Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 57826 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Maman Soetarman Mahayana
Depok: Universitas Indonesia, 1992
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Haekal Pradifa Furqon
"Tesis ini membahas kosmologi Ibn Thufail yang bersifat holistik yang memuat relasi integral manusia-alam-Tuhan dan kaitannya dengan krisis lingkungan hidup. Dewasa ini, kerusakan alam menjadi latar belakang faktual kehidupan. Krisis tersebut dilatari oleh tercerabutnya alam dari keutuhannya yang luhur oleh kerangka kosmologi modern yang mendesakralisasi nilai spiritual-metafisis menjadi hanya objek kuantifikasi dan materi yang kering. Dengan demikian, dibutuhkan resakralisasi keutuhan pandangan kosmologi. Kosmologi Ibn Thufail membentangkan gagasan tentang semesta yang padu. Alam dan manusia merupakan bagian dari satu kesatuan dan interalsi integral yang memancar dari Wujud Niscaya. Mengelaborasi hermeneutika Gadamer sebagai metode penelitiannya, tesis ini mengiksplisitkan secara interpretatif-elaboratif temuan penelitian berupa konstruksi pandangan ekosofi dari bangunan kosmologi Ibn Thufail, yang memuat nilai-nilai ekologis seperti kesatuan (tawḥīd) semesta, providensialitas segenap wujud, teleologi semesta yang menandakan nilai atau ‘maksud’ setiap eksistensi, serta alam sebagai epifani divinitas. Alam dipandang sebagai yang menghidupi. Manusia bereksistensi bersama alam. Alam adalah guru. Kesadaran dan kedirian manusia berproses di dalam dan bersamanya. Ibn Thufail membawa nilai tersebut tidak hanya secara teoretis melainkan menawarkan alternatif praksis melalui konsep etika yang disebut tiga mimesis, yang masing-masingnya mencirikan relasi pada setiap entitas semesta, yakni diri, alam dan Tuhan serta memuat disposisi pada konservasi lingkungan.

This thesis discusses Ibn Ṭufayl's holistic cosmology and contains the integral humanity-nature-God relationship and its relation to environmental crisis. Today, the destruction of nature becomes the factual background of life. The crisis is driven by the nature uprooted from its sublime wholeness by a modern cosmological framework that desecrates spiritual-metaphysical values into mere objects of quantification and dry matter. Therefore, it takes the sacredness of the wholeness of the cosmological view back. Ibn Ṭufayl's cosmology presents the idea of a solid universe or cosmos. Nature and man are part of one integral unicity and interaction that radiate from the Necessary Existent. Elaborating on Gadamer’s hermeneutics as the research method, this thesis interpretively and elaboratively explicitizes the findings of the research in the form of the construction of the ecosophical view of Ibn Ṭufayl's cosmology, which contains ecological values such as universal unicity (tawḥīd), providence of all forms, teleology of the cosmos that signifies the value or 'intention' of each existence, as well as nature as an epiphany of divinity. Nature is seen as life-giver. Human has existence with nature. Nature is the teacher. Consciousness and selfness of human are processed in and with it.  Ibn Ṭufayl carries these values not only theoretically, but he also offers praxis alternative through an ethical concept called three mimesis, each of which characterizes relationships in each entity of the universe, namely self, nature and God and contains a disposition on environmental conservation.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Erni Febriani
"ABSTRACT
Skripsi ini adalah studi genre terhadap sebuah cerita science--faction yang berjudul La Journee d'Un Journaliste Americain en 2889 karya Jules Verne. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan ciri-ciri science-fiction dalam karya, melalui analisis pengaluran, tokoh, latar ruang dan latar waktu.
Pendekatan yang dipakai dalam penelitian ini adalah pendekatan struktural dengan menggunakan teori mengenai hubungan sintagmatik dan paradigmatik dari Roland Barthes, teori sekuen dari Schmitt dan Viala, serta teori science-fiction dari Gerard Cordesse dan Louis Vincent-Thomas.
Langkah awal penelitian ini adalah menguraikan cerita menjadi satuan-satuan isi cerita atau sekuen-sekuen, sesuai urutan penyajiannya dalam teks. Dari sekuen_-sekuen tersebut diketahui bahwa ada tiga pusat peristiwa menonjol, yang masing-_masing mempunyai alur yang kuat, yaitu: pusat peristiwa Francis Benett, pusat peristiwa Nathaniel Faithburn dan pusat peristiwa penemuan alat-alat canggih. Dari analisis terlihat bahwa ketiga alur dari pusat peristiwa tersebut berkisar pada kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Hal tersebut sesuai dengan salah satu ciri science-fiction, yaitu kehadiran ilmu pengetahuan dalam karya.
Dalam analisis tokoh terlihat bahwa ada sekelompok tokoh yang mempunyai tingkat intelejensia yang tinggi, yaitu tokoh Francis Benett, para ilmuwan dan para penemu. Selain itu terdapat pula tokoh yang mempunyai keinginan untuk hidup abadi, yaitu tokoh Nathaniel Faithburn. Francis Benett adalah gambaran manusia tahun 2889 yang hidup dalam dunia modern. Semua kegiatannya dibantu oleh mesin. Adapun tokoh Nathaniel Faithburn adalah gambaran seorang ilmuwan yang sangat mengagungkan ilmu pengetahuan. Ia melakukan percobaan hibernasi manusia yang sangat berbahaya demi mencapai ambisinya untuk hidup abadi.
Sernentara itu analisis latar ruang menggambarkan ruangan-ruangan modern yang dilengkapi peralatan berteknologi canggih. Hal ini sesuai dengan ciri Science-fiction. Begitu juga dengan analisis latar waktu. Sesuai dengan judulnya, semua peristiwa dalam La Journee d'Un Journaliste Americain en 2889 terjadi di masa depan, tepatnya tanggal 25 Juli 2889.

"
1999
S14375
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Moore, Patrick
London: George G. Harrap, 1957
808.3 MOO s
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Oxford: Oxford University Press, 1983
808.83 SCI
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Zulkarnain Yani
"Tulisan ini menyajikan hasil penelitian salah satu karya ulama Sumatera Selatan yang ada di Desa Seribandung. Ulama tersebut bernama KH. Ahyauddin Ibn KH. Anwar Ibn Haji Kumpul Seribandung dengan kitabnya berjudul al-Nagham. Kitab al-Nagham ini disusun menggunakan aksara Arab berbahasa Arab dan Melayu dalam bentuk kitab cetakan. Yang menarik dari kitab ini untuk dikaji adalah karena kandungan isi kitab tersebut menggelorakan semangat kebangsaan melalui syair-syair lagu yang disusun langsung oleh KH. Ahyauddin. Melalui kitab ini, KH. Ahyauddin mengobarkan semangat kebangsaan kepada para santrinya. Semangat kebangsaan yang disampaikan olehnya dalam kitab ini antara lain cinta tanah air (hubb al-wathan), patriotisme, persatuan dan kesatuan. Kitab ini diajarkan di pondok pesantren sejak pertengahan tahun 1963 hingga tahun 2009."
Jakarta: Balai Penelitian dan Pengembangan Agama, 2018
297 JPAM 31:2 (2018)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Zulkarnain Yani
"Tulisan ini menyajikan hasil penelitian salah satu karya ulama Sumatera Selatan yang ada di Desa Seribandung. Ulama tersebut bernama KH. Ahyauddin Ibn KH. Anwar Ibn Haji Kumpul Seribandung dengan kitabnya berjudul al-Nagham. Kitab al-Nagham ini disusun menggunakan aksara Arab berbahasa Arab dan Melayu dalam bentuk kitab cetakan. Yang menarik dari kitab ini untuk dikaji adalah karena kandungan isi kitab tersebut menggelorakan semangat kebangsaan melalui syair-syair lagu yang disusun langsung oleh KH. Ahyauddin. Melalui kitab ini, KH. Ahyauddin mengobarkan semangat kebangsaan kepada para santrinya. Semangat kebangsaan yang disampaikan olehnya dalam kitab ini antara lain cinta tanah air (hubb al-wathan), patriotisme, persatuan dan kesatuan. Kitab ini diajarkan di pondok pesantren sejak pertengahan tahun 1963 hingga tahun 2009."
Jakarta: Balai Penelitian dan Pengembangan Agama, 2018
297 JPAM 31:2 (2018)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Abdul Ghoni
"Perseteruan antara agama dan filsafat adalah perseteruan klasik yang tidak ada habisnya. Banyak upaya yang telah dilakukan namun masih saja belum dapat hasil yang maksimal. Di penghujung cakrawala pemikiran untuk memadukan keduanya, muncul seorang tokoh filosof Muslim Spanyol bernama Ibn Tufail. la mencoba menawarkan solusi alternatif untuk mencairkan kebekuan hubungan antara filsafat dan agama.
Ibn Tufail memulai dari pandangannya tentang akal. Manusia dapat menjalani perkembangan hingga mencapai puncaknya dengan potensi akal yang ia miliki. Walaupun ia berangkat dari titik yang paling rendah sekalipun. Berangkat dari ketiadaan pengetahuan, budaya atau tradisi tertentu. Perkembangan itu diniscayakan dari hasil persentuhan dengan alam di sekelilingnya yang terdiri dari; hewan, tumbuhan dan benda-benda. Manusia dapat belajar dari seisi alam semesta, meniru dan melakukan harmonisasi. Manusia cukup mengikuti alur harmoni yang sudah ada pada alam dan mengambil bagian di dalam harmoni itu.
Ibn Tufail juga mengemukakan bahwa akal manusia berkembang secara hierarkis seiring pertambahan usianya. Pada tahap awal adalah tahap akal praktis, ketika manusia bersentuhan dengan alam. dan melihatnya sebagai partikular-partikular yang berbeda satu sama lain. Tahap selanjutnya adalah tahap akal metafisis, ketika manusia mulai melihat alam secara universal. Manusia melihat ada kesamaan di balik perbedaanperbedaan yang nampak. Bahkan manusia sudah berpikir tentang sesuatu di balik materi. Ketika melihat pergerakan dan perubahan pada alam, maka ia berpikir ada zat yang melakukan pergerakan dan perubahan itu. Tidak mungkin gerakan dan perubahan harmonis di alam terjadi dengan sendirinya. Hingga akhirnya akal manusia sampai pada peniscayaan adanya Tuhan sebagai zat yang menggerakkan dan perubahan.
Tahap akal mistis merupakan puncak atau akhir perkembangan akal setelah manusia menjalani penghayatan kesempurnaan Tuhan. Mengingat begitu sempurnanya wujud alam ini, muncul dalam jiwa manusia kecintaan dan kerinduan kepada Yang Maha Sempurna itu. Kemudian manusia terdorong untuk berinteraksi secara intensif dengan-Nya melalui berbagai cara yang ia lakukan. Ibn Tufail mencontohkan pemenuhan hasrat kerinduan itu dengan gerakan berputar-putar, meniru gerakan benda-benda angkasa di langit.
Dengan demikian, akal menurut Ibn Tufail membawa manusia mengenal dan meniru alam, kemudian akal meniscayakan adanya Tuhan sebagai Zat di balik alam. dan akhirnya akal membawa manusia pada kerinduan kepada Tuhan. Dengan tahapan-tahapan ini, sesungguhnya manusia dengan akalnya dapat sampai pada apa yang diajarkan agama."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2004
T11195
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dedi Kurniawan
"Al-Hikam adalah sebuah kitab yang berisi ungkapan-ungkapan sufi yang mengandung hikmah yang dalam. Ungkapan-ungkapannya ringkas, tetapi luas dan dalam makrianya. Struktur kalimatnya dituliskan dengan indah baik secara lafaz maupun makna, menjadikan kitab al-Hikam sebuah teks sastra sufi yang mempunyai nilai sastra yang tinggi. Pengarang kitab al-Hikam, Ibn _Atha_illah al-Iskandariyah memasukkan ungkapan-ungkapan badi' dalam ungkapan-ungkapan hikmahnya. Ungkapan badi' yang digunakan oleh Ibn _Atha'illah meliputi keindahan lafaznya (muhassinat lafzhiyah) dan keindahan maknanya (muhassinat ma 'nawiyah)."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2006
S13116
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rudi Ruhimat
"Karya ilmiah ini membahas peran seorang tokoh yang bernama Ibnu Qayyim Al Jauziah dalam mengembangkan ilmu Tazkarya ilmiah ini membahas peran seorang tokoh yang bernama Ibnu Qayyim Al-Jauziah dalam mengembangkan ilmu Tazkiatun Nufuus. Ibnu Qayyim adalah seorang tokoh ulama Islam yang hidup pada abad kedelapan Hijriyah di Damaskus. Dia memiliki pengaruh dan andil yang besar dalam keilmuan Islam pada zamannya hingga saat ini. Karya-karya Ibnu Qayyim yang paling menonjol dan banyak diapresiasi oleh kaum muslimin adalah karyanya yang berkaitan dengan Ilmu Tazkiatun Nufuus. Ilmu tersebut merupakan sebuah cabang ilmu yang memiliki posisi sangat penting dalam agama Islam karena ilmu tersebut merupakan motor penggerak seseorang untuk memaknai Islam lebih mendalam. Ibnu Qayyim dikaruniai kecerdasan dan keluasan berpikir yang sangat hebat dalam mengembangkan ilmu tersebut. Dia memiliki kemampuan untuk merinci dan mensinergikan ilmu ini dengan berbagai sisi penting dalam kehidupan manusia. Kecerdasan dan kedalaman ilmu Ibnu Qayyim dalam hal ini, dapat kita ketahui ketika dia mengaitkan hubungan antara Tazkiatun Nufuus dengan kesehatan jasmani, keterkaitan Tazkiatun Nufuus dengan kebahagiaan hidup dan Tazkiatun Nufuus ketika seseorang mengalami jatuh cinta.

This paper discusses the role of a figure named Ibnu Qayyim Al-Jauziah in developing the science of Tazkiatun Nufuus. Ibnu Qayyim is a figureof Islamic scholar who lived in the eighth century Hijriah in Damascus. He has influence and a significant role in Islamic scholarship of his time to the present. The most prominent works of Ibnu Qayyim and much appreciated by the Muslims is related to his work of Tazkiatun Nufuus Sciences. This science is a branch of science that has a very important position in the Islamic religion because that science is the driving force of someone to interpret Islam more deeply. Ibn Qayyim blessed intelligence and breadth of thinking that is great at developing that science. He has the ability to specify and synergize this science with the various important sides in human life. We can know the Intelligence and depth of knowledge of Ibnu Qayyim in this case when he relates relationship between Tazkiatun Nufuus with physical health, connectedness Tazkiatun Nufuus with happiness and Tazkiatun Nufuus when a person has fallen in love.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2014
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>