Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 171816 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Herry Aryanto
"Perkembangan teknologi digital terjadi begitu cepat termasuk dalam dunia TV siaran. Perkembangan tersebut mengakibatkan adanya kesepakatan diantara banyak negara yang mengharuskan adanya migrasi dari sistem TV analog ke TV digital. Indonesia pada tahun 2015 - 2018 direncanakan secara penuh akan melakukan migrasi penyiaran TV analog ke TV digital secara penuh (Analog Switch Off). Bagi pemerintah sebagai regulator, penerapan sistem penyiaran TV digital akan dapat meningkatkan efesiensi penggunaan spektrum frekuensi, dimana 1 (satu) kanal TV analog dapat menyalurkan 4-6 program siaran TV digital, sehingga dapat menampung lebih banyak penyelenggara TV baru, dengan demikian sebagian spektrum penyiaran yang ada dapat dimanfaatkan untuk layanan (service) lain yang akhirnya akan meningkatkan penerimaan negara dalam bentuk Biaya Hak Penggunaan (BHP) frekuensi.
Tujuan dari penerapan Biaya Hak Penggunaan frekuensi adalah mempromosikan penggunaan spektrum frekuensi yang efektif dan efesien. Disamping itu juga untuk mendapatkan pendapatan bagi negara yang salah satunya adalah untuk membiayai kegiatan manajemen spektrum frekuensi. Dalam pelaksanaan migrasi sistem penyiaran TV analog ke sistem penyiaran TV digital diperlukan model baru perhitungan Biaya Hak Penggunaan frekuensi TV siaran digital di Indonesia.
Dalam tesis ini akan memfokuskan pada analisa model biaya hak penggunaan spektrum dengan memperhatikan pengalaman?pengalaman dari beberapa negara- negara (benchmarking) dalam penerapan biaya spektrum frekuensi dan analisa masukan dari operator TV siaran di Indonesia. Dalam penelitian ini dihasilkan rumusan model perhitungan BHP Frekuensi TV penyiaran digital di Indonesia yang menggunakan parameter - parameter bandwidth, indeks harga frekuensi, kondisi ekonomi di wilayah layanan dan cakupan populasi penduduk. Dengan membandingkan dengan model BHP pada saat ini maka ada penambahan parameter yaitu kondisi ekonomi di wlayah layanan dan cakupan populasi. Dengan adanya penambahan paremeter tersebut diharapakan BHP akan lebih adil bagi operator TV. Daerah yang kurang maju mendapatkan insentif dari pembayaran BHP frekuensi. Pemerintah juga mendapatkan pendapatan dari penarikan BHP.

The development of digital technology happen so quickly in the world including broadcast TV. These developments resulted in the agreement among many countries that require the migration from analog TV system to digital TV. Indonesia in 2015 - 2018 is planned in full will be to migrate analog TV broadcasting to digital TV in full (Analogue Switch Off). For the government as regulator, the application of digital TV broadcasting system will be able to improve the efficiency of the use of frequency spectrum, where 1 (one) channel to channel 4-6 analog TV to digital TV broadcasting programs, so it can accommodate more new TV providers, thereby partially broadcasting spectrum could be used for services which are ultimately going to increase state revenue in the form of cost Rights of Use (BHP) frequency.
The purpose of the application fee is to promote the right use of the frequency of use of the frequency spectrum of effective and efficient. In addition, to obtain revenue for the country one of which is to finance the activities of the frequency spectrum management. In the implementation of analog TV broadcasting system migration to digital TV broadcasting system required a new model of calculating the frequency of use of TV Rights Cost of digital broadcasting in Indonesia. This thesis will focus on the analysis of spectrum usage rights fee model by considering the experiences of several countries (benchmarking) in the application of spectrum frequency cost analysis and input from broadcast TV operators in Indonesia.
In this study, the formulation of the calculation model BHP frequency TV digital in Indonesia using the parameters - the parameters of bandwidth, the frequency of price indices, economic conditions in the service area and population coverage. By comparing the model with BHP at the moment there are additional parameters, economic conditions in services area and population coverage. With the additional parameter is expected that BHP would be fairer for TV operators. The less developed regions to get incentives from BHP payment frequency. The overnment also earned income from the withdrawal of BHP.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
T40876
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Denny Hasminta S. Maha
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
TA3323
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Rio Imanoto Hadi
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2001
TA3212
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Sinaga, Nasan
"ABSTRAK
Masalah yang dihadapi dalam melakukan perencanaan jaringan telepon perkantoran gedung bertingkat yang statusnya untuk disewakan dan sebahagian dipakai sendiri adalah prakiraan kebutuhan banyaknya satuan sambungan telepon (sst) dan titik outlet telepon dilokasi ruangan kerja serta pemilihan jaringan dan peralatannya untuk mendukung kecepatan dan keandalan dalam melakukan pertukaran informasi dari setiap pelanggannya seoptimal mungkin.
untuk mendukung perencanaan jaringan yang optimal terlebih dahulu dihitung banyaknya sst yang diperhitungkan berdasarkan total luas effektif bangunan, sedangkan untuk penentuan jumlah titik outlet telepon setiap lantai ditetapkan sesuai standard cipta karya. 5elanjutnya untuk media traasmisi memilih menggunakan kabel Unshielded Twisted Pair (UTP) kategory 5 serta perlengkapannya yang sanggup mendukung transfer data dengan kecepatan 155 Mbps.
Dengan optimasi perencanaan jaringan yang dilakukan, diharapkan kesesuaian antara perencanaan dan kebutuhan terutama dalam menyongsong konsep pengembanga.n jaringan dan pelayanan dengan akan diterapkannya ISDN oleh PT. Telkom, makes suatu jaringan dapat digunakan bermacam-macaw pelayanan, seperti . Data, suara, gambar dan perpaduan antara ketiganya sehingga fasilitas yang tersedia menjadi nilai tambah dari gedung Perkantoran yang disewakan khususnya bust gedung Graha Istaka.

"
1995
S38742
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hendra Prasetya
"Nonuniform transmission lines (NTLs) dan aplikasinya telah banyak diteliti seperti misalnya untuk impedansi-matching, pulse transformer, resonators dan filter.
Jenis-jenis transformer penyesuai impedansi dengan menggunakan saluran transmisi mikrostrip yang biasa digunakan untuk broadband adalah transformer quarter-wave dan transformer jenis taper atau nonuniform transmission lines. Transformer jenis quarter-wave ada dua jenis yaitu single section dan multisection, transformer quarter-wave multisection menghasilkan bandwidth yang lebih lebar dibandingkan transformer quarter-wave yang single section, tetapi transformer quarter-wave multisection akan memerlukan panjang saluran yang cukup panjang akibatnya rugi-rugi transmisi juga akan semakin besar.
Pada tesis ini dirancang bangun wideband transformer penyesuai impedansi dengan menggunakan nonuniform transmission lines bentuk double taper segitiga, dengan impedansi sumber 50 ohm dan impedansi beban 75 ohm. Ada tiga jenis perancangan yang direalisasikan dalam tesis ini, pertama panjang segitiga I = segitiga H, bandwidth yang dihasilkan lebih besar dari 2.67 :1, dengan penyimpangan frekuensi awal dan frekuensi kerja yang terjadi antara pengukuran dan hasil simulasi MWO masing-masing sebesar 3.48% dan 3.53% (Duroid RTI5880); dan sebesar 3.5694 : 1 dengan penyimpangan frekuensi awal dan frekuensi kerja antara pengukuran dan hasil simulasi masing-masing sebesar 0.69% dan 0.45% (GML 2032). Kedua panjang segitiga I > segitiga II bandwidth yang dihasilkan lebih dari 4.3668: 1, dengan penyimpangan frekuensi awal dan frekuensi kerja yang terjadi antara pengukuran dan hasil simulasi masing-masing adalah sebesar 0.29% dan 0.089%. Ketiga panjang segitiga I < segitiga II bandwidth yang dihasilkan lebih dari 4.5872: 1, dengan penyimpangan frekuensi awal dan frekuensi kerja yang terjadi antara pengukuran dan hasil simulasi masing-masing adalah sebesar 1.38% dan 0.57%.

Non-uniform Transmission lines (NTLs) and their application have been widely investigated, such as impedance matching, pulse transformers, resonators and filter.
Transformers impedance matching for broadband with micro strip transmission lines there are two kind, that is transformers quarter-wave and transformers taper or non-uniform transmission lines. Transformers quarter-wave there are two, that is single section and multisection, transformers quarter-wave multisection have been wider bandwidth than transformers quarter-wave single section, but transformers quarter-wave multisection will need longer line length, so transmission losses will be larger.
In this thesis, will be designed-realization wideband transformers impedance-matching with non-uniform transmission lines shape double triangular taper with source impedance 50 ohm and load impedance 75 ohm. There are three kind design will be realized in this thesis, first length triangular I same with length triangular II produce bandwidth more 2.67 : 1, with deviation start frequency and operation frequency between realization and simulation with MWO is 3.48% and 3.53% respect (Duroid RT/5880); and is 3.5694 : I with deviation start frequency and operation frequency between realization and simulation with MWO is 0.69% and 0.45% (GML 2032). Second length triangular I longer than length triangular II produce bandwidth more 4.3668 : 1, with deviation start frequency and operation frequency between realization and simulation with MWO is 0.29% and 0.089%, and third length triangular I shorter than length triangular II, produce bandwidth more 4.5872: 1, with deviation start frequency and operation frequency between realization and simulation with MWO is 1.38% and 0.57%.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2003
T14609
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hery Aryanto
"Perkembangan teknologi digital terjadi begitu cepat termasuk dalam dunia TV siaran. Perkembangan tersebut mengakibatkan adanya kesepakatan diantara banyak negara yang mengharuskan adanya migrasi dari sistem TV analog ke TV digital. Indonesia pada tahun 2015 - 2018 direncanakan secara penuh akan melakukan migrasi penyiaran TV analog ke TV digital secara penuh (Analog Switch Off).
Bagi pemerintah sebagai regulator, penerapan sistem penyiaran TV digital akan dapat meningkatkan efesiensi penggunaan spektrum frekuensi, dimana 1 (satu) kanal TV analog dapat menyalurkan 4-6 program siaran TV digital, sehingga dapat menampung lebih banyak penyelenggara TV baru, dengan demikian sebagian spektrum penyiaran yang ada dapat dimanfaatkan untuk layanan (service) lain yang akhirnya akan meningkatkan penerimaan negara dalam bentuk Biaya Hak Penggunaan (BHP) frekuensi. Tujuan dari penerapan Biaya Hak Penggunaan frekuensi adalah mempromosikan penggunaan spektrum frekuensi yang efektif dan efesien. Disamping itu juga untuk mendapatkan pendapatan bagi negara yang salah satunya adalah untuk membiayai kegiatan manajemen spektrum frekuensi.
Dalam pelaksanaan migrasi sistem penyiaran TV analog ke sistem penyiaran TV digital diperlukan model baru perhitungan Biaya Hak Penggunaan frekuensi TV siaran digital di Indonesia. Dalam tesis ini akan memfokuskan pada analisa model biaya hak penggunaan spektrum dengan memperhatikan pengalaman?pengalaman dari beberapa negara- negara (benchmarking) dalam penerapan biaya spektrum frekuensi dan analisa masukan dari operator TV siaran di Indonesia.
Dalam penelitian ini dihasilkan rumusan model perhitungan BHP Frekuensi TV penyiaran digital di Indonesia yang menggunakan parameter - parameter bandwidth, indeks harga frekuensi, kondisi ekonomi di wilayah layanan dan cakupan populasi penduduk. Dengan membandingkan dengan model BHP pada saat ini maka ada penambahan parameter yaitu kondisi ekonomi di wlayah layanan dan cakupan populasi. Dengan adanya penambahan paremeter tersebut diharapakan BHP akan lebih adil bagi operator TV. Daerah yang kurang maju mendapatkan insentif dari pembayaran BHP frekuensi. Pemerintah juga mendapatkan pendapatan dari penarikan BHP.

The development of digital technology happen so quickly in the world including broadcast TV. These developments resulted in the agreement among many countries that require the migration from analog TV system to digital TV. Indonesia in 2015 - 2018 is planned in full will be to migrate analog TV broadcasting to digital TV in full (Analogue Switch Off). For the government as regulator, the application of digital TV broadcasting system will be able to improve the efficiency of the use of frequency spectrum, where 1 (one) channel to channel 4-6 analog TV to digital TV broadcasting programs, so it can accommodate more new TV providers, thereby partially broadcasting spectrum could be used for services which are ultimately going to increase state revenue in the form of cost Rights of Use (BHP) frequency.
The purpose of the application fee is to promote the right use of the frequency of use of the frequency spectrum of effective and efficient. In addition, to obtain revenue for the country one of which is to finance the activities of the frequency spectrum management.
In the implementation of analog TV broadcasting system migration to digital TV broadcasting system required a new model of calculating the frequency of use of TV Rights Cost of digital broadcasting in Indonesia. This thesis will focus on the analysis of spectrum usage rights fee model by considering the experiences of several countries (benchmarking) in the application of spectrum frequency cost analysis and input from broadcast TV operators in Indonesia. In this study, the formulation of the calculation model BHP frequency TV digital in Indonesia using the parameters - the parameters of bandwidth, the frequency of price indices, economic conditions in the service area and population coverage. By comparing the model with BHP at the moment there are additional parameters, economic conditions in services area and population coverage. With the additional parameter is expected that BHP would be fairer for TV operators. The less developed regions to get incentives from BHP payment frequency. The overnment also earned income from the withdrawal of BHP."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
T27589
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Siregar, Edwin Hasan
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1990
S38213
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Indar Atmanto
Jakarta: Independent Society, 2013
384 IND k (1)
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Ema Savitri
"Angkutan umum/bis merupakan salah satu mode angkutan umum yang sangat dibutuhkan oleh sejumlah besar masyarakat terutama golongan menengah ke bawah. Permasalahan pokok yang dihadapi oleh pemakai jasa /user adalah tidak adanya waktu keberangkatan angkutan umum/bis yang tepat, sehingga mempengaruhi waktu perjalanan, waktu tunggu dan sebagainya, Berta cenderung akan mengharapkan jumlah bis yang beroperasi lebih banyak, karena semakin banyak bis yang beroperasi akan semakin cepat waktu keberangkatannya dan semakin kecil waktu tunggunya. Sedangkan permasalahan dari pihak operator/pengelola angkutan umum, akan cenderung untuk membatasi jumlah angkutan umum/bis pada tingkat pelayanan yang paling menguntungkan.
Pendekatan model yang digunakan untuk pemecahan masalah adalah dengan melakukan optimasi pada proses penjadualan angkutan umum/bis berdasarkan waktu keberangkatan bis yang optimal dengan proses yang dinamik. Dengan mengetahui waktu keberangkatan bis yang optimal, maka didapat besar probabilitas penumpang yang dapat naik pada bis yang pertama kali datang di suatu pemberhentian, setelah kedatangannya penumpang tersebut di suatu pemberhentian tersebut.
Model yang digunakan untuk pemecahan masalah adalah pengembangan model yang dikemukanan oleh Yosef Sheffi dan Morihisa Sugiyama, yang dikembangkan kembali oleh Dr.Ir. Sutanto Soehodho, MEng (1992). Pengembangan model tersebut mencakup metode untuk penjadualan waktu keberangkatan bis pada rute tunggal. Masalah formulasi program matematika dibatasi dengan kapasitas angkutan umum/bis, jumlah pemberhentian/halte dan jumlah armada yang dibutuhkan. Sedangkan tingkat kedatangan penumpang disetiap pemberhentian/halte, probability perpindahan anal tujuan penumpang dan waktu perjalanan armada dari suatu pemberhentian ke pemberhentian lain dibuat secara asumsi data.
Sebagai solusinya digunakan prosedur dari "Dynamic Programming. Sehingga didapat optimasi penjadualan berdasarkan permintaan stokastik (Stochastic Demand).
Studi kasus dalam pemecahan masalah dipilih Angkutan umum/bis dengan rute tunggal dengan jumlah bis yang optimal didapat sebesar 3 bis. Hasil analisa menunjukan bahwa waktu keberangkatan yang optimal yang didapat dengan menggunakan "Dynamic Programming" adalah sebagai berikut :
Untuk bis yang pertama mempunyai selang waktu selama 23 menit dari waktu yang dijadualkan. Sedangkan untuk bis yang kedua mempunyai selang waktu 14 menit dari bis yang pertama dan untuk bis yang ketiga mempunyai selang waktu 23 merit dengan bis yang kedua.
Adapun hasil dari Program Dinamik tersebut, maka didapatkan waktu keberangkatan yang menghasilkan harga Probabilitas Kejadian X yang optimal yaitu kejadian dimana penumpang dapat naik pada bis yang pertama kali datang di suatu pemberhentian, setelah kedatangannya penumpang tersebut di suatu pemberhentian tersebut."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
T8086
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>