Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 174867 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Suharto
"ABSTRAK
Paguyuban Pasundan yang didirikan tahun 1913 dengan tujuan memperbaiki kebutuhan rakyat, pada mulanya hanya bergerak di lapangan sosial-budaya dan ekonomi. Akan tetapi, mulai tahun 1918, sehubungan dengan dibentuknya Volksraad kegiatannya meliputi juga bidang politik.
Kegiatan Paguyuban Pasundan di bidang sosial dan ekonomi meningkat menjelang tahun 1930. Berbagai badan yang bergerak di lapangan sosial dan ekonomi, didirikan. Untuk membantu orang-orang, baik yang sedang dalam proses pengadilan, menjalani maupun dibebaskan dari penjara, pada tahun 1929 didirikan Pasundan bagian Reclasseering (PBR). Badan ini diakui dan bahkan diberi bantuan dana oleh pemerintah. Dua tahun kemudian, untuk membantu rakyat kecil, didirikan Adviesbureau Pasundan, yang tugasnya memberikan saran di bidang hukum secara cuma-cuma. Pada tahun yang sama, 1931, Paguyuban Pasundan membentuk Studiefonds Pasundan untuk membantu murid-murid sekolah yang tidak mampu dan juga membentuk Socialefonds Pasundan untuk membantu penduduk yang`terkena bahaya kebakaran, banjir atau kelaparan. Akhirnya, untuk membantu kaum ibu yang terlantar di kota besar, pada tahun 1933 didirikan badan Penolong Pengangguran Kaum Ibu (KI).
Di lapangan ekonomi, Paguyuban Pasundan mendirikan beberapa usaha/lembaga seperti koperasi, bank dan lumbung padi. Usaha untuk menangani bidang ekonomi ini pada awalnya dikerjakan oleh oabang-cabang perkumpulan. Hampir setiap cabang Paguyuban Pasundan mempunyai koperasi, sebaliknya bank dan lumbung padi hanya ada di beberapa cabang. Untuk mengkoordinasikan kegiatan di bidang ekonomi ini, pada tahun 1938 didirikan badan pusat yang diberi nama Bale Ekonomi Pasundan (BEP).
Rakyat, khususnya rakyat Jawa Barat, sangat tertolong oleh hadirnya badan-badan tersebut di atas. Badan-badan itu telah memperbaiki kehidupan rakyat, walaupun secara kwalitas dan kwantitas belum memuaskan karena terbatasnya daya dan dana.
Pamerintah kolonial menyambut baik lahirnya badan-badan itu, karena perbaikan di lapangan ini mempunyai akibat positif yaitu menambah ketenteraman dan ketertiban keadaan.
"
Fakultas Ilmu Pengatahuan Budaya Universitas Indonesia, 1994
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Suharto
"ABSTRAK
Setelah lahir Budi Utomo tanggal 20 Mei 1908, bermunculanlah berbagai perkumpulan, di antaranya Paguyuban Pasundan pada tanggal 20 Juli 1913. Perhatiannya ditujukan kepada golongan penduduk dan daerah Pasundan (Jawa Barat). Sampai awal tahun 1920-an, gerakan nasional di Indonesia masih diwarnai oleh perkumpulan -perkumpulan yang bersifat kedaerahan (lokal).
Pada tahun 1925 konsep nasionalisme Indonesia yang didalamnya terkandung ide persatuan nasional, yang dirumuskan oleh Perhimpunan Indonesia, akhirnya masuk ke Indonesia baik melalui para bekas anggota PI yang kembali ke tanah air maupun majalahnya yaitu Indonesia Merdeka. Di Indonesia, ideologi nasionalisme Indonesia itu terus dipropagandakan oleh para bekas anggota PI yang tergabung dalam kelompok-kelompok studi di antaranya Hlqemeene Studieclub di Bandung lewat rapat-rapat tertutup maupun terbuka. Setelah Partai Nasional Indonesia (PNI) lahir pada tahun 1927, propaganda itu dilakukan oleh partai baru itu. Sebagai realisasi dari ideologi baru itu, pada akhir tahun 1927 didirikan badan federatif partai-partai politik dengan nama Permufakatan Perhimpunan-perhimipunan Politik Kebangsaan Indonesia (PPPKI).
Adanya wawasan lokal di satu pihak dan masuknya wawasan nasional di lain pihak, menimbulkan permasalahan, bagaimanakah sikap Paguyuban menanggapi ideologi itu.
Penelitian ini bermaksud untuk menjawab pertanyaan di atas dan hasil penelitian ini dimaksudkan sebagai bahan untuk penulisan sejarah pergerakan nasional khususnya dan sejarah Indonesua umumnya.
Untuk menjawab pertanyaan di atas, dilakukan penelitian yang menggunakan metode sejarah yang melalui empat tahapan, yaitu heuristik, kritik, interpretasi dan historiografi.
Dari penelitian dapat disanpaikan hasilnya sebagai berikut. Paguyuban Pasundan terpengaruh dan menerima ideologi barn itu, wawasannya tidak lagi lokal, tetapi menjadi nasional. Oleh karena itu Paguyuban Pasundan mau bergabung dalam badan-badan federatif yang dibentuk seperti PPPKI dan ikut serta dalam perjuangan mencapai Indoneeia merdeka bersama-Sana perkumpulan lainnya."
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1995
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Suharto
"ABSTRAK
Pada masa pergerakan, pemuda juga tampil untuk memperjuangkan nasib bangsanya. Dalam kaitan ini pada tahun belasan lahirlah berbagai organisasi pemuda yang masih bersifat lokal, tetapi kemudian pada akhir tahun 1920an lahir organisasi-organisasi yang bersifat nasional, diantaranya Jong Indonesia, pada tahun 1931, organisasi-organisasi pemuda yang bersifat lokal itu berfusi menjadi Indonesia Muda (IM).
Akan tetapi, disamping Indonesia Muda masih terdapat organisasi-organisasi pemuda yang merupakan bagian dari suatu partai politik atau sosial diantaranya Yasana Obor Pasundan (YOP). Dalam buku-buku sejarah pergerakan, uraian mengenai YOP sangat kurang, karena itu organisasi ini juga kurang dikenal. Untuk mengisi kekosongan ini masalah yang diajukan adalah: kapan, dimana, dan siapa pendiri organisasi ini; apa maksud mendirikan organisasi, siapa yang masuk di dalamnya; dan bagaimana peran organisasi ini dalam pergerakan nasional.
Penelitian ini bertujuan untuk menjawab permasalahan tersebut di atas, hasilnya diharapkan menjadi bahan penulisan sejarah pergerakan nasional khususnya dan sejarah nasional Indonesia pada umumnya.
Penelitian ini adalah penelitian sejarah, karena itu metode yang digunakan adalah metode sejarah, yang mempunyai empat tahapan kegiatan, yaitu : heuristik, kritik sejarah, intepretasi, dan historiografi.
YOP yang merupakan bagian dari Paguyuban Pasundan, didirikan di Bandung tanggal 23 Desember 1934, sebagai tempat pendidikan calon-calon pemimpin Paguyuban Pasundan. Kecuali satu cabang di Yogyakarta, cabang-cabang dan anggotanya tersebar di beberapa kota di Jawa Barat. Para pemudi berkumpul sendiri dalam Yasana Obor Pasundan Istri (YOPI) dan anak-anak sekolah, masuk ke dalam kepanduan, yaitu Pandu Organisasi Pasundan atau Padvinders Organisaie Pasundan (POP).
YOP masuk dalam Perpusatan pergerakkan Pemuda Indonesia (Perpindo), suatu badan federasi organisasi-organisasi pemuda yang didirikan pada tahun 1938. Dengan demikian tuduhan bahwa YOP sebagai organisasi yang provinsialistis, hilang."
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1995
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Mohammad Iskandar
Fakultas Ilmu Pengatahuan Budaya Universitas Indonesia, 1995
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
"Rock shelter and cave and also its karst environment are natural resources for the benefit of human life from the past until now. In the past, human has exploited natural resources for various purposes. remains of past human activities at these sites are cultural resources that object of an archaeology research. The natural resources consisting in the archeological sites is also exploited by human for a variety of other interests that conflict of interest occurs."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Iman Hilman
"ABSTRAK
Gerakan Jumadilkubra tahun 1871 yang dibahas di dalan studi ini terjadi di daerah-daerah bagian selatan Pekalongan dan bagian utara Banyumas, Jawa Tengah. Gerakan ini dipelopori oleh seorang guru agama yang bernama Achmad Ngisa, yang menyatakan bahwa Syeh Jumadilkubra dari Wanabadra telah memberikan pesan suci kepadanya. Ia meramalkan akan datangnya Pangeran Erucakra, yang diiringi oleh tentaranya. Mereka ini akan bangkit melawan para penguasa asing dan mengusir ke luar, tetapi mereka diperbolehkan kembali dengan syarat bahwa mereka berpindah ke agama Islam dan terbatas hanya berdagang. Gerakan Jumadilkubra ini pada hakekatnya tidak memiliki gagasan-gagasan, baik mesianisme maupun milenarisme, namun semata-mata sebagai refleksi ketidakpuasan masyarakat terhadap kondisi sosial keagamaan di daerah mereka.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengungkapkan suatu peristiwa gerakan sosial-keagamaan yang terjadi di daerah Jawa Tengah. Tujuan apa yang ingin dicapai oleh Jumadilkubra beserta kawan-kawannya? Bagaimana corak kondisi masyarakat yang mendorong munculnya gerakan tersebut? Apa pandangan pemerintah kolonial terhadap gerakan itu? Apa tindakan pemerintah untuk mengatasinya? Bagaimana pandangan masyarakat di daerah "itu" terhadap meletusnya gerakan tersebut? Hasil penelitian ini tentu diharapkan dapat menjadi landasan bagi penelitian-penelitian selanjutnya.
Guna memperoleh eksplanasi yang memadai atas peristiwa sejarah yang menyangkut suatu gerakan sosial, tentunya agak sulit jika hanya menggunakan satu bidang ilmu saja. Karenanya, selain menggunakan Ilmu Sejarah, penelitian ini juga menggunakan pendekatan disiplin ilmu lainnya, dalam hal ini khususnya Sosiologi. Sebagai upaya untuk merangkai serta menganalisis fakta-faktanya, maka sumber-sumber yang menjadi landasan upaya itu didapatkan melalui Studi Kepustakaan, baik dalam bentuk tercetak maupun dokumenter.
Memang benar, bahwa gerakan Jumadilkubra yang terjadi di Jawa Tengah ini tidak sampai menimbulkan akibat-akibat yang dapat menggoyahkan, baik sendi-sendi kehidupan kemasyarakatan maupun eksistensi pemerintah kolonial. Hal ini dikarenakan, di dalam keadaan yang tidak seimbang, pihak penguasa jelas lebih beruntung dalam faktor kekuatan. Namun, kita tidak dapat mengatakan gerakan itu sebagai sesuatu yang tidak ada artinya, sebab bagaimanapun juga, adanya sebuah pemberontakan yang betapapun kecilnya di tengah-tengah kehidupan kolonial, menunjukkan suatu hentakan hati nurani manusia serta manifestaai insani yang mendambakan kebebasan atas diri pribadi ."
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, 1994
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Moh. Jenal Abidin
"Skripsi yang berlandaskan kajian sosial-ekonomi ini, mencoba melihat gejolak ekonomi di Hindia Belanda yang terkena dampak dari krisis dunia tahun 1930, yang dikenal dengan nama Malaise. Lebih jauh lagi skripsi ini, akan melihat sampai seberapa jauh aktivitas masyarakat Hindia Belanda dalam menanggapi terjadinya depresi ini, dan bagaimana pula sikap dari pemerintah Hindia Belanda dalam menanggulangi terjadinya krisis ini.
Terjadinya krisis dunia tahun 1929, yang berlang_sung cukup lama tersebut, secara praktis melumpuhkan sendi-sendi perekonomian Hindia Belanda. Walaupun sebenar_nya krisis ini dilatar belakangi oleh anjloknya bursa saham di Amerika, tetapi imbasnya justru lebih menimpa pada negara-negara pengahasil bahan mentah. Hindia Belan_da, yang hampir seluruh devisa negara didapat dari ekspor bahan mentah, mengalami nasib yang sangat tragis. Dan hal ini berpengaruh besar pada situasi dan kondisi masyarakat_nya. Muncul kekacauan ekonomi dalam masyarakat yang diaki-batkan oleh pengangguran, pemotongan upah, dan semakin rendahnya harga produk--produk pertanian. Pada saat seperti itulah masyarakat dipaksa untuk bisa bertahan dalam kondisi ekonomi yang sangat sulit.
Sistim ekonomi modern/Barat yang bertopang pada sistim ekonomi uang, sangat menyulitkan posisi masyarakat Hindia Blelanda. Pola-pola yang diterapkan dalam sistim ini sangat sulit untuk diintegrasikan dengan sistim ekonomi pribumi, dan mencapai puncak kesukarannya pada terjadinya malaise ini.
Ada satu hal yang menarik, bahwa dengan terjadinya krisis ini, masyarakat mencoba kembali sistim ekonomi tradisional dalam usahanya untuk mencoba bertahan. Sistim barter pun mulai menjadi model kegiatan ekonomi. Tetapi walau bagaimana sistim ekonomi uang yang diterapkan Peme_rintah secara ketat, (dalam pembayaran pajak, bunga hutang, dll) menyebabkan masyarakat mencoba bentuk lain dari usaha yang mereka jalani selama ini.
Usaha ini mencapai titik terang tatkala, Pemerintah mendukung (walaupun untuk maksud yang lain) pemanfaatan lahan-lahan yang kosong (akibat pengurangan produksi Perusahaan-perusahaan besar), pengaturan kebijakan regulasi agar produksi bisa berjalan tanpa terlalu terpengaruh kondisi pasar dunia, dan kebangkitan kembali industri_industri kecil masyarakat, yang kesemuanya dapat menjadi buffer (penyeimbang) dari krisis yang sedang berjalan."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1995
S12454
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Penelitian ini mengambil tema pembangunan infrastruktur dan perkembangan Kota Semarang pada periode awal abad ke-20 sampai pascakemerdemakaan....."
PATRA 10(1-2) 2009
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia, 2009
R 418.02 SAD t
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>