Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 148754 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Amin Sweeney
Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia, 2011
899.28 AMI p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Triana Laksmi Humani
"Transkripsi drama radio Kembang-kembang Pucuk Gunung (KKPG) ini merupakan pelengkap dari skripsi Drama Radio Kembang-kembang Pucuk Gunung, Suatu Analisis Struktural. Transkripsi ini diperoleh dari 12 (duabelas) buah kaset yang direkam dari radio swasta Radio Kayu Manis karena drama radio KKPG ini pernah disiarkan di sana. Drama radio KKPG ini ternyata terdiri dari 6 (enam) episode, yang tiap episode memakan waktu siaran 90 menit atau 2 (dua) buah kaset. Tiap-tiap episode berisi 12 adegan, dimana pada tiap permulaan episode dimulai dengan sebuah gending pembukaan, dan pada tiap pergantian adegan diselingi dengan gending yang pendek, demikian juga pada akhir episode diakhiri dengan gending yang pendek. Karena drama radio KKPG ini sudah cukup lama diputar atau disiarkan di radio Kayu Manis, maka dalam proses transkripsi ini ditemukan beberapa dialog yang tidak dapat tertangkap oleh pendengaran. Tetapi ternyata dialog-dialog ini tidak mengganggu jalannya cerita. Dengan dilakukan transkripsi dari Drama Radio KKPG ini diharapkan kiranya dapat membantu melancarkan para pembaca skripsi Drama Radio Kembang-Kembang Pucuk Gunung; Suatu Analisis Struktural"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1987
S11429
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Teeuw, Andries, 1921-
Jakarta: Pustaka Jaya, 1994
499.221 TEE i
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Teeuw, Andries, 1921-
Jakarta: Pustaka Jaya, 1994
499.221 TEE i
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Sastri Sunarti
"ABSTRAK
Penggunaan konsep "orality" merupakan sebuah terobosan yang besar karena selama ini kelisanan selalu dinilai dari sistem nilai keberaksaraan. Sebelumnya, orang yang melek huruf atau beraksara menganggap orang yang tidak beraksara sebagai buta huruf. Kondisi mereka dianggap sebagai suatu kekurangan, ketiadaan, dan kelemahan. Anggapan begitu dapat diterima dalam masyarakat yang beraksara universal. Padahal situasi dalam masyarakat yang belum tersentuh oleh tulisan sama sekali berbeda jika dibandingkan dengan masyarakat beraksara.Meski saat ini amat sulit menemukan masyarakat yang sama sekali niraksara tetapi jejak kelisanan atau orientasi kelisanan itu masih dapat kita temukan dalam masyarakat yang sudah mengenal keberaksaraan tinggi seperti surat kabar awal di Minangkabau.
Kelisanan sebagai satu medium, memiliki sistem yang sama sekali berbeda dengan sistem yang terdapat dalam keberaksaraan. Kita tidak dapat mellihat keunggulan kelisanan jika kita belum berhasil menorobos hadangan keberaksaraan kita. Surat kabar terbitan awal di Minangkabau memperlihatkan adanya interaksi antara kedua medium ini melalui beberapa ciri kelisanan yang disampaikan oleh Ong dan Sweeney. Ciri-ciri kelisanan yang terdapat dalam surat kabar terbitan awal di Minangkabau inilah yang akan dibahas dalam disertasi ini.

ABSTRACT
The use of the concept ?orality? constitutes an important break-through, because, until recently, the worth of orality has always been assessed from the point of view of literacy and its value system. In the past, people able to read and write, literates, considered those without letters to be illiterate. Their condition was defined as a deficiency, an absence, a weakness. Such a standpoint may be acceptable in a full-fledged literate society. However, in a society that has not yet been touched by literacy, the situation is totally different from that in a literate society. Even though today it is quite difficult to find a society that is without any script whatsoever, we can still find traces of orality, or of oral orientation, in societies such as Minangkabau, which are characterized by high levels of literacy.
Orality as a medium represents a system that differs totally from a literate one. We cannot appreciate the forte of orality if we don?t break through the limitations of our own literacy. Using characteristics of orality as identified by scholars such as Walter Ong and Amin Sweeney, it can be shown that in the earliest newspaper publications in Minangkabau society, there was considerable interaction between orality and literacy. It is the oral characteristics in these early Minangkabau newspaper publications that will be discussed in this PhD thesis."
Depok: 2011
D1175
UI - Disertasi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sastri Sunarti
Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia, 2013
070.172 SAS k
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Lazarus Agus Sukamto
"Buah avokad mempunyai kandungan nutrisi yang sangat baik bagi masyarakat khususnya kandungan lemak tidak jenuh dan protein yang tertinggi bila dibandingkan jenis buah lain. Untuk tujuan komersial, tanaman avokad perlu diperbanyak secara vegetatif untuk memperoleh bibit yang telah terbukti kualitas dan kuantitas tinggi, serta berbuah lebih awal. Keberhasilan penyambungan sangat dipengaruhi oleh kesegaran entres. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keberhasilan dan pertumbuhan sambungan tanaman avokad dengan menggunakan entres yang disimpan dalam pelepah batang pisang selama dua hingga sembilan hari. Parameter pengamatan meliputi persentase tingkat hidup sambungan, pertumbuhan panjang, jumlah daun, jumlah cabang, dan panjang percabangan batang atas setiap bulan sampai enam bulan. Data pertumbuhan dianalisis secara statistik dengan ANOVA dan uji lanjut Duncan. Lama penyimpanan entres berpengaruh terhadap tingkat hidup hasil sambungan dan pertumbuhan batang atas avokad. Rerata tingkat hidup bibit sambungan avokad terus menurun dari 99,5% pada umur satu bulan sampai 71% pada umur enam bulan setelah penyambungan, tetapi tidak mengalami penurunan setelah lima bulan penyambungan. Penyimpanan entres avokad dalam pelepah pisang dapat dipertahankan kesegarannya selama sembilan hari, yaitu tingkat hidup sambungan 60% - 84% enam bulan setelah penyambungan. Ada kecenderungan bahwa makin lama penyimpanan entres, makin menurun pertumbuhan batang atas avokad; sebaliknya makin lama umur penyambungan, makin meningkat pertumbuhan batang atas avokad, kecuali jumlah cabangnya yang relatif tidak meningkat setelah dua bulan penyambungan."
Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Bogor-LIPI, {s.a.}
580 BKR 17:1 (2014)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"Bekayat is a literary tradition of Sasak community in Lombok. This tradition is conducted through tale or poem recitation followed by meaning interpretation which is done in turn by the reciter and the interpreter (bujangge). Bekayat is a way for sasaknese to apreciate literary texts. Those texts areorally translated, interpreted, and reviewed deeply, philosphically, and sufistically in order than the text of bekayat will be meaningfull to human life. The function of bekayat is not only as medium of religious teaching but also as tradition to build good relationship among other people. Oral and literacy tradition are still growing within Indonesian people, both of them can not be separated each other. This condition leads khirografik culture to have its good place as a stage of appreciation of traditional texts. As a stage of appreciation, bekayat are presented fully during the performance. The content of the text related to actually issues-social, politic, economy, culture and out of religious teaching deeds-are elaborated during the performances. This approach of appreciation is focused on how the text is used in religious life, social, and culture"
MBSN 6:2 (2012)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1977
370.92 IND p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
"Penelitian mengenai cerita pantun Sunda dewasa ini jaih lebih sedikit jumlahnya dibandingkan dengan penelitian tentang teks sastra Sunda tertulis seperti yang berupa naskah (manuscript: handschrift). Dalam cerita pantun sarat dengan nilai-nilai pendidikan karakter, seperti dalam teks cerita pantun Mundinglaya di Kusuma (CPMK). Beberapa alasan pentingnya dilakukan penelitian terhadap teks CPMK adalah sebagai berikut: (1) Teks CPMK belum pernah ditelilli mengenai tranformasi dari kelisanan ke keberaksaraannya, (2) teks CPMK belum pernah dikaji secara struktural-semiotik, (3) teks CPMK belum pernah dikaji berdasarkan pendekatan etnopedagogi sehingga diperoleh informasi yang berkenaan dengan nilai-nilai pendidikan karakter bangsa dari teks tersebut. Pendekatan sastra yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan objektif dengan metode struktural-semiotik. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa (1) Tradisi dan transmisi penurunan teks CPMK dilakukan secara lisan melalui pergelaran mantun, sedangkan tradisi dan transmisi teks WMK tidak dapat diketahui dengan pasti karena teks itu merupakan satu teks unikum. (2) Teks lisan CPMK dan WMK memiliki struktur formal dan struktur naratif. Struktur formal CPMK terbentuk oleh 8 formula, sedangkan struktur formal WMK terbentuk oleh puisi pupuh. Struktur naratif CPMK tersusun dalam 13 fungsi dan 7 lingkungan tindakan, sedangkan struktur naratif WMK tersusun dalam 6 model aktan dan 1 model fungsional yang terdiri atas 3 tahpan jalan cerita. (3) Transformasi yang terjadi dari kelisanan (orality) CPMK ke keberaksaraan (literacy) WMK ada pada tataran bentuk formal, sedangkan tataran isi cerita tetap sama. (4) Hadirnya transformasi dari kelisanan CPMK ke keberaksaraan WMK, secara semiotik, moral yang tertuang dalam cerita pantun ke dalam era (zaman) wawacan sejalan dengan situasi dan kondisi serta minat masyarakat Sunda masa itu.
"
JURPEND 14:2 (2014)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>