Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 8247 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Potts, Leonard James
London: Hutchinson's University Library, 1998
822 POT c
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Aisyah Nisrina Ayu Sugiharto
"ABSTRAK
Skripsi ini merupakan penelitian mengenai penggunaan pelanggaran maksim
percakapan sebagai strategi dalam menghasilkan humor verbal dalam sketsa komedi
Little Britain. Dengan menampilkan parodi dari orang-orang dari berbagai lapisan
masyarakat di Britania, serta mengambil latar belakang sejumlah wilayah di Britania,
sketsa komedi ini menghadirkan serangkaian kelucuan lewat komunikasi verbal
maupun non verbal. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dan kuantitaif
dengan menggunakan gabungan dua teori yakni antara teori linguistik, yakni teori
pragmatik maksim percakapan dan implikatur percakapan, serta teori psikologi
humor berupa teori keganjilan-resolusi (the incongruity-resolution theory). Tujuan
penulisan skripsi ini untuk menunjukkan bahwa dalam humor, khususnya humor
verbal, pelanggaran kaidah berbahasa, yakni berupa pelanggaran maksim percakapan,
berakibat pada keganjilan yang pada akhirnya dapat menghasilkan efek humor dalam
humor verbal. Namun, tidak berarti bahwa keganjilan yang dihasilkan oleh
pelanggaran maksim percakapan tersebut membuat humor tersebut tidak memiliki
makna, sebaliknya, kita dapat menangkap makna dari keganjilan dalam humor verbal
tersebut seraya menikmatinya dengan suka cita. Hasil penelitian diharapkan dapat
memberikan kontribusi dalam kajian humor dengan melihat bagaimana maksim
percakapan menjadi strategi dalam menghasilkan humor verbal.

Abstract
This study is conducted to highlight the use of violating conversational maxims as
a strategy in generating verbal humor in Little Britain, a British character-based
comedy sketch.Through featuring a parody of British people and taking the
background of some areas in Britain, this comedy sketch presents humour through
both verbal and non-verbal forms of communication. This study used qualitative
and quantitative methods using pragmatics theory, namely conversational maxim
and implicature, as the main theory and incongruity-resolution theory as the
supporting theory. The purpose of this study is to show that the violation of
conversational maxims in a verbal interaction could cause an incongruity and thus
result in humor effect through verbal interaction. However, it does
not mean that the humor itself does not convey any message. The message can be
received as well as we enjoy this comedy sketch. This study is expected to be a
contribution in seeing how violating the conversational maxim can be a strategy to
generate verbal humor."
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2012
S43609
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Alighieri, Dante, 1265-1321
London: Everyman's Library, 1995
833.5 ALI d
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Purdie, Susan
New York: Harvester Wheatsheaf, 1993
792.33 PUR c
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Gustim Prima Aditya
"Stand-up comedy adalah salah satu jenis komedi yang dalam beberapa tahun belakangan ini menjadi komedi favorit di seluruh dunia. Dalam pembuatan materi, seorang comic, begitu sebutan bagi pelaku stand-up comedy, tidak lepas dari penggunaan unsur kebahasaan. Bahasa yang digunakannya sarat dengan pemainan kata dan banyak menggunakan majas. Tujuan penelitian ini adalah untuk memaparkan permainan kata dan majas dalam meteri stand-up comedy Adam Fields 28 Januari 2014 dan membuktikan bahwa stand-up comedy mengandalkan konflik yang terjadi dan keambiguitasan bahasa. Dengan menggunakan metode kualitatif dan kuantitatif, penelitian ini dianalisis dengan teori bentuk majas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa materi stand-up comedy Adam Fields sangat memperhatikan unsur keberbahasaan dengan banyaknya penggunaan majas dan permainan kata yang membangun humor.

Stand up comedy is a kind of comedy that in the last few years becomes popular all over the world. While arranging the material, the actor of stand up comedy, the so called comic, cannot be separated from the use of linguistic elements. He uses wordplay and figures of speech. One of the performances of Adam Fields, a top comedian in the Netherland, posted on Youtube on 28 January 2014, is the subject of research in this paper. The purpose of this study is to describe the word play and the figures of speech in a stand up set comedy, relies on conflict and language ambiguity. Through qualitative and quantitative methods, this study is analyzed using the theory of the forms of figure of speech.The result of this research show that stand up comedy of Adam Fields is very concern about the use of linguistic element. Furthermore, he uses a lot of figure of speech and wordplay.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2017
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Ainul Mardliyah
"Pokok bahasan penelitian ini adalah humor absurd dalam stand up comedy Indonesia. Tesis ini bertujuan menjelaskan humor absurd dari perspektif semantik-pragmatik. Sumber data penelitian ini adalah materi-materi stand up comedy yang disampaikan oleh tiga komika absurd Indonesia, yaitu Indra Frimawan, Bintang Timur, dan Heri Horeh. Analisis dilakukan dengan cara menentukan tuturan mana yang menjadi punchline dan dikelompokkan berdasarkan strategi permainan bahasa yang digunakan. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori praanggapan Yule (1996), teori stand up comedy Papana (2016), dan teori permainan bahasa Wittgenstein (1953). Hasil dari penelitian ini adalah strategi permainan bahasa pada humor absurd dalam stand up comedy Indonesia dibagi ke dalam 12 bentuk, yaitu polisemi, homonimi, homofon, sinonimi, substitusi bunyi, paragog, hiperbola, metafora, ironi, personifikasi, gimik, dan nonsense.

The subject of this research is absurdist humor in Indonesian stand up comedy. This research aims to explain absurdist humor from a semantic-pragmatic perspective. Data was taken from stand up comedy materials delivered by three Indonesian absurd comics, namely Indra Frimawan, Bintang Timur, and Heri Horeh. The analysis is carried out by determining which utterances are the punchlines and grouping them based on the language game strategy that is used. The theories used in this research are Yule's presupposition theory (1996), Papana's stand up comedy theory (2016), and Wittgenstein's language game theory (1953). The results of this study indicate 12 forms of language game strategies in Indonesian absurd stand up comedy, namely polysemy, homonymy, homophone, synonymy, sound substitution, paragog, hyperbole, metaphor, irony, personification, gimmick, and nonsense."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Miftah Fauzy
"Penelitian ini menjelaskan pengetahuan bersama sebagai pembangun humor pada Stand Up Comedy (SUC) yang dilakukan oleh komika Deddy Gigis, Sega, dan Wawan Saktiawan. Pemilihan topik penelitian ini dilatarbelakangi oleh ditemukannya efek lucu yang disebabkan oleh aspek di luar bahasa. Pada penelitian sebelumnya, efek lucu dipengaruhi oleh gaya bahasa. Oleh sebab itu, penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan peran pengetahuan bersama pada SUC. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif. Data yang digunakan berupa ujaran yang menghasilkan efek lucu karena pengetahuan bersama dengan sumber data lisan pada pertunjukkan Stand Up Comedy (SUC) oleh Deddy Gigis, Sega, dan Wawan Saktiawan yang tayang di jaringan televisi bernama JTV, tetapi diunggah di YouTube dengan akun bernama Khatulistiwa. Analisis data menggunakan teori tindak ilokusi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa humor dengan menghadirkan pengetahuan bersama dibangun dengan cara 1) menghadirkan konteks lain pada pengetahuan bersama, 2) menyelewengkan pengetahuan bersama, dan 3) mengomentari pengetahuan bersama. Kesimpulan pada penelitian ini menunjukkan bahwa dalam menyampaikan humor Stand Up Comedy (SUC), daya ilokusi tidak hanya terealisasi oleh wacana atau kata-kata, tetapi juga dengan menghadirkan pengetahuan bersama bersamaan dengan wacana yang disampaikan.

This research discusses background knowledge as a builder of humor in Stand-Up Comedy (SUC) performed by comedians Deddy Gigis, Sega, and Wawan Saktiawan. The selection of this research topic is motivated by the discovery of humorous effects caused by aspects beyond language. In previous studies, humorous effects were influenced by language style. Therefore, this research aims to explain the role of background knowledge in SUC. The method used in this research is a qualitative descriptive method. The data used consists of utterances that produce humorous effects due to background knowledge, sourced from verbal performances in Stand-Up Comedy (SUC) shows by Deddy Gigis, Sega, and Wawan Saktiawan, aired on the television network JTV, but uploaded on YouTube under the account named Khatulistiwa. Data analysis uses the theory of illocutionary acts. This research shows that humor involving background knowledge is built by 1) presenting another context to the background knowledge, 2) distorting the background knowledge, and 3) commenting on the background knowledge. This research concludes that in delivering Stand-Up Comedy (SUC) humor, illocutionary force is realized through discourse or words and by presenting background knowledge alongside the delivered discourse.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Candra Eko Mawarid
"Bekasi merupakan kota yang tumbuh karena adanya aktivitas kota Jakarta. Awalnya Bekasi berbasis agraris kemudian berubah menjadi modern. Banyak cara orang Bekasi mengungkapkan pandangannya terhadap suatu tempat, salah satunya dengan stand up comedy. Melalui seni komedi orang dapat menyalurkan perasaan, keresahan, kegelisahan, kecintaan, dan berbagai macam perasaan lainnya secara jujur karena tiap manusia memiliki sense of place. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui identitas tempat berdasarkan materi stand up comedy tentang Bekasi. Penelitian ini berjenis kualitatif menggunakan metode hermeneutika Paul Ricouer.
Berdasarkan keresahan comic yang menjadi narasumber, mereka menggambarkan Bekasi sebagai wilayah yang kurang maju jika dibandingkan Jakarta. Hal ini terjadi karena Bekasi merupakan bagian “pinggiran” dari Jakarta dan para comic yang menjadi narasumber adalah mereka yang dibesarkan di Bekasi, mengikuti perkembangan Bekasi, dan menganalogikannya dengan perubahan yang terjadi di Jakarta. Tempat-tempat yang disebutkan dalam materi komedi adalah tempat yang memiliki perspektif sosial bagi comic. Comic lebih banyak memberikan makna berkonotasi negatif sebagai identitas tempat tentang Bekasi dan identitas tersebut banyak menggunakan kiasan “jauh”, “norak”, dan kondisi perdesaan.

Bekasi is a city that is growing due to Jakarta's activities. Initially, Bekasi is an agrarian based town that changed into a modern city. People of Bekasi can express their opinion about Bekasi in many ways and one of them is a stand-up comedy. Through the art of comedy people can convey honestly about their worries, anxiety, love, and many other feelings. The reason is every human being has a sense of place of a place they've known well. The purpose of this study is to figure Bekasi's identity of place based on stand-up comedy materials about Bekasi. This study uses qualitative research methods and hermeneutic Paul Ricouer methods.
Based on the restlessness of the comics, they describe Bekasi is not great as other places, especially Jakarta. This thing happened because Bekasi is a part of Jakarta's suburban area and the comics are they who grew up in Bekasi, following the development of Bekasi, and compare with the changes that happened in Jakarta. Places that mentioned in comedy material is a place that has a social perspective for comics. The comics often used negative connotation words as Bekasi's place identity and those words are “unreachably far”, “naff”, and “rural condition”.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2014
S54944
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adeboi, Sergius Derick
"Skripsi ini mendeskripsikan struktur naratif yang terdapat dalam Stand Up Comedy Cak Lontong. Data berasal dari empat pertunjukan Stand Up Comedy dari tahun 2012, 2013, dan 2014. Komponen struktur naratif yang akan dideskripsikan adalah abstrak, pengenalan, rintangan, penilaian, solusi, evdan koda, sesuai dengan yang dijabarkan oleh Labov dan Waletzky. Hasil yang didapatkan dari deskripsi tersebut menunjukan bahwa dalam menyampaikan narasinya Cak Lontong selalu memiliki inti cerita-permasalahan dan penyelesaian.

This undergraduate thesis describing the narrative structure that constructed Cak Lontong’s Stand Up Comedy. The data sources consist of four showcase of Cak Lontong’s Stand Up Comedy from year 2012, 2013, and 2014. The componenet which described here using the model of Labov and Waletzky narrative structure; those componenets are abstract, introduction, complication, evaluation, solution, and coda. The result shown that in his narration, Cak Lontong tends to tell a complication which followed by an evaluation.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2015
S62647
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Devan Yulio Setiawan
"Stand-up comedy adalah bentuk pertemuan dimana seorang pemain tunggal berdiri, berperilaku dengan mengatakan hal-hal lucu secara langsung ke penonton. Untuk meningkatkan kualitas pertunjukkan, komunitas stand-up comedy secara rutin mengadakan acara open mic. Open mic menjadi salah satu alternatif hiburan baru di bidang komedi. Penonton open mic bisa datang dari berbagai tempat, dengan selera dan motivasi yang berbeda-beda. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pola spasial pemilihan tempat menonton open mic berdasarkan karakteristik penonton. Pengumpulan data dilakukan dengan melakukan wawancara melalui telepon dengan penonton yang telah datang ke lebih dari satu tempat open mic. Analisis dilakukan dengan mengkategorikan jawaban informan sesuai dengan kode yang telah ditetapkan berdasarkan teori Caldwell (2001) sebagai dasar untuk menentukan motivasi penonton. Karakteristik penonton yang berpengaruh terhadap pengambilan keputusan lokasi menonton adalah status pekerjaan. Mereka yang belum bekerja bisa menonton di berbagai tempat. Sedangkan mereka yang sudah bekerja, cenderung memilih lokasi yang terdekat. Tempat open mic yang disukai tergantung pada motivasi menontonnya. Mereka yang menonton untuk berhibur dan mencari teman, lebih memilih tempat dengan tata letak ruang pertunjukkan berpanggung sehingga mudah fokus pada yang ditonton. Sedangkan mereka yang memiliki motivasi untuk menambah pengetahuan lebih mementingkan audio yang baik tanpa perlu panggung sebagai pusat pertunjukkan. Kesimpulan dari penelitian ini menunjukkan bahwa bahwa karakteristik dan motivasi penonton menentukan lokasi tujuan menonton open mic.

Stand-up comedy is a performance which a single performer stands up, behaves by saying funny things directly to the audience. To improve the quality of shows, the stand-up comedy community routinely holds open mic events. Open mic is one of the new entertainment alternatives in the field of comedy. The purpose of this study was to determine the spatial pattern of open mic venue selection based on audience characteristics. Data collection is done by conducting telephone interviews with informants who have come to more than one open mic venue. The analysis was carried out by categorizing the informants's answers according to the code set based on Caldwell's (2001) theory as a basis for determining audience motivation. The characteristics of the audience that influence the decision making of viewing locations are job status. Those who haven't worked can attend in various places. Meanwhile, those who are already working tend to choose the closest location. The preferred open mic location depends on the motivation. Those who watch to entertain and find friends, prefer a place with a stage so it is easy to focus on the performers. Meanwhile, those who have the motivation to increase their knowledge prioritize good audio. The conclusion of this study shows that the characteristics and motivation of the audience determine the destination to watch open mic."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>