Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 1817 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Clark, Grahame, 1907-1995
New York: McGraw-Hill, 1971
930.12 CLA s
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Service, Elman R. (Elman Rogers), 1915-1996
New Jersey: Prentice-Hall, 1966
390 SER h
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Pattiselanno, Freddy
"Manajemen satwa sebagai sumber pangan di wilayah tropis sangat jarang dilakukan. Kearifan tradisional sebagai salah
satu aspek yang memainkan peran dalam pelestarian satwa yang sampai saat ini masih tetap dipraktekkan oleh
masyarakat Maybrat di Kabupaten Sorong Selatan. Studi tentang kearifan tradisional suku Maybrat telah dilakukan
untuk melihat sampai sejauh mana praktek kearifan tradisional memberikan dampak terhadap upaya pelestarian satwa
di Kabupaten Sorong Selatan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa praktek kearifan tradisional seperti penggunaan alat
buru, tempat untuk berburu dan jenis satwa yang diburu secara tidak langsung memberikan dampak positif guna
mendukung usaha pelestarian satwa di Sorong Selatan.
Widlife management as food resources in the tropical areas is very rarely done. Traditional wisdom as an aspect that
plays an important role in wildlife sustainability still put into practice by certain tribals. Study on traditional wisdom of
Maybrat ethnic group was done to observe the practice of traditional wisdom create important impact to the effort of
wildlife sustainability in Sorong Selatan Regency. The results indicate that traditional wisdom practice such as the use
of hunting tools, places for hunting and wildlife hunted that indirectly give positive impact in order to support wildlife
sustainability in Sorong Selatan."
Universitas Negeri Papua. Fakultas Peternakan Perikanan dan Ilmu Kelautan ; Universitas Negeri Papua. Fakultas Sastra, 2010
PDF
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Ratih Sari Dewi
"Lama mencari kerja merupakan pendekatan yang digunakan dalam analisis pengangguran secara mikro. Job search theory menyebutkan bahwa upah (wage offer dan wage reservation) merupakan determinan utama pada job search model. Upah tersebut akan menentukan keputusan individu untuk bekerja dan selanjutnya berpengaruh terhadap lama mencari kerja. Sementara itu, analisis pengaruh umur berdasarkan life course menjelaskan perbedaan perilaku labor outcome termasuk perilaku mencari kerja. Pemerintah memiliki urgensi untuk memanfaatkan momen bonus demografi, salah satunya dengan mengoptimalkan partisipasi kerja penduduk usia produktif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dampak dari upah reservasi dan pengaruh umur terhadap lama mencari kerja menggunakan metode OLS robust standard error. Estimasi upah reservasi dilakukan menggunakan regresi Two-Step Heckman terhadap angkatan kerja 15-64 tahun. Hasil menunjukkan bahwa upah reservasi dan pengaruh umur berpengaruh terhadap lama mencari kerja. Setiap peningkatan 1 persen upah reservasi maka akan memperpanjang lama mencari kerja 0,97 bulan. Selain itu. terdapat indikasi bahwa penganggur memiliki upah reservasi yang lebih tinggi dan lama mencari kerja yang lebih panjang. Sementara itu, rata-rata lama mencari kerja paling panjang terjadi pada masa early adulthood (23-33 tahun) dimana individu masih terus mencari pekerjaan yang sesuai. Penelitian juga menemukan indikasi adanya diskriminasi pada pencari kerja umur muda (15-22 tahun) berdasarkan karakteristik human capital. Semakin tinggi pendidikan dan keterampilan yang dimiliki individu muda justru rata-rata lama mencari kerjanya semakin pendek. Individu muda cenderung lebih mudah menerima pekerjaan apapun dan rentan mendapat upah yang tidak sesuai dengan tingkat pendidikan dan keterampilan yang dimiliki.

The job search duration is an approach used in micro analysis of unemployment. Job search theory states that wages (wage offer and wage reservation) are the main variable of the job search model. The wage will determine the individual's work participation and subsequently affect the job search duration. Meanwhile, the analysis of age effect based on life course explains the differences in labor outcome behavior, including job searching behavior. The government has an urgency to take advantage of the demographic bonus moment, by optimizing the labor force participation of the productive population. This study wants to determine the impact of reservation wages and age effect on job search duration using the OLS robust standard error method. Estimation of reservation wages used Two-Step Heckman to labor force aged 15-64 years. The results show that reservation wages and age effect have an effect on job search duration. Every 1 percent increase in reservation wages will extend the job search duration by 0.97 months. On the other hand. there are indications that the unemployed have higher reservation wages and longer job search. Meanwhile, the longest average of job search duration occurs in early adulthood (23-33) where individuals are still looking for suitable jobs. The study also found indications of discrimination against young job seekers (15-22) based on human capital characteristics. The higher education and skills, the shorter their job search duration. Young people tend to be more likely to accept any kind of work and are vulnerable to receiving wages that are not suitable with their education level and skills."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisinis Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Clark, Grahame, 1907-1995
London: Cobbett Press, 1946
573.3 CLA f
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Clark, Grahame, 1907-1995
New York: Barnes & Noble, 1957
930.1 CLA a
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Hoebel, E. Adamson
Cambridge, UK: Harvard University Press, 1967
340.5 HOE l
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Goro Binardjo
"Pembangunan berarti menciptakan kondisi-kondisi untuk merealisasikan human person utility. Menurut Seers (1972), evaluasi pembangunan difokuskan pada tiga kreteria yang saling berhubungan, yaitu reduksi kemiskinan, pengangguran dan ketimpangan. Ditegaskan juga bahwa target pendapatan nasional dianggap tidak relevan sebagai indikator yang baik tentang pembangunan. Alasannya kenaikan pendapatan nasional tidak otomatis mengurangi ketimpangan karena pembangunan dapat disinominkan dengan konsep perbaikan.
Variabel penduduk baik secara langsung maupun tidak langsung dapat mempengaruhi laju pembangiman. Jumlah penduduk yang besar dengan laju pertumbuhan yang tinggi, apabila tidak diimbangi dengan sumber daya manusia (human. resources) yang memadai justru akan menjadi bumerang bagi laju pembangunan. Oleh karena itu pengupayaan pengembangan dan pendayagunaan sumber daya manusia harus mempunyai penakanan yang lebih serius. Pengembangan sumber daya manusia mempunyai dimensi yang luas, sepertinya; mutu modal manusia, sosial ekonomi, sampai pada budaya manusia. Dengan demikian pengembangan sumber daya manusia tidak hanya sekedar meningkatkan kemampuan semata, akan tetapi adanya kebebasan dalam menentukan pilihan yang akan diambil, sepertinya kebebasan dalam soal memilih jenis pekerjaan yang akan dipilih.
Menurut Wirosuhardjo (1988), kecenderungan makin tingginya persentase penganggur yang berpendidikan strata satu (Sarjana) ini salah satu penyebabnya adalah makin tinggi pendidikan, aspirasi untuk mendapatkan kedudukan atau kesempatan kerja yang sesuai juga lebih tinggi. Menurut Ananta dan Sugiharso (1993) meningkatnya persedian tenaga kerja yang berpendidikan tinggi juga akan menurunkan penghargaaan terhadap ijasah dan segala tanda tamat mengikuti suatu pendidikan. Hal ini menunjukan bahwa gelar seorang pencari kerja buka satu-satunya jaminan untuk memperoleh pekerjaan di masa yang akan datang."
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mauled Mulyono
"The study analyzed the behavior of the labor force participation in the labor market, and the impact of occupational mismatch to the decision of workers continued to. Job search even they have employed by using The Job Search Model. However, the application of the Job Search Model to deal with the characteristics of labor market today, i.e. the highly of disguised unemployment, the gap in labor market, the increasing mobility of workers from informal to. Formal sector the education attainment of job searchers increased rapidly, and some phenomena's of the occupational mismatch and on-the job-search. The raw data in the study used the data SUPAS 1985 (Intercensal Population Survey 1985) was conducted by Biro Pusat Statistik (Central Statistic Bureau) especially for South Sulawesi province. The labor force in this sample amount 23,967 and out of these only 9,982 employed and remains still unemployed.
In The Job Search Model or Search Theory argued that to analyzed individual decision to participate in the labor market or to analyzed the returns could be obtain during job searching process could be measured by using the reservation wage they received after deducted from the expenses they spend during job searching activities. Empirically, the reservation wage was influenced by the individual characteristic and the other factors that engage in labor market. The decision of job searchers whether they will accept or rejected each job that offered to them it will be influenced by individual characteristic and another factors as mentioned above. Since the data above not available in the Intercensal Population Survey 1985, this study will emphasize on job searching which influences by individual characteristic (namely, education level, marital and migrant status, age and residence) and labor market characteristic.
The types of occupation, which a proxy of wage, categorized into professional, white collar, blue collar and others. For analysis purposes, all the categorized was assume "stratum". It's means that the workers who have job searching, will be consider a higher job levels or at least at the same level only. By-using Multinomial Logit Model, it's conclude that the higher level of education workers, the probability to achieved blue collar and others tend to decrease, while probability to achieved white collar and professional tend to increase. The average probability to keep engage in this job concentrated more on farmer and menial workers (others). Another conclusion, which have participated in the same job category, the probability of higher education workers to get higher or the same of job level was higher if compared to lower education workers."
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 1994
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sipahutar, Nurlina Henny M.
"Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara femininitas-maskulinitas dan konsep diri dengan minat pilihan pekerjaan pada siswi-siswi sekolah menengah tingkat atas. Pemilihan pokok permasalahan dilandasi fakta yang ditemukan peneliti bahwa kebanyakan para wanita bekerja pada pekerjaan-pekerjaan tradisional. Jenis pekerjaan tradisional ini adalah pekerjaan yang didominasi wanita sejak dahulu sampai sekarang, seperti sekretaris, guru, dan perawat. Dominasi ini dipengaruhi oleh peran jenis kelamin yang mengakar di masyarakat. Oleh karena itu, sifat-sifat femininitas-maskulinitas diperkirakan ada hubungannya dengan konsep diri dan minat pilihan pekerjaan pada anak-anak perempuan.
Hal ini sejalan dengan hasil penelitian Cartwright seperti yang dilaporkan Betas dan Fitzgerald (1987), bahwa anak-anak perempuan yang memiliki skor maskulinitas tinggi ternyata sangat berminat pada hal-hal yang bersifat matematis dan sains. Mereka memiliki rasa percaya diri yang tinggi pada kemampuannya sendiri sehingga mereka berani dan yakin untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan yang non-tradisional. Sedangkan anak-anak perempuan yang skor femininitasnya tinggi, menilai diri mereka tidak mampu dan tidak pantas melakukan pekerjaan yang biasa didominasi oleh pria. Hal ini menggiring minat mereka pada pekerjaan-pekerjaan yang tradisional saja.
Penelitian ini dilakukan di Jakarta, tahun 1994, pada sebuah sekolah menengah tingkat atas. Subyek penelitian adalah seluruh siswi kelas tiga dari keempat jurusan. Diperoleh 190 orang subyek penelitian. Alat pengumpul data pada penelitian ini memakai kuesioner, skala femininitas-maskulinitas, skala konsep diri dan inventarisasi minat RMIB U-90 versi wanita_ Kuesioner digunakan sebagai data kontrol, dibuat di bawah bimbingan dosen pembimbing. Skala femininitas-maskulinitas untuk mengetahui ada tidaknya serta tinggi rendahnya aspek feminin-maskulin pada individu. Skala ini adalah adaptasi dari Bem's Sex Role Inventory (1984). Skala konsep diri digunakan untuk mengetahui tinggi rendahnya konsep diri pada individu. Skala ini adalah adaptasi dari skala yang disusun oleh William H. Fitts (1964). Sedang inventarisasi minat dibentuk Rothwell-Miller Interest Blank Revisi U-90, digunakan untuk mengetahui minat pekerjaan pada individu. Inventarisasi minat ini juga adalah hasil adaptasi yaitu dari Rothwell-Miller Interest Blank.
Metode analisis data menggunakan korelasi koefisien phi untuk melihat ada tidaknya hubungan antara femininitas-maskulinitas dengan minat pilihan pekerjaan. Korelasi point :biserial digunakan untuk - melihat ada tidaknya hubungah, tinggi rendahnya konsep diri dengan pilihan pekerjaan yang tradisional-non tradisional, sedang analisis varian s digunakan untuk melihat perbedaan konsep diri antara mereka yang feminin-maskulin dan androgini.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa hubungan antara femininitas-maskulinitas dengan minat pilihan pekerjaan tidak terbukti secara signifikan pada penelitian ini. Demikian pula hubungan antara tinggi rendahnya konsep diri dengan pilihan pekerjaan tradisional-non tradisional tidak terbukti secara siginifikan. Dalam penelitian ini juga tidak terdapat perbedaan konsep diri antara mereka yang feminin-maskulin-androgini.
Dengan demikian, dari penelitian ini diperoleh informasi bahwa semua subyek penelitian berkeinginan untuk bekerja. Keinginan ini dipengaruhi oleh banyak hal seperti kebutuhan ekonomi, menjauhi kejenuhan rumah tangga, kepuasan diri atau tekanan masyarakat. Mungkin juga sebagai tempat sementara sebelum mereka menikah dan disibukkan oleh urusan rumah tangga. Jenis pekerjaan tradisional juga masih kental mewarnai pilihan pekerjaan Para subyek penelitian. Namun hal ini tidak menggambarkan hubungan yang siginifikan antara femininitas maskulinitas - androgini dengan pilihan pekerjaan tradisional-non tradisional, juga tidak menggambarkan hubungan yang signifikan antara tinggi rendahnya konsep diri dengan pilihan pekerjaan tradisional-non tradisional.
Berdasarkan hasil penelitian tersebut, akhirnya peneliti mengajukan beberapa saran yang berguna untuk mengarahkan dan mempersiapkan anak-anak perempuan untuk terjun ke dunia kerja, antara lain untuk bimbingan dan konseling. Untuk pengguna tenaga kerja hendaknya menginformasikan peluang atau kesempatan kerja yang ada. Untuk sekolah atau guru bidang studi perlu memberi wawasan yang luas mengenai dunia kerja. Untuk orang tua, hendaknya tidak mengkotak-kotakkan anaknya berdasarkan jenis kelamin dan untuk media massa hendaknya memperbanyak informasi pekerjaan-pekerjaan non tradisional dan memperkenalkan lebih banyak wanita karir yang berkecimpung dalam pekerjaan non tradisional. Dengan demikian, diharapkan tumbuh image baru atau tokoh idola baru pada remaja putri, sehingga memperbanyak alternatif pilihan pekerjaan pada mereka. "
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1994
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>