Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5107 dokumen yang sesuai dengan query
cover
El-Wakil, Mohamed Mohamed
New York: McGraw-Hill, 1984
621.321 1 ELW p
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Fahmi Fitri Moh. Noor
"Kegiatan operasional perusahaan, khususnya pembangkit listrik tenaga panas bumi cenderung memiliki risiko yang dapat menimbulkan kerugian yang cukup besar bagi perusahaan. Oleh karena itu, perlu dilakukan kajian analisis risiko untuk mengidentifikasi, mengukur, dan kemudian menyusun strategi untuk mengelola risiko tersebut. Pada penelitian ini, dilakukan proses identifikasi risiko untuk memperoleh risiko-risiko yang dapat mempengaruhi kegiatan operasional pembangkit listrik tenaga panas bumi. Analisis risiko dilakukan untuk mengetahui tingkatan dari masing-masing risiko tersebut. Setelah itu dilakukan simulasi dengan beberapa skenario berdasarkan asumsi dana yang tersedia untuk memperoleh alokasi biaya penanganan risiko yang dapat memberikan keuntungan maksimal bagi perusahaan. Secara keseluruhan, dapat disimpulkan bahwa semakin besar biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk mengatasi risiko-risiko tersebut, maka semakin besar pula keuntungan yang diperoleh.

Operational activity of the company, especially in geothermal powerplant, tends to resulting risks that can bring potential losses for the company. Therefore, it needs to conduct operational risk analysis in order to identify, measure, and prepare risk response planning. This research contains of risk identification process to determine risks that can disrupt the operational activities of geothermal powerplant. Risk analysis has been conducted to determine the level of each risk. Furthermore, simulation using some scenarios based on available budget assumption has been conducted in order to determine budget allocation of risk treatment that can give maximum profit for the company. Overall, it can be concluded that more budget that company spend to manage risks, more advantage that company gain.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2007
S50441
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Syifa Restu Pramesti
"ABSTRAK
Pada COP ke-26 tahun 2021 di Glasgow, Pemerintah Indonesia menegaskan komitmen tanah air untuk mencapai net zero emissions (NZE) pada tahun 2060, seiring dengan aksi percepatan dalam rangka Paris Agreement dan United Nations Framework Convention on Climate Change. Fokus utama di sini adalah penggunaan Energi Baru Terbarukan (EBT), khususnya energi surya yang memiliki potensi sangat besar di Indonesia dan dianggap menjadi pemegang peran penting dalam mewujudkan serangkaian pilar Sustainable Development Goals (SDGs), yaitu affordable and clean energy; industry, innovations, and infrastructure; dan climate action. Dalam upaya mencapai target 23% EBT pada bauran energi nasional tahun 2025, Pemerintah Indonesia sedang menggalakkan program pengembangan dari pemanfaatan PLTS atap, terutama untuk daerah perkotaan yang memiliki permasalahan keterbatasan lahan. Penelitian ini akan difokuskan terkait perancangan sistem PLTS atap on-grid pada Gedung Teknologi 3, BRIN yang mana memiliki intensitas radiasi matahari cukup tinggi sekitar 4,83 kWh/m2/hari dan potensi pemanfaatan area atap yang luas menggunakan perangkat lunak PVsyst. Selain itu, dilakukan perbandingan atas fixed tilted plane dengan seasonal tilt adjustment terhadap nilai optimum tilt angle (OTA) tertentu dalam rangka memaksimalkan radiasi matahari untuk dimanfaatkan oleh panel surya. Berdasarkan analisis dan evaluasi secara teknis maupun ekonomis melalui empat skenario yang mampu dilakukan berdasarkan kombinasi hasil perhitungan jumlah komponen dengan pengaturan orientasi, dihasilkan perancangan PLTS yang memiliki pembangkitan sebesar 106,015 kWp dengan kebutuhan komponen sebanyak 233 modul surya dan 4 inverter serta melalui pengaturan orientasi berupa seasonal tilt adjustment adalah berkinerja paling optimal. Menurut aspek teknis yang ditinjau, perancangan tersebut mampu memberikan kontribusi terhadap penggunaan energi listrik pada hari kerja sebesar 46% dan hari libur sebesar 61%, menghasilkan Performance Ratio (PR) sebesar 82,74%, dan menyediakan pembangkitan energi listrik sebesar 158.156 kWh per tahun dengan global incident in collector plane sebesar +2,4%, near shadings: irradiance loss sebesar -0,80%, dan IAM factor on global sebesar -1,84%. Sementara itu, menurut aspek ekonomis yang ditinjau, perancangan tersebut mampu memberikan kontribusi terhadap penghematan biaya tagihan listrik sebesar 37% per tahun, membutuhkan biaya investasi awal sebesar Rp2.220.984.249, menghasilkan Payback Period (PP) pada tahun ke-16, menyediakan Net Present Value (NPV) sebesar Rp2.612.851.243, dan membentuk Benefit Cost Ratio (BCR) sebesar 1,18 dengan umur proyek yang direncanakan selama 20 tahun.

ABSTRACT
At the 26th COP in 2021 in Glasgow, the Government of Indonesia emphasized the country's commitment to achieve net zero emissions (NZE) by 2060, along with accelerated action within the framework of the Paris Agreement and the United Nations Framework Convention on Climate Change. The main focus here is using renewable energy, especially solar energy, which has enormous potential in Indonesia and is considered to be an essential role holder in realizing a series of Sustainable Development Goals (SDGs) pillars, namely affordable and clean energy; industry, innovations, and infrastructure; and climate action. To achieve the 23% renewable energy target in the national energy mix by 2025, the Government of Indonesia is promoting a development program for using rooftop solar power plants, particularly in urban areas with limited land availability. This research will focus on designing an on-grid rooftop solar power plant system at Technology Building 3, BRIN, which has a high solar radiation intensity of around 4,83 kWh/m2/day and the potential to utilize a large roof area using PVsyst software. In addition, a comparison of the fixed tilted plane with the seasonal tilt adjustment to certain optimum tilt angle (OTA) values is carried out to maximize solar radiation to be utilized by solar panels. Based on the analysis and evaluation, technically and economically, through four scenarios that can be done based on the combination of the results of the calculation of the number of components with the orientation settings, the resulting solar power plant design has a generation of 106,015 kWp with a component requirement of 233 solar modules and 4 inverters and through orientation setting in the form of seasonal tilt adjustment is the most optimal performance. According to the technical aspects reviewed, the design can contribute to the use of electrical energy on weekdays by 46% and weekends by 61%, resulting in a Performance Ratio (PR) of 82,74%, and providing electrical energy generation of 158.156 kWh per year with a global incident in collector plane of +2,4%, a near shadings: irradiance loss of -0,80%, and a IAM factor on global of -1,84%. Meanwhile, according to the economic aspects reviewed, the design can contribute to savings in electricity bill costs of 37% per year, requiring an initial investment cost of IDR 2.220.984.249, generating a Payback Period (PP) in year 16, providing a Net Present Value (NPV) of IDR 2.612.851.243, and forming a Benefit Cost Ratio (BCR) of 1,18 with the planned project life of 20 years."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dita Zakiah
"ABSTRAK
Sistem pembangkitan pada Region Bali diharapkan mampu untuk memenuhi permintaan beban listrik setelah dilakukan pengembangan sistem pembangkitan dengan penambahan kapasitas pada periode 2017-2021. Dengan demikian perlu dianalisis bahwa dengan penambahan kapasitas pembangkit pada sistem pembangkitan Region Bali dapat meningkatkan keandalan sistem dalam memenuhi kebutuhan beban yang pada penelitian ini diukur dari nilai indeks probabilitas kehilangan beban Loss of Load Probability dan besar energi tidak terlayani Energy Not Served . Analisis terbagi dalam 3 skenario, skenario pertama adalah ketika pengembangan sistem pembangkitan sesuai dengan perencanaan pada RUPTL 2017-2026, skenario kedua adalah ketika proyek pembangkitan mengalami keterlambatan, dan skenario ketiga adalah ketika jaringan kabel bawah laut mengalami gangguan. Nilai indeks LOLP dihitung menggunakan perangkat lunak WASP-IV kemudian akan dievaluasi dengan membandingkan nilai nya pada standar nilai indeks keandalan yang telah ditetapkan oleh PT PLN Persero , yaitu indeks LOLP lebih kecil dari 0,274 , atau ekuivalen dengan lebih kecil dari 1 hari/tahun. Pada skenario pertama, nilai LOLP yang memenuhi standar hanya terjadi pada tahun 2017 0,8 hari/ tahun . Pada skenario kedua dengan empat variasi keterlambatan masuknya pembangkit, nilai LOLP yang memenuhi standar hanya terjadi pada tahun 2017 0,8 hari/ tahun dan nilai LOLP terburuk terjadi pada saat keterlambatan PLTM 42,8 hari/ tahun . Pada skenario ketiga dengan empat variasi gangguan jaringan kabel bawah laut, nilai LOLP terburuk terjadi saat Region Bali tidak mendapatkan daya sama sekali akibat gangguan 257,6 hari/ tahun

ABSTRACT
Generation system in Bali is expected to be able to meet the demand of electricity load after the expansion of the generation system with the addition of capacity. Thus it needs to be analyzed that with the addition of generating capacity in the Bali rsquo s generation system can improve the reliability of the system in meeting the load demands which in this study is measured from the value of the Loss of Load Probability LOLP index and total Energy Not Served ENS . The analysis is divided into 3 scenarios, the first scenario is when the expansion of the generating system in accordance with the planning in RUPTL 2017 2026, the second scenario is when the generation project is delayed, and the third scenario is when the submarine cable network is interrupted. The LOLP index value calculated using WASP IV software, then be evaluated by comparing its value to the standard value of reliability index determined by PT PLN Persero , LOLP index smaller than 0,274 , or equivalent to less than 1 day year. For the first scenario, the index value that meets the standard only occurs in 2017 0,8 days year . For the second scenario with four variations of delayed of the plant, the index value that meets the standard only occurs in 2017 0,8 days year and the worst index value occurs during the delay of the PLTM project 42,8 days year . For the third scenario with four variations of submarine cable network disturbance, the worst index value occurs when Bali does not get any power at all due to interference 257,6 days year ."
2017
S66948
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Choirul Saleh
"Pada pengoperasian sistem tenaga listrik untuk keadaan beban yang bagaimanapun, sumbangan daya dari tiap pembangkit harus ditentukan sedemikian rupa agar daya yang disuplai menjadi minimum. Biaya bahan bakar merupakan komponen biaya terbesar pada pembangkit thermis, oleh sebab itu maka biaya produksi tenaga listrik thermis, diusahakan menggunakan bahan bakar sehemat mungkin.
Metode meminimasi biaya pembangkitan akan gagal, bila tidak mencakup rugi daya pada saluran transmisi, sebab meskipun biaya bahan bakar inkremental suatu pembangkit mungkin lebih rendah dari pembangkit lainnya, akan tetapi karena terletak jauh dari pusat beban, biaya rugi-rugi transmisinya besar. Untuk mengoptimalkan biaya bahan bakar dan rugi daya pada saluran, penyelesaiannya adalah dengan menggunakan persamaan koordinasi, karena pada persamaan ini biaya pembangkitan yang optimal akan tercapai bila biaya bahan bakar inkremental total dikalikan dengan faktor penalti bernilai sama untuk semua pembangkit.
Dari hasil perhitungan optimasi didapatkan bahwa, pada beban sesaat yang sama didapatkan basil pembangkitan yang lebih rendah, hal ini disebakan karena adanya penurunan rugi daya pada saluran yang cukup signifikan, sehingga diperoleh penghematan biaya pembangkitan dibandingkan jika sistem dioperasikan manual, besar penghematan per kWh nya adalah Rp 17,0789 atau 12.97 % dari biaya pembangkitan sebelumnya, sedang rugi daya pada saat sebelum optimasi adalah 80.697 MW padasaat dioptimasi rugi dayanya sebesar 24.804 MW atau prosentasenya sebesar 225.30 %.

In order to get a minimum generation-cost of interconnected power-plants, each power plant generated power should be adjusted at a certain value depending on the load of each substations at that time. Fuel cost is the main cost portion of a thermal power plant , so to achieve a minimum cost, the thermal power plantfue consumtion should be manage efficiently.
Calculation of generation cost optimation in between power plant connected over interconnected transmision line will not be accurate if not involving transmission linespower losses. Incremental fuel cost of a power plant may be lower then another, because its location is more far away from the load centre comparied to the another power plant, the total generation cost will be higher. To get an optimal generation cost involving transmission lines power losses a coordination equation will be used. By this equation we will get the optimum generation cost while the total fuel incremental cost multiplied by penalty factor has the same value for all power plants connected to results transmission lines.
From the optimation-calculations we get lower power generation comparied to manual adjustments by load dispatch center operators, because of decreasing total transmission lines losses, also total generation cost per kWh decrease significanly. The real saving generation cost by this optirnation is Rp 10,747.00 or 8.17 % as before.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nanan Tribuana
"Sejak diberlakukannya UU 19/1960 dimana ditentukan hanya ada satu kategori perusahaan milik negara pemerintah telah melakukan beberapa langkah restrukturisasi BUMN. Langkah mendasar pertama adalah pengklasifikasian perusahaan negara berdasarkan sifat dan fungsi kegiatanya menjadi Perjan Perum dan Persero yang dituangkan dalam UU 9/1969. Langkah perbaikan berikutnya adalah mengenai Pedoman Penyehatan dan Pengelolaan BUMN yag tertuang dalam Inpres No. 5/1988 dan ditindak lanjuti dengan SK Menkeu No. 740/1989 dan No. 741/1989 mengenai ketentuan-ketentuan peningkatan efisiensi dan produktifitas yang didalamnya termasuk satu sistem evaluasi kinerja.
Sementara itu perbaikan institusional usaha penyediaan tenaga listrik dimulai tahun 1972 dengan terbitnya PP No. 18/1972 tentang perusahaan umum listrik negara. Perbaikan berikutnya terjadi tahun 1994 mengenai perubahan status PLN dari Perum menjadi Persero berdasarkan PP No. 23/1994. Dengan perubahan status tersebut PLN tidak lagi mempunyai tugas pemerintahan tetapi fungsi PLN berubah menjadi menyediakan tenaga listrik bagi kepentingan umum dan sekaligus meraih keuntungan berdasarkan prinsif pengelolaan perusahaan.
Studi ini mengukur indeks efisiensi teknik dan indeks efisiensi biaya usaha penyediaan tenaga listrik sebelum dan sesudah perubahan status hukum PLN menjadi persero. Pendekatan yang digunakan untuk mengukur indeks efisiensi adalah dengan menguji fungsi produksi maupun fungsi biaya penyediaan tenaga listrik oleh PLN.
Hasil studi menunjukkan bahwa pada tingkat kepercayaan 10% efisiensi PLN secara teknik memang telah berubah signifikan sedangkan secara biaya tidak ada perbedaan. Diantara faktor yang mempengaruhi indeks efisiensi teknik adalah ukuran unit pembangkit rata-rata faktor kapasitas rasio elektrifikasi dan porsi pembangkit termal.
Selanjutnya efisiensi biaya sangat dipengaruhi oleh harga jual (tarif) listrik rata-rata harga satuan bahan bakar minyak rata-rata dan harga pembelian listrik swasta.
Berdasarkan hasil kajian tersebut maka apabila efisiensi teknik maupun efisiensi biaya PLN ingin lebih ditingkatkan di masa datang hal-hal berikut perlu dilakukan: (i) ukuran unit pembangkit rata-rata (average unit size) perlu diperbesar (ii) faktor kapasitas (capasity factor) perlu dinaikkan (iii) porsi pembangkit termal (thermal generation share) perlu dikurangi (iV) program sosial listrik pedesaan (rasio elektrifikasi) perlu ada pemisahan yang tegas antara misi sosial dan misi bisnis perusahaan (v) harga jual (tarif) listrik perlu disesuaian pada nilai keekonomiannya (Vi) harga pembelian bahan bakar minyak perlu dicari alternatif pasokan dari pasar internasional guna menekan harga pembeliannya yang selama ini dipasok oleh Pertamina (Vi) harga pembelian listrik swasta perlu dinegosiasi ulang."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2004
T13294
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Robertus Irwanto
"Panas yang terjadi pada kabel bawah tanah selain diakibatkan oleh rugi-rugi daya yang dilepaskan melalui material kabel yang mempunyai resistansi termal cukup tinggi, juga akibat dari temperatur luar kabel di mana kabel tersebut ditempatkan. Pemanasan yang timbul akan mengubah karakteristik bahan isolasi yang digunakan jika panas tersebut melebihi batas maksimal yang diperbolehkan. Hal ini akan mengakibatkan proses penuaan bahan isolasi lebih cepat, dan menyebabkan kegagalan bahan isolasinya.
Penelitian pengaruh temperatur luar terhadap kenaikkan panas ini menggunakan kabel bawah tanah XLPE 20 kV tipe NZXEBY tiga inti @ 150 mm2 dengan memberikan temperatur awal permukaan kabel sebelum dialiri arus AC konstan sebesar 200 A, 250 A, 300 A, dan 350 A. Temperatur lingkungan adalah pada temperatur ruang, 30°C, dan 35°C dengan memanaskan permukaan kabel menggunakan sebuah lampu yang disorotkan pada permukaan sebelum dialiri arus Iistrik. Pengujian ini mengukur ternperatur konduktor, isolator, dan permukaan luar kabel dengan selang waktu 5 menit dari temperatur awal hingga mencapai kondisi temperatur yang setimbang.
Hasil penelitian dianalisa dengan menggunakan pendekatan matematika Laju Pertumbuhan Saturasi untuk mendapatkan grafik karakteristik termal antara kenaikan temperatur terhadap waktu, dan didapatkan kesalahan/error yang cukup kecil terhadap hasil pengukuran. Pengaruh perubahan temperatur lingkungan pada permukaan kabel ternyata mengakibatkan perubahan besarnya temperatur konduktor, dan isolatornya sehingga berpengaruh pada besar kecilnya temperatur maksimal dan lamanya waktu yang diperlukan uutuk mencapai keadaan setimbang. Semakin besar temperatur awal permukaan kabel, make waktu yang dibutuhkan untuk mencapai keadaan setimbang semakin lama. Pengaruh temperatur Iingkungan juga mengakibatkan pembahan nilai resistansi pada konduktor, di mana semakin tinggi temperatur lingkungan, maka nilai resistansinya akan semakin besar."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
T16927
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Safuan Yuliadi
"Industri lsolator listrik tegangan menengah di indonesia masih mengimpor bahan baku siap pakai. Dipihak Iain Indonesia mempunyai sumber bahan baku seperti kaolin, ball clay, feldspar dan pasir kuarsa.
Pada penelitian ini dilakukan pembuatan prototipe isolator tegangan menengah line post dengan bahan baku lokal. Benda uji yang dibuat terdiri dari 4 formulasi untuk uji kuat lentur dan kuat tembus listrik.
Pengujian sifat tisika dan analisa kimia bahan baku menunjukkan bahwa Kaolin, Ball Clay dan Pasir Kuarsa memenuhi persyaratan SNl dan NGK untuk bahan baku badan isolator listrik kecuali Feldspar.
Pengujian kuat Ientur dan kuat tembus listrik menghasilkan formulasi D (40 % Kaolin Belitung, 5 % Ball Clay Blitar, 5 % Ball Clay Kalimantan, 15 % Pasir Kuarsa Belitung, 15 % Feldspar Jepara, 15 % Feldspar Pacitan, 5 % Alumina dan 1 % Talk) yang terbaik.
Formulasi D dan formulasi E (40 % Kaolin Belitung, 10 % Ball Clay Blitar, 15 % Pasir Kuarsa Belitung, 30 % Feldspar Jepara, 5 % Alumina dan 1, 5 % Kapur Blitar) diaplikasikan pada pembuatan prototipe isolator line post.
Pengujian mutu prototipe isolator line post menunjukkan bahwa formulasi D lebih baik dibandingkan formulasi E. Prototipe isolator line post dengan formulasi D memenuhi persyaratan ANSI dan SNI sifat kelistrikan, kuat lentur, ketahanan kejut suhu dan keporian sedangkan kenampakan dan dimensi tidak memenuhi syarat. Prototipe isolator line post dengan formulasi E memenuhi persyaratan ANSI dan SNI sifat kelistrikan, ketahanan kejut suhu dan keporian sedangkan kenampakan, dimensi dan kuat lentur tidak memenuhi syarat

Abstract
Medium voltage electrical insulator industries in Indonesia are still raw materials imported. On the other hand Indonesia have raw materials resources such as kaolin, bail clay, feldspar and quartz sand. ln this experiment line post medium voltage insulator prototypes were made using local raw materials.
Test pieces prepared consisted of 4 formulation for bending strength and dielectric strength test.
The test on physical properties and chemical analysis of raw materials showed that kaolin, ball clay and quartz sand have fulfilled SNI and NGK for electrical insulator body raw materials, except feldspar.
The test on bending strength and dielectric strength of test pieces have produced formulation of D (40 % Kaolin of Beiitung, 5 % Ball Clay of Blitar, 5 % Ball Clay of Kalimantan. 15 % Quartz Sand of Belitung, 15 % Feidspar of Jepara, 15 % Feidspar of Pacitan, 5 % Alumina and 1 % Talk) was the best.
Formulation of D and formulation of E (40 % Kaolin of Belitung, 10 % Ball Clay of Blitar, 15 % Quartz Sand of Belitung, 30 % Feldspar of Jepara, 5 % Alumina and 1, 5 % Limestone of Blitar) were applied to made line post insulator prototypes.
The test of line post insulator prototypes showed that formulation of D better than formulation of E. Line post insulator prototype with formulation D has fulfilled the requirements of ANSI and SNI in terms of electrical properties, bending strength, thermal shock resistance and porosity white their visual and dimension have not fulfilled. Line post insulator prototype with formulation E has fulfilled the requirements of ANSI and SNI in terms of electrical properties. thermal shock resistance and porosity while their visual, dimension and bending strength have not fulfilled.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
T16918
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aris Surya Yunata
"Teknik NILM (Non-Intrusive Load Monitoring) digunakan dalam pemantauan konsumsi energi. Penerapan NILM digunakan untuk energi efisiensi, manajemen energi, dan diagnosa peralatan di rumah tangga, industri atau penyedia energi. Variabel pengukuran yang digunakan yaitu daya aktif dan daya reaktif. Namun, data pengukuran sering kali terpengaruh oleh noise. Berbgai macam metode digunakan dalam NILM. Metode K-NN adalah salah satu metode machine learning yang banyak digunakan untuk klasifikasi beban listrik dalam teknik NILM dengan performa yang baik dan bersaing dengan metode lain yang lebih kompleks. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh noise terhadap performa algoritma k- Nearest Neighbors (K-NN) dalam klasifikasi beban listrik. Berbagai tingkat noise secara rundom diberikan pada data pengukuran yang diperoleh sebesar 1% hingga 20%. Selanjutnya, model K-NN dilatih dan dievaluasi dengan nilai k = 1 sampai 25 dan menggunakan 15 variasi jarak. Dalam penelitian ini bahasa pemograman python digunakan untuk mengevaluasi performa K-NN. Hasil eksperimen menunjukkan bahwa penambahan noise pada data pengukuran secara signifikan mempengaruhi performa algoritma K-NN dalam mengklasifikasikan beban listrik. Pengaruh ini terlihat pada nilai akurasi, presisi dan recall. Performa K-NN menurun hingga 15% yang didapatkan dari perbandingan nilai akurasi untuk data yang diberikan noise 20%. Nilai k yang memberikan akurasi maksimal k = 25 untuk data yang diberikan noise. Nilai k yang memberikan presisi dan recall maksimal bernilai k = 3 untuk data yang diberikan noise. Dari ke 15 jenis jarak yang dipakai di metode K-NN pada penelitian ini, jarak Clark dan Divergence yang memiliki nilai akurasi diatas ratarata, jarak Camberra memiliki nilai presisi di atas rata-rata dan jarak Neyman Chi Squared memiliki nilai recall diatas rata-rata. Perbandingan performa antara metode K-NN dengan Random Forest dan Extra Trees Classifier juga telah dilakukan. Dari hasil pengujian dan penelitian didapatkan bahwa dengan metode K-NN memberikan performa yang baik untuk mendisaggregasi data yang diberikan noise besar dibandingkan dengan metode Random Forest dan Extra Trees Classifier. metode K-NN memiliki nilai akurasi lebih tinggi dibandingkan dengan metode Random Forest dan Extra Trees Classifier, Selisih yang dihasilkan mencapai 15%.

The NILM (Non-Intrusive Load Monitoring) technique is used in monitoring energy consumption. NILM applications include energy efficiency, energy management, and appliance diagnostics in households, industries, or energy providers. Measurement variables used are Real Power and Reactive Power. However, measurement data are often affected by noise. Appliance diagnosis uses various machine learning methods. The K-NN method is one of the widely used machine learning methods for classifying electrical loads with good performance, competing even with more complex methods. Python has become a mainstay in data science. This programming language enables data analysis to perform machine learning algorithms. This study aims to analyze the impact of noise on the performance of the k-Nearest Neighbors (K-NN) algorithm in classifying electrical loads. Various noise levels, ranging from 1% to 20%, were randomly added to the measurement data obtained. Subsequently, the K-NN model was trained and evaluated with k values ranging from 1 to 25, using 15 distance variations. Experimental results showed that the addition of noise to the measurement data significantly affected the performance of the K-NN algorithm in classifying electrical loads. This impact is reflected in the values of accuracy, precision, and recall. K-NN performance decreased by up to 15%, as indicated by the accuracy comparison for data with 20% noise. The k value providing maximum accuracy was k = 25 for both low and high noise data. The k value providing maximum precision and recall was k = 3 for both low and high noise data. Among the 15 types of distances used in the K-NN method in this study, Clark and Divergence distances had above-average accuracy values, Camberra distance had above-average precision values, and Neyman Chi-Squared distance had above-average recall values. Testing and research results showed that the K-NN method performs well in disaggregating data with high noise compared to the Random Forest and Extra Trees Classifier methods."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Simangunsong, Sahat
"Pada tahun 2006, Sistem Tanjung Pinang dan Sistem Tanjung Uban, dua sistem ketenagalistrikan di Pulau Bintan dinyatakan dalam kondisi krisis pasokan tenaga listrik. Akan tetapi, pasca penetapan kondisi krisis tersebut, kedua sistem belum keluar dari kondisi krisis dan butuh penanganan yang mendesak. Tulisan ini membahas perencanaan pengembangan sistem pembangkitan di Pulau Bintan termasuk menganalisis rencana interkoneksi ke Sistem Batam. Dari hasil analisis diperoleh bahwa interkoneksi Batam-Bintan tidak efisien diimplementasikan, karena biaya pembangkitan menjadi sangat tinggi. Jika Sistem Tanjung Uban stand alone, pengembangan pembangkitan yang handal hanya dapat dilakukan dengan pembangunan PLTD dalam jumlah banyak, sehingga tidak efisien. Sementara jika Sistem Tanjung Uban dan Sistem Tanjung Pinang terinterkoneksi, pada tingkat kehandalan yang sama (LOLP < 1 hari pada tahun 2020), diperoleh potensi penghematan sekitar USD25.3 juta hingga tahun 2020 atau rata-rata USD2.3 juta/tahun dibandingkan dengan jika kedua sistem stand alone. Dengan demikian pilihan terbaik dalam pengembangan sistem pembangkitan di Pulau Bintan adalah membangun Sistem Bintan Interkoneksi disertai pembangunan sejumlah pembangkit hingga tahun 2020 yang terdiri dari 16 unit PLTU Batubara dengan total kapasitas 120 MW, 3 unit PLTD dengan total kapasitas 15 MW dan 12 unit PLTG dengan total kapasitas 75 MW.

In 2006, Tanjung Pinang and Tanjung Uban electricity systems located in Bintan Island, were stipulated as area in electricity crisis condition. But since the stipulation untill today, both of the system remain in crisis, and need an immediate solution. This thesis studies on the ekspansion plan of generating system in Bintan, including studies on an alternative power source, that is Batam-Bintan interconnection. Analysis? result shows that Batam-Bintan interconnection is not feasible to be implemented, since it can rise up generation cost. If Tanjung Uban remains stand alone, a reliable generation system could only be achieved by developing a huge number of oil power plants, therefore will be ineficient. Meanwhile if Tanjung Uban and Tanjung Pinang are interconnected, at the same reability level (<1 day in 2020), there was a chance to get efficiency from interconnection option around USD25.3 Milion until 2020, or averagely USD2.3 Million/year compared to stand alone option. Therefore the best choice to expand generation system in Bintan is connecting both of the system by a transmission line, with a number of generation additions untill 2020 consist of 16 units coal fire power plant (PP) with total capacity 120 MW, 3 units oil PP (total capacity 15 MW) and 12 units gas turbin PP (total capacity 75 MW)."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
T 26019
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>