Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 16366 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Bandung: Alqaprint Jatinangor, 2009
930.1 ARK
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI, 1977
392 TIM s
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1977
392 TIM s II (1)
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Mundardjito
Jakarta: UI-Press, 1995
PGB 0473
UI - Pidato  Universitas Indonesia Library
cover
Ni Komang Ayu Astiti
"Menurut Sulasilah Kutai, Kutai Lama merupakan pusat Kerajaan Kutai sejak tahun 1300 (abad XIII) dengan raja pertama Aji Batara Agung Dewa Sakti sampai pada masa pemerintahan Pangeran Aji Dipati Tua yaitu sekitar tahun 1732 (abad XVII). Pusat kerajaan dipindahkan Iebih ke hulu Sungai Mahakam yaitu ke Pemarangan (Jembayan) disebabkan Kutai Lama sudah tidak aman lagi karena adanya serangan perampok Lanun Solok. Pada tahun 1782 yaitu masa pemerintahan Sultan Aji Muhammad Muslihuddin pusat kerajaan di Jembayan dianggap tidak sesuai untuk pusat kerajaan sehingga dipindahkan ke Tangga Arung (Tenggarong). Kutai Lama secara administratif adalah sebuah desa di Kecamatan Anggana Kabupaten Kutai Kartanegara Provinsi Kalimantan Timur, dan secara astronomis terletak pada koordinat 00°33'59"" lintang selatan dan 117'18'50,6"" bujur timur.
Dari hasil rekonstruksi diketahui, komponen pusat kerajaan yang terdapat di Kutai Lama mengikuti morfologi kota-kota Islam di Nusantara terutama dari aspek fungsi yaitu: 1) tempat tinggal: keraton, alun-laun, purl, dan permukiman penduduk, 2).keamanan: benteng, jaringan jalan, dan dermaga, 3). ekonomi: pasar, jaringan jalan, dermaga, dan berbagai profesi, 4). Religi: masjid, alun-alun, profesi keagamaan, dan pemakaman, dan 5) fungsi rekreasi: taman Sementara itu, pola tats ruang komponen pusat kerajaan di Kutai Lama menyesuaikan dengan kondisi lingkungan dan kehidupan politik-sosial-ekonomi-budaya masyarakat setempat."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2009
T27077
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ni Komang Ayu Astiti
"Menurut Sulasilah Kutai, Kutai Lama merupakan pusat Kerajaan Kutai sejak tahun 1300 (abad XIII) dengan raja pertama Aji Batara Agung Dewa Sakti sampai pada masa pemerintahan Pangeran Aji Dipati Tua yaitu sekitar tahun 1732 (abad XVII). Pusat kerajaan dipindahkan Iebih ke hulu Sungai Mahakam yaitu ke Pemarangan (Jembayan) disebabkan Kutai Lama sudah tidak aman lagi karena adanya serangan perampok Lanun Solok. Pada tahun 1782 yaitu masa pemerintahan Sultan Aji Muhammad Muslihuddin pusat kerajaan di Jembayan dianggap tidak sesuai untuk pusat kerajaan sehingga dipindahkan ke Tangga Arung (Tenggarong). Kutai Lama secara administratif adalah sebuah desa di Kecamatan Anggana Kabupaten Kutai Kartanegara Provinsi Kalimantan Timur, dan secara astronomis terletak pada koordinat 00°33'59"" lintang selatan dan 117'18'50,6"" bujur timur.
Dari hasil rekonstruksi diketahui, komponen pusat kerajaan yang terdapat di Kutai Lama mengikuti morfologi kota-kota Islam di Nusantara terutama dari aspek fungsi yaitu: 1) tempat tinggal: keraton, alun-laun, purl, dan permukiman penduduk, 2).keamanan: benteng, jaringan jalan, dan dermaga, 3). ekonomi: pasar, jaringan jalan, dermaga, dan berbagai profesi, 4). Religi: masjid, alun-alun, profesi keagamaan, dan pemakaman, dan 5) fungsi rekreasi: taman Sementara itu, pola tats ruang komponen pusat kerajaan di Kutai Lama menyesuaikan dengan kondisi lingkungan dan kehidupan politik-sosial-ekonomi-budaya masyarakat setempat."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2009
T39950
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sujanto
Semarang: Dahara Prize, 1992
306.598 Suj r
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Depok: Fakultas Sastra Universitas Indonesia, 1999
572.792 KIB
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Bq. Ria April Riana
"Naskah kuno pada saat ini sudah banyak ditransliterasi dan diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia. Salah satu provinsi yang melakukannya yaitu NTB di Museum NTB. Naskah yang sudah ditransliterasi dan diterjemahkan salah satunya yaitu naskah lontar Rare Sigar. Hal tersebut dilakukan karena dianggap informasi yang ada pada naskah tersebut masih relevan sampai sekarang. Jurnal ini akan menganalisis akulturasi budaya pada naskah Rare Sigar. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif. Data penelitian diperoleh dengan membaca naskah Rare Sigar secara berulang-ulang kemudian mencatat bagian-bagian yang mendukung analisis utama penulis. Teori yang penulis gunakan yaitu teori Koentjaraningrat (1993) yang mengemukakan bahwa akulturasi merupakan suatu bentuk proses sosial di mana kelompok manusia dengan kebudayaan tertentu dihadapkan dengan unsur-unsur kebudayaan yang lain, unsur-unsur budaya ini lambat laun dapat diterima dan diolah tanpa menghilangkan unsur-unsur kebudayaan yang lama. Hasil dari penelitan penulis ditemukan bahwa naskah Rare Sigar termasuk ke dalam jenis naskah yang ditulis setelah pengarang mengenal Islam, akan tetapi kepercayaan-kepercayaan sebelum Islam juga tidak hilang dari diri pengarang. Terdapat akulturasi budaya yang terjadi seperti pada bidang bahasa dan kepercayaan kepada benda-benda yang mempunyai kekuatan gaib. Harapannya, semoga penelitian ini berguna dan dapat disempurnakan lagi.

Nowadays, many ancient manuscripts had been transliterated and translated into Indonesian. One of the provinces that did this was West Nusa Tenggara Museum. One of the manuscripts that had been transliterated and translated is the Rare Sigar manuscript. That is because it is considered that the information contained in the manuscript is still relevant today. The journal will analyze the Rare Sigar manuscript. The research data was obtained by reading the Rare Sigar script repeatedly and then noting the parts that were deemed to support the author’s main analysis. The theory that the author uses is the theory of Koentjaranngrat (1993) which states that acculturation is a form of social process in which human groups with certain cultures are faced with other cultural elements, these elements of culture is slowly to be accepted and processed without eliminating the old cultural elements. The results of the author’s research found that the Rare Sigar manuscript belongs to the type of manuscript written after knowing Islam but the belief before Islam did not disapper from the author. There is cultural acculturation that occurs, such as the source of language and belief in objects that have supernatural activities. Hopefully, this research will be useful and can be further refined."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2022
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>