Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 84299 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Reza Mahiendra
"Skripsi ini menganalisis unsur sosio-kultural di dalam masyarakat Nusa Tenggara Timur di dalam novel Cumbuan Sabana yang dikarang oleh Gerson Poyk. Tujuannya adalah mengetahui unsur-unsur budaya Nusa Tenggara Timur yang terdapat didalam novel Cumbuan Sabana. Dari penelitian ini diperoleh beberapa unsur kebudayaan Nusa Tenggara Timur, yaitu perkawinan secara adat Nusa Tenggara Timur, tari -tarian Nusa Tenggara Timur, seperti tari padoa, tari kebalai, tari Lego-Lego, dan tari Likurai serta alat musik khas Nusa Tenggara Timur, yaitu Sasando. Kesimpulan dari analisis tersebut adalah unsur budaya di dalam novel Cumbuan Sabana yang dilihat dari tema, tokoh, alur, dan latar sosialnya digambarkan untuk mengenalkan budaya Nusa Tenggara Timur kepada masyarakat.

This undergraduate thesis analyzes the socio-cultural aspects of the East Nusa Tenggara society in the novel Cumbuan Sabana by Gerson Poyk. The purpose is to know the elements of culture NTT contained in the novel Cumbuan Sabana. From this study obtained some cultural elements of East Nusa Tenggara, Customary marriage of East Nusa Tenggara, East Nusa tenggara dances, such as Padoa dance, Kebalai dance, Lego-Lego dance, and Likurai dance and musical instruments typical East Nusa Tenggara, namely Sasando. The conclusion out of this analysis is the cultural aspects in the novel Cumbuan Sabana is seen from theme, characters, plot and social background are described for introducing to the people of East Nusa Tenggara."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2014
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
R.M. Koentjaraningrat, 1923-1999
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
301.23 KOE p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Fajra Farhan Ekadj
"Masalah dalam penelitian ini diketahui adanya penurun jumlah wisatawan dan pendapatan masyarakat pada destinasi wisata Taman Arkeologi Onrust. Tujuan penelitian ini bertujuan untuk: 1) Menganalisis daya tarik wisata di kawasan cagar budaya di Pulau Cipir, 2) Menganalisis kualitas pelayanan pariwisata yang berada di Pulau Cipir, 3) Menganalisis pengaruh jumlah wisatawan Pulau Cipir terhadap pendapatan masyarakat, dan 4) Menyusun konsep ekowisata sebagai upaya menciptakan pariwisata yang berkelanjutan di Pulau Cipir. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan metode yang digunakan adalah metode campuran (mix methods). Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa kegiatan edukasi sejarah dari Taman Arkeologi Onrust tidak cukup memikat daya tarik wisatawan. Diperlukan kegiatan lainnya untuk mendatangkan wisatawan sebagai contoh memanfaatkan wisata yang berada di Pulau Cipir. Memanfaatkan pantai yang dimiliki oleh Pulau Cipir dapat menjadi ekowisata bagi wisatawan. Kesimpulan pada penelitian ini adalah suatu destinasi di kawasan cagar budaya dapat bertahan jika terdapat nilai ekonomi yang diperoleh masyarakat setempat dan juga nilai edukasi yang diterima oleh wisatawan yang berkunjung.

The problem in this study is known to be a decrease in the number of tourists and a decrease in community income and regional budget revenue at the Onrust Archaeological Park tourist destination. The aims of this study were to: 1) Analyze tourist attractions in the cultural heritage area on Cipir Island, 2) Analyze the quality of tourism services on Cipir Island, 3) Analyze the effect of the number of tourists on Cipir Island on people's income, and 4) Develop the concept of ecotourism as a efforts to create sustainable tourism on Cipir Island. This study used a qualitative approach and the method used was a mixed method. The results of this study indicate that the historical education activities of the Onrust Archaeological Park are not sufficient to attract tourists. Other activities are needed to bring in tourists, for example, taking advantage of beach tourism on Cipir Island. T Utilizing the beach owned by Cipir Island can be ecotourism for tourists. The conclusion of this study is that a destination in a cultural heritage area can survive if there is economic value obtained by the local community and also educational value received by visiting tourists"
Jakarta: Sekolah Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Burhanuddin Aziz
"Pada penelitian ini, peneliti melihat pengaruh komunitas terhadap pelestarian cagar budaya di kawasan Kota Tua Jakarta. Dimana pengaruh dari komunitas dilihat dari persepsi yang dimiliki serta efeknya terhadap dukungan terhadap pelestarian. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan responden sebanyak 102 orang yang berasal dari 17 komunitas utama yang memanfaatkan Kawasan Kota Tua Jakarta terutama untuk kepentingan ekonomi. Metode analisa data yang digunakan pada penelitian ini adalah partial least square-structural equation model (PLS-SEM). Dengan mengaplikasikan teori SET (Social Exchange Theory), maka penelitian ini menggunakan faktor komunitas sebagai variabel, seperti community attachment, cultural attitude, community involvement, community gain, community members gain, dan status consistency. Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa positive perception komunitas sangat tinggi. Beberapa variabel yang sangat berpengaruh terhadap persepsi ini antara lain community involvement, community gain, dan status consistency. Hasil penelitian ini juga memperlihatkan bahwa persepsi positif maupun negatif tidak terlalu berpengaruh terhadap dukungan komunitas terhadap pelestarian cagar budaya karena nilai dukungan yang didapatkan sangat signifikan atau kuat. 

In this Thesis, researchers see the effects of the community on the preservation of cultural heritage in the Old Town of Jakarta. Where the influence of the community is seen from the perceptions and effects on support for conservation. This research applies quantitative method with 102 respondents who come from 17 communities that utilize Jakarta Old Town Area especially for economic interest Data analysis method used in this research is partial least square-structural equation model (PLS-SEM). By applying SET (Social Exchange Theory) theory, this study uses community factors as variables, such as community attachment, cultural attitudes, community involvement, community gain, community membership gain, and consistency status. From the research results can be seen that the positive perception community is very high. Some of the most influential variables on this perception are community involvement, community gain, and consistency status. The results of this study also showed that positive and negative perceptions did not significantly affect the community's support for the preservation of cultural heritage because the value of support obtained was significant."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2018
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sheba Bilqis
"Cagar Budaya adalah warisan budaya bersifat kebendaan yang berupa benda, bangunan , struktur, situs, dan kawasan  di darat dan/atau di air yang perlu dilestarikan keberadaannya karena memiliki nilai penting bagi sejarah, ilmu pengetahuan, pendidikan, agama, dan/atau kebudayaan melalui proses penetapan. Kementerian Sekretariat Negara RI saat ini mengelola 6 Istana yang tersebar di Indonesia, yaitu Istana Negara, Istana Merdeka, Istana Kepresidenan Bogor, Istana Kepresidenan Cipanas, Istana Kepresidenan Yogyakarta serta Istana Kepresidenan Tampaksiring. Istana-istana tersebut menjadi tempat penting bagi presiden beserta wakil presiden dalam menjalankan roda pemerintahan baik dimasa lampau maupun dimasa sekarang. Saat ini keenam Istana Kepresidenan yang dimaksud telah ditetapkan sebagai Bangunan Gedung Cagar Budaya (BGCB) dan keberadaannya menjadi nilai penting dalam upaya pelestarian cagar budaya yang sudah diatur dalam Permen PU Nomor 19 Tahun 2021 tentang Pedoman Teknis Penyelenggaraan Bangunan Gedung yang dilestarikan. Atas dasar tersebut keandalan bangunan perlu didukung dengan sistem pemeliharaan yang baik, tepat dan benar  terhadap  bangunan gedung cagar budaya. Penelitian ini bertujuan mengembangkan e-maintenance berbasis (1) Work Breakdown Structure (WBS), sebagai dasar awal perencanaan pemeliharaan bangunan gedung cagar budaya, yang nantinya aktivitas kegiatana di urai menjadi suatu pedoman pelaksanaan pemeliharaan BGCB, selanjutnya diintegrasikan pada (2) Building Information Modeling (BIM) yang memuat informasi, pedoman, dan data historis pemeliharaan bangunan. Model ini kemudian dimasukkan dalam (3) Sistem Informasi, untuk mendukung kemudahan akses yang dapat mempercepat proses pemeliharaan bangunan gedung cagar budaya. Pengembangan e-maintenance ini akan meningkatkan kinerja pemeliharaan bangunan cagar budaya dan diharapkan dapat diadopsi untuk bangunan historis lainnya. Metodologi penelitian yang digunakan berupa validasi pakar, wawancara, studi literatur dan studi kasus. Hasil validasi kemudian diintegrasikan ke dalam BIM dan dikembangkan dalam sebuah sistem informasi yang diuji coba terhadap obyek penelitian bangunan gedung cagar budaya berupa bangunan gedung Istana Kepresidenan Bogor.

Cultural Heritage is material in the form of objects, buildings, structures, sites, and areas on land and / or in water that need to be preserved because they have important values for history, science, education, religion, and/or culture through the determination process. The Ministry of State Secretariat of the Republic of Indonesia currently manages 6 palaces spread across Indonesia: the State Palace, Merdeka Palace, Bogor Presidential Palace, Cipanas Presidential Palace, Yogyakarta Presidential Palace, and Tampaksiring Presidential Palace. These palaces are important places for the president and vice president in running the wheels of government both in the past and present. Currently, the six Presidential Palaces in question have been designated as Cultural Heritage Buildings, and their existence is an important value in efforts to preserve cultural Heritage, which has been regulated in The Ministry of Public Works Regulation Number 19 of 2021 concerning Technical Guidelines for the Implementation of Preserved Buildings. On this basis, building reliability must be supported by a good, precise, and correct maintenance system for cultural heritage buildings. This study aims to develop e-maintenance based on (1) Work Breakdown Structure (WBS) as the initial basis for planning the maintenance of cultural heritage buildings, which later the activities will be broken down into a guideline for the implementation of BGCB maintenance, then integrated into (2) Building Information Modeling (BIM) which contains information, guidelines, and historical data on building maintenance. This model is then included in (3) Information Systems to support ease of access that can speed up the maintenance process of cultural heritage buildings. The development of this e-maintenance will improve the maintenance performance of cultural heritage buildings and is expected to be adopted for other historical buildings. The research methodology used is in the form of expert validation, interviews, literature studies and case studies. The validation results were then integrated into BIM and developed in an information system tested on the object of research on cultural heritage buildings in the form of the Bogor Presidential Palace building."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alfian
Jakarta: UI-Press, 1986
361.61 ALF t
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Walker, John A.
Yogyakarta: Jalasutra, 2010
745.2 WAL d
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Woro Aryandini
Jakarta: UI-Press, 2000
306 WOR m
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Abdullah Ba'Agil
"Penelitian ini memaparkan kemunculan dan dinamika sebuah komunitas film independen bernama Bale Films yang berada di Desa Cibanteng, daerah pinggiran yang dianggap bukan sebagai pusat dari industri kreatif dan teknologi. Melalui participant observation dan wawancara mendalam ditemukan demokratisasi teknologi memainkan peranan penting untuk menjelaskan kemunculan dan dinamika komunitas film independen di Desa Cibanteng. Demokratisasi teknologi membuat teknologi untuk memproduksi film menjadi murah. Walaupun begitu, kata “murah” begitu relatif di tiap kelas sosial yang ada, perlu proses yang panjang untuk Bale Films memiliki berbagai teknologi produksi film skala kecil. Ditemukan juga, keadaan ini yang membuat teknologi semakin murah menguntungkan perusahaan besar industri film arus utama juga, dengan modal besar perusahaan arus utama mampu membuat film beranggaran besar yang menyingkirkan penawaran dari film independen yang beranggaran rendah, terlokalisasi, dan unik. Kesenjangan antara independen dengan dominasi industri mendorong perdebatan yang bermuara pada kritik budaya yang dilakukan oleh Bale Films sebagai komunitas film independen terhadap dominasi budaya film industri (film nasional arus utama). Kritik-kritik ini berada pada tataran wacana, wacana-wacana berupa film independen merdeka, bebas, jujur, seni di atas uang.

This research show the emergence and dynamics of an independent film community called Bale Films located in Cibanteng village, a suburb that is considered not as the center of creative industry and technology. Through participant observation and in-depth interviews, founds that the democratization of technology plays an important role in explaining the emergence and dynamics of the independent film community in Cibanteng Village. The democratization of technology makes the technology for producing films cheaply. Although word “cheap” is so relative in every existing social class, it takes a long process for Bale Films to have various small-scale film production technologies. Also, this situation makes technology increasingly profitable for the big film industry companies as well, with the large capital of mainstream companies being able to make big-budget films that block the offerings of low-budget, localized, unique independent films. The gap between independent and the domination of the industry, encourages contention which leads to the cultural criticism carried out by Bale Films as an independent film community against the cultural domination of the film industry (mainstream national films). These criticisms are at the level of discourse, discourses in the form of independent, free, honest films, art over money."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bandung: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1993
303.4 DAM
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>