Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 130306 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Poppy Yuditya Candralita Abidin
"Sumber daya manusia merupakan salah satu unsur yang harus diperhatikan oleh perusahaan, karena sumber daya manusia yang berkualitas akan menentukan keberhasilan perusahaan. Untuk menghasilkan kinerja yang memuaskan, maka kepuasan kerja karyawan perlu diperhatikan. Karena tercapainya tingkat kepuasan kerja karyawan akan memberikan umpan balik bagi motivasi karyawan untuk meningkatkan prestasi berdasarkan kemampuan, ketrampilan dan pengalaman. Penulisan skripsi ini bertujuan untuk mengukur tingkat kepuasan kerja karyawan di VICO Indonesia, yang merupakan suatu perusahaan yang telah berkecimpung dalam pengembangan sumber-sumber gas alam di Indonesia selama hampir 30 tahun.
Pada skripsi ini juga dipelajari dan dianalisa variabel kepuasan yang paling rendah, serta mengetahui faktor yang mempengaruhinya. Dengan penulisan skripsi ini diharapkan VICO Indonesia akan lebih memperhatikan kepuasan karyawannya dengan cara merancang dan menerapkan suatu strategi baru agar masalah-masalah kepuasan kerja ini dapat diperkecil atau bahkan dihilangkan sama sekali sehingga motivasi kerja terus menanjak, produktivitas meningkat dan pada akhirnya perusahaan akan merasakan hasilnya, yaitu kinerja dan keuntungan yang meningkat."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1999
S49863
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhtar Efendi
"ABSTRAK
Pekerjaan sebagai polisi adalah sebuah profesi yang sangat potensial menimbulkan stres. Hal ini dimungkinkan karena profesi ini khususnya polisi Sabhara mempunyai tugas yang sangat kompleks, yaitu tugas pokoknya sebagai pelayan dan pelindung masyarakat Keseharian tugas yang dilaksanakan antara lain dalam bentuk pengaturan, penjagaan, pengawalan dan patroli. Hal ini sangat potensial menimbulkan stres yang timbul dari tugas-tugas tersebut maupun sumber stres lain yang ikut berperan dalam pelaksanaan tugasnya. Menurut penelitian yang dilakukan sebelumnya stres dapat mempengaruhi kepuasan kerja seseorang. Sehingga untuk meningkatkan kepuasan kerja karyawan perlu dilakukan pengelolaan stres kerja agar dicapai hasil kerja yang optimal. Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara tingkat stres dan kepuasan kerja anggota Polri khususnya pada fungsi Sabhara. Sampel terdiri dari 106 anggota Sabhara yang dipilih dengan menggunakan metode non probability sampling dari wilayah Jakarta dan sekitarnya meliputi Polda Metro Jaya, Mabes Polri, Polres Jakarta Selatan, Polres Jakarta Timur, Polres Jakarta Barat, Polres Jakarta Utara dan Polres Depok. Untuk melihat hubungan stres dan kepuasan kerja tersebut dilakukan perhitungan nilai rata-rata dan korelasi pearson product moment pada kedua alat ukur. Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan negatif yang signifikan antara stres dan kepuasan keija hygiene. Disamping itu juga ditemukan hubungan negatif antara stres dengan kepuasan kerja motivator namun tidak signifikan pada level 0,05. Hal ini berarti ada hubungan terbalik antara tingkat stres dengan kepuasan keija faktor hygiene dan faktor motivator pada anggota polri Sabhara. Dengan perkataan lain, makin tinggi tingkat stres anggota Sabhara maka makin rendah kepuasan kerja (baik faktor hygiene dan motivator) yang dirasakan. Sebaliknya, makin rendah tingkat stresnya maka makin tinggi kepuasan kerja (hygiene dan motivator) yang dirasakannya. Mayoritas dari sampel penelitian ini terbatas pada anggota Sabhara dengan pangkat Bintara. Untuk mengatasi keterbatasan ini disarankan untuk melakukan penelitian pada sampel yang mencakup beibagai fungsi dan pangkat yang ada di Kepolisian. Dengan demikian diharapkan dapat diperoleh hasil penelitian yang dapat digeneralisasikan pada organisasi Kepolisian. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini, setidaknya dapat memberikan gambaran hubungan stres dan kepuasan kerja pada anggota Sabhara. Mengingat bahwa pada akhirnya kepuasan keija dan tingkat stres akan mempengaruhi produktifitas keija, disarankan agar dapat dikembangkan semacam pelatihan untuk mencegah dan mengelola stres yang mungkin dialami anggota Polri. Disamping itu, hasil tentang kepuasan kerja dapat menjadi masukan bagi organisasi Polri untuk dapat lebih meningkatkan kesejahteraan anggotanya."
2004
S3506
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Patricia Olivia
"Kepuasan kerja merupakan variabel perilaku organisasi yang penting. Imbalan yang didapat dari pekerjaan, dapat memenuhi berbagai kebutuhan manusia sehingga merupakan hal yang logis untuk memperkirakan bahwa imbalan merupakan hal yang dihargai dalam kehidupan kerja dan kehidupan secara keseluruhan pada karyawan. Keadaan ekonomi Indonesia yang masih belum benar-benar pulih dari knsis ekonomi tahun 1997, meningkatnya kemiskinan, banyaknya demonstrasi menuntut kenaikan gaji, hal-hal ini mendukung posisi imbalan sebagai sesuatu yang dianggap penting dan berharga dalam keija dan hidup karyawan.
Teori value yang diungkapkan oleh Locke mengatakan bahwa semakin seseorang menerima hasil yang mereka pentingkan atau hargai (value), semakin puas dirinya. Dunia kerja yang menyita hampir separuh dari kehidupan seorang karyawan mengindikasikan pentingnya kepuasan keija dalam hubungannya dengan kepuasan hidup. Selain itu didapati pula bahwa kepuasan imbalan berhubungan dengan kepuasan keadilan imbalan. Hal ini sesuai dengan teori equity yang dibuat oleh Adams, yang mengatakan bahwa individu membandingkan apa yang diterima dari organisasi (output) dengan apa yang dikontribusikan ke organisasi (input), lalu perbandingan atau rasio ini dibandingkan dengan rasio orang lain. Dalam penelitian ini, kepuasan keadilan imbalan juga dihubungkan dengan kepuasan keija dan kepuasan hidup.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menggambarkan dan melihat seberapa kuat hubungan di antara kepuasan keija, kepuasan imbalan, kepuasan keadilan imbalan, dan kepuasan hidup pada karyawan. Subyek penelitian adalah 100 karyawan yang bekeija di perusahaan swasta pada tingkat pelaksana di Jakarta. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan metode purposive sampling.
Desain penelitian yang dipilih adalah desain noneksperimental/survei dengan memakai skala (skala life satisfaction, MSQ, PSQ, dan pay equity comparisori) sebagai alat ukurnya. Pengolahan data dilakukan dengan korelasi, regresi, uji beda (t-test), dan crosstabs.
Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan yang signifikan antara kepuasan keija dengan kepuasan imbalan (r = 0,624), kepuasan keija dengan kepuasan hidup (r = 0,452), kepuasan imbalan dengan kepuasan hidup (r = 0,258), kepuasan keadilan imbalan dengan kepuasan imbalan (r = 0,747), dan kepuasan keadilan imbalan dengan kepuasan keija (r = 0,373), tapi hubungan signifikan antara kepuasan keadilan imbalan dengan kepuasan hidup gagal ditemukan."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2004
S3388
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Widodo Muktiyo
"ABSTRAK
Tesis ini membahas hasil penelitian mengenai Iklim Komunikasi Sebagai Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Kepuasan Kerja di P2G Madubaru PT, sebuah pabrik gula yang berlokasi di Yogyakarta.
Penelitian ini mengacu pada aasumsi bahwa keberadaan iklim komunikasi dalam organisasi perusahaan mempunyai pengaruh dalam pencapaian tingkat kepuasan kerja karyawannya. Tipe penelitian ini merupakan penelitian eksplanatif yang mencoba menjelaskan hubungan antar veriabel. Dengan menggunakan analisis korelasional dicoba dihubungkan antara variabel bebas iklim komunikasi yang meliputi daya dukungan, kepercayaan, partisipasi dalam pengambilan keputusan dan keterbukaan dengan variabel terikat tingkat kepuasan kerja.
Sedangkan yang dijadikan populasi adalah karyawan tetap P2G Madubaru PT yang jumlah keseluruhan ada 775 orang. Pemilihan objek penelitian ini didasarkan pertimbangan bahwa pada perusahaan tersebut merupakan perusahaan yang dimiliki oleh Keraton Kasultanan Yogyakarta sehingga diharapkan dapat memberikan suatu wawasan baru dalam terminologi Budaya Jawa. Untuk pengambilan sampel penelitian digunakan tehnik Stratified Random Sampling supaya masing-masing bagian dari populasi dapat terwakili secara proporsional dan dapat memberi gambaran secara utuh.
Dari permasalahan tersebut peneliti menarik suatu hipotesa bahwa "Apakah ada hubungan dan pengaruh antara iklim komunikasi dengan tingkat kepuasan kerja". Hasil penelitian melalui uji korelasi menunjukkan bahwa masing-masing variabel yang tercakup dalam iklim komunikasi mempunyai hubungan yang positif terhadap tingkat kepuasan kerja. Faktor kepercayaan mempunyai nilai yang paling besar (0,7706) dalam mewujudkan tingkat kepuasan kerja. Sedangkan partisipasi dalam pengambilan keputusan mempunyai nilai yang paling kecil yai.tu 0,6202. Hal ini menunjukkan bahwa aspek mempercayai bawahan ataupun tidak terlalu mendekti bawahan mempunyai sumbangsih yang besar dalam mewujudkan tingkat kepuasan kerja yang tinggi. Sedangkan keterlibatan dalam pengambilan keputusan tidak begitu dirisaukan oleh karyawan. Ini berarti bahwa situasi kerja dalam lingkup Budaya Jawa lebih menonjolkan aspek menghargai diri orang lain atau "nguwongke" bawahan.
Disamping itu dilihat dari masa kerja, tingkat pendidikan dan faktor usia karyawan menunjukkan bahwa masa kerja paling banyak mempengaruhi hubungan antara faktor daya dukungan dan tujuan prestasi yang tinggi dengan tingkat kepuasan kerja. Tingkat pendidikan paling banyak mempengaruhi hubungan antara faktor kepercayaan dan partisipasi dalam pengambilan keputusan dengan tingkan kepuasan kerja. Sedangkan faktor usia paling banyak mempengaruhi hubungan antara faktor keterbukaan dengan tingkat kepuasan kerja."
1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agus Winarto
"Keberhasilan suatu organisasi sangat ditentukan oleh bagaimana karyawan dalam bekerja sehingga rendah dan tingginya produktivitas karyawan sangat menentukan perusahaan akan maju atau tidak. Oleh karena itu, setiap organisasi akan berusaha mengajak karyawannya untuk dapat bekerja dengan baik, dengan demikian tujuan organisasi dapat tercapai dengan baik.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kompensasi, iklim organisasi dan motivasi dengan kepuasan kerja karyawan di lingkungan karyawan Koperasi KODANUA Jakarta. Metode penelitian yang di gunakan adalah penelitian deskriptif kuantitatif, dengan populasi penelitian adalah karyawan Koperasi Kodanua Jakarta dan pengambilan data dilakukan atas dasar populasi.Teknik pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan daftar pertanyaan ( angket ), dan dalam analisis data dilakukan dengan menggunakan teknik korelasi dan regresi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa hubungan parsial antara persepsi terhadap kompensasi finansial dengan kepuasan kerja karyawan mempunya angka korelasi sebesar r = 0,484 pada taraf signifikansi 0,000. Sedangkan hubungan parsial antara kompensasi non finansial dengan kepuasan kerja angka korelasi sebesar r = 0,482 pada taraf signifikansi 0,000. Begitu pula dengan persepsi iklim organisasi dengan kepuasan kerja angka korelasi sebesar r = 0,408 pada taraf signifikansi 0,000, dan terakhir persepsi motivasi dengan kepuasan kerja angka korelasi sebesar r = 0,316 pada taraf signifikansi 0,000. Sedangkan hubungan antara kompensasi finansial, kompensasi non finansial, iklim organisasi, motivasi dengan kepuasan kerja karyawan sebesar R = 0,555.
Dari hasil analisis regresi didapatkan hasil nilai F = 16,319 pada taraf signifikansi serta R2 = 0,308. Hal ini berarti kepuasan kerja karyawan dikontribusikan oleh persepsi kompensasi finansial, non finansial, iklim organisasi dan motivasi sebesar 30,8 % sisanya 69,2 % ditentukan faktor lain.
Dengan memasukkan variabel kontrol yaitu jenis kelamin, umur, status perkawinan, tingkat pendidikan, sebagai variabel bebas, maka didapatkan F = 4,921 dengan taraf signifikansi 0,000 dan nilai R2 = 0,328. . Hal ini menunjukkan bahwa variabel persepsi kompensasi finansial, non finansial, iklim organisasi, motivasi, jenis kelamin, umur, status perkawinan, tingkat pendidikan secara bersama-sama mempengaruhi kepuasan kerja karyawan sebesar 32,8 % sedangkan sisanya sebesar 67,2 % ditentukan faktor lain.
1. Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara kompensasi baik finansial dan non finansial dengan kepuasan kerja karyawan.
2. Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara iklim organisasi dengan kepuasan kerja karyawan.
3. Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara motivasi dengan kepuasan kerja karyawan.
4. Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara kompensasi finansial dan non finansial, iklim organisasi dan motivasi dengan kepuasan kerja karyawan.
Berdasarkan hasil penelitian tersebut, maka kompensasi finansial dan non finansial, iklim organisasi serta motivasi perlu kiranya mendapat perhatian agar karyawan dapat melaksanakan tugasnya dengan baik, disamping itu perlu pula diperhatikan faktor lain yang berpengaruh terhadap kepuasan kerja karyawan."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2001
T10120
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tarcisia Widjajastuti, exeminer
"Penelitian ini dilakukan dengan tujuan menguji hubungan antara kompensasi, iklim organisasi dan kepuasan kerja karyawan di Pelayanan Kesehatan St. Carolus (selanjutnya akan disebut PK St. Carolus) Jakarta. Populasi pada penelitian ini adalah karyawan PK St. Carolus bidang kesehatan (perawat) dan bidang non kesehatan (bukan perawat) yang berlatar belakang pendidikan setingkat SLTA, D III dan S I yang berjumlah 1274 orang. Sampel ditetapkan menurut tabel Krejcie sebanyak 297 orang yang diambil dengan cara cluster proportionate random sampling, sehingga semua strata terwakili.
Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan kuesioner tertutup yang terdiri dari 4 bagian. Bagian pertama berisi pertanyaan yang berkaitan dengan sosio-demografi sebanyak 9 pertanyaan. Bagian ke-dua pertanyaan yang berkaitan dengan kompensasi (X1), yang dibagi menjadi 2 bagian yaitu kompensasi finansial dan kompensasi non finansial, masing-masing terdiri dari 16 butir pertanyaan. Bagian ke-tiga adalah pertanyaan yang berkaitan dengan iklim organisasi (X2) terdiri dari 20 butir pertanyaan. Akhirnya bagian ke-empat adalah pertanyaan tentang kepuasan kerja (Y), terdiri dari 20 butir pertanyaan.
Pengolahan dan analisis data menggunakan komputer. Untuk mengetahui kecenderungan beberapa variabel sosio demografi dengan kepuasan kerja, digunakan tabulasi silang (Crosstab), sedangkan untuk menguji hubungan antara kompensasi, iklim organisasi dengan kepuasan kerja digunakan korelasi Pearson. Untuk menentukan faktor penentu kepuasan kerja digunakan regresi linear ganda.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa hubungan antara kompensasi (X1) dengan kepuasan kerja (Y) diperoleh nilai r = 0, 533 pada α 0,000 dan R2 = 0,285; maka Ho ditolak. Tingkat hubungan sedang dan pengaruh kompensasi pada kepuasan kerja sebesar 28,5%. Untuk hubungan antara iklim organisasi (X2) dengan kepuasan kerja (Y) diperoleh r = 0,631 pada α 0,000 dan R2 = 0,399; maka Ho ditolak. Tingkat hubungan kuat dan pengaruh iklim organisasi terhadap kepuasan kerja sebesar 39,9%. Untuk hubungan antara kompensasi (X1), iklim organisasi (X2) dengan kepuasan kerja (Y) digunakan teknik regresi ganda, hasilnya untuk kompensasi r = 0,662 pada α 0,000 dan R2 = 0,039 pada α 0,000; dan iklim organisasi hasilnya r = 0,631 pada α 0,000 dan R2 = 0,399 pada α 0,000. Maka Ho ditolak, tingkat hubungan kuat dan pengaruh kompensasi dan iklim organisasi secara bersama-sama terhadap kepuasan sebesar 43,4%.
Selanjutnya hasil uji beda untuk membedakan kepuasan kerja antara perawat dengan bukan perawat dengan teknik uji beda t-test independent sampel karena jumlah sampel antara perawat dan bukan perawat tidak sama. Diperoleh hasil t hitung - 0,679 pada α 0,642; maka Ho diterima dan Ha ditolak, artinya tidak ada perbedaan kepuasan kerja ditinjau dari aspek bidang kesehatan (perawat) dan aspek bidang non kesehatan (bukan perawat). Hal ini juga didukung oleh hasil tabulasi silang antara variabel sosio-demografi lainnya yaitu: lama bekerja (masa kerja), agama dan pelatihan, masing-masing dengan kepuasan kerja. Hasilnya semua menunjukkan kecenderungan yang sama terhadap kepuasan kerja."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2001
T10119
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Warno Hidayat
"Kajian utama dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menjawab inti permasalahan; sejauh manakah hubungan yang terjalin antara ikiim organisasi, motivasi dan kompensasi dengan kepuasan kerja karyawan RS Mitra Keluarga Jatinegara. Ini berarti ada 4 variabel yang diteliti, yaitu variabel iklim organisasi (X1), motivasi (X2), kompensasi (X3) dan variabel kepuasan kerja (Y).
Penulis melakukan penelitian ini karena melihat bahwa aspek Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan aspek yang sangat penting dalam pengembangan organisasi, baik organisasi bisnis maupun non bisnis. Didalam pengembangan organisasi, khususnya organisasi Rumah Sakit, peningkatan kualitas sistem dan teknologi harus dibarengi dengan peningkatan kualitas pelayanan dengan cara pembudayaan sikap dan perilaku dari semua anggota organisasi. Jadi agar visi, misi dan tujuan dari Rumah sakit dapat tercapai dengan baik, pelaku organisasi, dalam hal ini seluruh tenaga kerja/karyawan adalah pihak yang sangat berperan dalam hal tersebut. Oleh karena itu, kepuasan kerja karyawan harus diperhatikan. Jika kepuasan kerja karyawan tinggi, karyawan akan bekerja dan memberikan kontribusi yang maksimal untuk pengembangan dan peningkatan kualitas Rumah Sakit. Iklim organisasi, motivasi dan kompensasi adalah faktor yang dapat mempengaruhi tingkat kepuasan kerja mereka. Untuk itu penelitian terhadap 4 hal tersebut sangat penting dilakukan sebagai bahan kajian dalam peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia dan organisasi Rumah Sakit itu sendiri.
Untuk mendapatkan data, penulis menggunakan kuesioner yang disebarkan kepada karyawan di lingkungan RS Mitra Keluarga Jatinegara dengan jumlah 310 orang. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan teknik sensus guna menghindari kesalahan dalam pengambilan sampling.
Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan 4 hipotesis mengenai hubungan, yaitu antara iklim organisasi (X1), motivasi (X2) dan kompensasi (X3) masing-masing dengan kepuasan kerja (Y) serta hubungan antara iklim organisasi (X1), motivasi (X2) dan kompensasi (X3) secara bersamaan dengan kepuasan kerja (Y). Untuk pengujian hipotesis ini ditetapkan nilai taraf signifikan α≤ 0,05. Ho yang menyatakan tidak ada hubungan akan ditolak jika α≤ 0,05.Hasil penelitian menunjukkan bahwa untuk hubungan X1 (iklim organisasi) dengan Y (kepuasan kerja) diperoleh nilai r = 0,597 pada to = 000 dan r2 = 0,356. Maka Ho ditolak, tingkat hubungan sedang dan pengaruh iklim organisasi terhadap kepuasan kerja sebesar 35,6%. Untuk hubungan X2 (motivasi) dengan Y (kepuasan kerja) diperoleh nilai r = 0,141 pada to = 0,013 dan r2 = 0,020. Maka Ho ditolak, tingkat hubungan sangat rendah dan pengaruh motivasi terhadap kepuasan kerja sebesar, 2%. Untuk hubungan X3 (kornpensasi) dengan Y (kepuasan kerja) diperoleh nilai r = 0,625 pada to = 0,000 dan r2 = 0,391. Maka Ho ditolak, tingkat hubungan kuat dan pengaruh kompensasi terhadap kepuasan kerja sebesar 39,1%. Untuk hubungan X1 (iklim organisasi), X2 (motivasi) dan X3 (kompensasi) secara bersamaan dengan Y (kepuasan kerja) diperoleh nilai r = 0,683 pada α = 0,000 dan r2 = 0,467. Maka Ho ditolak, tingkat hubungan kuat dan pengaruh iklim organisasi, motivasi dan kompensasi secara bersamaan terhadap kepuasan kerja sebesar 46,7%.
Terakhir, teknik regresi digunakan untuk mendapatkan model persamaan yang akan memprediksi pengaruh hubungan antar variabel. Dari hasil pengolahan data, diperoleh persamaan sebagai berikut :
Y = 12,733 + 0,582 X1, untuk persamaan hubungan antara X1 dengan Y.
Y = 30,154 + 0,129 X2, untuk persamaan hubungan antara X2 dengan Y.
Y = 18,787 + 0,473 X3, untuk persamaan hubungan antara X3 dengan Y.

Relations Analysis Between Organization Climate, Motivation,Compensation And Employee Satisfaction In Mitra Keluarga Jatinegara HospitalThe major study in this research is to getting to know and answer the question " How far is the relationship between organization climate, motivation, and compensation could impact to the employee satisfaction in Mitra Keluarga jatinegara Hospital. This mean they are exist 4 the variable which will be research are: organization climate variable (X1), motivation (X2), compensation (X3) and work satisfaction variable (Y).
The reason of the writer doing this research, because of seeing that the Human Resource aspect is the most important aspect in organization development, whether in business organization or unprofitable organization, in relation to develop the organization, especially in Hospital organization, system quality improvement and technology has grow together with service quality improvement, the way to do it is by cauterizing the attitude and behavior for all organization members. Therefore to achieve the vision, mission and the goal of hospital going well, organization behavior, in this case, all employees have the most important role. Moreover their satisfaction has to be noticed, if their satisfaction is high, they will work hard and give maximal contribution for developing and increasing the hospital quality. Organization climate, motivation and compensation are the factor which could influence their work satisfaction. Therefore, the fourth (4) element above is important to be researched for studies material in the effort to increase the quality of Human Resources and hospital organization it selves.
For gathering the data, the writer use questioner which spread to employee in Mitra Keluarga Jatinegara Hospital, in the amount of 310 employee. The data collection being taken by using census technique for avoiding a mistake.
This research have a goal to proof four (4) hypothesis concerning the relation between variable which are : organization climate (X1), motivation (X2) and compensation (X3) each of them compare with work satisfaction (Y) and also the relationship between organization climate (X1), motivation (X2) and compensation(X3) together with work satisfaction (Y). for testing this hypothesis , determined the standard significant value α≤0,05. Ho which state there are no relation will rejected if α≤0,05.
For relationship XI (organization climate) against Y (work satisfaction) get the score r = 0,597 at α = 0,000 and r2 = 0,356. therefore Ho rejected, the level of relationship is medium and side effect of organization climate against work satisfaction is 35,6%. For relationship X2 (motivation) against Y (work satisfaction) get the score r = 0,141 at α = 0,013 and r2 = 0,020, therefore Ho rejected, the level of relationship is very low and side effect of motivation against work satisfactions is 2%. For relationship X3 (compensation) against Y (work satisfaction) get the score r = 0.625 at α = 0,000 and r2 = 0.391. therefore Ho rejected, the level of relationship is strong and side effect of compensation against work satisfactions is 39,1%. For relationship X1 (organization climate), X2 (motivation) and X3 (compensation) together with Y (work satisfaction) will get the score r = 0,683 at α = 0,000 and r2 = 0,467. Therefore Ho rejected, the level of relationship is strong and side effect of organization climate, motivation and compensation together against work satisfactions is 46, 7%.
For the last one, regression technique being use for getting an equation model which will estimate / predict the relation influences among the variable. Base on processing data result, the equation model are as follows:
Y = 12,733 + 0,582 X1, for relation equation between X1 and Y
Y = 30,154 + 0,129 X2, for relation equation between X2 and Y
Y= 18,787 + 0,473 X3, for relation equation between X3 and Y."
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2001
T2869
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Temaluru, Yohanes
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara Komitmen dan faktor-faktor Demografik dengan kepuasan kerja karyawan; perbedaan komitmen karyawan terhadap perusahaan berdasarkan faktor-faktor demografik; perbedaan kepuasan kerja antar karyawan berdasarkan faktor-faktor demografik.
Komitmen yang dimaksudkan di atas, baik secara keseluruhan (komitmen total) maupun berdasarkan komponen-komponen komitmen yaitu komitmen Afektif, komitmen Kontinuans, komitmen Normatif. Faktor-faktor demografik terdiri dari usia, jenis kelamin, pendidikan, dan masa kerja. Sedangkan kepuasan kerja diperoleh melalui formulasi (rumus).
Kepuasan Kerja = Kepentingan (Harapan - Kenyataan).
Penelitian ini menggunakan metode Non Eksperimental yang bersifat Ex Post Facto. Responden (subyek) penelitian berjumlah 166 orang. Pengukuran menggunakan skala Likert dengan skala 1 sampai dengan 5. Teknik analisis yang digunakan adalah Regresi Berganda pada taraf signifikansi = 0.05. Sedangkan uji perbedaan komitmen dan kepuasan kerja berdasarkan faktor-faktor demografik menggunakan Uji-T dan Anova Satu Arah.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara keseluruhan (bersama) terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara komitmen pada organisasi (juga komponen-komponen komitmen) dan faktor-faktor demografik dan kepuasan kerja baik secara keseluruhan maupun berdasarkan Kepentingan, Harapan dan Kenyataan.
Dari hasil tersebut, ternyata bahwa hasil positif dan signifikan merupakan pengaruh komitmen, sedangkan pengaruh faktor-faktor demografik tidak signifikan. Berdasarkan komponen-komponen komitmen, komitmen Afektif berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan kerja total dan kepuasan kerja berdasarkan Kenyataan; komitmen Normatif berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan kerja berdasarkan Kepentingan dan Harapan. Sedangkan pengaruh komitmen Kontinuans tidak signifikan.
Hasil uji perbedaan komitmen berdasarkan faktor-faktor demografik, semuanya tidak signifikan. Sedangkan pada uji perbedaan kepuasan kerja, hanya pada faktor usia terdapat perbedaan yang signifikan terhadap kepuasan kerja keseluruhan, dan juga terhadap aspek-aspek kepuasan kerja work it-self, kondisi kerja, dan supervise. Sedangkan pada faktor demografik lainnya, hasil uji perbedaan tidak signifikan.
Meskipun hasil penelitian ini menunjukkan ada hubungan yang positif dan signifikan antara komitmen terhadap perusahaan (organisasi) dengan kepuasan kerja, namun belum dapat dikatakan sempurna mengingat berbagai keterbatasan yang dijumpai dalam penelitian ini, khususnya menyangkut instrumen kuesioner dan responden (subyek) penelitian. Oleh karena itu disarankan agar untuk penelitian yang sama kuesioner didisain menjadi lebih singkat dan padat sehingga tidak menimbulkan beban dan rasa jenuh responden yang berakibat terjadinya respons error. Besar sampel penelitian juga perlu dipertimbangkan dengan mengingat analisis statistik yang digunakan."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Herni Kartika Ratri
"Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh Kepuasan Kerja, Komitmen Organisasi, dan Persepsi Mengenai Dukungan Organisasi terhadap Keinginan Karyawan untuk Keluar dari Perusahaan Karyawan di PT. PAM Lyonnaise Jaya (PALYJA), Jakarta. Secara spesifik akan dianalisis hubungan antar dimensi antara Persepsi Mengenai Dukungan Organisasi, Kepuasan Kerja, Komitmen Organisasi, dan Keinginan Karyawan untuk Keluar dari perusahan. Penelitian ini juga akan menganalisis peran Komitmen Organisasi sebagai mediator antara Kepuasan Kerja dan Persepsi Mengenai Dukungan Organisasi dengan Keinginan Karyawan untuk Keluar dari Perusahaan.
Dalam penelitian sebelumnya, telah ditemukan bahwa Keinginan Karyawan untuk Keluar dari Organisasi terutamanya dipengaruhi Kepuasan Kerja. Jika Karyawan memiliki kepuasan kerja yang tinggi, maka Keinginannya untuk keluar dari perusahaan akan turun. Hubungan negatif serupa ditemukan juga pada Komitmen Organisasi dan Persepsi Mengenai Dukungan Organisasi terhadap Keinginan Karyawan untuk Keluar dari Organisasi. Beberapa penelitian juga menemukan bahwa semakin tinggi Persepsi Mengenai Dukungan Organisasi, maka kepuasan kerja dan komitmen organisasi yang dimiliki karyawan juga akan meningkat. Komitmen organisasi juga ditemukan sebagai mediator hubungan antara kepuasan karyawan dan Persepsi Mengenai Dukungan Organisasi terhadap keinginan karyawan untuk keluar dari perusahaan.
Metoda yang digunakan dalam penelitian ini adalah metoda deskriptif analitis. Pengambilan data dilakukan pada bulan Mei ? Juni 2008 melalui kuesioner dengan jumlah butir pernyataan sebanyak 40. Jumlah responden yang isian kuesionernya dipakai dalam penelitian adalah sebanyak 102 orang yang dipilih secara acak. Sebelum dilakukan pengolahan data, instrumen penelitian diuji validitas dan reliabilitasnya dengan menggunakan software SPSS versi 15.0, berturut-turut menggunakan spearman-rank dan koefisien Alpha Cronbach. Dalam melaksanakan pengolahan data untuk memperoleh statistik deskriptif, penulis menggunakan MsExcel 2003, sedangkan untuk statistik inferensi, penulis menggunakan Structured Equation Modelling (SEM) dalam LISREL 8.30 untuk menguji model hubungan struktural yang dihipotesiskan dalam penelitian ini.
Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini menunjukkan bahwa Keinginan Karyawan untuk Keluar dari Perusahaan terutamanya dipengaruhi secara negatif oleh besarnya Persepsi Karyawan akan Dukungan Organisasi. Selain itu keinginan karyawan untuk keluar dari perusahaan juga dipengaruhi secara negatif oleh Komitmen Organisasi dan Kepuasan Kerja. Persepsi Mengenai Dukungan Organisasi secara positif memiliki pengaruh terhadap Kepuasan Kerja dan Komitmen Organisasi. Karyawan yang merasa bahwa perusahaan memberikan penghargaan terhadap ide dan kontribusi karyawan, menunjukkan kepedulian terhadap masalah karyawan, dan memberikan perhatian terhadap kesejahteraan karyawan, akan memiliki tingkat kepuasan kerja yang tinggi.
Tingkat kepuasan kerja yang tinggi akan berpengaruh positif terhadap komitmen karyawan terhadap organisasi. Di sisi lain, persepsi karyawan akan dukungan organisasi juga secara langsung berpengaruh positif terhadap komitmen organisasi. Penghargaan dan perhatian yang diberikan oleh perusahaan terhadap karyawannya, akan membuat karyawan merasa memiliki komitmen untuk tetap bekerja di perusahaan. Karyawan dengan komitmen organisasi yang tinggi akan cenderung loyal terhadap perusaahaan, sehingga keinginannya untuk meninggalkan perusahaan rendah. Melalui uji kecocokan model, diperoleh hasil bahwa model yang diajukan sudah sesuai dengan data. Dari pengujian mediasi, ditemukan bahwa komitmen organisasi ini menjadi mediator hubungan antara persepsi mengenai dukungan organisasi dengan keinginan karyawan untuk keluar dari organisasi.
Untuk organisasi, hasil penelitian ini menegaskan persepsi karyawan akan dukungan organisasi memiliki peranan penting dalan menentukan keinginan karyawan untuk keluar dari perusahaan, baik secara langsung, maupun lewat pembentukan kepuasan kerja dan komitmen organisasi. Untuk mempertahankan karyawannya, pihak manajemen dituntut untuk lebih memberikan penghargaan terhadap ide dan kontribusi karyawan, perhatian terhadap permasalahan karyawan, dan juga perhatian terhadap kesejahteraan karyawannya. Hal tersebut dapat dilakukan dengan memberikan penghargaan terhadap prestasi yang dilakukan oleh karyawan, misalnya dengan pemberian bonus yang besarnya disesuaikan dengan kinerjanya selama periode tertentu atau memberikan penghargaan kepada karyawan yang telah bekerja sekian lama. Untuk penelitian selanjutnya disarankan untuk juga meneliti faktor-faktor lain yang bisa mempengaruhi keinginan karyawan untuk keluar dari perusahaan, seperti karakter individu, persepsi mengenai ketebatasan alternatif lapangan kerja, kompensasi, iklim organisasi, kepemimpinan, lingkungan organisasi, dan budaya organisasi.

The objective of this study was to understand the relationship among Job Satisfaction, Organizational Commitment, Perceived Organizational Support and Intention to Leave within PALYJA?s employee. More detail analysis was performed to the relationship among each dimension, Job Satisfaction, Organizational Commitment, Perceived Organizational Support and Intention to Leave. Analysis was also performed to examine the role of Organizational Commitment as mediator in the relationship between Job Satisfaction, and Perceived Organizational Support with Intention to Leave.
Previous researches had found that intention to leave was explained best by Job Satisfaction. Employee with higher Job Satisfaction will exhibit low intention to leave. Similar negative relationships were also found between Organizational Commitment and Intention to leave and between Perceived Organizational Support and Intention to leave. Other researches also found that the higher the Perceived Organizational Support, the higher Job Satisfaction and Organizational Commitment would be. Organizational Commitment also had been indicated as a mediator in the relationship between Organizational Commitment and Intention to leave and between Perceived Organizational Support and Intention to leave.
The research used descriptive analytical methods. The data was collected using a questionnaire and the survey was conducted during May ? June 2008. The respondent was randomly picked. The number of valid questionnaire was 102. The validity and reliability of the instruments had been tested using SPSS versi 15.0. Spearman-rank and Alpha Cronbach was the method in performing the test respectively. Descriptive statistics was obtained using MsExcel 2003, and Inferential Statistic was obtained using Structured Equation Modelling (SEM) in LISREL 8.30 to test the hypothesized structural model.
The result of the research was that Intention to Leave is mostly affected negatively by Perceived Organizational Support. Intention to leave is also affected by Job Satisfaction and Organizational Commitment. Perceived Organizasional Support positively have impact on Job Satisfaction and Organizational Commitment. Employee who feels that his company giving appreciation to their ideas and contributions, pay attention to their problems, and care about their prosperity and job satisfaction, will have high job satisfaction.
Higher level of job satisfaction will increase employee commitment. In other side, Perceived Organisational Support will directly affect Organizational Commitment. Company?s appreciation and attention towards its employees, will develop their commitment to stay within the organisation. Employee with higher organisation commitment tends to more loyal to his company therefore will decrease their intention to leave. The result of model fit test can be summarised that the proposed model has fit the data. From mediation test, also found that Organisational Commitment is a mediator in the relationship between Perceived Organisational Support with Intention to Leave.
Suggestion for management, this study implies that Perceived Organisational Support have important role in employee?s intention to leave, directly and indirectly by affecting the Job Satisfaction and Organisational Commitment. In order to retain its employee, management should give more appreciation to employee?s ideas and contribution; paying more attention to their problems; and also giving more concern to their prosperity and satisfaction. Suitable retention program can be done by giving appreciation to employee?s outstanding contribution, by giving bonuses based on their achievement during a certain period or giving appreciation for employee?s lifetime service. For the future researches, it suggested to study other factor that can affect employee?s intention to leave, such as employee?s characteristics, employee?s perception on limited alternative job, compensation, organisational climate, leadership, organisational environment, and organisational culture."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2008
T24439
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>