means understanding its main idea without look outside the text.In a wider perspective, Cala Ibi presents understanding and also invites the readers to return to the text. Text always has its own power to direct its reader, and the readers must compromise with it in case they want to grab the proper understanding of it. Thus, text must be read as a unity."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2008
T38835
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Nukila Amal
Jakarta: Pena Gaia Klasik, 2003
808.83 NUK c
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Tjahjono Widijanto
"Artikel ini mengkaji kumpulan cerpen Godlob karya Danarto dan novel Cala Ibi karya Nukila Amal dari sudut pandang realisme magis. Realisme magis dipahami sebagai gaya estetetik yang mengandung unsur-unsur magis bercampur aduk dengan realitas. Dalam realisme magis wilayah mistis dan realitas empiris diperlakukan sejajar karena yang fantasi dan supranatural mengakar pada realitas kultural dan historis. Kajian dalam tulisan ini berdasarkan pandangan bahwa teks sastra pasti akan terpengaruh oleh kultur masyarakat dan pengarangnya. Muatan makna yang terdapat di dalam karya sastra akan dipengaruhi dan ditentukan oleh kosmologi budaya, nila-nilai, norma, konvensi sosial budaya atau bahkan ideologi pengarangnya. Metode dalam tulisan ini menggunakan metode kualitatif deskriptif, yakni prosedur penelitian yang menghasilkan data-data deskriptif berupa kata-kata atau kalimat tertulis yang menunjukkan kadar realisme magis dalam cerpen-cerpen Danarto yang terkumpul dalam kumpulan cerpen Godlob dan dalam novel Cala Ibi karya Nukila Amal. Dalam kumpulan crpen Godlob karya Danarto maupun novel Cala Ibi Nukila Amal dapat ditemukan ciri-ciri realisme magis, yakni elemen yang tidak dapat direduksi, dunia fenomenal, keraguan-keraguan yang menggoyahkan, penggabuangan antara yang magis fantasi dengan realitas dan rusaknya batas, ruang, waktu dan identitas. Dalam cerpen-cerpen Danarto, realisme magis berlandaskan mistisisme Jawa berupa konsep-konsep sangkan paraning dumadi, mulihmulanira, dan manunggaling kawula-gusti, sedangkan dalam novel Cala Ibi, realisme magis berdasarkan mitos-mitos historis Ternate, dan sufisme Islam dengan konsep wahdatul wujud."
Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2018
810 JEN 7:1 (2018)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Syarafina Vidyadhana
"Studi ini mengeksplorasi novel "How Should a Person Be?" karya Sheila Heti sebagai narasi metafiksi yang terkait erat dengan wacana feminis, mengatasi kekurangan dalam analisis sastra kontemporer tentang metafiksi dan feminisme, khususnya dalam ranah Alt Lit. Dengan mengkaji teknik naratif dan kerangka feminis novel tersebut, penelitian ini mengungkapkan penyajian Heti tentang perjalanan protagonis menuju pemahaman diri di tengah harapan sosial dan penulisan maskulin, bertujuan untuk mengungkapkan munculnya konsep feminis dalam narasi metafiksi. Melalui analisis yang mendalam, studi ini mengungkapkan kedalaman tema novel dalam menantang narasi patriarki dan meretas pengalaman perempuan, pada akhirnya berargumen bahwa teknik metafiksi Heti menggambarkan konsep écriture féminine yang diusulkan oleh Helene Cixous."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anton Sutandio
"Dalam tesis ini, saya melakukan analisis pembacaan dekonstruktif dari empat novel karya Stephen King dalam konteks ideologi rasisme dan anti-rasisme. Saya tertarik melakukan analisis ini karena pendekatan dekonstruksi merupakan suatu pendekatan postsrukturalisme yang dinilai kontroversial. Selain itu, saya tertarik menerapkannya disebabkan oleh sifatnya yang `membangkang' terhadap paradigma-paradigma lama (dalam hal ini di negara Barat), sehingga banyak dikecam oleh pendekatan-pendekatan konvensional yang sudah ada. Empat novel yang saya pilih adalah IT, The Dark Tower II: The Drawing of the Three, The Green Mile dan Bag of Bones. Saya memilih empat novel ini dari kurang lebih 50 novel-novel King karena peranan tokoh-tokoh kulit hitam di dalamnya dominan dalam keseluruhan penceritaan, sehingga representasi mereka menarik untuk dianalisis.
Selain penggunaan pendekatan dekonstruktif, saya juga menerapkan satu teori sosiologi, terutama yang berhubungan dengan orang-orang kulit hitam dan orang-orang kulit putih, sebagai acuan dalam melakukan analisis. Didalamnya terdapat istilah representasi dan stereotipe yang merupakan dua istilah umum yang berkaitan erat dengan hubungan sosial antara orang-orang kulit hitam dengan orang-orang kulit putih.
Pendekatan lain yang saya terapkan dan juga berperan dalam analisis adalah pendekatan kajian budaya, terutama yang berhubungan dengan pemilihan novel populer. Ideologi juga merupakan konsep atau kategori penting dalam kajian budaya. Untuk menjelaskan istilah ideologi yang saya gunakan, saya meminjam definisi ideologi dari Anthony Fasthope dan Ben Agger, kemudian dihubungkan dengan analisis tesis.
Setelah menyelesaikan analisis pembacaan dekonstruktif empat novel yang dipilih dalam konteks ideologi rasisme dan anti-rasisme, saya berpendapat bahwa pendekatan dekonstruktif adalah suatu pendekatan yang menarik dan menantang untuk dilakukan. Saya berpendapat pendekatan ini telah memberikan warna baru dalam keragaman jenis kritik sastra yang telah ada.

In this thesis, I would like to do the analysis of deconstructive reading in four novels of Stephen King, in racism and anti-racism context. I am interested in doing this analysis because the deconstruction approach which is chosen is one of the post structuralism critical approaches that is considered to be controversial. One of the reasons is that one of its characteristics that `rebels' against the old-established paradigms (especially in the West). Later on, this caused criticism from other more conventional existed approaches. The four novels that have been chosen are IT,The Dark Tower II: The Drawing of the Three, The Green Mile and Bag of Bones. I chose these particular four novels out of about fifty novels written by King, for the reason that the roles of the black characters in these novels are quite dominant, thus their representation is interesting to analyze.
Besides the use of deconstructive approach, I also apply a sociology theory, particularly about the relation between the blacks and the whites. There are two significant terms in it, which are used in the analysis. They are representation and stereotype.
Another approach applied that also play important roles in the analysis is the cultural studies approach. This approach is particularly related to the popular novels which are chosen, and the ideology, which are ones of important concepts or categories in cultural studies. To explain the term ideology used, I borrow the definition from Anthony Easthope and Ben Agger, which later connected with the analysis.
After finishing the deconstructive reading of the four novels chosen in the context of racism and anti-racism ideology, I am of the opinion that deconstructive reading is a very challenging and interesting approach. I also believe that this approach has contributed a new insight to the variety of literary criticisms.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2003
T7174
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Lee, Seong Bok
Seoul: Nunhwakgwajiseongsa, 2008
KOR 895.710 8 LEE a
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
"Literary work is man's creative work that expresses the beauty of human being and becomes tools to deliver ideas that has been thought and felt by author about human life...."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Farel Adhinugraha
"Penelitian ini membahas mengenai prosedur penerjemahan kata sapaan pada novel Laskar Pelangi karya Andrea Hirata ke dalam bahasa Jerman yaitu Die Regenbogentruppe yang diterjemahkan oleh Peter Sternagel. Tujuan penelitian ini adalah untuk memaparkan prosedur penerjemahan yang digunakan penerjemah pada kata sapaan dari bahasa Indonesia ke dalam bahasa Jerman. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah kualitatif dengan cara deskriptif kepustakaan karena korpus penelitian ini merupakan sebuah novel. Teori yang digunakan untuk menganalisis data pada penelitian ini yaitu teori prosedur penerjemahan menurut Molina & Albir, Peter Newmark dan Suryawinata. Kata sapaan yang dianalisis dibagi menjadi satu kategori berdasarkan jenis kata sapaannya yaitu kata sapaan nama diri berjumlah 11 kasus, lalu berdasarkan prosedurnya yaitu tiga kasus menggunakan prosedur peminjaman murni, dua kasus menggunakan prosedur amplifikasi, dua kasus menggunakan prosedur reduksi, satu kasus menggunakan prosedur sinonim, satu kasus menggunakan prosedur padanan fungsional, satu kasus menggunakan prosedur penerjemahan harfiah, dua kasus menggunakan prosedur Couplets dan satu kasus menggunakan prosedur modulasi.

This research discusses the procedure for translating the forms of address in Andrea Hirata's novel Laskar Pelangi into German, namely Die Regenbogentruppe which was translated by Peter Sternagel. The purpose of this study is to describe the translation procedures used by the translator on the address form from Indonesian into German. The method used in this research is qualitative by means of descriptive literature because the corpus of this research is a novel. The theory used to analyze the data in this research is the theory of translation procedures according to Molina & Albir, Peter Newmark and Suryawinata. The addressing analyzed were divided into one category based on the type of addressing, namely 11 cases of personal name addressing, then based on the procedure, three cases used the pure borrowing procedure, two cases used the amplification procedure, two cases used the reduction procedure, one case used the synonymy procedure, one case used the functional equivalent procedure, one case used the literal translation procedure, two cases used the Couplets procedure and one used the modulation procedure."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2021
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Rahayu Wilujeng Kinasih
"Aliterasi merupakan alat stilitis bahasa berupa frasa atau kalimat dari lebih dari dua kata yang diawali dengan huruf yang sama. Pada penelitian ini, peneliti ingin memperlihatkan penerjemahan aliterasi pada novel serial A Series of Unfortunate Events. Pada seri novel ini, frasa beraliterasi dibagi menjadi tiga kategori: judul buku, nama, frasa nomina. Pada kategori judul buku, bentuk aliterasi pada semua data berhasil dipertahankan pada TSa. Pada kategori nama, 23 dari 28 data berhasil dipertahankan bentuk aliterasinya. Pada kategori frasa nomina, hanya 2 dari 90 data yang berhasil dipertahankan bentuk aliterasinya. Kesepadanan yang penerjemah capai pada penerjemahan yang bentuk aliterasinya tidak dapat dipertahankan adalah kesepadanan pragmatis. Sementara itu, kesepadanan yang dicapai penerjemah pada penerjemahan yang aliterasinya berhasil dipertahankan adalah kesepadanan bentuk. Dalam menerjemahkan aliterasi, prosedur penerjemahan kreasi diskursif adalah prosedur yang paling cocok digunakan. Dengan menggunakan prosedur itu, penerjemah memiliki lebih banyak pilihan utnuk menemukan padanan kata-kata yang memiliki huruf awal yang sama dan penerjemah juga dapat menggunakan padanan kata non-leksikal yang sesuai dengan konteks. Peneliti menyarankan penerjemah untuk melakukan kompensasi dalam menerjemahkan aliterasi. Penerjemah dapat menerjemahkan TSu yang tidak beraliterasi menjadi beraliterasi untuk menggantikan bentuk aliterasi yang hilang.

Alliteration is a language stylistic tool in the form of phrases or sentences of more than two words starting with the same letter. In this study, the researcher wanted to show the translation of alliteration in the novel series A Series of Unfortunate Events. In this series, the alliteration phrases are divided into three categories: book titles, names, noun phrases. In the book title category, the alliteration of all data was successfully maintained in ST. In the name category, the alliteration of 23 out of 28 data are successfully retained in ST. In the category of noun phrases, only 2 out of 90 data retained their alliteration form in ST. The equivalence that the translator achieves for translations that did not retain their alliteration is pragmatic equivalent. Meanwhile, the equivalence achieved by the translator for translations that retain the alliteration is form equivalence. In translating alliteration, the discursive creation procedure is the most suitable procedure to use. By using this procedure, the translator has more options to find the equivalent words that have the same initial letters, and the translator can also use non-lexical equivalent words that fit the context. Researcher suggests translators to do compensation in translating alliteration phrases. Translators can translate unalliterated phrases in SS into alliterated phrases."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>