Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 202272 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Penderita tuberkulosis paru yang tidak menjalankan pengobatannya selama 2 bulan
berturut-turut atau Iebih dikatakan sebagai penderita putus obat. Putus obat ini berkaitan
dengan perilaku tidak patuh dalam menjalankan pengobatan. Ketidakpatuhan penderita
tuberkulosis pam dalam menjalankan pengobatannya mengakibatkan terjadinya
peningkatan angka putus obat, penularan, kesakitan, kematian setiap tahunnya dan
merupakan masalah utama kesehatan masyarakat. Angka kejadian tuberkulosis paru di
Puskesmas Mekarmukti Cikarang meningkat setiap tahunnya. Pada tahun 2005
peningkatan angka kejadian tuberkulosis paru 24,1 % dari tahun sebelumnya dengan
presentasc yang putus obat 13,9 % untuk ilu perlu diketahuinya faktor-faktor yang
menyebabkan penderita tuberkulosis paru putus obat sehingga tidak ada lagi penderita
tuberkulosis paru yang putus obat. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi
tentang gambaran faktor predisposisi, pemungkin dan penguat pada penderita
tuberkulosis paru putus obat di Puskesmas Mekarmukti Cikarang. Desain penelitian ini
adalah deskriptif sederhana, dengan responden seluruh penderita tuberkulosis paru yang
pemah tidak menambil obat 2 bulan berturut-turut atau lebih sebelum masa pengobatan
selesai, pengambilan sampel dilakukan dengan cara total sampling yaitu sebanyak 33
orang. Inslrumen penelitian berupa kuesioner dengan pertanyaan tertutup yang terdiri
dari data demografi, faktor predisposisi, pemungkin dan penguat yang menyebabkan
perilaku putus obat. Hasil penelitian menunjukan bahwa kurangnya pengetahuan
(66,7%), persepsi tidak adanya ancaman terhadap penyakitnya (57,6%), persepsi adanya
hambatan untuk mendapalkan pengobatan (66,7%), jarak yang jauh (81 ,8%) dan kurang
adanya dukungan dad teman (57,6%) menyebabkan penderita tuberkulosis paru menjadi
putus obat. Upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi hal tersebut berupa
penyuluhan kesehatan yang lebih efektif pada penderila, keluarga dan masyarakat
sekitamya, adanya Puskesmas Kelurahan/ pembantu atau Puskesmas keliling untuk
meningkatkan keterjangkauan pelayanan kesehatan serta meningkatkan upaya
pencegahan putus obat dengan program pengobatan jangka pendek dengan pengawasan
langsung."
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2006
TA5519
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
"Menurut laporan WHO (1999) diperkirakan di Indonesia setiap tahunnya ditemukan
583.000 penderita tuberkulosis paru dengan kematian sekitar 140.000 penderita. Tujuan
penelitian ini untuk mengetahui gambaran hasil pengobatan pada penderita tuberkulosis
paru dengan menggunakan strategi Directly Observed Treatment Short Cause (DOTS)
di Puskesmas Beji Kota Depok pada tahun 2005. Desain yang digunakan dalam
penelitian adalah deskriptif sederhana, cross sectional dan melihat distribusi iiekuensi
angka kesembuhan dengan menggunakan kuisioner. Hasil dari penelitian ini pengobatan
pada 26 orang penderita tuberkulosis paru dengan menggunakan strategi DOTS di
Puskesmas Beji Kota Depok tahun 2005 adalah angka kesembuhan 22 orang atau
84,62%. Penderita yang meninggal 2 orang atau 7,69%, sedangkan yang pengobatan
lengkap ada 2 orang atau 7,69%. Penelitian ini merekomendasikan penelitian dengan
menggunakan analisa bivariat atau multivariat untuk mengetahui keterkaitan faktor
internal dan eksternal dari penderita tuberkulosis paru dengan angka kesembuhan."
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2006
TA5530
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
"TB merupakan masalah kesehatan dunia, Indonesia mempakan salah satu negara di
dunia dengan kasus TB terbanyak setelah India dan Cina (WHO, 2002). Tujuan dari
penelitian ini adalah mengetahui gambaran tingkat kepatuhan penderita TB dalarn
menjalani pengobatan di Puskesmas Cimahi Tengah. Penelitian ini dilakukan di
Puskesmas Cimahi Tengah dengnjumlah responden 22 orang yang terdiri dari 18 orang
dengan tingkat kepatuhan tinggi dan 4 orang dengan tingkat kepatuhan rendah. Desain
penelitian yang digunakan adalah deskriptif sederhana clengan mengunakan instrument
penelitian kuesioner. Analisa data yang digunakan adalah metode tendensi sentral untuk
mengetahui gambaran tingkat kepathhan. Hasil penelitian ini menyimpulkan tingkat
kepatuhan penderita TB dalam menjalani pengobalan adalah tinggi (8l,8 %). Penelitian
ini merekomendasikan untuk melakukan promosi pengetahuan tentang pentingnya
menjalani pengobatan dengan patuh dan peningkatan pengobatan terutama pada daerah-
daerah tinggi prevalensi TB paru."
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2006
TA5454
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
"Motivasi merupakan variabel yang mempengeruhi keinginan berperilaku yang dapat bersifat internal maupun eksternal, motivasi ini mendorong keluarga berperilaku dalam mengambil sesuatu keputusan (Pender, 1980). Penelitian deskriptif sederhana ini dilakukan pada 30 orang anggota keluarga klien dengan Tuberkulosis Paru di RSUP Persahabatan, yang bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi keluarga dalam merawat anggota keluarga dengan Tuberkulosis Paru. Untuk mengumpulkan data faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi keluarga tersebut peneliti menggunakan instrumen kuisioner. Setelah data terkumpul, data dianalisa dengan menggunakan statistik sederhana. Berdasarkan hasil penelitian pada bab III maka terlihat bahwa terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi molivasi keluarga dalam merawat anggota keluarga dengan Tuberkulosis Paru yaitu terdiri dari faktor internal dan eksternal. Faktor internal yang paling besar mempengaruhi motivasi keluarga adalah pengetahuan (89,9 %), keyakinan (47,5 %), dan pendidikan (dominan) SMU (37,6 %). Sedangkan faktor eksternal yang mempengaruhi motivasi keluarga dalam merawat anggota keluarga dengan Tuberkulosis Paru adalah lingkungan (86,6 %), fasilitas kesehatan (53,3 %), dan penghasilan (dominan) Rp. 500.000 - 1.000.000 (50%).
Dari kedua faktor tersebut diatas ( internal, eksternal ) berdasarkan penelitian terhadap 30 orang responden didapatkan bahwa faktor yang paling dominan berpengaruh pada motivasi keluarga dalam merawat anggota keluarga dengan TB Paru adalah pengetahuan 24,09%, Iingkungan 23,18 %, keyakinan 14,99 %, fasilitas kesehatan 14,27 %, penghasilan 13,38 % dan pendidikan 10,09 %."
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2002
TA5184
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Joko Prasetyo
"Penanggulangan tuberkulosis paru (TB) membutuhkan sistem pelayanan Keperawatan terpadu oleh perawat, Keluarga, dan Masyarakat. Untuk meningkatkan pelayanan dengan melibatkan tim partisipasi menggunakan model manajemen Pelayanan keperawatan dengan kerangka kualitas Malcolm Baldrige performance. Komunikasi dan pelaporan melalui aplikasi Android-mobile untuk meningkatkan akses dan kontrol. Studi ini menggunakan kuasi-eksperimental dengan pre dan post-tes desain yang melibatkan dua kelompok. Studi ini dilakukan di dua tempat yaitu puskesmas di Kabupaten Sidoarjo dengan kasus TB tertinggi. Penelitian ini terdiri dari studi eksploratif, pengembangan model dan pengujian efektivitas model. Sampel diambil secara purposive sebanyak 400 penderita TB, terdiri dari 200 responden dalam kelompok kontrol dan 200 responden dalam kelompok intervensi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa model intervensi efektif dalam meningkatkan evaluasi diri pemeriksaan rutin hingga 86%, kepatuhan obat hingga 99%, kecukupan gizi menjadi 82%, batuk efektif hingga 88%, dan manajemen dahak menjadi 19%. Model ini perlu didukung oleh kebijakan perawatan kesehatan dari Dinas Kesehatan.

Management of pulmonary tuberculosis (TB) requires an integrated nursing service system by nurses, family, and community participation. To improve participation team of family nursing services by using a quality-nursing care management model using Malcolm Baldrige's framework through an android-mobile application to prevent treatment interruption. This study used a quasi-experimental with pre and post-test design involving two groups. The study was conducted in two places that are clinics in Sidoarjo Regency with the highest TB cases. This research consisted of model development and testing the effectiveness of the model. Samples were taken purposively as many as 400, consisting of 200 respondents in control groups and 200 respondents in intervention groups. The results showed that the intervention model was valuable in increasing checkups routine up to 86%, medicine adherence up to 99%, nutrition adequacy to 82%, effective cough to 88%, and sputum management to 19%. This model needs to be supported by health care policies from the Public health Office."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2019
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vanda Nur Azizah
"Tuberkulosis merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri mycobacterium tuberculosis. Salah satu penyebab perburukan dan kematian pada pasien dengan tuberkulosis paru adalah adanya sepsis. Sepsis merupakan disfungsi organ mengancam nyawa yang disebabkan oleh disregulasi respon host terhadap infeksi. Syok sepsis akibat tuberkulosis dapat menyebabkan beberapa gejala yang umum pada tuberkulosis, seperti demam dan sesak napas hingga disfungsi multiorgan. Angka kematian yang tinggi dan kesalahan diagnosis sepsis pada tuberkulosis masih umum terjadi. Oleh karena itu, perawat berperan penting dalam pengenalan dini dan perawatan pada pasien dengan sepsis. Penulisan karya ilmiah ini bertujuan untuk memaparkan hasil praktik mengenai pemberian asuhan keperawatan pada pasien tuberkulosis paru dengan sepsis. Analisis asuhan keperawatan dilakukan pada pasien laki-laki berusia 49 tahun yang mengalami tuberkulosis paru disertai dengan sepsis di ruang rawat inap. Masalah keperawatan yang dapat diangkat pada kasus pasien dengan sepsis, antara lain bersihan jalan napas tidak efektif, ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh, dan risiko syok. Penerapan intervensi pada karya ilmiah ini khususnya berfokus untuk menangani risiko syok dengan menggunakan bundel yang disertai dengan perawatan terperinci pada pasien. Intervensi diberikan selama empat hari kepada pasien. Intervensi yang diterapkan efektif dalam meningkatkan kondisi klinis pasien ketika dilakukan penerapan, namun tidak berdampak signifikan pada peningkatan kondisi klinis pasien secara kumulatif.

Tuberculosis is an infectious disease caused by the bacteria mycobacterium tuberculosis. One of the causes of deterioration and death in patients with pulmonary tuberculosis is sepsis. Sepsis is a life-threatening organ dysfunction caused by dysregulation of the host response to infection. Septic shock due to tuberculosis can cause several symptoms common to tuberculosis, such as fever and shortness of breath to multiorgan dysfunction. The high mortality rate and misdiagnosis of sepsis in tuberculosis are still common. Therefore, nurses play an important role in early recognition and treatment of patients with sepsis. The aim of writing this scientific work is to present practical results regarding the provision of nursing care to pulmonary tuberculosis patients with sepsis. Analysis of nursing care was carried out on a 49 year old male patient who experienced pulmonary tuberculosis accompanied by sepsis in the inpatient room. Nursing problems that can be raised in cases of patients with sepsis include ineffective airway clearance, imbalanced nutrition: less than body requirements, and risk of shock. The implementation of interventions in this scientific work specifically focuses on managing the risk of shock using a bundle accompanied by detailed patient care. The intervention was given for four days to the patient. The intervention implemented was effective in improving the patient's clinical condition when implemented, but did not have a significant impact on improving the patient's clinical condition cumulatively."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Sugiri
"Peran keluarga sebagai perawat kesehatan utama dalam kepatuhan pasien TB Paru terhadap pengobatan merupakan kunci keberhasilan dari program penanggulangan TB Paru. Penelitian mengenai factor-faktor yang berhubungan dengan keberhasilan fungsi perawatan kesehatan keluarga dalam kepatuhan pengobatan TB Paru di Wilayah Puskesmas Carita Kabupaten Pandeglang Propinsi Banten mempunyai tujuan inti untuk mengidentifikasi gambaran keberhasilan fungsi perawatan kesehatan keluarga dalam kepatuhan pengobatan TB Paru di Wilayah Puskesmas Carita Kabupaten Pandeglang Propinsi Banten Tahun 2009.
Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain deskriptif korelasi, jumlah sample 55 responden yang tersebar di 10 desa wilayah Puskesmas Carita. Pengambilan sample menggunakan tehnik consecutive sampling clan instrument yang digunakan adalah kuesioner.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa proporsi pola dan proses komunikasi keluarga dan struktur peran keluarga sangat tinggi dengan prosentase masing-masing 98,2 % dan 96,4 %. Hasil analisis bivariat pada faktor pola dan proses komunikasi keluaraga menunjukkan Ho ditolak artinya ada hubungan antara faktor tersebut dalam kepatuhan pengobatan TB Paru di Wilayah Puskesmas Carita Kabupaten Pandeglang Propinsi Banten Tahun 2009.
Terkait penelitian, perawat dalam rnemberikan asuhan keperawalan kepada keluarga dapat memberdayakan number daya keluarga semaksimal rnungkin sehiugga fungsi-fungsi keluarga yang lainpun dapat mendukung program penanggulangan TB Pam secara optimal.

Family's role as a primary health care in obedience to lungs TB medication can be a succsessfull key in TB medication program. Reseach about factor-factor related to successful of family health care function in obedience to lungs TB medication in Carita's Community Health Centre, Pandeglang District Office, Banten Province, have a main purpose to identify the description of successful of family health care function in obedience to lungs TB medication in Carita's Community Health Centre, Pandeglang District Office, Banten Province in 2009.
This reseach use a descriptive correlation as a design and include in Quantitative reseach. 55 number of respondence have been taked spread in 10 area villages in Carita. Consecutive sampling had selected and used a quesioner as instrument.
Reseach results show that pattern and communication process factor and family strength structure factor placing the higher proportion with each 98,2 % and 96,4 %. Result of bivariat analysis show that (Ho) denied on pattern and communication process factor, its mean there were relationship between that factor with obedience in lungs TB medication.
Further more, nurses can give the nursing care by optimize family resources and wrap in the family participation, so that another family functions can be maximize support the lungs TB medication program.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2009
TA5745
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Jikrun Jaata
"Praktik keperawatan residensi yang dilakukan di Rumah Sakit Persahabatan dengan kekhususan respirasi diharapkan dapat mengatasi masalah pernapasan. Selama menjalani proses residensi, residen berperan menjadi seorang Clinical Care Manajer (CCM) yang bertugas sebagai konsultan keperawatan bagi staf keperawatan dan pemberi terapi keperawatan kepada pasien, sebagai peneliti serta pendidik dalam rangka pemberi asuhan keperawatan untuk meningkatkan mutu atau kualitas asuhan keperawatan. Dalam memberikan asuhan keperawatan, residen menerapkan model adaptasi Roy baik pada kasus kelolaan dengan diagnosa TB paru On OAT bulan ke-2 maupun pada 30 kasus resume, pada kasus resume ini didapatkan diagnosa medis terbanyak adalah kanker paru, diagnosa keperawatan terbanyak pola napas tidak efektif dan intervensi keperawatan yang paling banyak adalah manajemen airway. Penerapan model adaptasi Roy menunjukkan peran perawat sebagai pemberi asuhan keperawatan dalam membantu individu, baik dalam kondisi sakit maupun pada proses penyembuhan dan peningkatan pemeliharaan kesehatan di setiap mode fisiologis, konsep diri, fungsi peran dan interdependen. Selama melakukan asuhan keperawatan, masalah keperawatan yang banyak muncul yaitu pada mode fisiologis berupa masalah gangguan oksigenasi. Hasil analisis praktik residensi keperawatan didapatkan bahwa asuhan keperawatan menggunakan pendekatan model adaptasi Roy bertujuan untuk membantu individu sesegera mungkin beradaptasi terhadap stimulus baik stimulus internal maupun stimulus eksternal. Pada penerapan Evidence Base Nursing (EBN), residen melakukan penerapan foot massage yang bertujuan untuk mengurangi kecemasan dan parameter fisiologis pada pasien yang akan menjalani tindakan bronkoksopi. Hasil penerapan EBN menunjukan bahwa ada pengaruh pemberian foot massage dalam mengurangi kecemasan dan parameter fisiologis. Pada proyek inovasi, dilakukan program peningkatan kemampuan perawat dalam melakukan perawatan pada pasien yang terpasang WSD yang mencakup skrining awal, sebelum pemasangan WSD, saat pemasangan WSD, selama terpasang WSD, saat pencabutan dan perawatan luka WSD yang telah terstandar, berbasis bukti, sistematis dan terstruktur. Tujuan dari inovasi ini untuk meningkatkan kemampuan dan pengetahuan perawat dalam melakukan perawatan WSD dan terciptanya booklet sebagai pedoman standar intervensi perawatan WSD.

Residency nursing practice carried out at Persahabatan Hospital with a respiratory specialty is expected to be able to overcome respiratory problems. During the residency process, the resident plays the role of a Clinical Care Manager (CCM) who serves as a nursing consultant for nursing staff and provides nursing therapy to patients, as a researcher and educator in the context of providing nursing care to improve the quality of nursing care. In providing nursing care, residents apply Roy's adaptation model both in cases managed with a diagnosis of pulmonary TB On OAT in the 2nd month and in 30 resume cases, in these resume cases the most medical diagnoses were lung cancer, the most nursing diagnoses were ineffective breathing patterns and The most common nursing intervention is airway management. The application of Roy's adaptation model shows the role of nurses as providers of nursing care in helping individuals, both in sick conditions and in the healing process and improving health maintenance in every physiological, self-concept, role and interdependent mode. During nursing care, nursing problems that often arise are in the physiological mode in the form of problems with oxygenation disorders. The results of the analysis of nursing residency practice showed that nursing care using the Roy adaptation model approach aims to help individuals adapt as quickly as possible to stimuli, both internal and external stimuli.
In implementing Evidence Base Nursing (EBN), residents apply foot massage which aims to reduce anxiety and physiological parameters in patients who will undergo bronchoscopy. The results of applying EBN show that there is an effect of giving foot massage in reducing anxiety and physiological parameters. In the innovation project, a program was carried out to increase the ability of nurses to provide care for patients with WSDs which included initial screening, before installing the WSD, during the installation of the WSD, during the installation of the WSD, during extraction and standard, evidence-based, systematic and structured WSD wound care. . The aim of this innovation is to increase nurses' abilities and knowledge in carrying out WSD care and to create a booklet as a standard guide for WSD care interventions.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
I Gusti Ayu Putu Desy Rohana
"TB Paru dinyatakan sebagai kedaruratan global bagi kemanusiaan oleh WHO.Keluarga yang tinggal serumah dengan klien TB Paru merupakan population atrisk. Penelitian ini menggunakan desain kuasi eksperimen pretest and posttest withcontrol group, dan metode consecutive sampling. Intervensi edukasi kesehatanterstruktur meliputi pemberian materi TB Paru dan pencegahannya, fungsiperawatan kesehatan, dan penyusunan kegiatan harian yang diberikan selama 5minggu, dengan besaran sampel 62 responden.
Hasil penelitian menunjukkanbahwa karakteristik responden didominasi oleh perempuan 93,6, usia 18-40tahun 64,5, tingkat pendidikan dasar 61,3, penghasilan keluarga dibawahUMK Bogor 74,2, dan lama pengobatan >6 bulan 48,4. Penelitian inimembuktikan adanya peningkatan yang bermakna pada pelaksanaan fungsiperawatan kesehatan keluarga p value 0,00 dan perilaku pencegahan penularanTB Paru p value 0,00 pengetahuan, p value 0,01 sikap, dan p value 0,00keterampilan di kelompok intervensi. Edukasi kesehatan terstruktur terkait TBParu dapat menjadi alternatif pilihan intervensi keperawatan untuk keluarga dikomunitas.

Behavior of Pulmonary Tuberculosis Transmission in Family atBogor RegencyPulmonary TB is stated as global emergency for humanity by WHO. Families wholive at home with Pulmonary TB clients are population at risk. This study usedquasi experimental pretest and posttest with control group design, and consecutivesampling method. Structured health education interventions included thepresentation of materials on Pulmonary TB and its prevention, health care functionand daily activities preparations. Intervention was given for 5 weeks with samplesize 62 respondents.
The result of study showed that the characteristics ofrespondents were dominated by women 93.6, age 18 40 64.5, primaryeducation level 61.3, low family income UMK Bogor regency 74.2, andtreatment duration 6 months 48.4. This study proved significant increases inthe implementation of family health care functions p value 0.00 and the preventionbehavior of Pulmonary TB transmission p value 0,00 knowledge, p value 0,01attitude, and p value 0,00 skill in intervention group. Structured health educationrelated to Pulmonary TB could be an alternative choice of nursing intervention forfamilies in the community.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2017
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Juhdeliena
"[ABSTRAK
Praktik residensi keperawatan medikal bedah peminatan sistem respirasi memiliki tujuan untuk menjalankan tiga peran ners spesialis. Peran sebagai manajer kasus, pemberi layanan dan inovator. Sebagai manajer kasus, residen mengelola kasus utama pasien tuberculosis dan diabetes mellitus, dan 30 kasus resume dengan menggunakan Teori Self-Care Orem. Masalah keperawatan utama yang paling sering muncul adalah ketidakefektifan bersihan jalan napas. Sebagai pemberi layanan, residen telah menerapkan intervensi keperawatan berdasarkan pembuktian yaitu oral hygiene dengan chlorhexidine 0,12% yang dapat mencegah terjadinya Ventilator Associated Pneumonia (VAP). Inovasi keperawatan yang dilakukan yaitu modifikasi Water Seal Drainage (WSD) 1 botol yang telah mendapatkan respon yang baik dari para ahli dibidangnya untuk meningkatkan keselamatan pasien dan keselamatan pekerja atau petugas kesehatan dalam proses asuhan keperawatan.ABSTRACT The purpose of medical-surgical nurse resident in respiratory system clinical practice is to perform three roles of a nurse specialist as a case manager, healthcare provider and innovator. As a case manager, the resident managed a case of Tuberculosis and Diabetes Mellitus patient, and 30 resume cases with Orem Self-Care theory approach. The main nursing problem found during the clinical practice was ineffective airway clearance. As a healthcare provider, the resident had applied an evidence-based nursing intervention that has been using chlorhexidine 0,12% in oral hygiene procedure that can prevent Ventilator Associated Pneumonia (VAP). As an innovator, resident had made a modification of one bottle water-sealed drainage that has received good response from the experts to increase patients and employers or healthcare provider safety during the nursing care process.;The purpose of medical-surgical nurse resident in respiratory system clinical practice is to perform three roles of a nurse specialist as a case manager, healthcare provider and innovator. As a case manager, the resident managed a case of Tuberculosis and Diabetes Mellitus patient, and 30 resume cases with Orem Self-Care theory approach. The main nursing problem found during the clinical practice was ineffective airway clearance. As a healthcare provider, the resident had applied an evidence-based nursing intervention that has been using chlorhexidine 0,12% in oral hygiene procedure that can prevent Ventilator Associated Pneumonia (VAP). As an innovator, resident had made a modification of one bottle water-sealed drainage that has received good response from the experts to increase patients and employers or healthcare provider safety during the nursing care process., The purpose of medical-surgical nurse resident in respiratory system clinical practice is to perform three roles of a nurse specialist as a case manager, healthcare provider and innovator. As a case manager, the resident managed a case of Tuberculosis and Diabetes Mellitus patient, and 30 resume cases with Orem Self-Care theory approach. The main nursing problem found during the clinical practice was ineffective airway clearance. As a healthcare provider, the resident had applied an evidence-based nursing intervention that has been using chlorhexidine 0,12% in oral hygiene procedure that can prevent Ventilator Associated Pneumonia (VAP). As an innovator, resident had made a modification of one bottle water-sealed drainage that has received good response from the experts to increase patients and employers or healthcare provider safety during the nursing care process.]"
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2015
SP-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>