Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 170897 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan tempat kerja dengan angka kejadian kanker paru pada wanita. Pertanyaan penelitian adalah apakah ada hubungan antara tempat kerja dengan angka kejadian kanker paru pada wanita dan seberapa jauh hubungan tempat kerja dengan angka kejadian kanker paru tersebut. Asumsi tempat kerja akan berpengaruh terhadap angka kejadian kanker paru pada wanita. Disain penelitian menggunakan metode deskriptif korelatif dimana untuk mengidentifikasi hubungan tempat kerja dengan angka kejadian kanker paru pada wanita. Responden penelitian adalah ibuibu dengan kanker paru yang telah bekerja di dalam rumah atau di luar rumah dengan lama kerja minimal 10 tahun. Pengumpulan data dilakukan dengan cara memberikan daftar pertanyaan kepada responden untuk diisi lalu di kumpulkan kembali. Data yang terkumpul ditabulasi, dianalisa dengan rumus korelasi product moment (r) lalu diuji tingkat kemaknaan dengan uji t. Hasil penelitian menunjukkan korelasi sedang (r = 0,53). Kesimpulannya pada uji tingkat kemaknaan (t) memperlihatkan hasil tidak bermakna oleh karena jumlah sampel yang terbatas sekali (hanya 8 responden)."
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2002
TA5180
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ferry Dwi Kurniawan
"ABSTRAK
Pendahuluan: Jalur gen Epidermal Growth Factor Receptor (EGFR) berperan
dalam regulasi proliferasi sel, ketahanan hidup, diferensiasi, dan progresi tumor.
Gen EGFR dengan domain tirosin kinase dalam ekson 18-21 yang mengalami
mutasi berkorelasi secara respons klinik dengan pemberian Tyrosine Kinase
Inhibitor (TKI). Hal tersebut menyebabkan status mutasi gen EGFR menjadi
faktor prediktif dalam pemberian TKI pada Kanker Paru Karsinoma Bukan Sel
Kecil (KPKBSK). Namun pemeriksaan baku emas dalam mendeteksi mutasi gen
EGFR adalah menggunakan direct sequencing yang membutuhkan jumlah sampel
dengan sel kanker yang banyak, dengan sensitifitas yang rendah dan teknik yang
tidak seragam.
Metode penelitian: Metode PNA-LNA PCR Clamp mampu mendeteksi mutasi
gen EGFR dengan rasio 1:1000 pada latar wild type. Metode ini menggunakan
mekanisme imhibisi oleh Peptide Nucleic Acid (PNA) dan Locked Nucleic Acid
(LNA) dalam urutan yang hampir sama ketika diamplifikasi menggunakan mesin
real time PCR. Alel wild type a.kan dihambat oleh PNA sementara itu alel mutan
akan berikatan dengan LNA dan ketika terjadi proses amplifikasi oleh DNA
polimerase maka akan menyebabkan probe fluorogenik akan terpisah dan
berpendar seiring dengan semakin meningkatnya siklus yang akan dideteksi oleh
mesin SmartCycler. Hasil analisis dapat dijalankan selama 2 jam setelah
dilakukan isolasi DNA. Sampel yang digunakan adalah PC9 (adenokarsinoma),
PC3 (kanker prostate), H1975 (KPKBSK), dan H1299 H1975 (KPKBSK),
Masing-masing sampel yang dibutuhkan adalah 15 μl dengan konsentrasi DNA 10
ng/μl.
Hasil Penelitian: Metode PNA-LNA PCR Clamp mampu mendeteksi jenis
mutasi E746-A750del-1p (tipe 1) pada sampel PC9 , delesi ekson 19 pada sampel
PC3, T790M dan L858R pada sampel H1975, sementara itu tidak ditemukan
mutasi pada sampel H1299.
Kesimpulan: Metode PNA-LNA PCR Clamp dapat digunakan sebagai
pemeriksaan alternatif dalam mendeteksi mutasi gen EGFR.

ABSTRACT
Introduction: Epidermal Growth Factor Receptor (EGFR) signaling pathway
play a role in regulation of cell proliferation, survival, differentiation and tumor
progression. Tyrosin kinase domain within exon 18-21 of EGFR gene had
mutation significantly correlated with clinical response to Tyrosine Kinase
Inhibitor (TKI). Thus, EGFR gene mutation become a biomarker predictor to Non
Small Cell Lung Cancer (NSCLC) treatment. However, the gold standar in
detecting EGFR gene mutation is direct sequencing method which requires mostly
cancer cells, low sensitivity and ununiformly technical handling..
Methods: A novel method which could allow detect EGFR gene mutation in
1:1000 wild type background has developed. It needs only a small amount of
citology or histopatology samples in one day processing. It works based on
inhibitory mechanism between Peptide Nucleic Acid (PNA) and Locked Nucleic
Acid (LNA) in the nearly same sequences when it is amplified by PCR machine.
PNA will attach to wild type allele so further amplification would be inhibited
while LNA will attach to mutant allele then it would be flourecence when it is
separated from sequencer during amplification by Taqman enzyme. Finally, Real
time PCR machine will detect the signal from the mutant sequence thus mutant
determination would be analyzed after 2 hours running. The samples are PC9
(adenocarcinoma), PC3 (prostate cancer), H1975 (non small cell lung cancer), and
H1299 (non small cell lung cancer). Total amount of each sample is 15 μl with
DNA concentration is 10 ng/μl.
Results: This method reveals the mutations which are E746-A750del-1p (type 1)
in PC9, exon 19 deletion in PC3, T790M and L858R in H1975 while no mutation
in H1299.
Conclusion The PNA-LNA PCR Clamp could be an alternative method in
detecting EGFR gene mutation."
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2013
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andi Nazarudin
"Latar belakang : Toksisitas hematologi sering terjadi pada pasien dengan Kanker Paru Karsinoma Bukan Sel Kecil (KPKBSK) yang diobati dengan kemoterapi berbasis platinum. Data sebelumnya menunjukkan bahwa trombositopenia karena kemoterapi berbasis karboplatin adalah rendah tetapi tidak ada data lokal yang menjelaskan angka kejadian trombositopenia pada KPKBSK yang diterapi dengan regimen karboplatin+gemsitabin. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat dan membandingkan angka kejadian toksisitas hematologi seperti trombositopenia, anemia, leucopenia, neutropenia dan perdarahan yang disebabkan kemoterapi karboplatin+gemsitabin dengan karboplatin+paklitaksel dan karboplatin+etoposid pada pasien KPKBSK. Dan juga membandingkan respons objektif dari ketiga regimen tersebut.
Metode:. Penelitian ini kohort retrospektif pada pada pasien KPKBSK yang menerima 1.250 mg/m2 gemsitabin pada hari ke-1 dan hari ke-8 dan karboplatin AUC-5(Area under curve) hari pertama. Pasien yang menerima ≥ 2 siklus ikut dalam penelitian ini. Kami menilai dan membandingkan toksisitas hematologi tiap siklus seperti trombositopenia, anemia, leucopenia, neutropenia dan perdarahan serta respons objektif dari ketiga regimen berbasis karboplatin selama kemoterapi.
Hasil: Pada penelitian ini didapatkan total 115 pasien (rerata umur 55.6±10, rerata jumlah siklus adalah 4, jenis histologi adenokarsinoma 91%, stage III or IV) Pasien KPKBSK yang menerima regimen karboplatin+gemsitabine (n=38), karboplatin+paklitaksel (n=39) dan karboplatin+etoposid (n=38). Angka kejadian trombositopenia regimen karboplatin+gemsitabin adalah 34.2%, karboplatin+paklitaksel 5.1%, dan karboplatin+etoposid 5.3%. Waktu terjadinya trrombositopenia pada regimen karboplatin+gemsitabin 2 siklus lebih cepat dari regimen lain. Toksisiti hematologi trombositopenia regimen karboplatin+gemsitabin sebesar 15,8% dengan grade 3-4, leukopenia 18,4% dengan grade 3- 4 dan anemia 5,3% grade 3-4. Overall respons rate dan time to progression dengan regimen karboplatin+gemsitabin lebih baik dari regimen lainnya.
Kesimpulan : Angka kejadian dan waktu terjadinya toksisitas hematologi pada regimen karboplatin+gemsitabin lebih tinggi daripada regimen karboplatin+paklitaksel dan karboplatin+etoposid.. Tetapi Overall respons rate dan time to progression pada karboplatin+gemsitabin lebih baik daripada regimen lain.
Background : Hematological toxicities often occur in patients with non-small-cell lung cancer (NSCLC) who are treated with chemotherapy. In our data had shown that thrombocytopenia due to carboplatin based chemotherapy was low but there was not any local data about carboplatin - gemcitabine regimen. The aim of this study is to investigate and to compare the frequency of hematologic events, such as thrombocytopenia, anemia, leucopenia, neutropenia, and hemorrhage due to combination of gemcitabine-carboplatin with carboplatin-paclitaxel, and carboplatin-etoposide in non-small cell lung cancer patients. And also to compare objective response of the three platinum based regimens.
Methods : We conducted a retrospective cohort study that enrolled all non-small-cell lung cancer patients who received 1.250 mg/m2 gemcitabine on day 1,8 and AUC-5 carboplatin on day one. Patients who received 2 cycles or more are included in this study. We investigated and compared objective response of the three platinum based regimens and the frequency of thrombocytopenia, anemia, leucopenia, neutropenia, hemorrhage, during chemotherapy period.
Results : A total 115 patients (mean age 55.6±10, median number of cycle of chemotherapy was 4, histological findings were adenocarcinoma 91%) with stage III or IV NSCLC received chemotherapy carboplatin-gemcitabine (n=38), carboplatin-paclitaxel (n=39) and carboplatin-etoposide (n=38). Frequency of thrombocytopenia in patients with NSCLC treated with combination of carboplatin-gemcitabin regimen was 34.2%, carboplatin-paclitaxel 5.1%, and carboplatin-etoposide 5.3%. The Carbo-gemcitabine group developed thrombocytopenia 1 or 2 cycles earlier than other group . The hematological toxicities data with carbo-gemcitabine regimen have shown that thrombocytopenia was 15,8% patient with grade 3 or 4, leucopenia 18,4% patients with grade 3 or 4 and 5,3% grade 3 or 4 anemia. Overall respons rate and time to progression with carboplatin-gemcitabine regimen were better than the other regimens
Conclusion : Thrombocytopenia was found in gemcitabine and carboplatin regimen but lower than other published data. Overall respons rate and time to progression with carboplatin-gemcitabine regimen were better than the other regimens."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2013
T58938
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dewi Mais
"Tingkat paparan benzo[a]pyrene (BaP) salah satu senyawa PAH pada polusi udara dapat dihitung dengan menggunakan metode Hemoglobin-Adduct. Responden terpilih ialah polantas (individu berisiko tinggi), polisi administrasi (individu berisiko rendah), dan pasien kanker (individu yang diduga telah mengalami paparan). Produk hidrolisis asam yang dilakukan pada globin (sampel darah) ialah hidrolisat BaP-adduct berupa senyawa benzo[a]pyrene tetrahydrotetrol (BaPT), dan dianalisis dengan HPLC-Fluoresensi fasa terbalik kolom RP-18, eluen metanol-air (55:45). Hasil uji validasi metode ialah batas deteksi (LOD) dalam penelitian ini mencapai 0,31 pg/mg globin dan batas kuantifikasi (LOQ) ialah 1,03 pg/mg globin. Konsentrasi adduct BaPT pada polantas berkisar 1,36 ? 7,38 pg/mg globin, pada polisi bagian administratif berkisar 0,01 ? 1,85 pg /mg globin, sedang adduct pada pasien kanker paru berkisar 2,58 ? 50,94 pg /mg globin. Disimpulkan bahwa terdapat peranan paparan BaP dalam polusi udara terhadap tingginya tingkat konsentrasi B[a]P Hb-Adduct yang diperoleh.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2008
S30460
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Raania Amaani
"ABSTRAK
Pendahuluan: Kanker paru merupakan kanker dengan insidensi tertinggi di dunia. Tatalaksana kanker paru sampai sekarang masih menjadi tantangan. Senyawa alami antikanker mulai dikembangkan, salah satunya kedelai hitam. Kedelai hitam Glycine soja memiliki zat bioaktif yang berpotensi sebagai antikanker. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kandungan metabolit sekunder dan tingkat toksisitas ekstrak etanol kedelai hitam terhadap sel kanker paru A549. Metode: Identifikasi kandungan ekstrak etanol kedelai hitam dilakukan dengan uji kromatografi lapis tipis KLT dan uji fitokimia. Uji sitotoksisitas dilakukan dengan MTT-assay secara in vitro. Variasi konsentrasi yang digunakan pada penelitian ini adalah 6,25, 12,5, 25, 50, 100, 200, 400, dan 800 ug/ml. Hasil dan Pembahasan: Hasil uji KLT menunjukkan bahwa terdapat 6 senyawa pada ekstrak etanol kedelai hitam. Hasil uji fitokimia membuktikan bahwa kedelai hitam mengandung flavonoid, alkaloid, saponin, tanin, triterpenoid, dan glikosida yang memiliki potensi sebagai antikanker. Ekstrak etanol kedelai hitam menunjukkan aktivitas sitotoksik yang moderat pada sel kanker paru A549 IC50= 114,51 ug/ml , sedikit dibawah cisplatin IC50= 85,45 ug/ml sebagai kontrol positif. Konsentrasi ekstrak tertinggi 800 ug/ml memberikan persentase inhibisi tertinggi 83,8 dan nilai optical density yang berbeda bermakna dengan konsentrasi lainnya

ABSTRACT
Introduction Lung cancer incidence is the highest incidence of cancer in the world. Management of lung cancer is still a challenge today. The natural anticancer compounds are being developed, one of which is black soybeans. Black soybean Glycine soja has bioactive compounds that has potential as anticancer. Objective of this research is to determine the secondary metabolite content and toxicity level of black soybean ethanol extract to A549 lung cancer cell. Method Identification of the content of black soybean ethanol extract was performed by thin layer chromatography TLC and phytochemical test. The cytotoxicity test performed was in vitro MTT assay. The concentration variations used in this study were 6,25, 12,5, 25, 50, 100, 200, 400, and 800 ug ml. Results and Discussion The TLC results show that there were 6 compounds in black soybean ethanol extract. Phytochemical test results prove that Glycine soja contains flavonoids, alkaloids, saponins, tannins, triterpenoids, and glycosides that have potential as anticancer. Black soybean ethanol extract show moderate cytotoxic activity in A549 cells IC50 114,51 ug ml , slightly below cisplatin IC50 85,45 ug ml as a positive control. The highest extract concentration 800 ug ml give highest percentage inhibition 83,8 and significantly different optical density with other concentrations p"
2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pohan, M. Yusuf Hanafiah
"Saat ini kasus kanker paru meningkat jumlahnya dan menjadi salah satu masalah kesehatan di dunia juga di Indonesia. Data yang dikemukakan World Health Organization (WHO) menunjukkan kanker pare adalah penyebab utama pada kelompok kematian akibat keganasan, bukan hanya pada laki-laki tetapi juga pada perempuan. Di Indonesia kanker paru menduduki peringkat ke-3 atau ke-4 di antara tumor ganas yang paling sering ditemukan di beberapa rumah sakit. Jumlah penderita kanker paru di RS Persahabatan 239 kasus pada tahun 1996, 311 kasus tahun 1997 dan 251 kasus di tahun 1998. Lebih dari 90% penderita kanker paru datang berobat pada keadaan penyakit yang sudah lanjut, hanya 6% penderita masih dapat dibedah.
Prognosis buruk penyakit ini mungkin berkaitan erat dengan penderita yang jarang datang ke dokter ketika penyakitnya masih berada dalam tahap awal. Hasil penelitian pada penderita kanker pare pascabedah menunjukkan bahwa rerata angka tahan hidup 5 tahun stage 1 jauh berbeda dengan mereka yang dibedah setelah stage II, apalagi jika dibandingkan dengan penderita kanker pare stadium lanjut. Masa tengah hidup penderita kanker part stage lanjut yang diobati adalah 9 bulan.
Kanker pare adalah salah satu jenis penyakit paru yang memerlukan penanganan dan tindakan yang cepat dan terarah. Penegakan diagnosis ini membutuhkan keterampilan dan sarana yang tidak sederhana serta memerlukan pendekatan multidisiplin kedokteran. Penyakit ini membutuhkan kerjasama yang erat dan terpadu antara ahli pare dengan ahli radiologi diagnostik, ahli patologi anatomi, ahli radioterapi, ahli bedah toraks dan ahli-ahli lainnya. Pengobatan atau penatalaksanaan penyakit ini sangat tergantung pada kecekatan ahli paru untuk mendapatkan diagnosis pasti. Penemuan kanker part pada stage dini akan sangat membantu penderita dan penemuan diagnosis dalam waktu lebih cepat memungkinkan penderita memperoleh kualiti hidup yang lebih baik.
Diagnosis pasti penyakit kanker ditentukan oleh basil pemeriksaan patologi anatomi. Dasar pemeriksaan patologi anatomi adalah pemeriksaan mikroskopik terhadap perubahan sel atau jaringan organ akibat penyakit. Terdapat dua jenis pemeriksaan patologi anatomi yaitu pemeriksaan histopatologi dan sitologi. Pemeriksaan histopatologi bertujuan memeriksa jaringan tubuh, sedangkan pemeriksaan sitologi memeriksa kelompok sel penyusun jaringan tersebut. Pemeriksaan histopatologi merupakan diagnosis pasti (baku emas). Pemeriksaan sitologi mampu memeriksa sel kanker sebelum tindakan bedah sehingga bermanfaat untuk deteksi pertumbuhan kanker, bahkan sebelum timbul manifestasi klinis penyakit kanker.
Diagnostik kanker paru memang tidak mudah khususnya pada lesi dini. Pemeriksaan sitologi sputum merupakan satu-satunya pemeriksaan noninvasif yang dapat mendeteksi kanker pare tetapi nilai ketajamannya rendah. Pengambilan bahan pemeriksaan sel/jaringan pare banyak dilakukan dengan cara invasif seperti biopsi pare tembus dada (transthoracic biopsy/TTB), bronkoskopi atau torakoskopi. Teknik ini jauh lebih noninvasif dibandingkan biopsi pare terbuka dengan cara pembedahan yang sudah banyak ditinggalkan. Di RS Persahabatan jumlah penderita kanker paru yang dapat dibedah masih dibawah 10%, angka ini masih sangat kecil dibandingkan negara lain yang dapat mencapai angka sekitar 30%. Data yang belum dipublikasi dari bagian bedah toraks RS Persahabatan dari tahun 2000-2004 mencatat 33 kasus kanker paru yang dibedah, rata-rata hanya sekitar 6-7 pasien pertahun, itupun bukan untuk tujuan diagnostik tetapi untuk penatalaksanaan. Hal ini menjadikan pemeriksaan sitologi masih akan tetap menjadi alat utama untuk diagnostik kanker paru.
Berbagai teknik pemeriksaan sitologi dan histopatologi memberikan akurasi basil yang berbeda-beda dan umumnya tidak membandingkan akurasi berbagai teknik pemeriksaan sitologi tersebut dengan baku emas pemeriksaan histopatologi. Perbandingan akurasi basil berbagai teknik pemeriksaan tersebut akan berguna untuk menentukan pilihan pemeriksaan yang paling efektif dan efisien."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2006
T18032
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Shierly Novitawati
" ABSTRAK
Adenokarsinoma paru merupakan keganasan epitel paru yang paling seringdijumpai baik pada perokok aktif maupun pasif. Seiring bertambah majunyateknologi, sudah ditemukan beberapa terapi untuk adenokarsinoma paru, sepertikemoterapi dan farmakogenetik terhadap gen tertentu. Akan tetapi , efek sampingterapi tersebut cukup besar dan hanya ampuh untuk gen tertentu. Oleh karena itu,diperlukan penelitian baru untuk menemukan alternatif terapi adenokarsinoma paru.Asam galat telah lama dikenal memiliki aktivitas antikanker yang baik. Namun,kadar asam galat yang diperlukan untuk menghambat pertumbuhan sel A549 adenokarsinoma paru masih terhitung besar. Untuk memperbaiki farmakokinetikdan farmakodinamik asam galat, dibuatlah derivat-derivatnya melalui modifikasistruktur, dengan menambahkan gugus alkil ester dan alkil eter pada asam galat.Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan dan menemukan IC50 asam galatbeserta derivatnya terhadap sel A549 berbasis konsentrasi. Peneliti menggunakandelapan variasi konsentrasi, berkisar antara 0,26 g/ml hingga 33,33 g/ml. Tiapsumur yang berisi sel A549 diinkubasi bersama asam galat dan derivatnya selama24 jam. Pembacaan absorbansi dilakukan menggunakan MTT assay. Hasilpengolahan data menunjukkan etil galat, isoamil galat, sekunder amil galat, heksilgalat, cis-2-heksenil galat, cis-2-oksi-heksenil galat, dan trans-heksenil galatmemiliki nilai IC50 yang lebih baik dari asam galat. Hasil tersebut menunjukkanbahwa modifikasi gugus karboksil pada asam galat dengan gugus alkil ester rantailurus, rantai bercabang, maupun alkil ester yang memiliki ikatan rangkap berisomergeomeri cis dan trans, dapat memperbaiki sitotoksisitas derivat asam galat terhadapsel adenokarsinoma paru A549.Kata kunci: Derivat asam galat, alkil galat, sel paru A549, sitotoksisitas.

ABSTRAK
Lung adenocarcinoma is the most common lung epithelial malignancy found inboth active and passive smoker. Recently, chemotherapy and genetic therapy havebeen widely used to treat the lung cancer. Unfortunately, thechemotherapy has theside effects, and the gene therapy can be used only for certain gene involved in thepathogenesis. These facts indicated that the search for new anti lung cancer agentsis needed. Gallic acid has been known to have anticancer activities. However, ittakes a high concentration of gallic acid to inhibit lung adenocarcinoma A549 cells.Therefore, research and development of the new gallic acid derivatives that showhigher cytotoxicity in lower concentration is required. The purpose of this researchis to compare and to find the IC50 value of gallic acid and its derivatives againstlung A549 cells in eight variety of concentrations, ranging of 0,26 g ml to 33,33 g ml. Each lung A549 cells in well is incubated with gallic acid and its derivativesfor 24 hours. The absorbance was read by using MTT assay. The results showedthat ethyl gallate, isoamyl gallate, secondary amyl gallate, hexyl gallate, cis 2 hexenyl gallate, cis 2 oxy hexenyl gallate, and trans hexenyl gallate show lowerIC50 value than gallic acid. These results suggested Thar structure modification oncarboxyl group of gallic acid withalkyl ester group having linear chain andbranched chain, as well as having the double bond with cis or trans configuration,could improve the cytotoxicities of gallic acid derivatives against lung A549 cells.Keyword alkyl gallate, cytotoxicity, gallic acid derivatives, lung A549 cell."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2016
S70335
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bariqi Abdillah
"Penelitian ini menerapkan dan menganalisa teknik pengolahan citra untuk deteksi kanker paru-paru. Teknik pengolahan citra banyak digunakan di beberapa masalah medis untuk perbaikan citra dalam deteksi fase dan pengobatan dini. Penelitian ini mengusulkan metode deteksi kanker paru-paru berbasis segmentasi citra. Segmentasi citra adalah salah satu pengolahan tingkat menengah dalam pengolahan citra. Pendekatan wilayah dan watershed digunakan untuk proses segmentasi citra CT scan. Fase deteksi yaitu peningkatan kualitas citra menggunakan filter Gabor, segmentasi citra, dan ekstraksi fitur dengan binerisasi. Dari hasil percobaan, ditemukan efektivitas dari pendekatan tersebut. Fitur utama untuk mendeteksi kanker adalah dengan menggunakan perbandingan yang dilakukan dengan persentase piksel dan penanda citra.

In this undergraduate thesis, we implement and analyze the image processing method for detection of lung cancer. Image processing techniques are widely used in several medical problems for repairs picture in the phase detection and early treatment. This research proposed a detection method of lung cancer using image segmentation. Image segmentation is one of intermediate level processing in image processing. Marker control and watershed approach are used to segment of CT scan image. Detection phases are followed by image enhancement using Gabor filter, image segmentation, and features extraction with binarization. From the experimental results, we found the effectiveness of our approach. The main detected features for accurate images comparison are mask labeling with high accuracy and robust.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2016
S64589
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
John Toding Padang
"Kanker merupakan masalah kesehatan masyarakat yang kompleks di dunia termasuk Indonesia. Beberapa jenis kanker mengalami peningkatan baik dalam prevalensi maupun angka kematian, salah satu diantaranya adalah karsinoma nasofaring. Klien dengan karsinoma nasofaring (KNF) banyak ditemukan di
tengah masyarakat dan jumlahnya cenderung meningkat setiap tahunnya. Yang memprihatinkan adalah hampir semua klien KNF datang pada stadium lanjut. Oleh karena itu, peran perawat spesialis keperawatan medikal bedah menjadi sangat penting dalam penatalaksanaan program pengendalian karsinoma
nasofaring. Praktik residensi keperawatan medikal bedah bertujuan untuk melaksanakan peran perawat spesialis yang meliputi pemberian asuhan keperawatan dengan pendekatan Peaceful End of Life Theory pada klien kanker utamanya kasus karsinoma nasofaring, penerapan tindakan oral hygiene dengan
menggunakan larutan normal salin 0,9% sebagai bukti mutakhir dalam manajemen mukositis, serta berperan aktif dalam program inovasi pengembangan pendokumentasian keperawatan yang berfokus pada masalah klinis klien kanker.
Hasil analisis praktik menunjukkan bahwa Peaceful End of Life Theory menjadi dasar filosofi utama perawat dalam memberikan asuhan keperawatan pada klien kanker, tindakan oral hygiene dengan menggunakan larutan nomal salin 0,9%
sangat efektif dalam mencegah dan mengatasi kejadian mukositis, dan format pengkajian lanjutan cukup komunikatif dalam menilai permasalahan klinis klien dengan kanker, sehingga berdampak pada peningkatan kualitas pelayanan
keperawatan, outcome kesehatan, dan perbaikan kinerja perawat sebagai pemberi asuhan keperawatan pada area keperawatan onkologi.

Cancer has been a complex problem of public health in the world, including in
Indonesia. Several types of cancer have increased in prevalence and mortality.
One of that is a nasopharyngeal carcinoma (NPC). The client with NPC is
commonly found in the community and the amount is increasing every year.
Almost clients come at an advanced stage. Therefore, the role of the medicalsurgical
nurse specialist are very important in the nasopharyngeal carcinoma
treatment. Medical-surgical nursing practice residency aimed to implement the
role of the nurse specialist which include provided nursing care on carcinoma
clients primarily NPC with “Peaceful End of Life Theory” approach. The
application of oral hygiene measured by using a solution of 0,9% normal saline as
the recent evidence in the management of mucositis and to contributed in the
development of innovative programs that focus on nursing documentation of the
clinical problem of cancer clients. The results of the analysis indicate the
effectiveness of the Peaceful End of Life Theory approach in providing nursing
care to cancer clients. The oral hygiene with nomal saline solution 0,9% is very
effective in preventing and overcoming the incidence of mucositis. The advanced
assessment form is communicative in assessing the clinical problems of clients
with cancer, affect the improving of nursing services quality, the health
outcomes, nurses’ performance as a care providers in the oncology area.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Desti Ermawati Putri
"Nyeri kanker merupakan gejala utama yang paling sering dikeluhkan oleh pasien kanker yang sedang menjalani hospitalisasi, sehingga memerlukan manajemen nyeri yang dilakukan secara tepat oleh tenaga kesehatan terutama perawat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan dan sikap dengan penerapan manajemen nyeri pada pasien kanker oleh perawat di Rumah Sakit Kanker Dharmais. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional dengan melibatkan 76 perawat yang ditentukan dengan menggunakan teknik total sampling.
Hasil penelitian menunjukkan 48.68% perawat sudah memiliki tingkat pengetahuan dan sikap yang baik serta 60.5% perawat sudah menerapkan dengan baik manajemen nyeri pada pasien kanker di rumah sakit tersebut. Namun, dari hasil uji Chi Square didapatkan tidak ada hubungan antara tingkat pengetahuan dan sikap perawat dengan penerapan manajemen nyeri pada pasien kanker (p= 0.85, α= 0.05).
Penelitian ini memberikan implikasi sebagai data awal untuk penelitian selanjutnya, terkait faktor-faktor yang berpengaruh terhadap tingkat pengetahuan dan sikap perawat terkait manajemen nyeri kanker.

Cancer pain is the most articulated grievances by undergoing hospitalization cancer patients, so they require pain management by health workers properly, especially nurses. This research aims to identify the relationship between knowledge and attitudes with the implementation of cancer pain management among nurses in Dharmais Cancer Hospital. This research used cross sectional design by involving 76 nurses who had been chosen by total technical sampling.
The result showed that 48.68% of nurse had good level of knowledge and attitude, and 60.5% of nurses implemented cancer pain management well. However, the Chi Square test result revealed that there was no relation between level of knowledge and attitude with the implementation of cancer pain management (p= 0.85, a= 0.05).
This research showed implication as starting data for the next research, especially which related to the influencing factors of knowledge and attitude of nurse towards cancer pain management.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
S46501
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>