Ditemukan 39 dokumen yang sesuai dengan query
Soerjono Soekanto
Jakarta: Rajawali , 1986
301 SOE t
Buku Teks SO Universitas Indonesia Library
"The Anthem Companion to Talcott Parsons offers the best contemporary work on Talcott Parsons, written by the best scholars currently working in this field. Original, authoritative and wide-ranging, the critical assessments of this volume will be useful to graduate students, faculty, and Parsons scholars."
London: Anthem Press, 2016
e20519782
eBooks Universitas Indonesia Library
Meri Sa`adah
"Penelitian mengenai kesantunan imperatif bahasa Jepang bertujuan untuk mengamati serta memerikan bentuk-bentuk ujaran dan strategi kesantunan yang digunakan untuk menyampaikan pesan imperatif di dalam bahasa Jepang. Teori yang menjadi landasan dalam penelitian ini adalah teori Austin (1962) mengenai tindak tutur, teori Grice (1975) mengenai implikatur percakapan, teori Kindaichi Haruhiko (1989) mengenai jenis kalimat dalam bahasa Jepang, teori Leech (1980, 1983) mengenai prinsip kesantunan, serta teori Brown dan Levinson (1978) tentang kesantunan berbahasa. Korpus penelitian berupa komik bahasa Jepang yang berjudul Yasha karya Yoshida Akimi dan Konjaku Monogatari (Ge) karya Mizuki Shigeru. Penelitian dilakukan dengan mengumpulkan data ujaran imperatif yang muncul di dalam komik yang kemudian diklasifikasi berdasarkan bentuk ujarannya. Selanjutnya dilakukan analisis terhadap aspek-aspek di luar kebahasaan dan strategi kesantunan yang digunakan dalam masing-masing ujaran tersebut. Dari analisis data penelitian ini diperoleh temuan bahwa suatu pesan imperatif (perintah) tidak hanya dapat disampaikan dengan menggunakan ujaran dalam bentuk imperatif, tetapi juga dapat disampaikan dengan menggunakan ujaran dalam bentuk deklaratif dan deklaratif-transmisif. Pilihan strategi kesantunan yang digunakan dalam melakukan perintah adalah dengan tindak tutur langsung dan tindak tutur tidak langsung. Tindak tutur langsung suatu perintah dituturkan dengan menggunakan ujaran imperatif; sedangkan tindak tutur tidak langsung dituturkan dengan menggunakan ujaran deklaratif dan ujaran deklaratiftransmisif. Temuan lain yang menarik adalah penutur berbahasa Jepang cenderung memilih menggunakan tindak tutur tidak langsung dalam melakukan suatu perintah. Dalam analisis terlihat juga bahwa penutur yang memiliki kedudukan lebih tinggi cenderung memiliki kebebasan untuk memilih ujaran mana yang ingin digunakan dalam memerintah; sedangkan penutur yang berkedudukan lebih rendah justru sebaliknya. Walaupun demikian, ada kalanya pada situasi yang memerlukan keefisiensian ujaran (pada saat mendesak/darurat) penutur yang memiliki kedudukan lebih rendah dapat dengan bebas memilih ujaran yang ingin digunakan (bahkan ujaran yang pada saat normal tidak umum digunakan)."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2008
S13740
UI - Skripsi Open Universitas Indonesia Library
Wearne, Bruce E.
Cambridge Cambridge University Press 1989,
301.092 Wea t
Buku Teks Universitas Indonesia Library
Washington United States : Information Agency, 1973
301 KNO
Buku Teks SO Universitas Indonesia Library
"Penelitian mengenai modus imperatif dalam kitab Adiparwa bertujuan untuk mendeskripsikan karakteristik atau penanda yang menjadi ciri modus imperatif bahasa Jawa Kuna sehingga modus imperatif itu dapat dibedakan dari modus lainnya. Adapun cara rnembedakannya melalui ciri bentuk dan ciri sintaksisnya. Kedua hal itu berkaitan dengan proposisi dan makna gramatikal kalimat. Pengumpulan data dilakukan melalui data tertulis bahasa Jawa Kuna dari kitab Adiparwa edisi Juynboll (1906) yang berbentuk prosa. Data yang diambil berupa kalimat yang mengandung verba bersufiks -a yang menyatakan makna gramatikal perintah. Kemudian dilakukan penggolongan atau klasifkasi data atas kesamaan bentuk verba. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan rnetode kualitatif yang bersifat deskriptif. Pendapat para ahli yang dijadikan landasan teoritis penelitian ini adalah pendapat Poedjosoedarmo (1979), Alwi (1992), Palmer (2001), Subroto (2006) untuk menentukan konsep modalitas dan modus; pendapat Sudaryanto (1992) dan Kridalaksana (2002) untuk analisis fungsi dan peran sintaktis; pendapat Hackett (1958) dan Subroto (2006) untuk analisis morfologis mengenai pembentukkan kata. Dari hasil pembahasan dapat disimpulkan bahwa sufiks -a yang merupakan modus imperatif bila terdapat pelaku peristiwa aktualisasi dan sumber deontik (pemberi perintah). Modus imperatif di dalam bahasa Jawa Kuna hadir pada kalimat imperatif dan kalimat deklaratif."
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2007
S11666
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
R. Kunjana Rahardi
Jakarta : Erlangga , 2002
401.45 KUN p
Buku Teks SO Universitas Indonesia Library
London: The Free Press, 1976
301.01 EXP I
Buku Teks SO Universitas Indonesia Library
London: The Free Press, 1976
301.01 EXP II
Buku Teks SO Universitas Indonesia Library
Weber, Max, 1864-1920
New York,N.Y. Free Press 1964,
335 WEB t
Buku Teks Universitas Indonesia Library