Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 7974 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Putu Budiastra
Denpasar : Proyek Pembinaan Permuseuman Bali, 1993
739.72 PUT k
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Febri Anti
"Konservasi merupakan suatu upaya yang dilakukan untuk mencegah kerusakan, menghambat proses pelapukan, serta tindakan menangani koleksi yang telah mengalami kerusakan agar koleksi museum pada kondisi yang baik sesuai dengan aslinya. Penelitian ini  membahas mengenai konservasi terpadu yang dilakukan pada pamor keris sebagai warisan budaya tak benda. Mengingat pentingnya pelestarian dilakukan, konservasi mengenai pamor masih jarang dibahas, bilah keris merupakan perwujudan dari seni teknologi tempa sehingga menghasilkan pola yang disebut pamor. Mengingat pembuatannya yang kompleks konservasi terhadap bilah keris memerlukan penanganan khusus agar konservasi yang dilakukan tidak mengubah konteks artefak atau malah merusaknya. Penelitian ini menggunakan metode penelitian Robert H. Sharer dan Wendy Ashmore (2010) yang terdiri dari formulasi, implementasi, pengumpulan data, pengelolaan data, analisis, interpretasi dan publikasi. Pengumpulan data dilakukan dengan cara studi pustaka dan perekaman data di Museum Negeri Sonobudoyo. Hasil penelitian menjelaskan bahwa peran arkeolog  sebagai konservator keris, juga memperhatikan bahan-bahan penyusun pamor selain pada kerusakan keris sebagai indikator pelestarian.

Conservation is an effort made to prevent damage, inhibit the weathering process, and act to handle collections that have experienced damage so that the museum collection is in good condition according to the original. This research discusses integrated conservation carried out on the prestige of the keris as an intangible cultural heritage. Considering the importance of preserving it, conservation regarding pamor is still rarely discussed, the keris blade is an embodiment of the art of forging technology which produces a pattern called pamor. Considering the complex nature of the construction, conservation of keris blades requires special handling so that the conservation carried out does not change the context of the artifact or even damage it. This research uses the research method of Robert H. Sharer and Wendy Ashmore (2010) which consists of formulation, implementation, data collection, data management, analysis, interpretation and publication. Data collection was carried out by means of literature study and data recording at the Sonobudoyo State Museum. The results of the research explain that the role of archaeologists as keris conservators is also to pay attention to the materials that make up the prestige apart from damage to the keris as an indicator of preservation. "
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Budhiyono
Bandar Lampung: Bagian Proyek Pembinaan Permuseuman Lampung , 1995
069 BUD p
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Yuniarso K. Adi
Semarang: Departemen Pendidikan Nasional, 2000
738 YUN k (1)
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Banda Aceh: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Bagian Proyek Pembinaan Permuseuman Daerah Istimewa Aceh, 1997
011.31 IDE
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
I Made Seraya
Bali: Proyek Pengembangan Permuseuman, 1981
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Priyanto
Depok: [Publisher not identified], 2010
709.598 PRI k
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Putu Budiastra
Denpasar: Proyek Pengembangan Permuseuman Bali, 1981
930.1 PUT s
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Agus Setiawan
"Hal yang sangat menarik di antara sisa-sisa purbakala adalah keris. Keris merupakan senjata tradisial yang paling menonjol dari masa ke masa, bahkan sekarang masih dianggap sebagai sen_jata keramat oleh masyarakat pada umumnya. Keris banyak diteliti bukan berdasarkan disiplin arkeologi, melainkan penelitiannya le_bih didasarkan pada pendekatan antropologi, khususnya dalam men_duga adanya sifat magis yang dikandungnya. Bila ditilik dari sejarahnya, keris sulit untuk memberikan keterangan secara pasti. Tetapi untuk mengetahui gambaran sekilas dapat dibuktikan melalui beberapa sumber tertulis baik berupa nas_kah kuno maupun sumber lainnya berupa hasil peninggalan masa lampau. Sumber-sumber tertulis yang dimaksud antara lain Kitab Suluk Tambangraras (Centini), Kitab Pararaton, ceritera pewayangan yang bersumber pada Kitab Mahabhrata _ Arjuna Wiwaha, dan beberapa pra_sasti, sedangkan sumber lainnya dapat dijumpai melalui beberapa relief candi khususnya yang menggambarkan. tentang senjata. Juga perlengkapan arca sebagai salah satu bagian dari laksananya. Hasil dari penelitian ini lebih menitikberatkan pada tipologi keris Jawa, disanping itu juga berusaha mengungkapkan peranan keris itu sendiri dalam masyarakat. Selanjuthya metode yang digunakan, tentu disesuaikan dengan tujuan yang hendak di_capai yaitu dengan menggunakan metode kiasifikasi dan analisis. Kemudian sebagai penunjang utama dalam penulisan ini menggunakan studi kepustakaan, tujuannya untuk memberikan gagasan informasi yang dibutuhkan di dalam penyelesaian masalah akhir dari penulisan ini, sehingga tercapai sasaran yang dimaksud."
Depok: Universitas Indonesia, 1986
S11466
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yogyakarta: Museum Negeri Sonobudoyo, Dinas Kebudayaan DIY , 2014
069.5 MUS
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>