Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 121452 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Marbun, Vermona
"ABSTRAK
Tesis ini membahas mutu lulusan Program Diploma III Kebidanan Sekolah Tingi Ilmu Kesehatan Medistra Indonesia Periode Tahun 2005-2008. Dalam upaya perbaikan mutu yang berkelanjutan diperlukan kajian terhadap mutu lulusan program Diploma III Kebidanan Sekolah Tingi Ilmu Kesehatan Medistra Indonesia dari sisi pengguna lulusan dalam aspek kompetensi pendukung dan utama.
Penelitian ini menggunakan pendekatan survei deskriptif dengan pendekatan cross sectional untuk mendapatkan gambaran mutu lulusan. Data yang terkumpul dianalisis secara deskriptif pada karakteristik, tingkat penilaian dan harapan pengguna lulusan serta mutu lulusan melalui perhitungan persen kesesuaian. Selanjutnya dilakukan uji hubungan karakteristik dan dilakukan uji multivariat untuk mendapatkan informasi mengenai variabel penentu mutu lulusan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar lulusan memiliki nilai ujian saringan masuk yang tinggi, berasal dari sekolah menengah swasta, memiliki IPK yang tinggi, lulus tepat waktu dan tidak aktif dalam kegiatan organisasi. Dalam aspek kompetensi pendukung sebagian besar (59,8%) memiliki mutu yang baik, dengan rata-rata sebesar 82,17%, dimana nilai terendah adalah untuk atribut kepercayaan diri (67,02%) dan tertinggi pada atribut kemampuan sosialisasi (88,29%). Dalam aspek kompetensi utama, sebagian besar (66,0%) memiliki mutu yang baik. Dalam kompetensi utama, rata-rata mutu lulusan sebesar 83,23%. Persen kesesuaian tertinggi (89,42%) adalah pada kemampuan identifikasi data kesehatan ibu nifas dan terendah (69,49%) pada kemampuan melakukan konseling pada ibu hamil. Pada aspek kompetensi pendukung, semua karakteristik individu lulusan tidak menunjukkan hubungan yang signifikan terhadap mutu lulusan, demikian juga pada aspek kompetensi utama. Hasil Uji multivariat menunjukkan bahwa tidak yang variabel yang menentukan secara dominan terhadap mutu lulusan dalam kedua aspek kompetensi.
Dari temuan berdasarkan hasil penelitian ini disarankan kepada Sekolah Tingi Ilmu Kesehatan Medistra Indonesia untuk melakukan perbaikan internal untuk lebih meningkatkan mutu lulusan menjadi lebih baik lagi dan melakukan evaluasi secara periodik terhadap mutu lulusannya.

ABSTRACT
This thesis explores the quality of graduates of the Midwifery Diploma Program of Medistra Health Sciences Institute of Indonesia Period 2005 to 2008. Continuous study is need to be done in order to improve and develop to the quality of graduates of the Midwifery Diploma Program of Medistra Health Sciences Institute of Indonesia graduates from the user point of view in the main and supporting aspects of competencies.
This study used a descriptive survey with cross sectional approach to obtain the quality of graduates. The collected data were analyzed descriptively on the characteristics, level of assessment and user expectations of quality graduates and graduates through the calculation of percent compliance. More further testing of the relationship characteristics and multivariate testing to obtain information about the variable quality of graduates? determinants.
The result has presented that most graduates have entrance test scores are high, came from private secondary schools, have a high GPA, graduating on time and not active in organized activities. In supporting the competence aspect of most (59.8%) had good quality, with an average of 82.17%, which was the lowest value for the attribute of self-esteem (67.02%) and highest on the ability of socialization (88, 29%). In the aspect of core competencies, most (66.0%) had good quality. In the main competencies, the average quality of graduates is 83.23%. The highest suitability percentage (89.42%) is on the ability to identify data and the lowest puerperal women (69.49%) on the ability to do counseling in pregnant women. In the aspect of supporting competence, all the individual characteristics of graduates did not show any significant correlation to the quality of graduates, as well as on aspects of the core competencies. Multivariate test results has presented that there is a dominant variable that determines the quality of graduates in these two aspects of competence.
From the discovering result of this study is recommended to the Midwifery Diploma Program of Medistra Health Sciences Institute of Indonesia to make internal improvements for improving the quality of graduates and conduct periodically evaluations of quality of its graduates.
"
2010
T29378
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Maryanah
"Untuk mewujudkan tujuan pembangunan kesehatan diselenggarakan berbagai upaya kesehatan yang didukung oleh sumberdaya manusia kesehatan yang memadai. Salah satu sumber daya manusia yang berperan adalah tenaga bidan yang dapat menerapkan peran fungsinya di pelayanan kesehatan. Tujuan penelitian ini adalah diperolehnya informasi tentang mutu lulusan D III Kebidanan Cipto Mangunkusuko Poltekes Depkes Jakarta III Tahun 2004. Penelitian dilakukan di Prodi Kebidanan Cipto Mangunkusumo karena Prodi ini merupakan institusi yang pertama kali menyelenggarakan D III Kebidanan. Metode yang digunakan dengan pendekatan kualitatif dan data diperoleh dari hasil wawancara mendalam (indepth interview) serta Diskusi Kelompok Terarah. Dengan informan dalam penelitian ini sebanyak 24 orang yang terdiri dari 14 orang lulusan yang sudah bekerja, 5 orang lulusan yang tidak bekerja, 2 orang dari institusi pendidikan dan 2 orang dari provider.
Dari hasil penelitian untuk komponen masukan didapatkan peserta didik sesuai ketentuan yang berlaku, SDM dari segi kuantitas dan kualitas dirasakan masih kurang, kurikulum sudah mengacu kepada kurikulum nasional, fasilitas sudah memadai, biaya sudah sesuai dengan ketentuan dan kebutuhan; dari komponen proses terlihat belum semua dosen membuat perencanaan pengajaran khususnya SAP, pelaksanaan pembelajaran sudah cukup baik, evaluasi yang dilaksanakan meliputi UTS, UAS dan UAP sesuai dengan ketentuan; komponen luaran didapatkan hampir seluruh lulusan terserap/bekerja, yang tidak bekerja karena melanjutkan pendidikan, dalam menjalankan tugas dan fungsinya terutama yang bekerja di puskesmas dan rumah bersalin swasta sedangkan yang di rumah sakit kurang kontribusinya.
Kesimpulan yang dapat diambil: mutu lulusan DIII Kebidanan Cipto Mangunkusumo cukup baik, dimana banyak diserap di layanan kesehatan dan dapat menerapkan peran dan fungsinya secara maksimal khususnya di puskesmas dan rumah bersalin swasta. Untuk lebih meningkatkan mutu lulusan, maka perlu meningkatkan secara kualitas SDM (pengajar) baik institusi maupun Clinical instructure (CI) dengan mengikutkan pendidikan lebih tinggi dan menambah jumlah serta mengikutsertakan pelatihan.

In order to achieve health development objectives, a varied activities and efforts are conducted supported by adequate human resources in health sector. One of the important human resources in health is midwife who can apply her function in health appropriately. The objective of this study was to obtain information on quality of graduates from diploma on midwifery produced by Cipto Mangunkusumo Midwifery Study Program, Jakarta Health Polytechnics III year 2004. This study was conducted in Cipto Mangunkusumo Study Program since this institution was the first institution that provided midwifery diploma. Qualitative approach was employed and data were collected through in-depth interview and FGD with 24 informants consisted of 14 working graduates, 5 non-working graduates, 2 from the institution, and 2 from health provider.
The study result on input show proper students in accordance to the rule, quantity and quality of human resources were felt as lacking, curricula was already referred to national curricula, facility was felt adequate, cost was in accordance to regulation and needs; result on process shows that not all of lecturers prepared teaching plan, particularly SAP, implementation of teaching was good, evaluation (mid-exam, final exam, and practical exam) was in accordance to the regulation; result on output shows that almost all graduates were absorbed in workplace, those who were not absorbed were continuing their study, regarding duty and function, the graduates who work in public health centers and private maternity clinics contributed better than those who worked in hospitals.
The study concludes that quality of graduates were considerably good reflected by the high absorption in work place and could apply their role and function in an optimal way particularly among those who worked in public health centers and private maternity clinics. To improve more the graduates quality, there is a need to improve human resources quality (lecturers) both academic and clinical instructors by attending higher level of education and adding the number of lecturers as well as increasing attendance of training."
Depok: Universitas Indonesia, 2004
T13139
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Widyatuti
"Dokumen ini memberikan ulasan mengenai pentingnya integrasi pelayanan kesehatan umum dengan pelayanan kesehatan sekolah"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2002
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Usin Effendi
"Masalah hasil kegiatan program Usaha Kesehatan Sekolah yang masih belum optimal yang dikelola oleh lintas program dan lintas sektoral terkait, dikarenakan masih lemahnya koordinasi mulai dari perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Program UKS yang dibina oleh Tim Pembina UKS secara berjenjang TP UKS Pusat, TP UKS Propinsi, TP UKS Kabupaten dan Kota dan TP UKS Kecamatan, merupakan kegiatan lintas program dan lintas sektor yang harus dikoordinasikan secara baik.
Dalam melaksanakan kegiatan program UKS agar tercapai tujuannya secara optimal, perlu perencanaan yang matang dan terpadu baik dengan lintas program maupun dengan lintas sektoral terkait. Pada kenyataannya TP UKS Kota Bandung dalam pencapaian target cakupan masih rendah dan masih terdapat masalah dalam melaksanakan koordinasi.
Penelitian ini merupakan studi kasus dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Data diperoleh melalui penelusurarn data yang terdokurnentasi, observasi langsung dan wawancara mendalam terhadap 12 informan TP UKS Kota dan Sekretariat TP UKS Kota Bandung . Informan adalah orang-orang yang tertera dalam SK Walikota Bandung Nomor : 441.51SK 390-Bag.Sos/1996 tentang Tim Pembina UKS Kota dan memahami serta mengetahui TP UKS dan Sekretariat.
Hasil penetitian ini menunjukkan bahwa perencanaan kegiatan grogram UKS melalui peranan TP UKS Kota belum efektif, karena koordinasi lintas sektoral masih lemah. Maka untuk meningkatkan koordinasi perencanaan TP UKS secara maksimal, disarankan untuk melakukan penyempumaan SK TP UKS dan Sekretariatnya serta mengajak para ketua untuk selalu ikut berpartisipasi aktif dalam kegiatan program UKS Kota, karena ketua yang sekaligus pemimpin instansi terkait merupakan kunci keberhasilan baik koordinasi maupun kegiatan program UKS.
Melalui pelaksanaan otonomi daerah, kemungkinan mernudahkan pelaksannaan koordinasi karena satu komando dari gimpinan daerah. Dengan koordinasi yang baik, maka pengelolaan kegiatan program UKS mulai perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi akan berjalan lancar.

Analysis on School Health Program (SHP) Activities Planning Through the Role of School Health Program Developing Team in Bandung in 2000The low result of School Health Program activities managed by the related cross-programs and cross-sectors is due to weak coordination in the planning, implementation and evaluation. School Health Program which is developed by School Health Program Developing Team in the levels of Central School Health Program Developing Team, Provincial School Health Program Developing Team, City and Regency School Health Program Developing Team and Sub district School Health Program Developing Team is a cross-programs and cross-sectors activity which should be well coordinated.
In implementing School Health Program in order to achieve its goal optimally, an integrated and well prepared planning is necessary either by the related cross-programs and cross-sectors. As a matter of fact School Health Program Developing Team in Bandung still has low achievement of the target range and has problem in the coordination.
This research is a case study on qualitative approach. The Data are obtained through documented data exploration, direct observation and intense interviews with 12 informants from City School Health Program Developing Team and the Secretariat of School Health Program Developing Team of Bandung City. The informants are those who are listed in the Mayor Decree of Bandung Number: 441.51SK 390-Bag-Sos/1996 on Developing Team of City School Health Program and understand as well as get acquainted with the School Health Program Developing Team and Secretariat.
The research shows that the planning of School Health Program through the role of City School Health Program Developing Team is not effective yet, it is due to weak coordination of the cross-sectors. Thus in order to improve the planning coordination of School Health Program Developing Team maximally, it is suggested to make perfecting action of the Decree of School Health Program Developing Team and its Secretariat and ask the heads to actively participate in the City School Health Program, as the heads who are also directing the related institutions are the success key of the coordination as well as the School Health Programs.
By the implementation of local autonomy, it will enable the easier coordination of implementation as it will have one command from the local leader. By good coordination, the School Health Program management including planning, implementation and evaluation will run well.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2001
T1680
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fauzi Ali Amin
"Pada lahun 1992, penyakit gigi menempati kedudukan urutan kedua penyakit terbanyak di puskesmas (Depkes, 1992). Pada tahun 1993, 60-80% penduduk Indonesia menderita karies dengan Decayed Missing, Filled Treatment (DMF-T) =2,8.60% anak usia 8-14 tahun yang tinggal di perkotaan menderita gingivitis dengan OHIS-1,5, prevalensi karies 62%, dengan DMFT=2. Sedangkan yang tinggal di pedesaan 55% prevalensi karies dengan DMF-T= 1,5, Dari perhitungan dengan pendekatan beban penyakit yang diukur dengan Disability Life Year (DALY) menunjukkan angka 2.246.552 DALY, yang merupakan urutan ke- 7 dari 12 penyakit utama (Depkes, 1996).
Pelaksanaan program UKGS di Banda Aceh sudah dimulai sejak tahun 1976, namun data tentang persentase penduduk pendenta karies dengan besar DMFT-nya belum tersedia. Demikian pula evaluasi tentang bagaimana program ini dilakukan belum terlaksana. Berdasarkan kenyataan ini maka dilakukan penelitian yang bertujuan untuk memperoleh informasi mendalam tentang manajemen pelaksanaan program UKGS di 5 puskesmas dalam Kota Banda Aceh pada bulan Juni tahun 2000.
Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kualitatif melalui teknik wawancara mendalam terhadap 5 orang kepala puskesmas dan 5 orang dokter gigi serta diskusi kelompok terarah terhadap 21 orang perawat gigi.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa program UKGS memang telah dilaksanakan di puskesmas yang meliputi, perencanaan, pengorganisasian, pengendalian dan evaluasi, namun pelaksanaan keempat fungsi manajemen ini belum sesuai dengan pedoman pelaksanaan program UKGS. Diharapkan puskesmas memasukkan program UKGS ke dalam Rencana Usulan Kegiatan (RUK) yang kemudian disahkan menjadi Rencana Pelaksanaan Kegiatan (RPK) puskesmas."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2000
T491
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wulan Ningsih
"Data hasil riset kesehatan dasar (Riskesdas) menunjukkan peningkatan prevalensi anemia dari 22.7% ditahun 2013 menjadi 32% di tahun 2018. Remaja putri menjadi kelompok yang rentan mengalami anemia. Pendistribusian tablet tambah darah (TTD) melalui usaha kesehatan sekolah (UKS) menjadi salah satu upaya pencegahan anemia remaja dan didukung berbagai kegiatan lainnya. Penelitian ini bertujuan untuk menggali informasi mendalam mengenai gambaran pelaksanaan UKS terkait pencegahan anemia di SMAN 63 Jakarta. Penelitian ini dilakukan secara kualitatif dengan informan meliputi penanggung jawab UKS Puskesmas, Kepala Sekolah, Guru Pembina UKS, Pengurus UKS, dan siswa sekolah terkait. Hasil penelitian menunjukkan komponen input untuk pencegahan anemia sudah tersedia baik SDM, dana, sarana prasarana. Dalam komponen proses, kegiatan pencegahan anemia meliputi penyuluhan, distribusi TTD, deteksi dini, sarapan bersama, dan hari minum TTD bersama di sekolah. Namun masih ada kegiatan yang belum rutin dilakukan dan proses pengawasan belum dilakukan dengan maksimal. Capaian kegiatan pencegahan anemia di sekolah tersebut untuk distribusi TTD sudah mencapai target yang ditetapkan (> 70%) namun untuk konsumsinya belum diperhatikan. Oleh sebab itu, disarankan bagi pihak sekolah untuk meningkatkan pengawasan konsumsi TTD para siswinya. Puskesmas diharapkan memastikan terlaksananya kegiatan minum TTD bersama di sekolah dan dinas pendidikan turut mengawasi pihak sekolah terkait kegiatan pencegahan anemia yang dilakukan.

Data from basic health research (Riskesdas) shows an increase in the prevalence of anemia from 22.7% in 2013 to 32% in 2018. Adolescent girls are a group that is vulnerable to anemia. The distribution of iron tablets (TTD) through school health program (UKS) is one of the efforts to prevent anemia in adolescents and is supported by various other activities. This study aims to explore in-depth information regarding the description of UKS implementation related to anemia prevention at SMAN 63 Jakarta. This research was qualitative research with informants including the person in charge of UKS program in the community health center, school principals, UKS supervisor teachers, UKS administrators, and related school students. The results of the study show that input components for anemia prevention are available both man, money, material. In the process component, anemia prevention activities include counseling, iron tablets distribution, early detection, breakfast together, and day of taking iron tablets together at school. However, there are still activities that have not been routinely carried out and the monitoring process has not been carried out optimally. The achievement of anemia prevention activities in these schools for the distribution of iron tablets has reached the set target (> 70%) but the consumption has not been considered. Therefore, it is suggested for the school to increase supervision of the consumption of iron tablets for their students. The Community Health Center is expected to ensure that joint iron tablets activities are carried out at schools and the education office will also oversee the school regarding anemia prevention activities being carried out."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Asnani
"Program Germas telah disosialisasikan sejak tahun 2017, namun pelaksanaannya belum optimal. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis mutu program Germas di tinjau dari peranan komponen input, proses, output di Kabupaten Soppeng dan Kabupaten Luwu Utara Tahun 2019. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan disain RAP. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara mendalam kepada pengambil kebijakan kemudian FGD dengan pelaksana program dan masyarakat, observasi terhadap sarana dan prasarana serta telaah dokumen. Informan dalam penelitian ini berjumlah 38 orang. Analisis data yang digunakan adalah analisis tematik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mutu program Germas di Kabupaten Soppeng belum baik sedangkan di Kabupaten Luwu Utara sebagian besar komponen sudah baik. Namun demikian untuk kedua kabupaten, sumber daya manusia belum mamadai, ketersediaan sarana dan prasarana belum mencukupi, ketersediaan dana sudah cukup, dan sudah ada Surat Edaran tentang Germas di Kabupaten Soppeng dan Kabupaten Luwu Utara. Perencanaan dan pengorganisasian dalam pelaksanaan Germas belum berjalan dengan optimal di Kabupaten Soppeng. Pelaksanaan Germas berupa aktivitas fisik senam telah dilaksanakan baik, namun kegiatan peregangan di tempat kerja pelaksanaannya belum konsisten dan konsumsi buah sayur belum maksimal pada kedua kabupaten. Khusus untuk cek kesehatan belum dilaksanakan secara rutin di Kabupaten Soppeng sementara di Kabupaten Luwu Utara sudah ada jadwal pemeriksaan kesehatan untuk seluruh SKPD. Pemantauan dan evaluasi program Germas belum efektif di Kabupaten Soppeng maupun di Kabupaten Luwu Utara. Kabupaten Soppeng perlu melakukan pertemuan untuk membentuk forum koordinasi pelaksanaan program Germas. Diharapkan kedua kabupaten mengalokasikan sumber daya manusia sesuai kebutuhan. Melakukan sosialisasi kebijakan Germas kepada lintas program dan lintas sektor. Menyusun perencanaan kegiatan Germas yang disesuaikan dengan sasaran dan target pelaksanaan serta mengkoordinasikan dengan lintas program dan lintas sektor terkait. Memantau pelaksanaan kegiatan Germas secara rutin dan berkala setiap enam bulan. Mengevaluasi kegiatan Germas secara rutin dan berkala setiap tahunnya untuk menjamin peningkatan mutu penyelenggaraan program Germas.

The Germas program has been socialized since 2017, but the implementation has not been optimal. This study aims to analyze the quality of the Germas program in terms of the role of input, process, output components in Soppeng and North Luwu Districts in 2019. This study uses a qualitative method with the RAP design. Data collection is done by in-depth interviews with policy makers then FGD with program implementers and the community, observing the facilities and infrastructure and document review. The informants in this study were 38 people. Analysis of the data used is thematic analysis. The results showed that the quality of the Germas program in Soppeng District was not good, while in North Luwu District most of the components were good. However, for both districts, human resources have not been adequate, the availability of facilities and infrastructure is insufficient, the availability of funds is sufficient, and there have been Circular Letters about Germas in Soppeng and North Luwu Districts. Planning and organizing in the implementation of Germas has not run optimally in Soppeng District. The implementation of Germas in the form of physical activity in gymnastics has been carried out well, but the stretching activities in the workplace have not been consistent and vegetable fruit consumption has not been maximized in the two districts. Especially for health checks it has not been routinely implemented in Soppeng District while in North Luwu Regency there is already a schedule of health checks for all SKPD. Monitoring and evaluation of the Germas program has not been effective in Soppeng or in North Luwu Districts. Soppeng District needs to hold a meeting to form a forum for coordinating the implementation of the Germas program. It is expected that the two districts will allocate human resources as needed. Disseminating Germas policy to cross programs and across sectors. Arrange planning of Germas activities that are tailored to the targets and targets of implementation as well as coordinate with cross-program and across related sectors. Monitor the implementation of Germas activities regularly and periodically every six months. Evaluate regular and periodic Germas activities every year to ensure the quality improvement of the Germas program."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
T53865
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Uswatun Khasanah
"Kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) antara lain ditemukan oleh dua faktor yang satu sama lain saling berhubungan, berkaitan dan saling bergantung yakni pendidikan dan kesehatan. Sekolah sebagai institusi pendidikan dianggap sebagai sarana yang tepat untuk memberikan pelayanan pendidikan dan kesehatan secara terintegrasi. Mengingat Strategisnya peran sekolah tersebut, maka sejak tahun 1992 pemerintah menerapkan program Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) di SD, SMP, dan SMA. Sebagai unit kesehatan di sekolah, UKS diharapkan dapat mampu meningkatkan derajat kesehatan anak usia sekolah melalui perilaku hidup sehat sehingga dapat mendukung peningkatan prestasi belajar.
Penelitian dengan desain korelasi ini benujuan untuk mengidentitikasi keterkaitan antara pelaksanaan program UKS dengan perilaku hidup sehat anak usia sekolah. Sampel penelitian berjumlah 63 siswa kelas V dan VI yang diperoleh melalui metode stratified random sampling. Analisis data dilakukan dengan menggunakan korelasi pearson dengan tingkat kemaknaan 0,05.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan yang bermakna antara pelaksanaan program UKS dengan perilaku hidup sehat anak usia sekolah (p=0,l4'?). Rekomendasi penelitian ini adalah perlu adanya upaya yang saling mendukung antara sekolah dan orang tua siswa dalam meningkatkan perilaku hidup sehat anak usia sekolah."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2007
TA5311
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Eka Rosiyati
"Obesitas telah ditetapkan sebagai epidemi global dan menyebabkan risiko kematian menjadi tiga kali lipat. Dampak yang ditimbulkan tidak hanya secara medis, tetapi juga psikologis serta menghilangnya produktivitas dan biaya ekonomi tambahan. Prevalensi obesitas di seluruh dunia terus bertambah hampir tiga kali lipat. Hal serupa terjadi di Indonesia, berdasarkan data Riskesdas prevalensi obesitas telah mencapai 21,8% pada tahun 2018. Prevalensi ini cenderung mulai meningkat setelah usia 36 tahun ke atas dan kemudian menurun setelah usia 60 tahun ke atas. Tingginya obesitas mengindikasikan terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi peningkatan obesitas tersebut.
Tujuan utama dari penellitian ini adalah untuk mengetahui faktor dominan kejadian obesitas pada penduduk Indonesia usia 36-65 tahun. Penelitian ini adalah studi kuantitatif dengan desain bersifat cross sectional menggunakan data sekunder IFLS 2014. Faktor-faktor yang dianalisis hubungannya terhadap kejadian obesitas adalah usia, jenis kelamin, suku, status kawin, pendidikan, pekerjaan, penghasilan, kebiasaan makan sumber karbohidrat, kebiasaan makan sumber protein, kebiasaan makan sumber lemak, kebiasaan makan sayuran, kebiasaan makan buah, aktifitas fisik berat, aktifitas fisik sedang, aktifitas fisik jalan kaki, kebiasaan merokok, wilayah tempat tinggal, tinggi badan (stunting).
Berdasarkan hasil analisis multivariat dengan regresi logistik ganda menunjukkan determinan kejadian obesitas adalah usia, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, penghasilan, kebiasaan makan sumber protein, kebiasaan makan buah, kebiasaan merokok dan wilayah tempat tinggal. Faktor dominan kejadian obesitas adalah jenis kelamin, yaitu perempuan memiliki risiko menjadi obese 2,1 kali lebih tinggi dibandingkan laki-laki.

Obesity has been defined as a global epidemic and triples the risk of death. The impact is not only medically, but also psychologically as well as the disappearance of productivity and economic costs. The prevalence of obesity throughout the world continues to increase almost threefold. Something similar happened in Indonesia, based on Riskesdas data, the prevalence of obesity had reached 21.8% (2018). This prevalence tends to increase after the age of 36 years and above and then decreases after the age of 60 years and over. The high obesity indicates there are factors that affect the increase of obesity.
The main objective of this research is to find out the dominant factors in the incidence of obesity in the Indonesian population aged 36-65 years. This research is a quantitative study with a cross-sectional design using secondary data of 2014 IFLS. Factors analyzed in relation to the incidence of obesity are age, gender, ethnicity, marital status, education, employment, income, eating habits of carbohydrates, eating habits protein, eating habits, sources of fat, eating habits, eating habits, heavy physical activity, moderate physical activity, walking physical activity, smoking habits, area of ​​residence, height (stunting).
Based on the results of multivariate analysis with multiple logistic regression showed determinant factors of obesity are age, sex, education, occupation, income, eating habits of protein, eating habits of fruit, smoking habits and area of ​​residence. The dominant factor in the incidence of obesity is gender, women have a risk of becoming obese 2,1 times higher than men.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
T53250
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aspiah Mahmud
"Anak usia sekolah merupakan masa keemasan untuk menanamkan nilai-nilai perilaku hidup dan sehat (PHBS) sehingga berpotensi sebagai agent of change untuk mempromosikan PHBS, baik di lingkungan sekolah, keluarga dan masyarakat, karena itu Pemerintah telah mengupayakan pelayanan kesehatan anak usia sekolah (AUS) dalam program usaha kesehatan sekolah (UKS) yang terus dikembangkan dan dilaksanakan secara terpadu serta menghadirkan perawat kesehatan sekolah sebagai penanggung jawab usaha kesehatan sekolah dalam melakukan pendidikan kesehatan, pelayanan kesehatan dan pembinaan lingkungan sekolah sehat. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan peran perawat kesehatan sekolah dalam program usaha kesehatan sekolah terhadap perilaku hidup bersih dan sehat. Desain penelitian menggunakan rancangan cross sectional dan pengambilan sampel dengan metode non probability sampling dengan cara purposive sampling dengan jumlah sampel sebanyak 139 AUS. Analisis menggunakan uji chi square yang menunjukkan terdapat hubungan antara peran perawat kesehatan sekolah dengan pengetahuan AUS terkait PHBS dengan nilai P<0.05, tidak terdapat hubungan antara peran perawat kesehatan sekolah dengan sikap AUS terkait PHBS dengan nilai P>0.05 dan terdapat hubungan antara peran perawat kesehatan sekolah dengan keterampilan terkait PHBS dengan nilai P<0,05. Kehadiran perawat kesehatan sekolah dalam layanan kesehatan sekolah berdampak baik terhadap pembentukan perilaku hidup bersih dan sehat anak usia sekolah karena itu program ini dapat dijadikan sebagai inovasi dalam upaya pelayanan kesehatan anak sekolah.

School-age children are a golden age to instill the values of clean and healthy living behavior (CHLB) so that they have the potential as agents of change to promote CHLB in schools, families and communities, therefore the government has made efforts to provide health program for school age children in the school health program, which continues to be developed and implemented in an integrated manner and presents school health nurses who are responsible in school health program to providing health education, health services and healthy school environment. This study aims to identify the relationship between the role of school health nurses in the school health program on clean and healthy living behavior. The research design used a cross sectional design and the sampling method was non-probability sampling by means of purposive sampling with 139 school age children as a sample. The analysis used the chi square test which showed that there was a relationship between the role of school health nurses and the knowledge of school-age children regarding CHLB with value of P <0.05, there was no relationship between the role of school health nurses and the attitudes of school-aged children related to CHLB with value of P > 0.05 and there was a relationship between the role of school health nurses and skills related to CHLB with value of P<0.05. The presence of school health nurses in school health services has a good impact on the formation of clean and healthy behavior for school-age children, therefore this program can be used as an innovation in efforts to provide health services for school children."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2021
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>