Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 82250 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Wahyudin Ali
1995
S2391
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zamakhsyari Dhofier
Jakarta: LP3ES, 1983
297.6 ZAM t (2)
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Zamakhsyari Dhofier
Jakarta: LP3ES, 1982
297.7 ZAM t
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Zamakhsyari Dhofier
Jakarta: LP3ES, 1990
297.7 ZAM t
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Rosmaria Syafariah Widjayanti
"Kyai dan sistem pendidikan pesantren berpengaruh dalam menentukan pandangan hidup seorang santri. Pengaruh kyai yang dominan tergantung pada ajaran kyai, kewibawaan kyai, moralitas kyai, ilmu sang kyai, relasi kyai dengan masyarakat sekitar. Sedangkan sistem pendidikan merupakan variabel yang berpengaruh, jika sistem itu tepat digunakan. Dalam sistem pendidikan yang mempengaruhi pendangan hidup santri tergantung pada kurikulum yang diberikan, metode pengajaran, hubungan antara kyai dan santri, dukungan peralatan dalam proses belajar dan mengajar.
Dalam Pondok Pesantren Islam Al Mukmin Ngruki Surakarta, tidak ditemukan sosok kyai seperti yang dideskripsikan dalam pesantren pada umumnya. Namun sosok kyai dapat ditemukan dari fungsi ustad di pesantren ini. Ustad adalah guru yang mengajarkan ilmu di sekolah-sekolah formal dan non formal di pesantren ini. Tidak semua ustad membaur atau hidup bermukim dalam pesantren. Ustad senior hidup di rumah sendiri bersama kelurga yang jaraknya reatif jauh dari pesantren. Sementara Ustad junior hidup dan bermukim bersama para santri. Dalam kehidupan bersama ini terjadi transfer ilmu dan keyakinan dan pola periaku dari ustad junior kepada para santri.Dalam pesantren Ngruki ini tidak terdapat pola kepemimpian yang sentralistik Pengambilan keputusan dilakukan lewat musyawarah dalam suatu rapat yang dilaksanakan oleh Dewan Direktur. Hal ini wajar karena sistem kepemimpinan pesantren Ngruki tidak dikenal seorang kyai atau ustad senior, tetapi berada di tangan Dewan Direktur.
Pondok Pesantren Ngruki ini tergolong pesantren modern, yang tampak dari sistem pendidikan yang digunakan. Dalam sistem pendidikan ini mengunakan sistem klasikal, yang terdiri dari tingkatan atau jenjang pendidikan. Bahasa pengantar yang digunakan adalah bahasa Indonesia, bahasa Inggris dan bahasa Arab. Di samping pendidikan formal yang berlangsung dalam kelas, juga terdapat pendidikan non formal seperti pramuka, pencinta alam, silat dan sebagainya.
Berkaitan dengan ketahanan dan keamanan nasional, pesantren ini dapat mendukung ketahanan nasional mengingat sumber daya yang dimiliki. Dengan jumlah santri yang mencapai 2000 orang, maka alumni setiap tahunnya menyebar di masyarakat. Sumber daya alumni yang berkualitas yang dimiliki pesantren sangat membantu dalam pembangunan. Namun hal ini juga tergatung pada persepsi yang dibangun para alumninya pada waktu menjadi santri di pondok tersebut. Persepsi yang negatif seperti tidak mau menghormati bendera, akan berpengaruh dalam ketahanan nasional.

Study on two variables such personality of Kyai and educational system of pesantren has an effect on determining a variable of perception of life for a santri. Meanwhile the dominant Kyai influence depends on his teaching, authority, morality, knowledge, and relationship with his society around. On the other hand, the education system represent a variable having an effect on, if the system is precisely proceed. In the system influencing perception of life of a santri depends on a given curriculum, instruction method, relation between santri and kyai, and tools for supporting the course of learning and teaching.
The study shows that in the Pesantren Islam Al Mukmin. Ngruki in Surakarta case, there is no such of figure of which is described as common sense in pesantren life. However, the figure could be found from ustad function in this pesantren. The ustad is a teacher, which is teaching knowledge in formal schools and non-formal in this pesantren. Furthermore, all ustad do not all mixed or life live in pesantren. Meanwhile, senior ustad prefers to live at home with his family, which is relatively far from pesantren, whereas junior ustad prefer to live together with santri. In this coexistence happened the transfer of beliefs and knowledge and behavioral patterns from junior ustad. There is no centralistic leadership pattern, thus the decision-making depends on discussion in Board Of Directors of Pesantren. It can be understandable since the leadership system and style of the Ngruki pesantren do not in recognizing a senior ustad or kyai, but residing in Board Of Directors hand.
The Pesantren Ngruki pertained modem pesantren, visible from education system, which is used. In the education system that classical system used, consist of education ladder or level. The medium of instruction is Indonesian, Arabic and English. There is also education of non formal such boy scout, natural adventure, martial art and etc, beside formal education which is taking place in class.
In conjunction with national security and resilience, the pesantren could support national resilience in term of possession of the resource. With amount of santri to 2000, hence its alumni in every year disseminate in society. The qualified alumnus is a valuable resource for development. However, it also depends on their perception of its alumni when becoming santri in the pesantren. A negative perception such as saluting respect national flag will have an effect on in national resilience.
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2005
T15259
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Djumali Alam
1987
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Soefiannagoya Soedarman
"ABSTRAK
Skabies merupakan penyakit kulit infeksius utama yang sering ditemukan
di tempat padat penghuni yang memungkinkan kontak fisik antar orang misalnya
di pesantren. Tujuan riset ini adalah untuk mengetahui prevalensi skabies dan
hubungannya dengan perilaku kebersihan dan tingkat pendidikan santri. Studi ini
dilaksanakan di sebuah pesantren di Jakarta Selatan menggunakan desain cross
sectional. Pengambilan data dilakukan pada bulan Juli-September 2013
menggunakan kuesioner yang berisi pertanyaan mengenai perilaku kebersihan dan
pemeriksaan dermatologi. Data diolah dengan SPSS 20 dan diuji dengan Fischer
exact test. Hasilnya menunjukkan dari 98 santri, 67 positif skabies (prevalensi
68,4%). Dari 16 santri yang berperilaku baik 10 orang terinfeksi skabies dan dari
82 santri yang berperilaku buruk 57 orang mengidap skabies. Santri dengan
pendidikan ibtidaiyah paling banyak terinfeksi skabies (52%), diikuti tsanawiyah
(32%) dan aliyah (16%). Tidak terdapat perbedaan bermakna antara prevalensi
skabies dengan perilaku kebersihan (uji fischer, p=0.571) dan pendidikan (uji
fischer p=0.384). Disimpulkan prevalensi skabies tidak berhubungan dengan
perilaku kebersihan dan pendidikan.

ABSTRACT
Scabies is one of infectious skin disease that mostly finds in crowded
environment, which cause high possibility of direct contact between peoples
inside, one of the example is Pesantren. Purpose of this research is to know the
prevalence of scabies, and its association with behavior, and level of education of
santris. This study was performed in A pesantren in South Jakarta by using crosssectional
design. Data in this research took from July until September 2013 by
using questionnaire consists of questions regarding hygiene, and dermatological
examination. The data was analyzed with SPSS 20, and was tested by Fischer
exact test. Results showed form 98 santris, 67 of them are positive from scabies
(64.8% prevalence). Moreover, 10 from 16 good behavior santris were infected.
On the other hand, 57 from 82 santris with bad behavior suffered from scabies.
Ibtidaiyah became the highest level of education that suffered from scabies (52%),
followed by tsanawiyah, and aliyah (32%, and 16% respectively). There is no
significant difference between prevalence of scabies with behavior (Fischer exact
test, p=0.571), and level of education of santris (Fischer exact test, p=0.384). It
can be summarize that there is no significant association between prevalence of
scabies with behavior, and level of education of santris."
2016
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Iis Istiqomah
"Pada dasarnya proses persiapan pertenunan dilakukan melalui beberapa tahapan yang meliputi : penggulungan (reeling), pengelosan, perangkapan (doubling), pemuntiran (twisting), penggulungan-kembali (re-reeling), pemasakan (degumming), pencelupan/pewarnaan, penganjian (sizing), penghanian dan pencucukan.
Oleh karena dari tahapan-tahapan tersebut di atas terdapat dua tahapan yang dapat digabungkan dalam suatu alat yaitu : tahapan twisting dan tahapan re-reeling, maka kedua tahapan tersebut dirasa kurang efisien apabila dilakukan satu per-satu, sehingga perlu dilakukan perancangan dan pengembangan produk alat puntir benang sutera. Alat ini dapat memberi puntiran pada benang sutera dan sekaligus menggulung benang tersebut. Untuk mewujudkan proses persiapan pertenunan dengan menggunakan alat yang dimaksud, telah dilakukan erancangan dan pengembangan produk alat puntir benang sutera dengan menggunakan metode Ulrich-Eppinger.
Metode ini melalui beberapa tahapan, yaitu : Identifikasi kebutuhan konsumen, penyusunan dan pemilihan konsep rancangan produk, penegasan spesifikasi produk, pembuatan prototipe dan uji lapangan.
Adapun uji lapangannya terdiri dari : uji banding terhadap proses persiapan pertenunan cara tradisional/uji unjuk kerja (per formance), uji verifikasi, uji pelayanan (handling) dan uji beban berkesinambungan (continuous loading). Di samping itu juga telah dilakukan analisa ekonomi teknik dan manajemen pengembangan produk, untuk mengetahui kelayakan ekonomis serta waktu yang diperlukan dalam perancangan dan pengembangan produk alat tersebut.
Dari hasil perhitungan perancangan dan uji lapangan serta analisa ekonomi diperoleh spesifikasi prototipe alat puntir benang sutera sebagai berikut : tinggi 970 mm, panjang 1810 mm, lebar 950 mm, kapasitas produksi benang 1 kg/10 jam dan harga pokok produksi per-unit prototipe sebesar Rp. 1.668.300,- serta lama waktu perancangan dan pengembangan produk adalah 24 minggu.

Basically the preparation process of weaving is done through several step: reeling, doubling, twisting, re-reeling, degumming, coloring and sizing. Two of those step/phase can be combine in one tool that is twisting and re-reeling, so that it is important to plan and develop tool for twisting silk yarn. Because it isn?t efficient to do those step/phase one by one. The tool can cause twisting on the silk yarn and rereeling the silk yarn as well. To realize the preparation process of weaving with the tool mentioned, the planning and development product of twisting tool of silk yarn by using Ulrich- Eppinger method.
This method by means of some phase, that is: identification of costumer needs, arrangement and selection of product design concept, explanation of product specification, prototype production and field test.
The field test consist of : comparation test of preparation process on traditional weaving and the performance, verification test, handling test, and continuous loading test. Besides, technical economy analysis and product development management have been done to observe/identity the economic worthiness and the time needed for designing and developing the product of that tool.
By the calculation of design/plan and field test and ecomomic analysis be obtained the specification of silk yarn twisting tool prototype, that is : heigh 970 mm, length 1810 mm, width 950 mm, yarn product capacity 1 kg/10 hours and basic price of production of prototype Rp. 1.668.300,- and the duration of setting up and developing the product 24 weeks."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
T24927
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Elly Nurmaningtyas Fajarwati
"Tesis ini membahas peran kepemimpinan kyai Sahal Mahfudh dalam proses perubahan yang terjadi di dalam organisasi Pondok Pesantren Maslakul Huda. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan desain deskriptif. Hasil sebagai berikut: Pertama, Kyai Sahal dalam kepemimpinannya di Pesantren Maslakul Huda menggunakan pola kepemimpinan transformasional dalam menerapkan konsep nilai-nilai keagamaan yang terintegrasi dengan kehidupan sosial kemasyarakatan melalui pendidikan dan pemberdayaan. Kedua, sumber-sumber kekuatan perubahan kekuatan yang terjadi di Pesantren Maslakul Huda bersumber pada kekuatan eksternal yaitu, kondisi demografis dan kemajuan tekhnologi serta kekuatan internal berupa perilaku manajerial yaitu kepemimpinan kyai Sahal Mahfudh. Kepemimpinan kyai Sahal dalam proses perubahan Pesantren Maslakul Huda berperan sebagai pemrakarsa atau penganjur sekaligus agen perubahan setiap perubahan yang terjadi di pesantren.

The focus of this study is the leadership of kyai Sahal Mahfudh at Maslakul Huda Islamic Boarding School. The purpose of this study is to understand how kyai?s leadership takes place in creating organizational changing at Maslakul Huda Boarding School. This study uses qualitative method with descriptive design. The researcher finds that: First, kyai Sahal leads Maslakul Huda Islamic Boarding School by using transformasional leadership model in applying religious values integrated with social life through education and people empowerment. Second, the power of organization changing at Maslakul Huda comes from eksternal source (demographic and technology development) and internal source (managerial behaviour from kyai Sahal?s leadership). Kyai Sahal takes a part as initiator and changing agent."
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2009
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>