Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 93482 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Coudillo, Andrea
"Penelitian ini mengkaji aspek ergonomis pada desain pintu kabin penumpang kendaraan tempur Armoured Personnel Carrier (APC) dalam Virtual Environment. Tujuannya adalah mengevaluasi desain aktual pintu kabin penumpang kendaraan tempur dan menentukan konfigurasi paling ergonomis ditinjau dari tinggi pintu dan posisi pijakan. Dihasilkan 6 buah konfigurasi yang akan dianalisis. Pengambilan data gerakan dilakukan dengan menggunakan Vicon System dan dianalisis dengan menggunakan software Jack 6.2.1.
Pendekatan yang digunakan adalah Posture Evaluation Index (PEI) yang mengintegrasikan analisis dari tiga metode analisis: Low Back Analysis, Ovako Working Posture Analysis, dan Rapid Upper Limb Assessment. Hasil penelitian ini yaitu adanya perubahan tinggu pintu sejauh 10 cm ke atas dan diberikan pijakan dengan jarak dari dasar pintu sejauh 30 cm serta dengan sudut 50°.

This research studies the ergonomic aspect from passenger cabin door of combat vehicle Armoured Personnel Carrier (APC) in Virtual Environment. The purpose of this project was to evaluated the actual design from passenger cabin door of combat vehicle and determine the most ergonomic configuration that concern at door high and tread position. Vicon System was used to capture motion and Jack 6.2.1 was used to analyze it.
Posture Evaluation Index was an approach that integrated the results of these tree methods: Low Back Analysis, Ovako Working Analysis System, and Rapid Upper Limb Analysis. The results suggest that the most ergonomic design is with door high increase 10 cm above and put on the tread 30 below the door with 50° angle.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
S376
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Raden Yoga Prawirangara
"Selama perjalanan dalam kendaraan tempur pengangkut personil (Armoured Personnel Carrier), tentara duduk dalam keadaan statis dan dalam jangka waktu yang lama. Hal tersebut dapat beresiko menyebabkan terjadinya WSDM. Penelitian ini mencoba untuk mempelajari postur duduk yang ditimbulkan oleh desain kursi penumpang dalam lingkungan virtual dengan menggunakan software simulasi ergonomi, Jack 6.1.
Penyesuaian dilakukan pada tinggi kursi, kemiringan sandaran kursi dan jarak pegangan tangan untuk mendapatkan konfigurasi kursi yang ideal bagi tentara. Postur duduk yang terbentuk dari seluruh konfigurasi yang diujikan dinilai dengan menggunakan metode Posture Evaluation Index (PEI). Hasil penelitian berupa usulan kursi yang ergonomis bagi tentara Indonesia.

While being transported using Armoured Personnel Carrier Vehicles, soldiers are seated in is static posture and giving a risk of WMSD. This study attempts to analyze the sitting posture caused by a passenger seat design in the virtual environment, using an ergonomics software simulation, Jack 6.1.
Adjustments have been made on the high of seat, back slope seat and distance of hand handle to obtain the ideal configuration for the soldiers. Sitting posture which is formed from all the tested configurations assessed using the method of Posture Evaluation Index (PEI). The purpose from this study is to design an ergonomic seat passenger models for Indonesian Soldiers.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
S189
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Gagas Hariseto Pratomo
"Seorang penembak dalam kendaraan tempur pengangkut personil akan bekerja dalam posisi setengah berdiri pada keadaan statis dan dalam jangka waktu yang lama. Hal tersebut beresiko menyebabkan terjadinya WSDM. Penelitian ini mengevaluasi dan meredefinisi postur kerja penembak dalam lingkungan virtual dengan menggunakan software simulasi ergonomi, Jack 6.1.
Redefinisi postur kerja dilakukan pada penambahan kursi dan pijakan kaki, dengan penyesuaian pada tinggi kursi dan sudut pijakan untuk mendapatkan konfigurasi kursi yang ideal bagi tentara. Postur duduk yang terbentuk dari seluruh konfigurasi yang diujikan dinilai dengan menggunakan metode Posture Evaluation Index (PEI). Hasil penelitian berupa usulan kursi yang ergonomis bagi tentara Indonesia.

A gunner in an Armoured Personnel Carrier Vehicle are positioned in a half- standing static posture in a long period of time, with the risks of WMSD. This study evaluates and redesigns the working posture of a gunner in the virtual environment, using an ergonomics software simulation, Jack 6.1.
Working posture redefinition is made by adding seat and foot support, with adjustments on the height of seat, and inclination of foot support to obtain the ideal configuration for the soldiers. Sitting posture which is formed from all the tested configurations is assessed using the method of Posture Evaluation Index (PEI). The result from this study is to design an ergonomic seat passenger models for Indonesian Soldiers.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S44721
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rizaldi William Putra
"Automatic passenger seat manifest merupakan sebuah aplikasi sistem yang akan mencatat secara otomatis data posisi penumpang yang berada dipesawat. Dengan aplikasi ini penumpang dapat bertukar tempat duduk, namun pihak perusahaan penerbangan tetap memiliki data posisi atau perubahan posisi tempat duduk dari seluruh penumpang yang berada dalam sebuah pesawat.
Pada tesis ini dilakukan perancangan sistem Automatic Passenger Seat Manifest. Cara kelja sistem adalah pada saat kamera menangkap gambar dihadapannya yang berisi kode bar, sistem akan menangkap atau membuat file gambar yang ditangkap oleh kamera, kemudian gambar akan di baca arti kode bar yang berada didalamnya, disimpan dalam tile ren dan dikirim ke komputer lain yang diinginkan. Perangkat lunak yang digunakan dalam membangun sistem adalah Windows XP SP2, Visual Basic 2005, dan qsBarCode Code39. Pengambilan gambar dilakukan dengan menggunakan perangkat keras yang berfungsi sebagai demultiplexer.
Pada dunia penerbangan, usaha untuk menghindari atau mengurangi faktor-faktor yang dapat menimbulkan kecelakaan teiah banyak dilakukan. Apabila terjadi kecelakaan, telah tersedia berbagai teknologi untuk mencari tahu penyebab terjadinya kecelakaan. Dan hasil pengujian sistem automatic passenger seat manifest ini bekerja dengan baik dan dapat membantu mempercepat pencarian atau pendataan secara akurat para korban suatu kecelakaan penerbangan. Dengan demikian ada lebih banyak waktu untuk mencari sumber penyebab kecelakaan itu sendiri. Pada sistem yang diuji pengumpulan gambar memakan waktu 2.207 ms, konversi gambar dalam bentuk file bmp menjadi suatu kode bar memakan waktu 502 ms, sedangkan proses pencatatan file memakan waktu 978 ms."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
T16942
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rangga Virgaputra
"ABSTRAK
Penelitian ini mengkaji aspek ergonomis pada desain pintu darurat penumpang
kendaraan tempur Armoured Personnel Carrier (APC) dalam Virtual
Environment. Tujuannya adalah mengevaluasi desain aktual pintu darurat
penumpang kendaraan tempur dan menentukan konfigurasi paling ergonomis
ditinjau dari tinggi dan lebar pintu. Dihasilkan 7 buah konfigurasi yang akan
dianalisis. Pengambilan data gerakan dilakukan dengan menggunakan Vicon
System dan dianalisis dengan menggunakan software Jack 6.2.1. Pendekatan yang
digunakan adalah Posture Evaluation Index (PEI) yang mengintegrasikan analisis
dari tiga metode analisis: Low Back Analysis, Ovako Working Posture Analysis,
dan Rapid Upper Limb Assessment. Hasil penelitian ini yaitu adanya perubahan
tinggi pintu atas dan bawah sejauh 5cm dan lebar kanan dan kiri sejauh 5cm.

Abstract
This research studies the ergonomic aspects of the armored personel vehicle
emergency door design in a virtual environment. The purpose of this research was
to evaluate the design of actual personel emergency door of a combat vehicle and
to determinine the most ergonomic configuration using door height and width as
primary consideration. From the research, seven configurations were made and
analyzed. Motion capturing of the model was taken using Vicon System and
analyzed using jack 6.2.1 software. Posture Evaluation Index was used to
intergrated the analysis from three methods: Low Back Analysis, Ovako Working
Posture Analysis System, and Rapid Upper Limb Analysis. The result of this
research suggested that minor modification is necessary from original design.
Additional 5 cm was added to the width design, 5 cm on the left side and another
5 cm on the right side of the door design"
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S43224
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Osi Febryan Mardhotillah
"Tesis ini membahas mengenai perjanjian kerjasama usaha antara PT Angkasa Pura I Persero dengan PT Execujet Indonesia tentang pengelolaan pelayanan general aviation di bandara internasional I Gusti Ngurah Rai - Bali. Permasalahan dalam Tesis ini adalah bagaimana perjanjian kerjasama usaha tersebut dilihat berdasarkan Undang-undang Nomor 5 Tahun 1999 dan bagaimana seharusnya KPPU menyikapi adanya bisnis General Aviation Terminal yang merupakan bisnis perintis yang belum ada pengaturannya di Republik Indonesia. Metode yang digunakan dalam penulisan Tesis ini adalah yuridis-normatif. Dalam penelitian yuridis-normatif ini, penelitian akan mengacu pada semua undang-undang dan regulasi yang bersangkut paut dengan isu hukum yang ditangani. Setelah itu, akan dilihat mengenai penerapan dari peraturan-peraturan tersebut. Perjanjian tersebut bukan merupakan pelanggaran berdasarkan UU No. 5/1999. Akan tetapi, tindak lanjut dari Perjanjian tersebut yaitu tindakan penetapan harga secara sepihak oleh PT Execujet Indonesia lah yang merupakan tindakan yang dilarang berdasarkan UU No. 5/1999 dikarenakan tindak lanjut tersebut tergolong ke dalam praktik monopoli penyalahgunaan posisi monopoli sebagaimana diatur dalam Pasal 17 ayat 1 UU No. 5/1999. KPPU mempunyai tugas sebagaimana diamanatkan oleh Pasal 35 angka 5 UU No. 5/1999 yaitu memberikan saran dan pertimbangan terhadap kebijakan pemerintah yang berkaitan dengan praktek monopoli dan atau persaingan usaha tidak sehat. Dikarenakan bisnis GAT ini merupakan bisnis perintis yang belum ada pengaturannya di Indonesia, seharusnya KPPU menjalan tugas tersebut. Dalam hal ini seharusnya KPPU melakukan pembinaan terlebih dahulu kepada PT Angkasa Pura I Persero dan PT Execujet Indonesia agar dalam melakukan kegiatan usahanya mewujudkan iklim usaha yang kondusif.

This thesis discuss the cooperation agreement between PT Angkasa Pura I Persero and PT Execujet Indonesia regarding management of general aviation services at I Gusti Ngurah Rai International Airport. The issues of this Thesis are how the cooperation agreement reviewed based on Law Number 5 of 1999 and how should KPPU have responded to the business of General Aviation Terminal which is a pioneer business that currently has no regulation in the Republic of Indonesia. The method that used in this Thesis is juridical normative. This method will refer to the prevailing laws and regulations pertaining to legal issues being addressed. After that, will be viewed about the application of these laws and regulations. Such agreement is not a violation based on Law No. 5 1999. However, the follow up of such agreement that is a unilateral pricing action by PT Execujet Indonesia which is an act that is prohibited under Law No. 5 1999, hence, such follow up is categorized into monopolistic practice abuse of monopoly position as regulated in Article 17 paragraph 1 of Law No. 5 1999. KPPU has duties as mandated by Article 35 number 5 of Law No. 5 1999 which provides advice and consideration to government policies related to monopolistic practices and or unfair business competition. GAT business is the pioneer business that has no regulation in Indonesia, KPPU should conduct its duty. In this case, KPPU should conduct guidance to PT Angkasa Pura I Persero and PT Execujet Indonesia in order to create a conducive business climate."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2017
T48545
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dela Agung Septriady
"Penelitian ini mengkaji aspek Desain ergonomis pintu Masuk Kendaraan Tempur Lapis Baja Armour Personel Carrier (APC) Dalam Model Virtual. Data gerakan dilakukan dengan Vicon System dan dianalisis menggunakan software Jack 6.2.1. Pendekatan yang digunakan adalah Posture Evaluation Index (PEI) yang mengintegrasikan analisis dari tiga metode: Low Back Analysis, Ovako Working Posture Analysis, dan Rapid Upper Limb Assessment. Tujuannya adalah mengevaluasi desain aktual pintu Masuk Kendaraan Tempur Lapis Baja Armour Personel Carrier (APC). Dihasilkan 2 buah konfigurasi yang akan dianalisis. Hasil penelitian menyarankan rancangan konfigurasi dengan perubahan yang tepat.

This research study about the ergonomic aspect from door of Armour Personel Carrier Combat Vehicle (APC). Vicon System was used to capture motion and Jack 6.2.1 was used to analyzed it. Posture Evaluation Index was an approach that integrated the results of these tree methods: Low Back Analysis, Ovako Working Analysis System, and Rapud Upper Limb Analysis. The purpose of this project is to evaluate the actual design from door of Armour Personel Carrier Combat Vehicle (APC). There are 2 configuration that will be analyzed. The results suggest that the most appropriate ergonomic design. "
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
S758
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ari Dewayanti Kusumastining
"[ABSTRAK
Wilayah udara yang berada di atas sebuah negara merupakan hak negara tersebut
secara penuh dan eksklusif. Namun, ketentuan itu tidak selalu dapat diikuti. Hal
ini ditunjukkan dengan adanya pengaturan wilayah penerbangan di atas negara ?
negara di dunia, Flight Information Region (FIR), yang tidak selalu mengikuti
garis batas negara. Kondisi tersebut dialami oleh Indonesia. Sebagian wilayah
udara di kawasan Kepulauan Riau dan Natuna didelegasikan kepada Singapura
karena ketidakmampuan Indonesia konon dalam mengelola navigasi penerbangan.
Melalui pendelegasian wilayah udara tersebut, terdapat berbagai kerugian yang
diderita oleh Indonesia. Namun, pemerintah Indonesia tetap meneruskan kerja
sama pengelolaan wilayah udara tersebut walaupun perjanjian pendelegasian,
yang dibuat pada tahun 1995, telah berakhir masa berlakunya, dan kondisi
Indonesia telah memungkinkan untuk mengambil kembali kewenangannya. Hal
inilah yang menjadi anomali dari sikap negara berdaulat. Oleh sebab itu, tesis ini
menggunakan teori politik birokratik (bureaucratic politics theory) dalam
pembedahan isu untuk melihat proses pemutusan kebijakan politik luar negeri di
antara birokrasi ? birokrasi di dalam negeri. Pembedahan tesis dibagi sesuai
dengan variabel dalam teori ini, yaitu aktor/birokrasi yang terlibat, faktor yang
menentukan masing ? masing aktor, dan sikap aktor dalam menyatukan
pertimbangan untuk menghasilkan keputusan dan tindakan pemerintah. Setelah
mendapatkan ketiga variabel penelitian, langkah selanjutnya adalah memetakan
politik birokratik Indonesia terkait isu tersebut. Pada akhirnya, ditemukan adanya
masalah politik birokratik intranasional yang menyebabkan limitasi pilihan bagi
pemerintah dalam proses pemutusan kebijakan politik luar negeri menanggapi isu
pendelegasian wilayah udara nasional kepada Singapura. Masalah ini juga
merefleksikan persaingan antara Indonesia dan Singapura di beberapa aspek.

ABSTRACT
Air territory, located above a country, is exclusively and fully considered a right
owned by the subjacent state. However, this provision does not always succeed to
follow. This is indicated by the Flight Information Region (FIR) which most
unlikely follow the country demarcation line. That condition is experienced by
Indonesia with most of the air territories in Riau Islands and Natuna are delegated
to Singapore due to the country?s inability in managing air navigation. By
delegating the air territory, Indonesia suffers various losses. However, Indonesian
government still continues the air territory management cooperation although the
delegation agreement in 1995 has expired, and the condition of Indonesia has
made it possible to take back the authority. This is considered an anomaly of the
sovereign state?s attitude. Therefore, this thesis applies the bureaucratic politics
theory in dissecting issues to look at the foreign policy decision making process
among bureaucracies in the country. Thesis dissection is divided according to the
variables in this theory, the actor/bureaucracy involved, the factors that determine
each actor, and the attitude of each actor in aggregating to yield governmental
decisions and actions. After obtaining three variables of the study, Indonesian
bureaucratic politic, related to the issue, is mapped. In the end, the identified
problems of intra-national bureaucratic politics cause choices of limitation in the
governmental foreign policy decision making process in response to the issue of
national air territory delegation to Singapore. Furthermore, this issue also reflects
the competition between Indonesia and Singapore in several aspects.;Air territory, located above a country, is exclusively and fully considered a right
owned by the subjacent state. However, this provision does not always succeed to
follow. This is indicated by the Flight Information Region (FIR) which most
unlikely follow the country demarcation line. That condition is experienced by
Indonesia with most of the air territories in Riau Islands and Natuna are delegated
to Singapore due to the country?s inability in managing air navigation. By
delegating the air territory, Indonesia suffers various losses. However, Indonesian
government still continues the air territory management cooperation although the
delegation agreement in 1995 has expired, and the condition of Indonesia has
made it possible to take back the authority. This is considered an anomaly of the
sovereign state?s attitude. Therefore, this thesis applies the bureaucratic politics
theory in dissecting issues to look at the foreign policy decision making process
among bureaucracies in the country. Thesis dissection is divided according to the
variables in this theory, the actor/bureaucracy involved, the factors that determine
each actor, and the attitude of each actor in aggregating to yield governmental
decisions and actions. After obtaining three variables of the study, Indonesian
bureaucratic politic, related to the issue, is mapped. In the end, the identified
problems of intra-national bureaucratic politics cause choices of limitation in the
governmental foreign policy decision making process in response to the issue of
national air territory delegation to Singapore. Furthermore, this issue also reflects
the competition between Indonesia and Singapore in several aspects., Air territory, located above a country, is exclusively and fully considered a right
owned by the subjacent state. However, this provision does not always succeed to
follow. This is indicated by the Flight Information Region (FIR) which most
unlikely follow the country demarcation line. That condition is experienced by
Indonesia with most of the air territories in Riau Islands and Natuna are delegated
to Singapore due to the country’s inability in managing air navigation. By
delegating the air territory, Indonesia suffers various losses. However, Indonesian
government still continues the air territory management cooperation although the
delegation agreement in 1995 has expired, and the condition of Indonesia has
made it possible to take back the authority. This is considered an anomaly of the
sovereign state’s attitude. Therefore, this thesis applies the bureaucratic politics
theory in dissecting issues to look at the foreign policy decision making process
among bureaucracies in the country. Thesis dissection is divided according to the
variables in this theory, the actor/bureaucracy involved, the factors that determine
each actor, and the attitude of each actor in aggregating to yield governmental
decisions and actions. After obtaining three variables of the study, Indonesian
bureaucratic politic, related to the issue, is mapped. In the end, the identified
problems of intra-national bureaucratic politics cause choices of limitation in the
governmental foreign policy decision making process in response to the issue of
national air territory delegation to Singapore. Furthermore, this issue also reflects
the competition between Indonesia and Singapore in several aspects.]"
2015
T44604
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dani Ardani
"Menghadapi perkembangan ekonomi di masa depan, arah kebijakan pembangunan transportasi pada GBHN 1999-2004 dan prinsip kebijakan pembangunan angkutan udara sangat mendukung kebijakan otonomi daerah, sebagai dasar pelaksanaan proses desentralisasi dalam peningkatan potensi sumber daya ekonomi oleh daerah sebagai upaya mewujudkan pemerataan pembangunan.
Peningkatan potensi sumber daya ekonomi oleh daerah di wilayah Indonesia Bagian Timur, dimana wilayah sangat luas dan terdiri dari pulau-pulau tersebar perlu dukungan sarana pengangkutan bahkan perlu lebih dahulu dibangun, dalam hal ini adalah sarana angkutan udara mengingat kemampuan potensi sarana dan prasarana lebih dapat menjangkau daerah terpencil dan terisolasi.
Penyelenggaraan jasa angkutan udara saat ini, sesuai sifat atau karakteristik umum angkutan udara lebih berfungsi sebagai sektor penyedia jasa pelayanan (the servicing sector) terhadap permintaan tersedia (existing demand) dampak kegiatan ekonomi dan kurang berfungsi sebagai sektor penunjang pembangunan (the promoting sector) pada peningkatan permintaan potensial (potensial demand) dampak pemanfaatan potensi sumber daya ekonomi.
Angkutan udara perintis diselenggarakan oleh pemerintah sebagai sektor penunjang pembangunan melalui keikutsertaan perusahaan angkutan udara niaga nasional. Pada pengoperasian dan pengelolaan terdapat banyak faktor penyebab sehingga belum mencapai tingkat efektivitas pelayanan sesuai harapan, antara lain yaitu berkurang jumlah armada dan terdapat aspek komersial dalam pengelolaan.
Kebijakan bidang-bidang angkutan udara dan pengelolaan angkutan udara perintis menyebabkan jaringan struktur rute utama, rute pengumpan dan rute perintis sebagai rute penerbangan tersedia kurang berintegrasi lebih baik dalam pemenuhan kapasitas angkutan, sehingga hal tersebut dapat mempengaruhi peningkatan volume angkutan udara.
Upaya dalam meningkatkan volume angkutan udara, adalah melalui pembaruan terhadap kebijakan bidang-bidang angkutan udara dan pengelolaan angkutan udara perintis agar terjadi integrasi lebih baik pada pola jaringan rute penerbangan dalam pemenuhan kapasitas angkutan pada rute utama dan rute pengumpan dimulai dari rute perintis sebagai sektor penunjang pembangunan dalam mendukung upaya pemerataan pembangunan.
Wujud pembaruan tersebut dapat diketahui, melalui langkah evaluasi terhadap kebijakan bidang-bidang angkutan udara dalam membentuk sistem angkutan udara, sebagai dasar guna melakukan langkah kajian terhadap konsep kebijakan bidang-bidang angkutan udara dalam membentuk pembaruan sistem angkutan udara melalui peningkatan pelayanan pada kegiatan ekonomi didasari oleh lebih menunjang upaya pemerataan pembangunan, dalam bentuk pembaruan kebijakan pola jaringan rute penerbangan di wilayah Indonesia Bagian Timur."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2002
T11910
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Isdarmadi Ismail
"ABSTRAK
Ketinggian jelajah pesawat terbang harus dikendalikan tetap pada koridor rute yang ditentukan untuk memenuhi pengaturan lalu lintas udara di ruang udara.
Performansi gerak longitudinal N 250 produksi PT IPTN pada ketinggian jelajah dengan kecepatan 250 Knot bila dikenai masukan impulse pada elevatornya sangat osilatif dengan lewatan maksimal meneapai 2000 meter dan error ketinggian jelajah yang akan dapat menyebabkan ketinggian terbangnya keluar dari koridor rutenya.
Kendall otopilot N 250 untuk regulator ketinggian jelajah pesawat terbang dirancang dengan kriteria indek performansi kuadratik linier dengan umpan balik keadaan. Pemilihan regulator kuadratik liner ini dimaksudkan untuk memperoleh kendali elevator minimal, dengan menetapkan harga-harga gain umpan balik keadaan untaian tertutupnya secara simultan dan terjadwal pada setiap kondisi-kondisi terbang jelajahnya .
Dengan menggunakan observer keadaan dan memilih matrik pemberat keadaan kuadratik Q = diag([10 3750 10 3750 0 10 0]) dan matrik pemberat kuadratik kendali pR = [0.001] , didapatkan gain-gain umpan batik keadaan yang mampu mengendalikan ketinggian jelajah dengan lewatan maksimal tidak lebih dari 0,042 meter dengan faktor redanian minimal 0,7563 dan waktu penetapan kurang dari 1,0 detik, pada kondisi terbang dengan kecepatan 150 Knot sampai dengan 250 Knot dan dengan ketinggian jelajah dari 20.000 Ft sampai dengan 30.000 Ft.
Dengan memperhitungkan kemungkinan ketidak akuratan pemodelan sistem dan prakiraan terjadinya gangguan putih proses dan pengukuran yang bersifat stokastik, aplikasi Filter Kalman sebagai estimator keadaan pada rancangan regulator ketinggian jelajah kuadratik linier, menghasilkan performansi ketinggian jelajah N 250 tetap tangguh walaupun faktor redamannya turun menjadi 0,50 dengan lewatan maksimalnya 5,0 meter dan waktu penetapan 5 detik.
"
1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>