Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 76618 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Lu'lu Mubarokah
"enelitian ini bertujuan untuk mencari pelarut yang sesuai untuk
pencangkokkan Glisidil metakrilat (GMA) pada serat rayon terikat silang N,N’-
metilendiakrilamida (NBA) melalui teknik ozonasi dalam udara, yang memiliki
karakter sebagai matriks penukar ion yang tahan ternadap kondisi asam dan
basa. Gugus peroksida dan nidroperoksida dibentuk terlebih dahulu pada
permukaan serat rayon melalui ozonasi. Selanjutnya, serat rayon di ikat
silang dengan pengikat silang NBA dalam media gas N2 pada berbagai
konsentrasi monomer, waktu ozonasi dan suhu reaksi. Serat yang telah
terikat silang ini kemudian diuji ketahanannya dalam asam dan basa. Untuk
penoangkokkan GMA dilakukan ozonasi kembali pada serat terikat silang
selama 4 jam. Penoangkokkan GMA dilakukan pada beberapa pelarut
(metanol, metanol:air (4:6), etanol, aseton, n-neksan, N-metnyl-2-pirolidon,
dan 1,4-dioksan) Selanjutnya dengan menggunakan pelarut metanol dan
campuran metanol:air (416) dipelajari pengaruh konsentrasi, suhu dan waktu
pencangkokkan. Kemudian pada GMA tercangkok dilakukan modifikasi
dengan cara mereaksikannya dengan asam iminodiasetat (IDA) untuk
menghasilkan serat rayon-g-(GMA-IDA). Karakterisasi dilakukan dengan
menggunakan spektrofotometer FTIR, derajat pengembangan (% swelling)
dan penentuan kapasitas pertukaran ionnya. Ketahanan serat rayon
ternadap asam dan basa diperoleh pada ikat silang NBA dengan konsentrasi 5%, lame ozonasi 4 jam dan suhu reaksi 8O°C_ Kadar pencangkokkan (%G)
GMA tertinggi sebesar 56,6O%; 56,18%; dan 57,42% diperoleh dari hasil
pencangkokkan GMA 20% (%v/v), suhu reaksi 60°C dalam pelarut metanol,
metanol:air (416) dan 1,4-dioksan, waktu kopolimerisasi 2 jam. Hasil reaksi
GMA dengan IDA menghasilkan perbandingan mol 1:1. Pengamatan data
spektrum FTIR menunjukkan telah terjadi ikat silang NBA dan modifikasi
dengan GIVIA-IDA pada matriks serat rayon. Hasil uji pertukaran ion
diperoleh kapasitas pertukaran ion tertinggi sebesar 4,18 mek/g."
Depok: Universitas Indonesia, 2009
S30485
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Miftahudin
"Serat rayon terikat silang N,N-Metilenbisakrilamida (NBA) tercangkok Glisidl Metakrilat (R-NBA-g-GMA) telah berhasil dimodifikasi menjadi 2,3- Dihidroksipropil metakrilat (R-NBA-g-2,3-DPM) sebagai adsorben herbisida Asam 2,4-Diklorofenoksiasetat (2,4-D) dan Parakuat diklorida. Kondisi opimum reaksi modifikasi diperoleh pada suhu 70°C, waktu reaksi 10 jam, dan konsentrasi larutan NaCl 1M. Hasil percobaan pada berbagai pH menunjukkan bahwa serat R- NBA-g-2,3-DPM memiliki daya adsorpsi tertinggi untuk 2,4-D. Kondisi optimum adsorpsi senyawa 2,4-D diperoleh pada pH 4, waktu 180 menit dan konsentrasi 400 ppm. Kinetika adsorpsi mengikuti orde dua semu dan diperoleh orde sebesar 1,244, sehingga adsorpsi mengikuti hukum laju yang dinyatakan dengan v=k[2,4-D]1,244.

Glycidyl Methacrylate (GMA) grafted onto N,N’-Methylenebisacrylamide (NBA)–crosslinked rayon fiber has been modified to 2,3-Dihydroxypropyl Methacrylate (R-NBA-g-2,3-DPM) as herbicide 2,4-dichlorophenoxyacetic acid and Paraquatdichloride adsorbent. The optimum temperature, time and NaCl concentration of this modification are 70°C, 10 hours and 1M. The experimental results at various pH showed that R-NBA-g-2,3-DPM has the highest adsorption for 2,4-D. The optimum conditions for the adsorption of 2,4-D compounds obtained at pH 4, time 180 minute and concentration of 400 ppm. Kinetics study showed that adsorption process tends to follow the pseudo second order model."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2013
S47258
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Endah Rachmawati
"Pada penelitian ini, telah dilakukan pencangkokan glisidil metakrilat (GMA) sebagai perantara rayon dengan etilendiamin (EDA) karena serat rayon dan EDA tidak dapat direaksikan secara langsung. Sebelum dilakukan pencangkokan, serat rayon diikat silang dengan N,N-metilenbisakrilamida (NBA) untuk meningkatkan ketahanan fisik maupun kimia. Proses ikat silang maupun pencangkokan diinisiasi dengan teknik ozonisasi. Optimasi pencangkokan GMA meliputi variasi suhu, waktu, dan konsentrasi. Kinetika dipelajari untuk mengetahui hukum laju pencangkokan. Serat tercangkok kemudian dimodifikasi dengan EDA pada kondisi optimum. Kondisi optimum pencangkokan GMA pada serat rayon terikat silang melalui teknik ozonisasi yaitu pada suhu 70oC, waktu reaksi 150 menit, dan konsentrasi GMA 5% menghasilkan persen pencangkokan 202,76%. Dari penentuan kinetika diperoleh orde GMA adalah 1,30 dan orde ozon adalah 0,55 sehingga hukum laju pencangkokan yaitu v = k (GMA) 1,30 (O3)0,55. Pada proses modifikasi dengan EDA, reaksi aminasi memiliki kondisi optimum yaitu pada suhu 80OC, waktu reaksi 4 jam, dan konsentrasi EDA 10%. Persen konversi gugus epoksi yang dihasilkan yaitu sebesar 65,08% mol dengan kapasitas pertukaran ion sebesar 4,04 mek/gram. Keberhasilan ikat silang, pencangkokan, dan modifikasi berhasil dikarakterisasi dengan FTIR. Selain itu, serat rayon terikat silang dan serat rayon tercangkok memiliki derajat pengembangan yang lebih kecil dan ketahanan terhadap asam dan basa lebih baik daripada serat rayon awal.

In this research, rayon fiber was grafted with glycidyl methacrylate (GMA) to connect rayon fiber and ethylenediamine (EDA), because rayon fiber cannot react with EDA directly. Before the grafting process, rayon was crosslinked by N,N- methylenebisacrylamide (NBA) to increase physical and chemical resistance. Both crosslinking and grafting process are inisiated by using ozonation technique. Grafting condition such as temperature, time, and monomer concentration are optimized. Kinetics of grafting is studied to find the rate law. Then the grafted fiber is modified with EDA at optimal condition. The optimal temperature and grafting time of of GMA onto rayon fiber by ozonation technique are 70oC and 150 minutes respectively with GMA concentration is 5% produce 202.76% grafting yield. Kinetic study shows that GMA order is 1.33 and ozone order is 0.55, so the law rate grafting reaction isv = k (GMA) 1,30 (O3)0,55. The amination reaction of epoxide has optimal condition: temperature is 80OC, reaction time is 4 hours, and the concentratiom of EDA is 10%. The epoxide convertion yield is 65.08% mol and the ion exchange capacity is 4.04 mek/gram. The crosslinking, grafting, and modification process are proved by FTIR. The crosslinked and grafted rayon have lower swelling degree and better acid and base resistance than pristine rayon fiber."
Depok: Universitas Indonesia, 2013
S45071
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aloma Karo Karo
"Pencangkokan 4-vinilpiridin pada serat polipropilen dengan teknik radiasi, sebagai alternatif untuk membuat serat penukar ion telah dilakukan, Pengaruh kondisi radiasi, metoda pencangkokan, dosis, laju dosis, jenis pelarut, komposisi pelarut , dan konsentrasi monomer terhadap kadar pencangkokan dipelajari. Analisis dan karakterisasi serat polipropilen sebelum dan sesudah pencangkokan dilakukan dengan, ESR, FT-IR, DTAITGA, XRD, dan SEM-EDAX . Kapasitas penukaran serat PP-g-4VP terhadap ion Cue` dalam larutan analisis dengan ICP-MS.
Hasil yang diperoleh dari ESR menunjukkan bahwa kondisi radiasi yang terbaik adalah oakum. Metoda yang memberikan kadar pencangkokan tertinggi adalah metoda simultan. Semakin tinggi dosis, laju dosis dan konsentrasi monomer, maka makin tinggi kadar pencangkokan. Makin menurun polaritas pelarut dalam pelarut homolog alkohol maka makin tinggi kadar pencangkokan, akan tetapi semakin tinggi kadar air didalam pelarut alkohol semakin tinggi kadar pencangkokan. Pelarut n-butanol menunjukkan kinetika pencangkokan lebih baik, dengan laju pencangkokan awal lebih tinggi di banding pelarut campuran metanol-air , Hubungan antara laju pencangkokan awal terhadap laju dosis dalam pelarut n-butanol adalah Rp = C I 0.35 ; sedangkan dalam pelarut metanol- air Rp = C I "7.
Spektrum serapan FT-IR menunjukkan munculnya pita serapan vibrasi ulur u (C=C) dan u(C-H) aromatik pada bilangan gelombang 1625 dan 3020 cm-', dan pita serapan vibrasi ulur u (C-N) pada bilangan gelombang 1177 dan 1388 cm 1, yang berarti 4-vinilpiridin berhasil dicangkokan pada serat polipropilen. Pengamatan dengan SEM memperlihatkan perbedaan diameter dan permukaan serat polip ropilen sebelum dan sesudah dicangkok, sedangkan dari EDAX menunjukkan ion Cue+ telah diadsorpsi oleh serat PP-g-4VP dan terdistribusi secara merata, dengan kapasitas penukaran 3,4 mek/gram serat. Termogram DTAITGA menunjukkan pencangkokan 4-vinilpiridin pada serat polipropilen menunukkan kesetabilan termalnya, dan dari diffraktogram XRD menunjukkan terjadi perubahan fasa kristalin serat polipropilen setelah dicangkok.

Influence of Solvents on Graft Copolymerization Kinetics of 4-vinilpiridin onto Polypropylene Fibers by Simultaneous Methods in Vacuum Atmosphere Radiation graft copolymerization of 4-vinilipiridin onto polypropylene fibers, for synthesis of ion exchange fibers has been done. The effect of radiation condition, graft methods, dose, dose rate, solvents and monomer concentrations on the grafting yields was also studied. Analysis and characterization of polypropylene fibers before and after grafting was done by ESR, FT-IR, DTAITGA, XRD and SEM-EDAX. The ion exchange capacity of PP-g-4VP fibers on Cue+ ion was determined by ICP-MS.
The ESR spectra showed that vacuum atmosphere was the best irradiation condition. The higher grafting yields were obtained by simultaneous method. The grafting yields increased with increasing dose, dose rate, monomer concentration and H2O content within alcohol-water solvents system. The grafting yields also increased if polarity of alcohol decreased in using homologue alcohol solvent system. The initial copolymerization rate in n-butanol solvents was higher than methanol-water solvents, with Rp = C 10.35 in n-butanol and, Rp = C I 0.57 in methanol-water solvents, Infra red spectra showed characteristic band sorption on wave length 1625 and 3020 cm 'I for C-H and C=C aromatic stretching, and 1177 and 1388 cm-' for C-N stretching. Observation by using SEM-EDAX showed the difference between polypropylene before and after grafted by 4-vinilpiridin, and Cue+ ion was homogeneously adsorbed by PP-g-4VP fibers, with adsorbed capacity 3.4 meg/gr. DTAITGA thermogram showed, that grafted 4-vinilpiridin onto polypropylene fibers was decreased its thermal stability, and X-ray diffractogram showed that crystalinity of polypropylene was changed after grafted by 4-vinilpiridin.
"
Depok: Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Purnama Riyanti
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2000
S29680
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nasridah
"Telah dilakukan kopolimerisasi cangkok pada serat rayon terikat silang N,N?-metilenbisakrilamida (NBA) dengan teknik ozonasi menggunakan monomer akrilamida dan asam akrilat untuk menghasilkan suatu serat penukar kation. Optimasi kondisi ikat silang diperoleh pada laju alir 0,3 L/min, waktu ozonasi 90 menit, konsentrasi NBA 5%, suhu 80oC dan waktu reaksi 60 menit dengan persen pencangkokan rata-rata 49,50. Serat rayon terikat silang menunjukkan ketahanan dalam asam dan basa yang lebih baik dan derajat pengembangannya dalam air lebih rendah. Ozonasi kembali pada serat rayon terikat silang digunakan untuk mencangkokan monomer-monomer. Pada pencangkokan akrilamid dengan konsentrasi 30% pada suhu 70oC selama 90 menit diperoleh persen pencangkokan sebesar 152,46 % dan pencangkokan asam akrilat dengan konsentrasi 30% pada suhu 50oC selama 90 menit diperoleh persen pencangkokan sebesar 169,77 %.
Melalui spektrum FT-IR, pada R-NBA muncul bilangan gelombang 1533,41 cm-1 yang menunjukkan adanya gugus amida sekunder dari NBA, pada R-NBA-g-AAm terdapat puncak serapan yang tajam pada bilangan gelombang 1685,79 cm-1 yang menunjukkan munculnya gugus karbonil (C=O) dari amida sedangkan pada R-NBA-g-AA muncul puncak pada bilangan gelombang 1641,42 cm-1 menunjukkan pita serapan vibrasi rentang gugus karbonil (C=O) dari asam karboksilat. Kapasitas pertukaran ion yang diperoleh sebesar 1,1mek/g untuk RNBA-g-AAm dan 0,7 mek/g untuk R-NBA-g-AA. Penentuan tetapan distribusi ion Cu2+ pada pH 5 memberikan nilai sebesar 4,41 L/g untuk R-NBA-g-AAm dan 2,82 L/g untuk R-NBA-g-AAm.

Graft copolymerization on cross linked rayon fiber with N,N?-metilenbisacrylamide (NBA) carried out with ozonisation technique using monomer acrylamide and acrylic acid to produce a cation exchange fiber. Optimization conditions of cross- linked fiber obtained at flow rate of 0.3 L/min, ozonation time of 90 minutes with reaction temperature 80oC and reaction time of 60 minutes produces grafting percentage of 49.5. Cross-linked rayon fiber shows resistance towards acid and alkaline solution better and decreases degree in the of swelling. Further ozonation on cross-linked rayon fiber is use to graft the monomers. The grafting percentage for acrylamide is 152.46% (acrylamide concentration is 30% on 70oC for 90 minutes grafting time) and for acrylic acid is 169.77 % (acrylic acid concentration is 30% on 50oC for 90 minutes grafting time) respectively.
The FT-IR spectrum of wave numbers 1533.41 cm-1 indicate the presence of secondary amide groups of the NBA, a sharp absorption peak at wave numbers 1685.79 cm-1 for the carbonyl group (C = O) of the amide from R-NBA-g-AAm, and wave numbers 1641.42 cm-1 for vibration absorption band of the carbonyl group (C = O) of the carboxylate from R-NBA-g-AAm. Ion exchange capacity obtained are 1.1 meq/g for R-NBA-g-AAm and 0.7 meq/g for R-NBA-g-AA. Distribution constant for Cu2+ ions at pH 5 gave a value of 4.41 L/g R-NBA-g-AAm and 2.82 L/g for R-NBA-g-AA.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2010
T29070
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Universitas Indonesia, 2000
S29656
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Novita Elia
"Adsorben untuk ion logam berat dengan gugus pengkelat amina telah dibuat dengan memodifikasi serat rayon terikat silang N,N’-Metilenbisakrilamida (NBA) tercangkok Glisidil Metakrilat (GMA), R-NBA-g-GMA, dengan Dietilentriamin (DETA). Kondisi optimum reaksi modifikasi ini yaitu pada suhu 70 °C, waktu reaksi 8 jam, dengan konsentrasi DETA 25% dalam pelarut 1,4-dioksan. Adsorben terfungsionalisasi DETA (R-NBA-g-GMA-DETA) kemudian dilakukan pengujian untuk adsorpsi ion Cu(II), Pb(II) dan Cd(II) pada berbagai pH. Hasil penelitian menunjukkan bahwa adsorben ini memiliki koefisien distribusi dan selektivitas tertinggi untuk ion Cu(II) pada pH 5. Proses adsorpsi cenderung mengikuti model kinetika orde dua semu dan model isoterm Langmuir dengan kapasitas maksimum teoritis sebesar 1,45 mmol/gram adsorben. Studi desorpsi dan regenerasi menunjukkan bahwa adsorben ini memiliki laju desorpsi yang tinggi dan dapat diregenerasi untuk digunakan kembali.

Adsorben untuk ion logam berat dengan gugus pengkelat amina telah dibuat dengan memodifikasi serat rayon terikat silang N,N’-Metilenbisakrilamida (NBA) tercangkok Glisidil Metakrilat (GMA), R-NBA-g-GMA, dengan Dietilentriamin (DETA). Kondisi optimum reaksi modifikasi ini yaitu pada suhu 70 °C, waktu reaksi 8 jam, dengan konsentrasi DETA 25% dalam pelarut 1,4-dioksan. Adsorben terfungsionalisasi DETA (R-NBA-g-GMA-DETA) kemudian dilakukan pengujian untuk adsorpsi ion Cu(II), Pb(II) dan Cd(II) pada berbagai pH. Hasil penelitian menunjukkan bahwa adsorben ini memiliki koefisien distribusi dan selektivitas tertinggi untuk ion Cu(II) pada pH 5. Proses adsorpsi cenderung mengikuti model kinetika orde dua semu dan model isoterm Langmuir dengan kapasitas maksimum teoritis sebesar 1,45 mmol/gram adsorben. Studi desorpsi dan regenerasi menunjukkan bahwa adsorben ini memiliki laju desorpsi yang tinggi dan dapat diregenerasi untuk digunakan kembali."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2013
S47315
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Destya Enggrit Kusumo
"Optimasi polimerisasi emulsi core-shell metil metakrilat-butil akrilat (MMA-BA) telah dilakukan pada penelitian ini, dengan menggunakan konsentrasi monomer yang relatif besar, yakni 30%, 40%, 50% dan 60%. Teknik polimerisasi yang digunakan adalah semikontinu dengan waktu feeding 7 jam (3 jam untuk core dan 4 jam untuk shell) dan konsentrasi surfaktan sodium Iauril sulfat (SLS) sebesar 2,33 CMC. Penambahan inisiator dilakukan secara kontinu, sebanyak 0,387% terhadap berat total. Peningkatan konsentrasi monomer ternyata dapat menurunkan persen konversi dan meningkatkan berat grid.
Hasil optimum didapat dari formula dengan konsentrasi monomer 40% tanpa glisidil metakrilat yang menghasilkan partikel berdiameter 177,7 nm dengan indeks polidispersitas 0,043, persen konversi 98,31% dan berat grid 160,26 gram. Data spektrum IR memperkuat telan terjadinya polimerisasi. Terdapat kecenderungan peningkatan berat grid dan penurunan persen konversi seiring dengan peningkatan glisidil metakrilat yang digunakan Kenaikan berat grid juga sangat dipengaruhi olen suhu polimerisasi yang digunakan."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2009
S30493
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>