Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 84115 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ratna Ekawati
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
T41053
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ratna Ekawati
"Penilaian kinerja pemasok merupakan kegiatan penting bagi perusahaan, karena pemasok adalah salah satu mata rantai yang sangat berpengaruh bagi kelancaran produksi perusahaan. Penilaian kinerja pemasok dilakukan untuk memperoleh suatu nilai kinerja (efisiensi) dan meningkatkan kinerja yang tidak efisien.
Penelitian menggunakan metode gabungan AHP/DEA untuk menyeimbangkan penilaian subyektif dan obyektif. Analytic Hierarchy Process digunakan untuk menghasilkan bobot masing-masing pemasok yang diperoleh dari hasil kuesioner, sedangkan Data Envelopment Analysis adalah pendekatan non parametrik untuk mengidentitikasi input/output.
PT.X adalah perusahaan yang bergerak dibidang manufaktur yang memproduksi tabung Iayar televisi, dan memiliki lebih dari satu pemasok untuk masing-masing raw materialnya. Evaluasi kinerja pemasok yang dilakukan perusahaan memiliki perbedaan yang signifikan dengan metode AHP/DEA, karena tidak semua pemasok yang ada memiliki kinerja yang baik, dimana nilai kinerja pemasok terbaik adalah efisiensi =1, sedangkan pemasok yang memiliki nilai efisiensi < 1 dievaluasi kinerjanya dengan membandingkan terhadap kinerja pemasok terbaik.

Supplier perfomance assessment is important activity in a company, because supplier is one of important component in supply chain that influence for company production process. Supplier performance assessment is conducted to provide performance value (efficient) and increase inefficient perfomance.
This research used combining method between AHP and DEA to balance objective and subjective assessment. Analytic Hierarchy Process was used to provide weight of each suppliers weight from questionnaires result, while Data Envelopment Analysis was non parametric approach to identified output/ input.
PT X is glass funnels of television manufacturer and has multi suppliers for each raw materials company. Supplier performance evaluation has been used by company that had significant difference with AHP/DEA method, because of only several company suppliers have best perfomance (efficiency value = 1), otherwise supplier which has efficiency value < 1 were evaluated their performance with comparing to the best supplier."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
T16947
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tony Susanto
"Penilaian kinerja pemasok merupakan kegiatan penting bagi perusahaan, karena pemasok adalah salah satu mata rantai yang sangat berpengaruh bagi kelancaran produksi perusahaan. Penilaian kinerja pemasok dilakukan untuk memperoleh suatu nilai kinerja (efisiensi) dan meningkatkan kinerja yang tidak efisien. Penelitian ini menggunakan metode Analytical Hierarchy Process (AHP) dan Data Envelopment Analysis (DEA) untuk menyeimbangkan penilaian subyektif dan obyektif. AHP digunakan untuk menghasilkan bobot masing—masing pemasok yang diperoleh dari hasil kuesioner, sedangkan DEA adalah pendekatan non parametrik untuk mengidentifikasi input/output. Penelitian ini dilakukan di PT. Pertamina Pertamina (Persero). PT. Pertamina (Persero) adalah salah satu perusahaan minyak terbesar milik negara di Indonesia yang memproduksi Bahan Bakar Minyak (BBM) dan Non Bahan Bakar Minyak (NBBM) termasuk memproduksi pelumas. Dalam penelitian ini, penulis ingin meneliti kinerja para pemasok Divisi Pelumas PT. Pertamina (Persero) dalam memproduksi pelumas dengan menggunakan AHP dan DEA untuk menganalisis kinerja para pemasoknya. Para pemasok pelumas PT. Pertamina (Persero) memberikan kontribusinya yaitu dengan memasok plastik, drum, serta KKG untuk memperlancar proses produksi pelumas PT. Pertamina (Persero). Penilaian kinerja pemasok yang dilakukan PT. Pertamina (Persero) memiliki perbedaan dengan penilaian kinerja pemasok dengan menggunakan metode AHP/DEA yaitu dalam hat kompleksitas penilaiannya. Karena dalam penititian mi, penilaian kinerja para pemasok dilakukan berdasarkan kriteria serta sub-kriteria yang bersumber dari literatur-literatur dan dalam melakukan penilaian para pemasoknya selama ini, PT. Pertamina (Persero) hanya melakukan penilaian dengan menggunakan cara yang konvensional yaitu dengan cara pembobotan, sehingga unsur subyektifitas menjadi satu kekhawatiran terhadap penilaian kinerja pemasok yang kurang efisien di masa mendatang. Dengan metode AHP/DEA diharapkan dapat menghilangkan unsur subyektifitas dalam penilaian para pemasok tersebut, karena dengan menggunakan AHP/DEA ini penilaian secara mendalam terhadap kinerja pemasok dari berbagai aspek tercermin melalui kriteria serta sub-kriteria yang menjadi aspek peniiaian tersebut. Dalam melakukan penilaian pemasok, pemasok yang memiliki kinerja baik yaitu apabila memiliki efisiensi sama dengan 1. Sedangkan pemasok yang memilliki nilai efisiensi kurang dari 1, harus dilakukan evaluasi terhadap kinerjanya dengan membandingkan terhadap kinerja pemasok terbaik. Berdasarkan permasalahan yang ada serta pembahasan hasil evaluasi terhadap kinerja para pemasok divisi pelumas PT. Pertamina (Persero) dengan menggunakan metode AHP/DEA yang telah dilakukan dalam penelitian ini, para pemasok tersebut memiliki kinerja yang baik, hal ini dapat dilihat dari nilai efisiensi yang diperoleh yaitu para pemasok rata-rata memiliki nilai efisiensi sama dengan 1. Akan tetapi dengan tercapainya kinerja yang efisien tersebut, PT. Pertamina (Persero) harus secara berkelanjutan mengevaluasi para pemasok secara ketat agar kinerja para pemasok dapat dipertahankan serta ditingkatkan sehingga produksi pelumas PT. Pertamina (Persero) lebih berkualitas dapat bersaing dengan para pesaingnya di pasar global."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2008
T23053
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Dola Vani
"Pemilihan pemasok dalam manajemen rantai pasok menjadi sangat penting, sebagai akibat adanya kompetisi antara rantai pasok pada perusahaan. Saat ini, konsumen sangat menginginkan harga yang lebih murah, produk yang berkualitas tinggi, pengiriman yang tepat waktu serta layanan purna jual yang lebih baik. Untuk mencapai hal tersebut, maka salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan pemilihan dan evaluasi kinerja pemasok. Pemilihan dan evaluasi kinerja pemasok akan membantu perusahaan dalam meningkatkan proses operasi dalam berbagai dimensi. Secara khusus, hal ini akan sangat membantu dalam proses peningkatan kinerja pemasok, yang selanjutnya akan meningkatkan kinerja perusahaan dengan pengalokasian sumber daya yang optimal pada program pengembangan pemasok serta membantu manajer dalam merestrukturisasi jaringan pemasok perusahaan berdasarkan kinerjanya.
Oleh karena itu, pada penelitian ini, dibahas sebuah metodologi untuk melakukan evaluasi kinerja pemasok yang efektif dengan menggunakan metode DEA dan AHP (kuantitatif dan kualitatif). DEA adalah sebuah program matematik untuk mengevaluasi efisiensi relatif dari beberapa unit pembuat keputusan/pemasok (DMU)) yang melibatkan beberapa input dan output. DEA menghitung efisiensi relatif dari masing-masing DMU dibandingkan dengan DMU lainnya. Skor efisiensi dari masing-masing DMU diperoleh dengan membagi sejumlah output dengan sejumlah input. Sedangkan AHP adalah sebuah metode hirarki yang berisi sejumlah kriteria evalauasi.
Hasil dari AHP adalah bobot/prioritas dari masing-masing kriteria. Kriteria yang digunakan dalam penelitian ini adalah harga, kualitas, fleksibelitas, pelayanan dan sikap. Selanjutnya kriteria tersebut diolah dengan AHP untuk meperoleh bobot dari masing-masing kriteria. Hasil dari perhitungan AHP akan menjadi input untuk proses selanjutnya - DEA. Dan setelah itu, DEA akan memberikan skor efisiensi dan peers bagi masing-masing pemasok. Hanya pemasok yang memperoleh skor 100% akan menjadi pemasok yang efisien. Sedangkan yang lainnya akan menjadi pemasok yang tidak efsisien.

Supplier selection in supply chain management becomes more important due to the competition between supply chains rather than companies. Today?s consumers demand cheaper, high quality products, on-time delivery and excellent after-sale services. Achieving this starts with supplier selection and evaluation of supplier performance. Selection and evaluation of supplier performance assists firms in improving their operation across a variety of dimensions. Specifically, it aids in supplier process improvement, which in turn enhances firm performance, allows for optimal allocation of resources for supplier development program, and assist managers in restructuring their supplier network based on performance.
In order to address these issues, this paper proposed a methodology for effective supplier evaluation and performance based on DEA and AHP (quantitative and qualitative). DEA is a mathematical programming procedure for evaluating the relative efficiencies of multiple decision-making units (DMUs) that involve multiple inputs and multiple outputs. DEA measures the relative efficiency of each DMU in comparison to other DMUs. An efficiency score of a DMU is generally defined as the weighted sum of outputs divided by the weighted sum of inputs. While, AHP is a method of hierarchy contains a number of criteria evaluation.
The result of AHP is a priority/weight from each criterion. Criteria using in evaluation supplier performance are price, quality, delivery, flexibility, service and attitude. Henceforth, priority/weight each criterion got from AHP. The result of AHP will be input for the next process- DEA. And after that, DEA will give score efficiency and peers for each supplier. Only supplier got 100% will became efficient one. While, supplier not got 100% will became inefficient supplier.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2007
S50427
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rusdi Husein
"Pemasok atau kontraktor merupakan elemen pen:sng dalam rantai suplai (Supply Chain Management) suatu perusahaan. Pads saat suatu perusahaan meinutuskan untuk membeli barang atau jasa yang dibutuhkannya, maka perusahaan tersebut akan mulai berhubungan dan menciptakan ketergantungan dengan pemasok atau kontraktor yang bisa menyediakan barang atau jasa tersebut pads tingkat kualitas tertentu, waktu tertentu, dan harga yang kompetitif. Ketergantungan yang semakin kuat kepada pemasok, meningkatkan keinginan perusahaan untuk secara efektifinengelola pemasoknya. Setelah pemasok terpilih dan hubungan yang diikat dengan kontrak terbentuk, pemantauan dan pengukuran kinerja keseluruhan dari pemasok menjadi sangat panting. Evaluasi yang strategis dari kinerja pemasok akan membantu perusahaan meningkatkan kinerja operasinya melalui, pertama membantu proses pengembangan pemasok - yang kemudian tentu akan meningkatkan kinerja perusahaan, kedua memungkinkan alokasi yang optimal dari sumber daya untuk program pengembangan pemasok, dan ketiga membantu manajer daiam mciakukan restrukturisasi jaringan pemasok mereka berdasarkan kinerja.
Penerapan metodologi Data Envelopment Analysis (DEA) dalam rangka mengevaluasi kinerja 11 (sebelas) pemasok di perusahaan eksplorasi minyak dan gas XYZ Indonesia menghasilkan 3 (tiga) pemasok efisien dan 8 (delapan) pemasok lainnya merupakan pemasok yang inef isien. Efisiensi pemasok diukur dari perbandingan antara 5 (lima) variabel input dan 1 (satu) variabel output. 5 (lima) variabel input tersebut adalah sistem manajemen kualitas, sistem manajamen keselamatan-kesehatan-lingkungan, aset, perputaran piutang, dan kemampuan teknis organisasi, sedangkan 1 (satu) variabel output adalah kinerja aktual dari kontrak.
Pengklasifikasian lcbih lanjut dengan mengkombinasikan skor cfisiensi dengan skor kincrja menghasilkan 3 (tiga) pemasok dengan klasifikasi HE (High Performance-Efficient), 3 (tiga) pemasok dengan klasifikasi HI (High Performance-lnefcient) dan 5 (lima) pemasok dengan klasifikasi LI (Low Performance-Inefficient). Pengklasifikasian ini membantu manajemen perusahaan dalam menentukan strategi pengembangan pemasok yang sesuai untuk pemasok-pemasok dalam kategori yang sama.
Potensi perbaikan yang disarankan untuk masing-masing aspek input dan output adalah scbagai berikut: Pemasok S I, S6, S7, S9, S I 1 dan S 10 secara terbatas dapat mengoptimalkan input sistem manajemen kualitas nya dan masih memenuhi standar minimum perusahaan. Pemasok S2, S8, S9 dan S11 dapat mengoptimalkan input sistem manajemen keselamatan-kesehatan-lingkungan nya dan masih memenuhi standar minimum perusahaan. Hampir seluruh pemasok inefisien (kecuali S11) dapat mengoptimalkan input aset, namun demikian rekomendasi penurunan aset yang sangat drastis (41%-96%) harus dianalisa dengan lebih detail dan dikaitkan dengan konteks pemasok efisien yang menjadi reference set, dampak terhadap operasi pemasok dan pelayanan kepada perusahaan. Hanya pemasok S lO yang masih dapat mengoptimalkan input perputaran piutang dan rekomendasi ini juga harus dianalisa lebih detail sepcrti halnya rekomendasi pada input aset. Seiring dengan model maksimasi output yang digunakan, seluruh pemasok dapat memaksimalkan outputnya dengan potensi perbaikan 10.I2% sampai dengan 37.36%.
Analisa sensitivitas dan regresi pada rekomendasi DEA memberikan masukan bahwa pemasok S3 dan S5 merupakan pemasok yang benar-benar efisien sedangkan kemampuan teknis organisasi dan kinerja aktual berpengaruh secara signifikan pada efisiensi pemasok.
Penerapan metodologi ini secara luas pada seluruh pemasok di perusahaan akan memberikan basil berupa pemasok yang benar-benar efisien untuk menjadi acuan bagi pemasok yang inefisien. Begitu pula evaluasi yang dilakukan terhadap pemasok akan menjadi sangat komprehensif dan dapat menjadi dasar dalam menentukan strategi pengembangan dan rasionalisasi pemasok.

Suppliers or contractors are critical element of company's supply chain management. When a company decides to purchase goods or services that are required for its operation, it will build a relationship and create a dependency with suppliers or contractors that are able to supply goods and services at a certain level of quality specific timing, and competitive price. A high dependency with suppliers raises company's need to effectively manage their suppliers. After the selection of suppliers and contractual relationship arc formalized, overall performance monitoring and measurement of suppliers become very crucial. Strategic evaluation of suppliers' performance will help company to boost its operation performance through, first helping supplier development process - that will ultimately improve company's performance, secondly allowing an optimum resources allocation in supplier development program, and finally assisting manager to restructure suppliers' network based on performance.
The application of Data Envelopment Analysis (DEA) in evaluation of f I (eleven) suppliers of company XYZ Indonesia - an oil and gas exploration enterprise - produces 3 (three) efficient suppliers and 8 (eight) inefficient suppliers. Supplier efficiency is measured from the ratio of 5 (five) input variables and 1 (one) output variables. Those 5 (Five) input variables arc quality management system. Health safety environment management system, assets, receivables turnover, and organization capabilities. The output variable is actual performance of the contract.
Further classification by combining efficiency scores and performance score generates 3 (three) suppliers classified as HE (High Performance-Efficient), 3 (three) suppliers as HI (High Performance-Inefficient) and 5 (five) suppliers as LI (Low
Performance-inefficient). This classification helps company's management in developing strategy for suppliers' development specifically altered for each category.
Potential improvement suggested for each input and output is as the following: Supplier S1, S6, S7, S9, SII and SIU, at certain limit, can optimize their quality management system but still meet company's minimum requirement. Supplier S2. S8, S9 and S11 can optimize their health safety environment management system but still meet company's minimum requirement. All inefficient suppliers, except SI i, can optimize their assets input. However significant decrease in assets (41 %96%) must be scrutinized for further analysis and applied with the same context of efficient supplier in respective reference set, impact to supplier operation and service level to company. Only supplier S10 can optimize its input of receivables turnover but this also must be scrutinized for further analysis. In line with output maximizing model that is used in this research, all suppliers can maximize their output with potential improvement from 10.12% to 37.36%.
Sensitivity analysis and regression analysis to DEA recommendation respectively turns out that supplier S3 and S5 are genuinely efficient and organization capability and actual performance affects significantly supplier efficiency.
The application of the methodology in all company's suppliers will generate a result of genuinely efficient(s) supplier as benchmark for inefficient suppliers. Therefore the supplier evaluation will be a very comprehensive process and becoming a good basis in supplier development and rationalization."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2006
T19701
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mohammad Yusuf Nugroho
"Pada era globalisasi seperti saat ini, persaingan antar perusahaan di dunia bisnis semakin ketat. Oleh karena itu strategi memainkan peranan dalam memenangkan persaingan itu. Kondisi ini mendorong banyak perusahaan mulai menerapkan Balanced Scorecard sebagai strategic management system.
PT.X sebagai objek penelitian dalam karya akhir ini merupakan salah satu bank terbesar di Indonesia. Proses evaluasi dilakukan dengan mengumpulkan data melalui proses observasi dan wawancara langsung ke PT.X. Tinjauan langsung ke perusahaan ini bertujuan untuk memperoleh gambaran langsung mengenai penerapan Balanced Scorecard nya.
Hasil analisis menunjukan bahwa secara keseluruhan penerapan BSC di PT.X sudah baik karena memenuhi kriteria dalam Strategy Focused Organization meskipun masih terdapat kekurangan dalam rancangan BSC nya.

In the globalization era, business competition among company becomes tighter. So that, strategy is play important roles to winning the competition. This condition force many company to start the implementation of Balanced Scorecard as a strategic management system.
PT.X as an object of this research is one of the largest bank in Indonesia. Evaluation process executed by collecting data through direct observation and interview in PT.X. Direct observation is proposed to get an image about the implementation of Balanced Scorecard in PT.X.
The result of this analysis indicate that implementation Balanced Scorecard in PT.X can be categorized as a successful implementation of Balanced Scorecard because it can fulfill the criteria of Strategy Focused Organization. Even though there is a lack of design in its Balanced Scorecard
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2010
T33499
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Niken Kusumawati
"ABSTRAK
Keputusan memilih pemasok bukanlah sebuah hal yang mudah, pada kenyataannya ada banyak hal yang harus dipertimbangkan dalam memilih pemasok yang berkualitas. Selain itu, risiko dapat menjadi factor utama yang mempengaruhi pemilihan pemasok. Risiko disini dapat berupa risiko penolakan barang pesanan, maupun risiko keterlambatan pengiriman barang. Sementara harga yang ditawarkan oleh tiap-tiap pemasok juga sering kali berubah-ubah secara fluktuatif akibat dari kebijakan pemasok sendiri maupun dari perubahan harga bahan baku di pasar global. Pada Penelitian ini dibahas mengenai bagaimana cara memilih pemasok yang paling baik dengan mempertimbangkan faktor ketidakpastian dan risiko.

ABSTRACT
The decision to select a supplier is not an easy thing, in fact there are many things to consider in choosing a quality supplier. In addition, the risk can be a major factor influencing the selection of suppliers. Risk here can be a risk of rejection of goods ordered, and the risk of delay in delivery of goods. While the prices offered by each supplier are also often volatile changes in policy resulting from its own suppliers as well as from changes in raw material prices in the global market. In this study discussed how to choose the best supplier by considering the factors of uncertainty and risk.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
T31111
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Dimas Wibiyanto
"Saat ini penilaian kinerja pemasok merupakan salah satu hal penting dalam penerapan manajeman rantai penyediaan. Oleh karena itu setiap perusahaan harus menerapkan sebuah sistem penilaian kinerja pemasok yang memenuhi kebutuhan informasi bagi perusahaan dan dapat mewakili keadaan nyata, tidak terkecuali PT Voksel Electric, Tbk. Kinerja pemasok akan mempengaruhi kinerja perusaahaan yang pada akhirnya berpengaruh pada tingkat keuntungan perusahaan. PT Voksel Electric, Tbk telah memiliki sistem penilaian kinerja tetapi memiliki keterbatasan pada detail kriteria. Tujuan dari penelitian ini adalah mendapatkan hirarki penilaian pemasok dan mengaplikasikannya untuk mendapatkan nilai kinerja pemasok. Sistem penilaian kinerja dilakukan dengan menggunakan metode TOPSIS yang merupakan salah satu metode klasik dalam pengambilan keputusan. Metode ini berbasis pada konsep bahwa solusi terbaik harus mempunyai jarak terkecil ke solusi ideal positif dan jarak terbesar ke solusi ideal negatif. Seringkali proses penilaian kurang dapat mewakili kondisi nyata, untuk mengatasinya digunakan pula teori himpunan fuzzy, karena teori ini dapat mengakomodasi keragu-raguan dan ketidakpastian yang biasanya muncul dalam proses penilaian. Hasil peringkat kriteria penilaian kinerja pemasok di PT Voksel Electric, tbk berturut-turut adalah harga, kualitas, pengiriman, fleksibilitas, kemampuan teknis, pelayanan, dan kemampuan manajemen. Dalam aplikasinya, nilai tertinggi didapatkan oleh AP, kemudian AM, SSW, WL, dan yang terakhir LB.

Nowadays, supplier performance assessment is one of the main issues supply chain management application. Therefore every company, including PT Voksel Electric, Tbk, must apply supplier-performance-assessment system that could fulfill information needed by the company and represent the real situation. Supplier performance would affect company performance and eventually affect the company 's benefit. PT Voksel Electric, Tbk has already applied supplier assessment system but constrained by the criteria's details. This research aimed at creating supplier-performance-assessment hierarchy and applies it to acquire supplier performance scores. Performance assessment system -was done by using TOPSIS method, one of the classical metliods in decision making. It based upon the concept that the best solution should have the shortest distance from the Positive Ideal Solution (PIS) and the farthest from the Negative Ideal Solution (NIS). Often llie assessment process failed to represent the real situation. Fuzzy set theory was used in the calculation because this metfzod addresses the real situation of human judgment with fuzziness in measurement activity. The result for the criteria's order for supplier performance assessment at PT Voksel Electric, Tbk were: price, quality, delivery, flexibility, technical ability, services, and management ability. In the applied case, supplier AP had the Itighest performance score, continued by AM, SSW, WL, and the last was LB."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S50227
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mustofa Salim
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2003
S9449
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ricca Sumarni
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
S52060
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>