Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 164714 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Pratiwi Pudjiastuti
"ABSTRAK
Telah dilakukan penelitian pada tumbuhan tingkat rendah Iumut hati P. sandei Dozy dan tumbuhan
tinggi famili Lauraceae yaitu Beilschmiedia brevipes Ridl., B. glauca Lee dan Cryptocazya. kurzii
Hk.f. Ekstraksi P. sandei Dozy dilakukan dengan cara maserasi dengan pelarut berturut-turut n-
heksana, klorofom dan melanol, sedangkan ekstraksi pada tumbuhan tingkat tinggi famili
Lauraoeae menggunakan ekstraksi asam basa untuk memperoleh alkaloid total. isolasi P. sandei
Dozy dilakukan dengan kromatograti kolom menggunakan fasa diam silika gel, Sephadex LH-20
dan Cosmosil RP-75 serta eluen n-heksana-etilasetat, n-heksana-aseton dan kloroform-metanol,
sedangkan isolasi alkaloid digunakan fasa diam silika gel dan eluen diklorometana-metanol.
Penentuan struktur molekul dilakukan dengan UV, FTIR, 1H-NMR, 13C-NMR, NMR-2D, ESI-MS,
FAB-MS, GC-MS dan HR-MS. Dari hasil tumbuhan tingkat rendah P. sandei Dozy diperoleh 6
senyawa yaitu 2 seskuiterpen, spathulenol (A-1) dan 10-oksodaucan-5,8-dien-11-asetat (A-3) yang
merupakan senyawa baru, 2 macam sterol yaitu stigmasterol (A-2) dan silosterol (A-4), turunan
gliseroi 1',2'-[(3~etoksi)-heksa vinill gliserol (A-5) juga merupakan senyawa baru dan etil p-metoksi
sinamat (A-6), sedangkan dari tumhuhan tinggi famili Lauraceae diperoleh 7 alkaloid
bensilisokuinolin dari B. bravipes Ridl., yaltu 7-O,4'-O-dimetilooclaurin (B-1), papaveraldin (B-2),
velucriptin (B-3), papaverine (B-4) adalah bahan alam baru, amepavin (B-5), 4-metilpapaveraldin
(B-6) merupakan senyawa baru dan noramepavin (B-7). Enam alkaloid aporfin yaitu
norisoturberin (C-1), norisocoridin (C-2), N-metilhemagin (C-3), isocoridin (C-4), hemagin (C-6),
catalpivolin (C-7) dm 1 oksoaporin, 7-oksohemagin (C-5) 'dari B. glauca Lee dan 4 alkaloid
oksoaportin, O-metilmoschatolin (D-1), subseilin (D-2), aiherolin (D-3), dioentrinon (D-4) dan
sinamida (D-5) dar! C. Rum? Hk.f. UE aktivitas sitotoksik alkaloid disentxinon pada se! KB
menunjukkan harga LCm 9,03 ppm, sedangkan pada konsentrasf 10 ppm disentrinon dapat
menginduksi apoptosis sebesar 46,30%, dan menyebabkan nekrosis 20,28%. Disentrinon
menginduksi apoptosis jauh lebih tinggi dmanding dengan aportin aiau oksoeporfin Iain, tetapi
sedikit Iebih rendah daripada vinkristin sebagai kontrol positif.

Abstract
The research of the isolation and structure determination of the chemical constituents of the
liveiwort of Plagiochila sandei Dozy and Lauraceae, namely Beilschimedia brevrpes Ridl.,
Beilschmiedia giauca Lee and Cryptocarya kurzii Hk.f. have been performed . The extraction of P.
sandei was carried out using n-hexane, CHCI3 and MeOH, subsequently, while for the Lauraceae
the acid base extraction was periomied to get the crude alkaloid extracts. P.sandei Dozy was
purified by column chromatography using silica gel, Sephadex LH-20 dan Cosmosil RP-75 as
stationary phase and n-hexane-ethyl-acetate, n-hexane-acetone and chloroform-methanol as
mobile phase, respectively. The crude alkaloids mixture was subjected to column chromatography
over silica get and dichloromethane - methanol as mobile phase. The molecular structure ofthe
compounds were determined by spectroscopic methods, such as UV, FTIR, 1H-NMR, 13C-NMR,
NMR-2D, ESI-MS, FAB-MS, GC-MS and HR-MS. From the liverwort P. sandei Dozy, 6 compounds
as chemical constituents of were obtained: 2 sesquiterpenes, spathulenol (A-1) and 10
oxodaucane-5,8-dlene-11-acetate (A-3) as a new compound, 2 sterols: stigmasterol (A-2) and
sitosterol (A-4), 1',2?-dimethyl-[(3~ethoxy)-hexavinyl] glycerol. a new compound of a derivative of
glycerol (A-5) and ediyl p-melhoxy cinnnamate (A-6). Nineteen alkaloids were isolated from
Lauraoeae, 7 benzylisoquinoiinei from B.brevipes Ridl.: 7-O,4'-O-dimethylcoclaurine (B-1),
papaveraldine (B-2), veluoryptine (B-3), papaverinol (B-4) as new natural product compound,
armepavine (35). 4-methyipapaveraldine (B-6) as new compound and noramrepavine (B-7). Six
aporphine alkaloids were obtained: norisoturberine (C-1), norisocorydine (C-2), N-
methylhemagine(C-3), isocorydine (C-4). hemagine (C-6), catalpivoline (C-7) and one
oxoaporphine called 7-oxohemagine (C-5). Four oxoaporphine alkaloids were isolated from B.
glauca Lee: 0#methyimoschatoline (D-1), subsessiline (D-2), atheroline (D-3), dicentrinone (D-4)
and a 'proto' alkaloid cinamide (D-5) from C. kurzii Hk.f. The cytotoxic activity test of the aporphine
and oxoaporphine alkaloids to the KB cell line showed that dicentrinone - an oxoaporphine had
LC50 9,03 ppm, while at 10 ppm, dicentlinone induced apoptosis 46.30% and 20,28% necrosis.
This activity was much higher than aporphines and other oxoaporphlnes, but it was slightly lower
than vincristine as positive control."
2006
D1231
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Salisbury, Frank B.
Bandung: ITB Press, 1995
581.1 SAL f
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Sitompul, Ratna
"Lensa manusia berfungsi memfokuskan cahaya teriihat, menyerap UV A dan UV B, sehingga sangat rentan terhadap efek fototoksik cahaya yang diterimanya. Sel epitel adalah bagian Iensa yang memiliki peran penting untuk pertumbuhan, diferensiasi dan homeostasis seluruh Iensa. Sel ini selalu terpapar cahaya sehingga sangat mungkin terganggu oleh radiasi UV yang bersifat mutagenik. Mitokondria adalah penghasil energi dan berperan pada kematian sel serta penuaan. MtDNA sangat rentan terhadap paparan radikal bebas karena tidak memiliki histon pelindung dan kemampuan reparasi yang sangat terbatas, oleh karena itu Iaju mutasi mtDNA Iebih tinggi dibandingkan DNA inti. Pada berbagai jaringan yang menua. ditemukan akumulasi mutasi mtDNA terdelesi. Delesi ini mengakibatkan hilangnya gen mtDNA yang menyandi subunit kompleks respirasi mitokondria (kompleks I, III, IV dan V) serta tRNA dan rRNA mitokondria, sehingga teljadi penurunan fungsi OXPHOS. Deiesi mtDNA ini awalnya dilaporkan terdeteksi pada jaringan otot lurik dan otot jantung, tetapi kemudian diiaporkan pula pada berbagai jaringan lain yang menua.
Pertanyaan yang sangat penting dalam ilmu oftalmologi adalah, apakah proses yang sama juga berperan di Iensa mata. MtDNA sel epitel Iensa sangat mungkin mengakumulasi mutasi mtDNA karena sel ini selalu terpapar oleh UV, masa hidupnya cukup panjang dan tidak pemah gugur atau hilang. Sampai sekarang pertanyaan tersebut belum terjawab. Paparan UV pada kuitur Iensa menyebabkan apoptosis sel epitel dan kekeruhan Iensa. Pada Iensa manusia, apoptosis ditemukan pada katarak polaris anterior maupun katarak senilis, sedangkan pada iensa jernih hampir tidak ditemukan adanya apoptosis. Tingkat apoptosis sel epitel lensa dan perubahan fungsi respirasi mitokondria mungkin pula berperan pada penuaan dan proses pembentukan katarak. Hubungan antara penuaan, apoptosis dan pembentukan katarak masih merupakan pertanyaan yang belum teljiawab secara menyeiuruh. Oleh karena itu, tujuan penelitian ini ingin mengkaji apakah perubahan fungsi respirasi mitokondria dan tingkat apoptosis berperan dalam fenomena penuaan sei epitel lensa dan proses kataraktogenesis."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2005
D621
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Soenarto Sastroatmodjo
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2002
T40142
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tiah Rachmatiah
"Penelitian ini dilakukan untuk menyelidiki kandungan alkaloida dari kulit batang Actinodaphne pruinosa Nees, A. sphaerocarpa (Bl) Nees dan daun Cryptocarya ferrea BI serta uji bioaktivitas terhadap Plasmodium falciparum, Artemia salina Leach dan sel murine P-388. Alkaloida diekstraksi menggunakan metode asam basa. lsolasi alkaloida dilakukan dengan cara kromatograti kolom menggunakan silika gel sebagai fasa diam dan campuran diklorometana dan metanol sebagai larutan pengelusi. Struktur molekul dari alkaloida yang diisolasi ditentukan dengan menggunakan data spektroskopi UV, FTIR, ?H NMR, 13C NMR dan MS. Lima alkaloida baru; (+)-(R)-N-(2- hidroksipropil)-lindcarpin (pruinosin A), (+)-(S)-N-(2-hidroksipropil)-lindcarpin (pruinosin B), (+)-(R)-N-(2-hidroksipropil)-laurolitsin (pruinosin C), (+)-(S)-N-(2-hidroksipropil)-Iaurolitsin (pruinosin D) dan (-)-N?-desmetil-grisabin, berhasil diisolasi dari kulit batang A. pruinosa bersama dengan tujuh alkaloida yang sudah dikenal, Iindcarpln, N-metillindcarpin, Iaurolitsin, boldin, (+)-thaligrisin, (-)-dauricin, (-)-0,0-dimetil-grisabin. Laurotetanin, N-metillaurotetanin, isoboldin, actinodaphnin, N-metilactinodaphnin, corydin dan norcorydin diisolasi dari kulit batang A. sphaerocarpa serta dua alkaloida Iainnya nordicentrin dan dicentrinon diisolasi dari daun Cryptocalya ferrea. Ekstrak alkaloida dari kulit batang A. pruinosa dan A. sphaerocarpa aktif terhadap larva udang Artemia salina dengan nilai LC50 berturut-turut 106,5 μg/ml. dan 126.7 μg/mL. Ekstrak alkaloida kulit batang A. pruinosa dan sényawa hasil isolasinya; pruinosin A, aktif terhadap sel murine P-388 dengan IC50 berturut- turut 5.1 dan 3,9 μg/mL, sedangkan ekstrak alkaloida A. shaerocarpa, pruinosin B, C, D, dan lindcarpin serta (-)-0,0-dimetil-grisabin tidak aktif dengan IC50 berturut-turut 34,2, 24,0, 38,0, 52,0, 18,0, dan 10,0 μg/ mL. Aktivitas terhadap P. falciparum dijumpai pada ekstrak alkaloida A. shaerocafpa dengan nilai |650 2,5 x 10° |1gImL. namun ekstrak alkaloida A. pruinosa tidak memperlihatkan aktivitas tarhadap P. falciparum.

This work was carried out to investigate alkaloid constituents from the stem bark of Actinodaphne pruinosa Nees, A. sphaerocarpa (BI) Nees , the leaves of Cryptocarya fenea Bl, and their bioactivities against Plasmodium falciparum, Artemia salina Leach and murine cells P-388. The alkaloids were extracted by acid-base methods and isolated by column chromatography on silica gel and eluted with a mixture of CH2Cl2-methanol as a solvent system. The structure of alkaloids were established using spectroscopy data: UV, FTlR, 1H NMR, 13C NMR and MS. Five new alkaloids, (+)-(R)-N-(2-hydroxypropyl)-lindcarpine (pruinosine A), (+)-(S)-N-(2-hydroxypropyI)-Iindcarpine (pruinosine B), (+)-(R)-N-(2-hydroxypropyl)-laurolitsine (pruinosine C), (+)-(S)-N-(2-hydroxypropyl)-laurolitsine (pruinosine D) and (-)-N?-desmethyl-grisabine were isolated from the stem bark of A. pruinosa together with seven known alkaloids, lindcarpine, N-methyllindcarpine, laurolitsine, boldine, (+)-thaligrisine, (-)-dauricine, and (-)-0,0-dimethyl-grisabine. Seven known alkaloids, laurotetanine, N-metillaurotetanine, isoboldine, actinodaphnine, N-methylactinodaphnine, corydine and norcorydine, were isolated from the stem bark of A. sphaenocarpa (Bl) Nees, and two another known alkaloids, nordicentrine and dicentrinone, were isolated from Cryptocarya ferrea. The crude alkaloid extract of A. pruinosa and A. sphaerocarpa were active against Artemia salina with LCM 106.5 and 126.7 pg/mL respectively. The crude alkalcid extract of A. pruinosa and pniinosine A were active against murine cells P-388 with lC50 5.1 and 3.9 pg/mL respectively. The crude alkalold extract of A. sphaemcarpa, pruinosine B, C, D, lindcarpine, and (-)-0,0-dimethyl-grisabine are inactive against murine cells P-388 with lC5° 34.2, 24.0, 38.0, 52.0, 16.0, and 10.0 μg/mL respectively. The activity against P. faiciparum was showed by the crude alkaloid extract of A. sphaerocarpa with IC50 2.5 x 10-5 μg/mL, but no effect was showed by crude alkaloid extract of A. pruinosa."
Depok: Universitas Indonesia, 2009
D1219
UI - Disertasi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Mayang Listyaningdyah
"Secang (Caesalpinia sappan L) merupakan tumbuhan berkhasiat yang banyak ditemukan dibeberapa Negara di Asia bermanfaat untuk mengobati beberapa penyakit seperti diare, tuberkulosis, disentri, sipilis, radang mata dan obat kumur. Di jawa Tengah dan Bali, kayu Secang digunakan sebagai sirup dan minuman teh, atau ??teh cang??. Di Cina, kayu Secang digunakan sebagai obat-obatan tradisional Cina seperti analgesik dan antiinflammatori. Senyawa yang terkandung dalam kayu secang antara lain golongan flavonoid yang punya gugus fenolik yang berpotensi sebagai antioksidan. Penelitian ini dilakukan untuk mengisolasi dan mengetahui kandungan senyawa kimia hati kayu Secang (Caesalpinia sappan) serta uji terhadap aktivitas antioksidan dengan metode DPPH. Penelitian dilakukan dengan merendam sampel hati kayu secang dengan pelarut metanol. Pemisahan sampel dilakukan dengan ekstraksi menggunakan metanol- air dan etil asetat. Pemisahan komponen dari fraksi etil asetat dilakukan dengan kromatografi kolom. Hasil fraksinya diuji KLT menggunakan pengembang kloroform : metanol (9:1). Fraksi yang hasil uji KLT-nya mempunyai spot yang dominan yang diambil dan diperlakukan selanjutnya, sehingga didapat dua komponen. Komponen A direkristalisasi sehingga didapat satu spot, kristal yang terbentuk berwarna kuning sebanyak 78,5 mg. Hasil analisis FT-IR menunjukkan adanya gugus O-H, C=O, -CH2-, C=C. Hasil analisis GC-MS menunjukkan komposisi yang hampir murni, puncak tertinggi pada Rt 15,76 mempunyai BM 272 dan diduga senyawanya adalah demetilsappancalkon. Komponen B direkristalisasi dan didapat kristal berwarna merah sebanyak 265,8 mg. Hasil analisis FT-IR menunjukkan adanya gugus O-H, -CH2-, C=C, C-O. Hasil analisis GC-MS masih terdapat beberapa komponen, puncak pada Rt 15,63 diperkirakan sama dengan Komponen A, puncak pada Rt 18,57 mempunyai BM 286 dan senyawa ini diduga senyawa brazilin. Hasil uji aktivitas antioksidan kedua komponen menunjukkan adanya penurunan absorbansi DPPH pada panjang gelombang, ?? = 515 nm yang mengidentifikasikan bahwa senyawa yang terkandung bersifat antioksidan."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2006
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Taty Rusliati Rusli
"Telah dilakukan isolasi senyawa kimia dan uji toksisitas akut (fetal dosis 50) serta uji antiinflamasi terhadap kulit batang tumbuhan Hunyur bunt (Kadsura scandens B1) yang merupakan salah satu tumbuhan di Indonesia. Isolasi senyawa dilakukan dengan cara maserasi dan perkolasi kulit batang tumbuhan Kadsura scandens dengan menggunakan pelarut n-heksana, kemudian dilanjutkan dengan pelarut metanol pada temperatur ruang. Uji toksisitas akut (letal dosis 50) dilakukan berdasarkan metode Weil C.S memakai mencit strain C.B.R. Swiss, sedangkan uji antiinflamasi dari infus tumbuhan Kadsura scandens Bl dilakukan menurut cara yang dilakukan oleh Winter dan kawan-kawan dengan melihat efek penghambatan udem yang ditimbulkan oleh karagenin pada telapak kaki tikus putih dari galur Wistar.
Senyawa yang terisolasi dari ekstrak n-heksana diperoleh senyawa alkohol rantai panjang nonakosanol dan asam betulinat senyawa triterpen pentasiklik tipe lupan. Dari ekstrak metanol diperoleh senyawa glikosida sitosterol : 3-0-13-D-glukopiranosil sitosterol. Penetapan struktur dilakukan dengan cara spektroskopi.
Uji toksisitas akut (fetal dosis 50) menunjukkan bahwa tumbuhan ini termasuk tumbuhan golongan bahan praktis tidak toksik (Practically Non Toxic Substance), sedangkan hasil uji antiinflamasi pada dosis 24 mg/100 g berat badan mempunyai efek yang setara dengan pembanding fenilbutason 10 mg/ 100 g berat badan pada jam kedua dan ketiga. Pada dosis 2,7 dan S mg /100 g berat badan mulai jam kedua sudah menunjukkan aktivitas sebagai antiinflamasi, tetapi tidak setara dengan pembanding fenilbutason 10 mg/ 100 g berat badan.

Isolation of chemical constituens of crude extract of Kadsura scandens stem bark had been conducted and a test on a 50 lethal dose toxic as well as on antiinflamation.The plant found out in Indonesia. Separation and isolation of the compounds were done by maceration and percolation system at room temperature using n-hexane followed by methanol solvent. The lethal toxic test dose was carried out, based on the Well C.S. methode using mice strain C.B.R Swiss, while the test on anti-inflammatory activity toward udem which was given rise by the induction of carrageenan rat paw oedema.
The isolated compounds from the n-hexane extract are a long chain alcohol (nonacosanol) and betulinic acid, which belong to the pentacyclic triterpenoidiupane type. From the methanol extract was isolated a glycoside sitosterol , 3-O-13-D-glucopyranosil sitosterol. The structural elucidation was established by spectroscopic method.
The test on 50 lethal toxic dose showed that this plant belongs to the practically non toxic substance, while the result of the anti-inflamation test on 24 mg/100 g dosage, had got an effect which was equal with the comparative phenylbutason 10 mg/IOO g physical weight after two and three hours. In Within 2,7 and 8 mg/ 100 g physical weight after two hours had shown the activities as anti-inflamation therapy but it was not balanced with the comparative phenylbutason 10 mg/ 100 g physical weight.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Irah Namirah
"ABSTRAK
Fungi Emericella nidulans strain MFW39 yang diisolasi dari ascidia Aplidium
longithorax dari Taman Nasional Laut Wakatobi, Sulawesi Tenggara memiliki aktivitas
sitotoksik terhadap beberapa sel lestari kanker. Senyawa yang berhasil diisolasi dan
bersifat sitotoksik adalah senyawa emestrin yang memiliki gugus ETP
(epipolithiodioxopiperazine). Senyawa emestrin memiliki beberapa jenis derivat. Pada
penelitian ini bertujuan untuk mengisolasi, mengidentifikasi dan menguji bioaktivitas
antikanker terhadap salah satu derivat senyawa emestrin. Dari hasil penelitian
didapatkan jenis derivat senyawa emestrin adalah emestrin B. Proses elusidasi struktur
dilakukan dengan metode HPLC, UPLC-MS, 1H-NMR dan 13C-NMR. Hasil uji
aktivitas sitotoksik dengan metode MTT (Microculture Tetrazolium Technique)
menunjukan IC50 fraksi emestrin B berkisar pada 0,18 􀂱 4,21 µg/mL. Urutan aktivitas
sitotoksik fraksi emestrin B terhadap sel lestari T47D [kanker payudara] (0,18 µg/mL) >
WiDr [kanker usus] (1,21 µg/mL) > HeLa [kanker serviks] (1,91 µg/mL). Fraksi
emestrin B juga bersifat sitotoksik terhadap sel lestari normal [Vero] (4,21 µg/mL). Oleh
karena itu fraksi emestrin yang berhasil diisolasi adalah emestrin B dengan rumus
struktur C27H22N2O10S3 dan memiliki potensi aktivitas antikanker.

ABSTRACT
Emericella nidulans marine fungi strain MFW39 was isolated from ascidia Aplidium
longithorax collected from Wakatobi Marine National Park, South East Sulawesi has a
biological activities to cancer cell lines. Emestrin was a compound with an ETP
(epipolithiodioxopiperazine) group that found in Emericella nidulans marine fungi have
cytotoxicity properties. Emestrin and another compound that related have the ETP
group. The research include isolation, identification and cytotoxicity assay of compound
that related with emestrin. Elucidation structure of molecule with HPLC, UPLC-MS,
1H-NMR and 13C-NMR. The fraction emestrin B have bioactivity to cancer cell lines in
range 0,18 􀂱 4,21 µg/mL with MTT (Microculture Tetrazolium Technique) assay method.
Order of anticancer activity was breast cancer cell line [T47D] (0,18 µg/mL) > colon
cancer cell line [WiDr] (1,21 µg/mL) > cancer cervic cell line [HeLa] (1,91 µg/mL). The
fraction of emestrin B have a toxicity to normal cell line [Vero] (4,21 µg/mL). The result
shows compound fraction that succeed to isolated was emestrin B (C27H22N2O10S3) and
have a potency anticancer activity."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2013
T35069
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hotman Eduard P
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2005
T39564
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>