Ditemukan 126540 dokumen yang sesuai dengan query
Teguh Prasetya MWP
2008
T40927
UI - Tesis Open Universitas Indonesia Library
Teguh Prasetya
"Kebutuhan akan TV mobil yang dapat dinikmati di handset berkembang dengan pesat akhir-akhir ini, hal tersebut saat ini dimungkinkan dengan menggunakanjaringan seluler berbasis 3G. Akan tetapi jaringan 3G yang berbasis komunikasi point to point tidak dapat secara efisien menampung jumlah pengakses konten siaran TV yang dikirimkan dalam waktu bersamaan sebagaimana layaknya TV broadcaster. Sebagai alternatif dengan adanya teknologi digital broadcast yang didesain untuk mengatasi hal tersebut akan memungkinkan pengiriman konten TV ke handset secara massal dan diharapkan akan mampu menampung lonjakan kebutuhan akan jasa mobile TV mobil ini. Berbagai macam Teknologi Digital di Mobile TV yang berkembang dewasa ini khususnya yang paling populer adalah DVB-H yang menunjukkan trend adopsi terbesar di banyak negara perlu dicermati dalam hal pemilihan transmisi maupun implementasi di lapangan. Implementasi Mobile TV berbasis DVB-H di Jakarta yang merupakan uji coba secara mikro guna menentukan konsep secara keseluruhan baik tingkat adopsi maupun konsep bisnisnya menurut perhitungan adalah sangat layak untuk dilakukan dengan hasil untuk meliput wilayah Jakarta dan sekitarnya dibutuhkan 7 pemancar outdoor dan 40 repeater di dalam gedung bertingkat dengan hasil perhitungan bisnis adalah NPV sebesar Rp. 200 Milyar, IRR sebesar 47% dan Payback Period 2.5 tahun. Dengan demikian direkomendasikan untuk melakukan implementasi layanan Mobile TV berbasis teknologi DVB-H di Jakarta.
Trend of Mobile TV has been started in Indonesia, currently available Mobile TV access is through 3G cellular network. 3G cellular network has limitation since it was design based on point to point communication therefore for broadcast capabilities using 3G network is limited compare with the real broadcasting network itself. As an alternative for delivering mobile TV solution currently is by using new technology of digital broadcast that has been design for more reliable TV channel delivery to mobile mass user handset at one times. This solution supposed to answer needs of user demands on the mobile TV access. Most popular mobile TV access technology is DVBH based which is adopted in many major country in the world, for Indonesia adoption on which technology is the best really need to have brief in detail implementation study along with business case exercise especially for big cities deployment such as Jakarta. Implementation of DVB-H Mobile TV in Jakarta has proven to be success and feasible based on the analysis that Jakarta is covered by 7 big transmitter cell and 40 in-door repeater for high rise building, financial analysis shown that business case result are NPV is Rp. 200 Billion, IRR is 47% and Payback period is 2.5 years. The analysis of implementing DVB-H in Jakarta is covered both cost and revenue associated with along recommendation for adapting DVB-H technology for Mobile TV deployment in Jakarta."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
T24771
UI - Tesis Open Universitas Indonesia Library
Abdul Rachman Rofel Ashadi
"Seiring dengan dilakukannya ujicoba terhadap TV digital free to air, dilakukan pula uji coba terhadap layanan Mobile TV berbasis DVB-H. Terdapat dua konsorsium yakni konsorsium Tren Mobile TV dan kosorsium Telkom yang diberikan kesempatan uji coba. Jika uji coba berhasil maka kedua konsorsium tersebut diberikan lisensi oleh pemerintah untuk menyelenggarakan layanan Mobile TV berbasis DVB-H di Indonesia.
Sebagai calon pemain baru dalam layanan Mobile TV dengan teknologi yang juga baru yakni DVB-H, tentunya bukanlah hal yang mudah bagi kedua konsorsium tersebut untuk ikut bermain dalam layanan Mobile TV. Perlu dilakukan analisis khususnya mengenai tekanan kompetitif dan keunggulan kompetitif layanan Mobile TV berbasis DVB-H di Indonesia untuk melihat tingkat ketertarikan dan profitabilitasnya.
Tesis ini menganalisis potensi tekanan kompetitif serta menentukan strategi positioning yang tepat bagi layanan Mobile TV berbasis DVB-H supaya memiliki kinerja diatas rata-rata dan tingkat profitabilitas yang tinggi. Dari hasil analisis didapatkan tekanan kompetitif dari layanan Mobile TV saat ini adalah Medium to High. Dengan strategi positioning yang berupa keunggulan biaya, diferensiasi, dan fokus didapatkan penurunan tingkat tekanan kompetitif menjadi Low to Medium.
During the free to air digital TV trial in Indonesia, it is also executed the Mobile TV service based on DVB-H trial. There are two consortiums, Tren Mobile TV and Telkom consortium, that are given the trial occasion. If the result of this trial is successful, then both of consortium will be given a lisence by the government to implement Mobile TV service based on DVB-H in Indonesia. As new entrant in Mobile TV service with new technology called DVB-H, certainly is not easy mentioned for both of consortium to make a role in the service. It is absolutely needed to analyze the competitive pressure and competitive advantage of Mobile TV srvice based on DVB-H in Indonesia in order to know the level of industry attractiveness and its profitability. This thesis analyzes the level of competitive pressure of Mobile TV DVB-H service and also determines appropriate positioning strategy in order to have best performance and high profitability level. It can be found from this analysis that the competitive pressure of Mobile TV DVB-H service is Medium to High. By implementing positioning strategy such as cost leadership, differentiation, and focus, it is obtained descending of competitive pressure level into Low to Medium."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
T40951
UI - Tesis Open Universitas Indonesia Library
Abdul Rachman Rofel Ashadi
"Seiring dengan dilakukannya ujicoba terhadap TV digital free to air, dilakukan pula uji coba terhadap layanan Mobile TV berbasis DVB-H. Terdapat dua konsorsium yakni konsorsium Tren Mobile TV dan kosorsium Telkom yang diberikan kesempatan uji coba. Jika uji coba berhasil maka kedua konsorsium tersebut diberikan lisensi oleh pemerintah untuk menyelenggarakan layanan Mobile TV berbasis DVB-H di Indonesia.
Sebagai calon pemain bani dalam layanan Mobile TV dengan teknologi yang juga baru yakni DVB-H, tentunya bukanlah hal yang mudah bagi kedua konsorsium tersebut untuk ikut bermain dalam layanan Mobile TV. Perlu dilakukan analisis khususnya mengenai tekanan kompetitif dan keunggulan kompetitif layanan Mobile TV berbasis DVB-H di Indonesia untuk melihat tingkat ketertarikan dan profitabilitasnya.
Tesis ini menganalisis potensi tekanan kompetitif serta menentukan strategi positioning yang tepat bagi layanan Mobile TV berbasis DVB-H supaya memiliki kineija diatas rata-rata dan tingkat profitabilitas yang tinggi. Dari hasil analisis didapatkan tekanan kompetitif dari layanan Mobile TV saat ini adalah Medium to High. Dengan strategi positioning yang berupa keunggulan biaya, diferensiasi, dan fokus didapatkan penurunan tingkat tekanan kompetitif menjadi Low to Medium.
During the free to air digital TV trial in Indonesia, it is also executed the Mobile TV Service based on DVB-H trial. There are two consortiums, Tren Mobile TV and Telkom consortium, that are given the trial occasion. If the result of this trial is successful, then both of consortium will be given a lisence by the govemment to implement Mobile TV based on DVB-H Service in Indonesia.As new entrant in Mobile TV Service with new technology called DVB-H, certainly is not easy mentioned for both of consortium to make a role in the Service. It is absolutely needed to analyze the competitive pressure and competitive advantage of Mobile TV based on DVB-H Service in Indonesia in order to know the level of industry attractiveness and its profitability.This thesis analyzes the level of competitive pressure of Mobile TV DVB-H Service and also determines appropriate positioning strategy in order to have best perfonnance and high profitability level. It can be found from this analysis that the competitive pressure of Mobile TV DVB-H service is Medium to High. By implementing positioning strategy such as cost leadership, differentiation, and focus, it is obtained descending of competitive pressure level into Low to Medium."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
T26914
UI - Tesis Open Universitas Indonesia Library
Wisnhu Ajie Febrianto
"Implementasi Mobile Wimax IEEE sebagai teknologi wireless broadband pertama dari WiMAX menjadi sangat menarik. Khususnya di daerah DKI Jakarta dengan luas wilayah 649.71 km2 dan jumlah penduduk sekitar 10 juta jiwa. Pendekatan dilakukan dengan perhitungan cakupan, kapasitas dan analisa kelayakan penyelenggaraan bisnis. Perhitungan cakupan dan kapasitas menunjukkan bahwa modulation yang digunakan adalah 64 QAM ¾ dengan bandwidth 10 MHz. Dari kesimpulan didapatkan dalam tiga simulasi kondisi pasar pesimis, moderate dan optimis. Analisa NPV hanya kondisi pesimis yang tidak layak yaitu menunjukkan angka negatif. Untuk analisa IRR didapat angka bervariasi mulai dari 29% untuk kondisi pesimis hingga 98% untuk kondisi optimis. Analisa payback period menunjukkan lama waktu kembalinya modal pada kondisi pesimis 6 tahun dan 9 bulan dan waktu tercepat pada kondisi optimis dengan waktu 3 tahun dan 4 bulan. Analisa terakhir yaitu benefit to cost ratio menunjukkan bahwa semua kondisi layak untuk diimplementasikan dengan angka BCR berkisar dari 1,13 hingga 1,72.
Implementation of Mobile Wimax technology as the first wireless broadband technology from WiMAX Group with mobility support would become very interesting. Furthermore it have design in urban metropolitan Jakarta with overall area width 649.71 km2 and number of population approximate 10 million people in the year 2010. A lot of approximation to design this network have been use like coverage planning, capacity planning and finansial analysis to observe how profitable this technology is. Coverage and capacity planning shows that the most appropriate modulation and bandwidth to use is 64 QAM ¾ with 10 MHz of Bandwidth. From the summary chapter we can see this implementation of technology in three different condititions; optimis, moderate and pesimis. NPV analysis shows that pesimis conditition is not recommended cause it shows negative indication. From IRR analysis we get variation from 29% of pesimis condition until 98% for optimis conditition. Payback periode analysis shows that pesimis condition will return capital in 6 years and 9 months and the fastest time from optimis condition in 3 years and 4 month. Last analysis would be BCR analysis shows that all scenarios are suitable for implementation with range of BCR from 1,13 until 1,72."
Depok: Universitas Indonesia, 2009
T26248
UI - Tesis Open Universitas Indonesia Library
Wisnhu Ajie Febrianto
"Implementasi Mobile Wimax IEEE sebagai teknologi wireless broadband pertama dari WiMAX menjadi sangat menarik. Khususnya di daerah DKI Jakarta dengan luas wilayah 649.71 km2 dan jumlah penduduk sekitar 10 juta jiwa. Pendekatan dilakukan dengan perhitungan cakupan, kapasitas dan analisa kelayakan penyelenggaraan bisnis. Perhitungan cakupan dan kapasitas menunjukkan bahwa modulation yang digunakan adalah 64 QAM _ dengan bandwidth 10 MHz. Dari kesimpulan didapatkan dalam tiga simulasi kondisi pasar pesimis, moderate dan optimis. Analisa NPV hanya kondisi pesimis yang tidak layak yaitu menunjukkan angka negatif. Untuk analisa IRR didapat angka bervariasi mulai dari 29% untuk kondisi pesimis hingga 98% untuk kondisi optimis. Analisa payback period menunjukkan lama waktu kembalinya modal pada kondisi pesimis 6 tahun dan 9 bulan dan waktu tercepat pada kondisi optimis dengan waktu 3 tahun dan 4 bulan. Analisa terakhir yaitu benefit to cost ratio menunjukkan bahwa semua kondisi layak untuk diimplementasikan dengan angka BCR berkisar dari 1,13 hingga 1,72.
Implementation of Mobile Wimax technology as the first wireless broadband technology from WiMAX Group with mobility support would become very interesting. Furthermore it have design in urban metropolitan Jakarta with overall area width 649.71 km2 and number of population approximate 10 million people in the year 2010. A lot of approximation to design this network have been use like coverage planning, capacity planning and finansial analysis to observe how profitable this technology is. Coverage and capacity planning shows that the most appropriate modulation and bandwidth to use is 64 QAM _ with 10 MHz of Bandwidth. From the summary chapter we can see this implementation of technology in three different condititions; optimis, moderate and pesimis. NPV analysis shows that pesimis conditition is not recommended cause it shows negative indication. From IRR analysis we get variation from 29% of pesimis condition until 98% for optimis conditition. Payback periode analysis shows that pesimis condition will return capital in 6 years and 9 months and the fastest time from optimis condition in 3 years and 4 month. Last analysis would be BCR analysis shows that all scenarios are suitable for implementation with range of BCR from 1,13 until 1,72."
Depok: Universitas Indonesia, 2009
T40869
UI - Tesis Open Universitas Indonesia Library
Monica Fecilya
"
ABSTRAKTulisan ini mendiskusikan bahasan mengenai pemanfaatan TV Internet pada mobile device dalam industri penyiaran yang menitikberatkan pada gagasan bahwa saat ini di Indonesia TV Internet menjadi salah satu bentuk inovasi dalam penyiaran konten audio visual Penggunaan TV Internet pada mobile device menjadi cara baru dalam menonton televisi menimbulkan pertanyaan akankah TV Internet menjadi alternatif Generasi Z dalam menonton konten audio visual pada mobile device Tulisan ini membahas permasalahan tersebut dengan menggunakan konsep Mobile TV dan Karakteristik Generasi Z dengan menekankan pada faktor berkembangnya teknologi digital yang menyebabkan perubahan perilaku Generasi Z dalam menonton televisi Tulisan ini menyimpulkan bahwa Generasi Z menggunakan TV Internet pada mobile device karena keunggulannya sebagai media penyiaran dalam hal keberagaman konten sesuai dengan kebutuhan dan fleksibilitasnya dibandingkan dengan televisi konvesional
ABSTRACTThis article discusses a topic about utilization of TV Internet on mobile device in broadcasting industry which emphasizes on idea that at least in Indonesia TV Internet becomes one of the forms of innovation in broadcasting television programs The utilization TV Internet on mobile device as a new way to watch video content causes wonderment would it be become an alternative entertainment for Z Generation The article discusses that problem using Mobile TV and Characteristic of Z Generation Concept with emphasizing on the factors that digital technology changes behaviour of Z Generation in watching television The article concludes that Z Generation uses TV Internet on mobile device because of its excellence as broadcasting media such as as content diversity user rsquo s perspective and flexibility than television conventional "
[, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia], 2014
MK-PDF
UI - Makalah dan Kertas Kerja Universitas Indonesia Library
Jwalita Galuh Garini
"IndiHome melalui IndiHome TV mempertahankan posisinya sebagai penyedia saluran televisi terlengkap di Indonesia. Layanan ini juga diperluas ke aplikasi mobile dan situs web. Namun perkembangan pada platform web diketahui sudah lebih cepat dibandingkan platform mobile, padahal terdapat kebutuhan pelanggan untuk peningkatan kenyamanan, kemudahan, dan kelengkapan fitur pada aplikasi mobile. Hasil observasi dan wawancara juga menunjukkan aplikasi mobile IndiHome TV tidak mencapai target rating yang diharapkan yang menjadi indikasi pengguna belum puas dengan aplikasi saat ini. Salah satu akar permasalahan yang diidentifikasi adalah perbaikan aplikasi hanya berasal dari laporan. Sementara laporan tersebut belum sepenuhnya menggambarkan kebutuhan pengguna. Pemanfaatan ulasan pengguna perlu dimaksimalkan sebagai masukan dalam perbaikan aplikasi agar lebih tepat sasaran. Ulasan berpotensi dapat digunakan untuk mengetahui kebutuhan pengguna. Penelitian ini bertujuan melakukan analisis sentimen dan pemodelan topik terhadap ulasan pengguna di Google Play Store dan Apple App Store. Analisis sentimen dilakukan menggunakan Naïve Bayes dan Support Vector Machines untuk mengklasifikasikan ulasan ke dalam positif, netral, dan negatif. Sementara pemodelan topik dilakukan menggunakan Latent Dirichlet Allocation terhadap ulasan sentimen positif dan negatif. Hasil eksperimen menunjukkan model Support Vector Machines secara umum mengungguli model Naïve Bayes. Model terbaik yang diperoleh menghasilkan performa accuracy 80,53%, precision 80,47%, recall 73,28%, dan F1-score 75,89%. Model tersebut mampu mengatasi ketidakseimbangan data dan menunjukkan kemampuan generalisasi yang baik. Hasil klasifikasi sentimen pada keseluruhan data menunjukkan dominasi kelas negatif dan kelas positif dengan 42,30% dan 40,91% dari total ulasan. Sementara pemodelan topik menghasilkan 4 topik pada ulasan positif dan 8 topik pada ulasan negatif. Hasil tersebut dapat digunakan sebagai acuan perbaikan aplikasi agar perusahaan dapat membuat aplikasi yang sesuai dengan harapan pengguna.
IndiHome, through IndiHome TV, maintains its position as Indonesia's most complete television channel provider. This service is also extended to mobile applications and websites. However, developments on web platforms are known to be faster than mobile platforms, even though there is a customer need for increased comfort, convenience, and completeness of features in mobile applications. The observations and interviews also show that the IndiHome TV mobile application did not reach the expected rating target, which is an indication that users are not satisfied with the current application. One of the root causes identified was that application improvements only came from reports. Meanwhile, the report does not fully describe user needs. User reviews need to be maximized as input in improving applications to make them more targeted. Reviews can be used to determine user needs. This research aims to conduct sentiment analysis and topic modeling on user reviews on the Google Play Store and Apple App Store. Sentiment analysis used Naïve Bayes and Support Vector Machines to classify reviews into positive, neutral, and negative. Meanwhile, topic modeling was carried out using Latent Dirichlet Allocation for positive and negative sentiment reviews. Experimental results show that the Support Vector Machines model generally outperforms the Naïve Bayes model. The best model obtained produced an accuracy performance of 80,53%, precision of 80,47%, recall of 73,28%, and F1-score of 75,89%. The model can overcome data imbalance and shows good generalization ability. The sentiment classification results on the entire data show the dominance of the negative and positive classes, with 42,30% and 40,91% of the total reviews. Meanwhile, topic modeling produced four topics with positive reviews and eight topics with negative reviews. These results can be used as a reference for application improvements so that companies can create applications that meet user expectations."
Jakarta: Fakultas Ilmu Komputer Universitas ndonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Sri Sumari
"IPTV (Internet Protocol Television) merupakan gabungan dari beberapa teknologi yang terkait untuk mengirimkan program TV dengan koneksi broadband melalui Internet. Teknologi tersebut seperti software dan hardware yang masih terus dikembangkan. IPTV menjamin dikembangkannya fleksibilitas & skalabilitas teknologi IP untuk mengubah televisi dengan menyediakan akses terhadap lebih banyak content dengan kualitas yang lebih baik dibandingkan Broadcast TV tradisional yang dapat disesuaikan selera dan memungkinkan layanan interaktif [6]. Dengan IPTV tersebut memberikan peluang bagi TELKOM untuk mengembangkan jaringan internet broadband yang dimiliki yaitu Speedy menuju layanan IPTV dengan memanfaatkan infrastruktur jaringan dan customer base Speedy. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana model bisnis IPTV di TELKOM DIVRE II Jakarta dengan membandingkan (benchmark) bisnis model IPTV yang sudah diimplementasikan di PCCW Hong Kong dan France Telecom. Analisa model bisnis IPTV ditekankan pada aspek teknologi, aspek konten, aspek pasar (segmentasi, target dan posisi pasar), aspek tarif dan aspek keuangan. IPTV layak diimplementasikan di Telkom DIVRE II Jakarta berdasarkan analisa model bisnis menggunakan proyeksi jumlah pelanggan optimis sesuai data benchmark PCCW Hong Kong dengan hasil NPV sebesar Rp. 61,5 milyar, IRR sebesar 42,46% dan PP selama 3 tahun.
IPTV (Internet Protocol Television) refers to a group of related technologies delivering television programming using a broadband connection over internet. These are technologies as software and hardware are still being developed. IPTV promises to leverage the flexibility and scalability of IP technology to transform the television experience by providing access to more content of a superior quality that can be more personalized and interactive than traditional broadcast TV [8]. The IPTV gives opportunity to develop Speedy broadband internet network into IPTV services utilizing network infrastructure and customer base of Speedy. The purpose of this study is to know the business model of TELKOM DIVRE II Jakarta IPTV by benchmarking to PCCW Hong Kong and France Telecom IPTV. Analysis of IPTV business model was focused on technological, content, market (market segmentation, target and position), tariff and financial aspects. Business model analysis based on the number of optimist customer projection as a data benchmark of PCCW Hong Kong results on NPV is Rp. 61.5 M, IRR is Rp. 42.46% and 3 years of Pay Back Periode. This business model enables IPTV feasible to be implented in Telkom DIVRE II Jakarta."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2007
T23766
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Rafa
"
ABSTRAKSkripsi ini membahas tentang inovasi milik Badan Pajak dan Retribusi Daerah Provinsi DKI Jakarta berkaitan dengan layanan administrasi perpajakan daerah yang dapat diakses oleh seluruh masyarakat melalui perangkat teknologi informasi yaitu e-Pajak. Layanan tersebut merupakan bentuk layanan mobile government karena dapat diakses di mana saja dan kapan saja dengan menggunakan perangkat teknologi informasi nirkabel menggunakan jaringan internet. Namun setelah 3 (tiga) tahun diimplementasikan, ternyata layanan tersebut tidak banyak dimanfaatkan oleh masyarakat. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan post-positivist dengan metode analisis deskriptif serta pengumpulan data dengan studi pustaka dan wawancara mendalam. Analisis implementasi menggunakan teori Edward III dan analisis tantangan m-Government menggunakan teori Ishengoma.. Hasil penelitian menyarankan bahwa dalam implementasi e-Pajak sosialisasi yang dilakukan harus dibuat lebih masif; melibatkan lebih banyak sumber daya manusia serta meningkatkan fasilitas internet; meningkatkan keinginan penggunaan e-Pajak dari berbagai kalangan wajib pajak; dan menerbitkan SOP berkaitan dengan implementasi e-Pajak. Dari segi tantangan m-Government, hasil penelitian menyarankan untuk meningkatkan keamanan sistem dalam layanan e-Pajak; memperluas infrastruktur baik perangkat keras atau perangkat lunak untuk memanfaatkan e-Pajak; mempermudah pengguna dalam mendapatkan informasi menggunakan e-Pajak; memperluas aksesbilitas agar dapat diakses oleh kalangan masyarakat yang memiliki jenis perangkat teknologi informasi yang berbeda serta meningkatkan tampilan agar layanan tersebut mudah dimanfaatkan; menambahkan fitur kustomisasi dalam memanfaatkan e-Pajak dan melakukan analisis agar e-Pajak dapat dimanfaatkan kelompok masyarakat secara menyeluruh.
"
Depok: Fakultas Ilmu Adminstrasi Universitas Indonesia , 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library