Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 111579 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 1985
306.306 TEK II (1)
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 1987
306.4 TEK
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta : Yayasan Obor Indonesia , 1993
306 TEK
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 1983
306 TEK
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Geni Kurniati
"[ABSTRAK
Tesis ini membahas subordinasi tokoh utama perempuan di dalam novel Burung-
Burung Rantau (1992) karya Y. B. Mangunwijaya dengan mencermati narasi dan
fokalisasi. Pencermatan terhadap narasi dilakukan dengan menggunakan teknik
naratif yang dikemukakan Genette (1980) dan telaah terhadap fokalisasi dilakukan
dengan pendekatan fokalisasi Kenan (2003). Narator dan fokalisator tampak
mensubordinasi tokoh utama perempuan dalam aspek tubuh dan seksualitas,
pernikahan, dan pendidikan terkait dengan isu gender. Dengan mengkaji diksi
yang digunakan fokalisator dalam pencermatannya, makna diksi ternyata juga
mensubordinasi tokoh utama.

ABSTRACT
This thesis presents the subordination of the heroine of Burung-Burung Rantau
(1992) by Y. B. Mangunwijaya by observing narration and focalization. Analysis
of the narration is done by using the narrative techniques proposed by Genette
(1980) and study of focalization is conducted by using the focalization by Kenan
(2003). Narrator and focalizator subordinate the heroine in the aspect of the body
and sexuality, marriage, and education related to gender issues. By analyzing the
diction used by focalizator in scrutinizing the heroine, diction places the heroine
in the lower position as well, This thesis presents the subordination of the heroine of Burung-Burung Rantau
(1992) by Y. B. Mangunwijaya by observing narration and focalization. Analysis
of the narration is done by using the narrative techniques proposed by Genette
(1980) and study of focalization is conducted by using the focalization by Kenan
(2003). Narrator and focalizator subordinate the heroine in the aspect of the body
and sexuality, marriage, and education related to gender issues. By analyzing the
diction used by focalizator in scrutinizing the heroine, diction places the heroine
in the lower position as well]"
2015
T43680
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Saksono Prijanto
"Tulisan ini membahas sebuah trilogi Y.B. Mangunwijaya yang terdiri dari tiga novel, yaitu Roro Mendut, Genduk Duku, dan Lusi Lindri. Trilogi ini melukiskan peristiwa pada masa kejayaan sampai dengan kejatuhan Kerajaan Mataram. Novel Roro Mendut (pemerintahan Sultan Agung Hanyokrokusumo), novel Genduk Duku (pemerintahan Sultan Agung Hanyokrokusumo), dan novel Lusi Lindri (pemerintahan Amangkurat I).
Analisis terhadap trilogi ini dimaksudkan untuk menemukan (1) persamaan struktur, (2) perkembangan struktur, dan (3) gagasan yang terkandung dalam trilogi. Karena trilogi merupakan karya sastra yang menggunakan bahasa sebagai medianya, metode yang dipilih ialah pendekatan semiotik menurut teori Ferdinand de Saussure, yang menganggap bahasa sebagai sistem tanda. Dengan pemilihan metode semiotika dan anggapan bahwa karya sastra memiliki sifat otonom, diterapkan teori sintaksis naratif (Greimas), teori semantik naratif (Todorov), dan teori isotopi (Greimas).
Hasil analisis membuktikan bahwa ketiga novel itu memiliki keutuhan sebagai sebuah trilogi, baik dari unsur sintaksis naratif maupun semantik naratif. Di samping itu, masing-masing novel secara tematis memiliki perkembangan gagasan. Pokok permasalahan novel Roro Mendut bersifat individual (konflik pribadi antara Roro Mendut dan Tumenggung Wiroguno). Pokok permasalahan novel Genduk Duku melukiskan penderitaan Genduk Duku, yang dapat dianggap sebagai metafor kaum kecil yang tidak berdaya). Pokok permasalahan novel Lusi Lindri mencerminkan idealisme Lusi Lindri terhadap situasi dan kondisi sekitarnya.

The following passage is aimed to get know about the three ideology (Trilogy) that is found in the novels of Y.B. Mangunwijaya's. These 3 novels are Roro Mendut, Genduk Duku, and Lusi Lindri. The Trilogy in these 3 novels illustrate the events which occured during the golden era of Mataram until the age of its collapse. The events happened during the goverment of Sultan Agung Hanyokrokusumo are ilustrated in Roro Mendut and Genduk Duku, meanwhile Lusi Lindri ilustrates the events during the government of Amangkurat I.
The study of these 3 novels is meant to analyze (1) its structural similarities its, (2) its development as well as, (3) Trilogy ideas. As Trilogy is a literature uses a language as a media semiotic approach is then used as the method (semiotic approach by Ferdinand de Saussure), in any case, semiotic approach regards a language a sign system. As semiotic method is picked out as the method, and as the literature creations have an otonom character, the theory of narrative syntax (Greimas), the theory narrative semantic (Todorov), and the theory of isotopi (Greimas) are then applied.
The last analyses indicate that these 3 novels have a whole criteria as a Trilogy either in the syntax narrative element or semiotic narrative, besides each novel systematically has developing ideas. Conflict in Roro Mendut has an individual character (conflict between Roro Mendut and Tumenggung Wiroguno) meanwhile, the main point in Genduk Duku describes the pain that Genduk Duku experiances, this is regarded a methapor of little people who is hopeless. The main point in Lusi Lindri is focused on her ideal towards the situations and conditions around.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Prapto Waluyo
"Burung-bur ung Manyar (BBM) and Durga Umayi (DU) show several similarities and differences in expressing social moralities. The development of moralities is originated from the position of the palace as the social patron (BBM). Meanwhile, in DU patriarchal moralities are originated from the Javanese, Hindu and Semitic culture.
Larasati tries to liberate Mrs. Naya and Mrs. Ranu from the oppression of feudalistic moralities with her egalitarian attitude (BBM). Meanwhile, DU states that the national ideology functions as the human liberation from the oppression of feudalistic morality.
Indonesian military is on the opposite of the Dutch-Indies, however, both use violence to monopolize the truth. Both the military groups regard the "evil-virtue" value from their position as "friend and foe" criteria.
Teto and Atik along with the peasants launch the criticism against the authoritarian commanding morality. It is evoked on the text that the woman is in the most oppressed position of this morality (BBM).
The minor characters, which belong to the Javanese ethnic tribe, come from the low social stratification. They are morally oppressed by the evidence that they believe in commanding morality as taught in the Javanese ethics. The morality of a knight is shown by Teto and Brajabasuki, meanwhile the humanistic morality is shown by Sutan Sjahrir. DU test shows that the genetic morality is developed by the New Order. Giving the nickname PKI ( the member of Indonesian Communist Party), the new order successfully "killed" one's destiny.
Both BBM and DU shows Mangunwijaya craftsmanship in his attempt to point forward the genetic morality criticism toward his society."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2001
T10180
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Amyrna Leandra Saleh
"Novel Roro Mendut karya Y.B Mangunwijaya adalah sebuah novel yang ditulis berdasarkan sebuah cerita klasik Jawa berjudul Serat Pranacitra melalui telaah secara struktural, dapat diungkapkan bahwa teks Roro Mendut pada dasamya memusatkan perhatian pada kisah tokoh Roro Mendul.
Selanjutnya melalui telaah antar teks, tampak bahwa novel Roro Mendul bukanlah sekedar suatu penulisan ulang alas teks Serat Pranacitra dalam bentuk novel secara Pasif.
Kerangka cerita novel Roro Mendut memang berlolak dari teks Sera/ Pranacitra, namun banyak pengembangan dan modifikasi yang telah dilakukan oleh - Y.13. Mangunwijaya sebagai pengarang novel Roro Mendut."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2004
T11805
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bahtiar Heraudie
"ABSTRAK
Berdasarkan analisis alur cerita diketahui bahwa novel Durga Umayi merupakan cerita tentang tokoh utama Iin Sulinda Pertiwi Nusamusbida. Cerita berawal dengan paparan keadaan Iin yang telah menjadi wanita karier kaya raya, beralih kepada flash back tentang perjalanan hidup tokoh utama dari masa kecil, remaja, dewasa sampai menjadi wanita karier usia setengah baya...

"
1996
S10765
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Ekspresi, sebuah ungkapan perasaan menjadi suatu bahasa da\am melangsungkan hubungan bermasyarakat. Berbagai cara komunikasi telah dilakukan oleh manusia, dan berbagai ekspresi telah terkfeasi karena selalu adanya daya imajinasi yang tidak terbaias dan meningkatnya peran serta citarasa dalam memenuhi kebutuhan iisiclogis sampai dengan mengaktualisasikan dirinya. Seorang manusia, makhluk yang re1atif sempuma dengan daya inte\egensia, hati, dzauq (crtarasa)‘
mempunyai kesempatan untuk melakukan berbagai ekspresi dalam mengungkapkan apa yang ada di benaknya.
Dengan keahlian yang muncul karena seringnya ia berkarya, maka arsitek membantu individu-inclividu Iainnya untuk berkomunikasi dan memberi kepuasan antar mereka, maupun pada dirinya sendiri. Seiring dengan perkembangan budaya dan waktu, keahhan dan daya kreasi mereka semakin terasah, apalagi dengan adanya pembaharuan daiam bidang sains dan teknologi _ Hasil pengolahan alam sadar maupun kespontanitasan arsitek adalah ekspresi yang telwujud mulai dari goresan tangan sampai dengan bentuk 2 dimensi maupun 3 dimensi_ Begitu ekspresi yang ia ungkapkan melalui sebuah karya dapat ditangkap oleh khalayak sesuai dengan maksud pesan yang ingin disampaikan, maka pengakuan dan penghargaan dan khalayak adalah tanda keberhasilannya. lde-ide yang mengalir dalam benaknya, tersaiurkan karena adanya materi yang ada di bumi. Tanpa materi tersebut, arsitek tak dapat mewujudkan pesan yang ingin ia sampaikan kepada khalayak untuk turut dirasakan Materi yang diolahnya adaiah media yang juga telah mempunyai karakteristik tersendiri, dengan sentuhan tangannya, materi tersebut dapat terbangun dan tergali jiwanya sehingga ia dapat berbicara mengungkapkan pesan_ Teranalogikan pada sebuah surat, apalah artinya kata-kata yang indah_materi da1am surat, jikalau tidak terangkai dan ditempatkan di posisinya dengan baik."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
S48291
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>