Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 168799 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fitria Erna Hartatik
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara stres terhadap kebiasaan merokok pada remaja di SMU Muhammadiyah 15 Slipi. Desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif korelasional dengan jumlah responden 56 orang. AIat pengumpul data berupa kuisioner. Analisa data yang digunakan adalah analisa bivariat menggunakan uji statistik chi-square.
Hasil penelitian menyimpulkan bahwa tidak ada hubungan yang bermakna antara stres dengan kebiasaan merokok pada remaja di SMU Muhammadiyah 15. Penelitian ini merekomendasikan untuk dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai hubungan stres terhadap kebiasaan merokok pada remaja dengan meneliti seluruh aspek yang mempengaruhi stres pada remaja, meliputi lingkungan sosial, keadaan, dan tumbang remaja.

This study aims to determine the relationship between stress on the smoking habits of teenagers in SMU Muhammadiyah 15 Slipi. Design research is used descriptive korelasional number of respondents with 56 people. Tools such as data collectors kuisioner. Analysis of the data used is bivariat analysis using the test statistics chi-square.
Results of research concluded that no meaningfill relationship between stress with smoking habits in SMU Muhamrnadiyah 15 Slipi. This study recommends to do further research on the relationship of stress on adolescent smoking behavior with examining all aspects that affect the stress on youth, including social environment, circumstances, and upset teenager.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2009
TA5653
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Hersa Aranti
"Berbagai penelitian telah mengasosiasikan tingkah laku merokok pada remaja dengan stres dan persepsi yang mereka miliki mengenai dampak dari perilaku merokok tersebut. Meskipun begitu, belum terdapat penelitian yang melihat peran persepsi dampak merokok dalam hubungan stres dan perilaku merokok. Dalam penelitian ini akan dilihat bagaimana kontribusi persepsi dampak merokok dalam hubungan antara tingkat stres dan intensitas merokok. Terdapat 3 alat ukur yang digunakan yaitu Perceived Stress Scale Cohen et al., 1983 , Stress Scale Dahlam, dalam Herwina 2006 , dan item-item untuk mengukur perception of smoking-related risk and benefits Halpern-Felsher et al., 2004; Song et al., 2008 . Dari 150 partisipan, ditemukan bahwa persepsi dampak merokok yang termasuk keuntungan berhubungan positif dengan intensitas merokok secara signifikan t 1,148 =4,75, p
Various studies have associated adolescents 39 smoking behavior to stress and perception related to the impact of the behavior. Even so, no study has examined the role of perception of smoking impact in the relation between stress and smoking behavior. In this study, the contribution of smoking impact perception in the relationship between stress level and smoking intensity will be examined. Three scales were used which were Perceived Stress Scale Cohen et al., 1983 , Stress Scale Dahlam, in Herwina, 2006 , and items to measure perception of smoking related risk and benefits Halpern Felsher et al., 2004 Song et al., 2008 . From 150 participants, this study found that perception of smoking impact related to benefit is positively related to smoking intensity significantly t 1,148 4,75, p"
2017
S66022
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Amallia Ashari
"Fenomena perilaku merokok pada remaja di Indonesia semakin meningkat. Perokok percaya bahwa merokok dapat mengurangi stres. Tekanan dan lingkungan pertemanan maupun akademik dapat memicu timbulnya stres yang dialami oleh remaja. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan tingkat stres dan perilaku merokok pada remaja SMA/K Kabupaten Tangerang. Sampel penelitian ini berjumlah 111 remaja pelajar SMA/K Kabupaten Tangerang dengan teknik pengambilan sampel purposive sampling. Penelitian ini menggunakan instrument DASS-42 (r = > 0,6) untuk mengukur tingkat stres dan instrument perilaku merokok (r = >0,6) untuk mengukur perilaku merokok pada remaja. Analisis bivariat menggunakan Chi-square. Hasil penelitian menunjukan bahwa tingkat stress sedang tidak mempengaruhi terjadinya perilaku merokok pada remaja sehingga hasil yang di dapat perilaku merokok dapat terjadi karena pengaruh dari faktor lain. Penelitian selanjutnya dapat menggali secara kualitatif kemampuan individu dalam menghindari pengaruh teman untuk merokok atau dilakukan penelitian tentang upaya menghindari rokok dari pengaruh teman. Peneliti juga dapat menggali faktor-faktor remaja yang dapat mempengaruhu stress dan dampak yang bisa terjadi pada remaja.

The phenomenon of smoking behavior in adolescents in Indonesia is increasing. Smokers believe that smoking can reduce stress. Pressure and the social and academic environment can trigger the stress experienced by adolescents. This study aims to determine the relationship between stress levels and smoking behavior in high school adolescents in Tangerang Regency. The sample of this study amounted to 111 adolescent high school students / K Tangerang Regency with purposive sampling technique. This study used the DASS-42 instrument (r = > 0.6) to measure stress levels and the smoking behavior instrument (r = > 0.6) to measure smoking behavior in adolescents. Bivariate analysis using Chi-square. The results showed that moderate stress levels did not affect the occurrence of smoking behavior in adolescents so that the results obtained smoking behavior could occur due to the influence of other factors. Further research can explore qualitatively the individual's ability to avoid the influence of friends to smoke or conduct research on efforts to avoid smoking from the influence of friends. Researchers can also explore adolescent factors that can influence stress and the impact that can occur on adolescents."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gayuh Siska Laksananno
"Anemia defisiensi besi merupakan masalah gizi yang banyak diderita oleh remaja putri karena usia remaja berada pada masa petumbuhan dan juga dampak dari menstruasi yang didapat setiap bulannya. Beberapa penelitian menunjukkan tingginya anemia pada remaja putri. Penyebab anemia defisiensi besi adalah kurangnya pemasukan zat besi, meningkatnya kebutuhan akan zat besi, kehilangan darah kronis, penyakit malaria, cacing tambang dan infeksi-infeksi lain serta pengetahuan yang kurang tentang anemia. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang berkontribusi terhadap terjadinya anemia defisiensi besi. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah siswi SMLJ Muhammadiyah Kota Tegal. Jumlah sampel 113 orang. Data diambil menggunakan kuesioner, sedangkan untuk pemeriksaan kadar Hb dan Ferritin serum, responden diambil sampel darahnya kemudian dilakukan pemeriksaan di laboratorium klinik. Analisis yang digunakan adalah analisis univariat, bivariat dengan independen t-lest dan chi square serta analisis multivariat dengan regresi logistik. Hasil penelitian ini menunjukkan pada 95% Cl terdapat hubungan yang bermakna antara tingkat pengetahuan (p value 0.003), kebiasaan diet (p value 0.000), asupan zat besi (p value 0-014), kebiasaan konsumsi vitamin C (p value 0.003), kebiasaan minum teh (p value 0.01), siklus (p value 0.02) dan lama menstruasi (p value 0.000) dengan anemia defisiensi besi. Sedangkan faktor yang tidak berhubungan dengan anemia defisiensi besi adalah umur (p value 0.566), tingkat pendapatan orang tua (p value 0.054) dan jumlah anggota keluarga (p value 0.672). Dari analisis multivariat menunjukkan faktor yang paling berkontribusi adalah kebiasaan konsumsi vitamin C (OR = 4,321). Rekomendasi dari penelitian ini adalah remaja putri untuk meningkatkan konsumsi makanan yang banyak mengandung zat besi, meningkatkan konsumsi vitamin C dan mengurangi minum teh.

Iron deficiency anemia is nutrient problem on many female adolescence because in growth process and the effect of their menstruation. The studies shown increasing amount of anemia on female adolescence. The cause of iron deficiency anemia are less of intake iron, increasing iron needed, chronic bleeding, malariae and other infection, also less of knowledge about anemia. The objective of this sludy is to identify contribute factor to event of iron deficiency anemia. This research use descriptive metode with cross sectional approach. The population are students Muhammadiyah Senior High School at Kota Tegal. They were 113 respondents. The data taken with questionaire, therefore assesment of Hb level and serum ferritin level were use blood sample in laboratory. The data analyze that use was univariat, bivariat with independent t-test and chi-square, also multivariat with logistic regretion. The result show at 95 Cl, there is the correlation between knowledge (p value 0,003), dietary history (p value 0,000), iron intake (p value 0,014), consumption of vitamin C (p value 0,003), tea drink history (p value 0,01), menstruation cycle (p value 0,02) and duration of menstruation (p value 0,000) with iron deficiency anemia.Therefore factors not correlated with iron deficiency anemia are age (p value 0,566), level of parents income (p value 0,054) and family member (p value 0,672). Multivariat analyze shown consumption of vitamin C is dominant factor to contribute iron deficiency anemia (OR = 4,321). Recomendation of this studyis increasing consumption of iron and vitamin C and decreasing drink of tea to prevent iron deficiency anemia."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2009
T26572
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Gayuh Siska Laksananno
"ABSTRAK
Anemia defisiensi besi merupakan masalah gizi yang banyak diderita oleh remaja putri
karena usia remaja berada pada masa petumbuhan dan juga dampak dari menstruasi yang
didapat setiap bulannya. Beberapa penelitian menunjukkan tingginya anemia pada remaja
putri. Penyebab anemia defisiensi besi adalah kurangnya pemasukan zat besi,
meningkatnya kebutuhan akan zat besi, kehilangan darah kronis, penyakit malaria, cacing
tambang dan infeksi-infeksi lain serta pengetahuan yang kurang tentang anemia. Tujuan
dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang berkontribusi terhadap
terjadinya anemia defisiensi besi. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan
pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah siswi SMU
Muhammadiyah Kota Tegal. Jumlah sampel 113 orang. Data diambil menggunakan
kuesioner, sedangkan untuk pemeriksaan kadar Hb dan Ferritin serum, responden diambil
sampel darahnya kemudian dilakukan pemeriksaan di laboratorium klinik. Analisis yang
digunakan adalah analisis univariat, bivariat dengan independen t-test dan chi square serta
analisis multivariat dengan regresi logistik. Hasil penelitian ini menunjukkan pada 95% CI
terdapat hubungan yang bermakna antara tingkat pengetahuan (p value 0.003), kebiasaan
diet (p value 0.000), asupan zat besi (p value 0.014), kebiasaan konsumsi vitamin C (p
value 0.003), kebiasaan minum teh (p value 0.01), siklus (p value 0.02) dan lama
menstruasi (p value 0.000) dengan anemia defisiensi besi. Sedangkan faktor yang tidak
berhubungan dengan anemia defisiensi besi adalah umur (p value 0.566), tingkat
pendapatan orang tua (p value 0.054) dan jumlah anggota keluarga (p value 0.672). Dari
analisis multivariat menunjukkan faktor yang paling berkontribusi adalah kebiasaan
konsumsi vitamin C (OR = 4,321). Rekomendasi dari penelitian ini adalah remaja putri
untuk meningkatkan konsumsi makanan yang banyak mengandung zat besi, meningkatkan
konsumsi vitamin C dan mengurangi minum teh.

ABSTRACT
Iron deficiency anemia is nutrient problem on many female adolescence because in growth process and the effect of their menstruation. The studies shown increasing amount of anemia on female adolescence. The cause of iron deficiency anemia are less of intake iron, increasing iron needed, chronic bleeding, malariae and other infection, also less of knowledge about anemia. The objective of this study is to identify contribute factor to event of iron deficiency anemia. This research use descriptive metode with cross sectional approach. The population are students Muhammadiyah Senior High School at Kota Tegal. They were 113 respondents. The data taken with questionaire, therefore assesment of Hb level and serum ferritin level were use blood sample in laboratory. The data analyze that use was univariat, bivariat with independent t-test and chi-square, also multivariat with logistic regretion. The result show at 95 CI, there is the correlation between knowledge (p value 0,003), dietary history (p value 0,000), iron intake (p value 0,014), consumption of vitamin C (p value 0,003), tea drink history (p value 0,01), menstruation cycle (p value 0,02) and duration of menstruation (p value 0,000) with iron deficiency anemia. Therefore factors not correlated with iron deficiency anemia are age (p value 0,566), level of parents income (p value 0,054) and family member (p value 0,672). Multivariat analyze shown consumption of vitamin C is dominant factor to contribute iron deficiency anemia (OR = 4,321). Recomendation of this study is increasing consumption of iron and vitamin C and decreasing drink of tea to prevent iron deficiency anemia."
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2009
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ferry Arwansyah
"ABSTRAK
Dampak hipoksia penerbangan, bergantung tempat dan lama di ketinggian, telah dialami saat ketinggian 5000 kaki, mulai dari yang ringan sampai yang berat. Waktu Sadar Efektif WSE adalah rentang waktu seseorang mampu melakukan tindakan korektif pada kondisi sadar sebelum mengalami inkapasitasi. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan kebiasaan merokok dan viskositas darah serta faktor usia dan massa tubuh terhadap risiko hipoksia pada awak dan nonawak pesawat di simulasi Ruang Udara Bertekanan Rendah RUBR . Para awak pesawat dan nonawak pesawat yang telah melaksanakan pemeriksaan kesehatan dan kesamaptaan jasmani, menjalani simulasi hipoksia di RUBR Lakespra Saryanto. Penelitian ini menggunakan desain potong lintang dengan purposive sampling, uji regresi logistik berganda, untuk menganalisis faktor dominan yang mempengaruhi WSE. Didapatkan 79 dari 87 subyek yang bersedia berpartisipasi. Persentase awak dan nonawak pesawat yang mengalami WSE memendek sebanyak 32,9 . Faktor kebiasaan merokok kategori sedang indeks brinkman cenderung meningkatkan risiko hipoksia [ORa=3,08; p=0,201]. Kadar hematokrit tinggi cenderung mengurangi risiko hipoksia[ORa=0,21; p=0,070]. Kategori usia >40 tahun [OR=0,57; p=0,694] dan usia 30-39 tahun [OR=0,74; p=0,561] serta massa tubuh [OR=0,89; p=0,821] tidak terbukti meningkatkan risiko terjadinya hipoksia. Dapat disimpulkan kebiasaan merokok kategori sedang cenderung meningkatkan risiko hipoksia. Viskositas darah cenderung mengurangi risiko hipoksia, sedangkan usia dan massa tubuh tidak mempengaruhi terjadinya hipoksia.
ABSTRACT The impact of flight hypoxia, ranging from mild to severe, depends on place and duration in altitude and will be experienced at 5000 feet. Time of Useful Consciousness TUC is range of time someone able to perform corrective actions on conscious state before experiencing incapacitation. The purpose of this research is to know relationship between smoking habit, blood viscosity, body mass and age as factors related to risk of hypoxia in aircrew and non aircrew through simulation in hypobaric chamber. Subjects who had undergone general medical examinations and physical fitness test, underwent a simulated hypoxia in hypobaric chamber at Lakespra Saryanto. This study used cross sectional design and multiple logistic regression test to analyze the dominant factors which affects TUC. 79 subjects were willing to participate. Percentage subjects with TUC shortened by 32,9 . Moderate smoking habit tends to increase the risk of hypoxia Ora 3.08 p 0.201 while high hematocrit levels tend to reduce Ora 0.21 p 0.070 . Age category 40 years OR 0.57 p 0.694 , age 30 39 years OR 0.74 p 0.561 and body mass OR 0.89 p 0.821 does not appear to increase the risk. In conclusion moderate smoking habit tends to increase the risk of hypoxia. Blood viscosity tends to reduce the risk of hypoxia, whereas age and body mass do not affect the occurance of hypoxia."
2017
SP-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Masduqi
"Kenyataan di lapangan menunjukan bahwa siswa sekolah kurang mandiri dan peka terhadap lingkungan sekitarnya. Hal ini tidak terlepas dari adanya cara pembelajaran yang selama ini berlangsung dan suasana atau iklim yang kurang mendukung, yang pada umumnya masih menekankan pada kepatuhan prosedur, dan kurang mengarah kepada kemandirian siswa. Dengan adanya kenyataan tersebut maka permasalahannya adalah "apakah ada hubunga Iklim Organisasi dengan Kemandirian Siswa ?" Untuk hal tersebut, penelitian ini diadakan. Penelitian ini merUpakan studi komparatif yang dilakukan di Sekolah Menengah Umum Muhanunadiyah I Yogyakarta dan Sekolah Menengah Umum Taruna Nusantara Magelang."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2001
T4498
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dea Permata Sari Yahya
"Kebiasaan minum kopi dan kebiasaan merokok memiliki hubungan yang signifikan terhadap peningkatan tekanan darah. Pekerja yang merokok dan minum kopi lebih rentan terhadap hipertensi daripada pekerja yang tidak melakukannya. Berdasarkan data Riskesdas pada tahun 2018, prevalensi kejadian hipertensi di DKI Jakarta lebih dari rata-rata nasional yaitu sebesar > 8,4%. Pekerja kantoran adalah salah satu kelompok yang memiliki proporsi kejadian hipertensi tinggi dibandingkan dengan jenis pekerja lainnya. Tenaga kerja yang mengalami hipertensi akan mengalami penurunan produktivitas sehingga menimbulkan kecelakaan kerja. Maka dari itu penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara konsumsi kopi, kebiasaan merokok, dan factor lainnya terhadap kejadian hipertensi. Penelitian kuantitatif ini menggunakan desain cross-sectional dengan jumlah sampel 145 pekerja di Kementerian PUPR yang dipilih denan teknik accidental sampling, Data diperoleh pada bulan Mei 2024 melalui pengukuran antropometri, pengukuran tekanan darah, dan pengisian kuesioner. Sebesar 24,1% pekerja mengalami hipertensi. Hasil analisis menunjukkan adanya hubungan antara hipertensi dengan usia (p = 0,026; OR = 2,471; 95% CI 1,1-5,4) dan status gizi (p = 0,045; OR = 2,518; 95% CI 1,1-6,0). Pekerja yang berusia ≥ 40 tahun berisiko 2,4 kali lebih tinggi dibandingkan pekerja yang berusia < 40 tahun dan pekerja yang memiliki status gizi lebih memiliki risiko 2,5 kali lebih tinggi dibandingkan pekerja yang memiliki status gizi normal. Bagi pekerja diharapkan dapat melakukan konsultasi gizi dengan ahli gizi agar dapat mengetahui kebutuhan gizi dan pengaturan makan yang sesuai untuk mencegah atau menangani gizi lebih. Untuk pekerja yang berusia menjelang 40 tahun dapat melakukan kontrol rutin terkait tekanan darah serta faktor-faktor yang mempengaruhinya, seperti kadar gula darah dan berat badan.

Coffee drinking habits and smoking habits have a significant relationship with increasing blood pressure. Workers who smoke and drink coffee are more susceptible to hypertension than workers who do not. Based on Riskesdas data in 2018, the prevalence of hypertension in DKI Jakarta is more than the national average, namely > 8.4%. Office workers are one group that has a high proportion of hypertension compared to other types of workers. Workers who experience hypertension will experience a decrease in productivity, causing work accidents. Therefore, this study aims to determine the relationship between coffee consumption, smoking habits, and other factors on the incidence of hypertension. This quantitative research used a cross-sectional design with a sample size of 145 workers at the Ministry of PUPR selected using accidental sampling technique. Data was obtained in May 2024 through anthropometric measurements, blood pressure measurements, and filling out questionnaires. 24.1% of workers experienced hypertension. The results of the analysis showed a relationship between hypertension and age (p = 0.026; OR = 2.471; 95% CI 1.1-5.4) and nutritional status (p = 0.045; OR = 2.518; 95% CI 1.1-6, 0). Workers aged ≥ 40 years have a risk 2.4 times higher than workers aged < 40 years and workers who have a higher nutritional status have a risk 2.5 times higher than workers who have a normal nutritional status. Workers are expected to be able to carry out nutritional consultations with nutritionists so they can find out nutritional needs and appropriate eating arrangements to prevent or treat overnutrition. Workers approaching 40 years of age can carry out routine control of blood pressure and the factors that influence it, such as blood sugar levels and body weight."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Al Munawara A.
"Latar belakang: Jumlah perokok di dunia yaitu 1,1 miliar orang dari total jumlah populasi dunia. Kebiasaan merokok berdampak buruk terhadap kesehatan umum dan merupakan faktor risiko penyakit periodontal.
Tujuan: Mengetahui gambaran pengetahuan mahasiswa rumpun ilmu kesehatan mengenai hubungan antara kebiasaan merokok dengan penyakit periodontal.
Metode: Studi analisis potong lintang pada mahasiswa rumpun ilmu kesehatan. Penelitian menggunakan kuesioner yang disebar melalui melalui situs internet yaitu google form, disebar ke semua fakultas dan tingkat semester yang tergabung dalam rumpun ilmu kesehatan.
Hasil: Sebanyak 388 responden yang mengisi kuesioner. Asal fakultas berhubungan secara signifikan bahwa merokok merugikan kesehatan umum (0,000), kesehatan mulut (0,000), menyebabkan terjadinya penyakit periodontal (0.001), dan peningkatan penyakit periodontal (0,024). Tingkat semester berhubungan secara signifikan bahwa merokok merugikan kesehatan umum (0,005), namun tidak berhubungan secara signifikan pada merokok memengaruhi kesehatan mulut (0,075), menyebabkan terjadinya penyakit periodontal (0,996), dan peningkatan penyakit periodontal (0,600).
Kesimpulan: Mahasiswa FKG memiliki pengetahuan yang lebih baik mengenai hubungan antara kebiasaan merokok dengan penyakit periodontal.

Background: The number of smokers in the world is 1.1 billion people from the total world population. Smoking habits adversely affect general health and risk factors for periodontal disease.
Objective: To determine the knowledge of health science students about the relationship between smoking habits and periodontal disease.
Method: Cross-sectional analysis study on health science students. The research used a questionnaire distributed through the internet site, namely google form, distributed to all faculties and semester levels who are members of the health science clusters.
Results: A total of 388 respondents filled out the questionnaire. The faculty origin associations were significantly detrimental to general health (0.000), oral health (0.000), causing the incidence of periodontal disease (0.001), and an increase in periodontal disease (0.024). The level of association was significantly detrimental to health (0.005), but not significantly associated with smoking affecting oral health (0.075), causing the incidence of periodontal disease (0.996), and an increase in periodontal disease (0.600).
Conclusion: FKG students have better knowledge about the relationship between smoking and periodontal disease.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mulia Sugiarti
"Melihat tingginya prevalensi merokok dan kejadian TB paru di Indonesia tahun 2010 maka perlu adanya penelitian lebih lanjut tentang hubungan merokok dengan kejadian TB paru setelah dikontrol dengan variabel perancunya pada penduduk laki-laki usia >15 di Indonesia tahun 2010. Penelitian ini menganalisa data RISKESDAS 2010 dengan sampel penelitian penduduk laki-laki yang berumur > 15 tahun di Indonesia yang eligible berjumlah 1.428 responden. Penderita TB paru didapatkan berdasarkan diagnosis Tebaga kesehatan melalui pemeriksaan dahak atau rongten paru. Gambaran distribusi penelitian berupa 41% responden penelitian menderita TB paru dan 50,8% merokok.
Hasil penelitian ini adalah ada hubungan yang bersifat protektif antara merokok dengan TB paru (PR=0,73 95% CI 0,2-0,86) sebelum dan setelah dikontrol dengan variabel perancu. tidak hubungan dose respons jumlah rata-rata merokok per hari dengan TB paru (PR 1-10 batang per hari =0,74 95% CI 0,6-0,90 dan PR >10 batang per hari =0,74 95% CI 0,6-0,90). Ada Hubungan dose respons antara lama menjadi perokok dengan kejadian TB paru (PR 1-10 tahun =0,63 95% CI 0,45-0,90 dan PR >10 tahun =0,76 95% CI 0,64-0,90) dimana semakin lama responden menjadi perokok semakin tidak protektif terhadap TB paru.

Base on prevalence of Pulmonary Tuberculosis and prevalence of Smoking in Indonesia in 2010, the purpose of this study was to determine whether the association of smoking habit and the occurrence of pulmonary tuberculosis among 15 years old man in Indonesia in 2010. Base on Basic Medical Research 2010 data, this study used cross sectional methodology design to analyze to 1,428 eligible respondents. Patients diagnostic get pulmonary tuberculosis by health professionals through the examination of sputum or lung Rontgen at last 12 mouths. From the research found that 41% of respondents suffered from pulmonary tuberculosis and 50.8% of respondents are smoked.
The results of this study is that there is a protected relationship between smoking and pulmonary TB (PR = 0.73 95% CI 0.2 to 0.86) before and after controlled for confounding variables. There are no dose-response relationship between average cigarette per day with pulmonary TB (PR 1-10 cigarettes per day = 0.74 95% CI from 0.6 to 0.90 and PR>10 cigarettes per day = 0.74 95% CI 0.6 to 0.90), but there are dose-response relationship between long duration of smoking (PR1-10 years = 0.63 95% CI 0.45 to 0.90 and PR>10 years = 0.76 95% CI 0.64 - 0.90). It means the longer becomes smokers more unprotective against pulmonary tuberculosis.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
T42376
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>