Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 6231 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Jakarta : LP3ES, 1984
301 GEL
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Siahaan, M. Rondang
"Fenomena sosial di perkotaan yang kini menarik perhatian dari berbagai pihak yaitu anak jalanan yang merupakan bagian dari komunitas kota. Anak jalanan menyatu dengan kehidupan jalanan dimana jalanan menjadi lapangan hidup, tempat memperoleh pengalaman hidup dan sarana untuk mencari penyelesaian masalah ekonomi maupun sosial. Kampanye sosial penanggulangan Anak JaIanan Studi yang dilakukan oleh Direktorat Kesejahteraan Anak, Departemen Sosial RI di satu sisi bertujuan untuk membangkitkan perhatian masyarakat luas agar mereka mengetahui, dan memanfaatkan program penanganan anak jalanan khususnya kelompok sasaran yaitu keluarga miskin dan anak jalanan; sedangkan di segi lain bertujuan untuk membangkitkan kepedulian masyarakat terhadap masalah-masalah sosial khususnya penanganan anak jalanan.
Analisa kebijakan program jaring perlindungan sosial Melalui rumah singgah bagi kehidupan anak jalanan menggunakan tahapan analisis kebijakan penanganan anak jalanan yang diawali dari tahap verifikasi, definisi dan rincian masalah kebijakan program penanganan anak jalanan, kedua, penentuan kriteria dan evaluasi program penanganan anak jalanan, ketiga, melakukan identifikasi alternatif kebijakan program penanganan anak jalanan, keempat, melakukan evaluasi kebijakan program penanganan anak jalanan, kelima, display dan seleksi diantara alternatif program penanganan anak jalanan dan keenam, monitoring outcomes dan kebijakan program penanganan anak jalanan.
Dalam penelitian ini, pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kualitatif, Pendekatan kualitatif digunakan untuk mengungkapkan informasi-informasi yang belum didapatkan dari jawaban yang ada dalam kuesioner. Pendekatan kualitatif menggunakan wawancara kualitatif (terbuka atau berstruktur) agar dapat memberikan gambaran lebih detail dengan cara wawancara intensif, observasi dan partisipasi. Pendekatan kualitatif digunakan untuk melihat bagaimana kampanye sosial penanggulangan anak jalanan yang dilakukan oleh Departemen Sosial RI terhadap tanggung jawab sosial masyarakat kepada anak jalanan di empat kota di Indonesia yaitu kota Jakarta, Bandung, Surabaya dan Makasar.
Hasil penelitian memberikan gambaran bahwa peran pemerintah pusat dalam merumuskan kebijakan penanganan anak jalanan tampak dominan. Peran tersebut didelegasikan kepada departemen-departemen pemerintah yang terkait. Sejak tahun 1995, Departemen Sosial RI merupakan departemen yang paling bertanggung jawab dalam merumuskan kebijakan penanganan anak jalanan. Namun demikian, Departemen Sosial RI sebenarnya bukanlah sebagai aktor tunggal. Sebagian besar kebijakan yang dirumuskan adalah hasil tawar menawar dengan Sappenas dan DPR. Institusi lainnya seperti pemerintah daerah dan lembaga-lembaga swadaya masyarakat belum berperan banyak dalam merumuskan kebijakan mengenai anak jalanan secara nasional.
Namun akhir-akhir ini mulai ada upaya Departemen Sosial RI untuk membangun kemitraan dengan para wakil rakyat untuk turut serta merumuskan kebijakan anak jalanan. Model pemusatan kebijakan itu dikenal dengan model imperalif atau kebijakan terpusat (Dye, I976). Namun sekarang ini telah bergeser paradigma dari kebijakan imperatif ke kebijakan Endikalif atau partisipatif, dimana pemerintah pusat hanya menentukan besaran kebijakan dan pelaksanaannya diserahkan kepada LSM dan masyarakat lokal. Kondisi ini merupakan hal yang seharusnya dilaksanakan di masa depan sejalan dengan berlakunya Undang-Undang No. 22 tahun 1999 tentang Otonomi Daerah. Produk legislasi tersebut menjadi tantangan bagi Pemda, masyarakat maupun LSM untuk berpartisipasi melahirkan kebijakan yang sesuai dengan kondisi di daerah, Namun apakah kebijakan terpusat sudah sepenuhnya ditinggalkan, atau integrasi kedua model kebijakan itukah yang menjadi alternatif terbaik bagi pemecahana permasalahan anak jalanan. Dalam hal ini sangat diperlukan restrukturisasi kebijakan pada tingkat makro (nasional), mezzo (propinsi) sampai mikro (kabupatenikota); yang dapat memadukan perencanaan dari atas dan dari bawah secara proporsional. OIeh karena itu, tujuan peningkatan kualitas hidup dan kesejahteraan anak tetap harus memadukan komitmen nasional yang hams didukung dengan kebijakan operasional yang sesuai dengan kondisi daerah yang beragam.
Untuk mengantisipasi berkembangnya permasalahan yang dialami anak-anak jalanan, perlu ditindaklanjuti pengembangan program penanganan anak jalanan, beberapa alternatif yang dapat ditawarkan melalui pertama, Pengembangan Sistem Pelayanan Rumah Singgah, Kedua, Child Protection Program (CPP) terdiri dari Residential Care Program (Home Life), Program Pendidikan, Program Pemeliharaan Kesehatan dan Gizi, Program Manajemen Kasus, Program Pengembangan Jaringan Kerja, Konsultasi dan Advokasi, Pusat Pelayanan Kesejahteraan Anak (Child Centre) dengan Sistem Terbuka, Ketiga, Family Support Programs (FSP), Keempat, Community Building Program."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2003
T12394
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mery Anggela
"Perilaku remaja saat ini mengalami banyak perubahan yang pesat terutama perilaku berpacaran remaja yang menuntun pada perilaku-perilaku seksual sebelum menikah. Seiring dengan kemajuan teknologi kehidupan remaja juga tidak bisa dilepaskan dari berbagai fasilitas seperti media cetak, media elektronik, dan media online, membuat remaja bebas mengakses situs-situs yang memiliki konten seksual. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara jenis kelamin, usia pubertas, pengetahuan, sikap, tingkat relijiusitas, paparan pornografi di media, sumber informasi dengan perilaku seksual siswa di SMK "X" tahun 2015. Penelitian ini menggunakan desain studi cross sectional dengan besar sampel 240 responden. Data dikumpulkan melalui self administrated questionnaire. Uji statistik yang digunakan adalah Chi Square. Penelitian ini menemukan sebesar 12,9% responden berperilaku seksual berisiko. Variabel yang memiliki perbedaan proporsi yakni jenis kelamin, usia pubertas, sikap, majalah, komik, foto, handphone, jejarig sosial, website porno, dan game online. Peneliti menyarankan agar pemerintah menerapkan kurikulum pendidikan reproduksi remaja dan pengawasan terhadap paparan pornografi di media cetak, elektronik, dan online.

Currently, adolescent is experiencing rapid behavior changes, particularly in teenagers dating behavior that leads to pre marital sexual behavior. Along with the advancement of technology, teenage life also can not be separated from the media such as printed media, electronic media, and online media that makes teens have free access to sites that have sexual content.
This study is aimed to know the association between sex, age of puberty, knowledge, attitudes, religiosity, exposure to pornography in the media, resources about reproductive health and sexual behavior with sexual behavior of students in a high school of "X" 2015. Using cross sectional design this study involve 240 respondents as sample that were randomly selected by using Chi Square test, this study showed that 12,9% of respondents do risky sexual behavior. Variables that have different proportions were sex, age of puberty, attitude, magazines, comics, photographs, mobile phones, social networks, porn website , and online games. This findings suggest the government to implement the adolescent reproductive education curriculum and supervision of exposure to pornography in printed media, electronic, and online.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2015
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Tubalawony, Fransina
"Menarik diri adalah perilaku klien Skizofrenia sebagai percobaan untuk menghindari interaksi dengan orang lain, menghindari hubungan dengan orang lain. Tujuan karya ilmiah akhir ini adalah gambaran tentang hasil terapi spesialis Sosial Skill Tranning terhadap klien psikotik gelandangan yang mengalami isolasi sosial dengan menggunakan pendekatan teori King. Latihan keterampilan sosial adalah proses belajar dimana seseorang belajar cara fungsional dalam berinteraksi. Analisa dilakukan dengan menggunakan model teori King (theory of goal attainment). Jumlah klien terdiri dari dari 5 klien psikotik gelandangan. Hasil dari Karya Ilmiah Akhir ini adalah kemampuan klien dalam melakukan interaksi dengan orang meningkat, hal ini tampak dari respon klien secara kognitif, fisiologis, afektif, perilaku, sosial dan motivasi klien psikotik gelandangan meningkat. Rekomendasi dari Karya Ilmiah Akhir ini adalah mengembangkan terapi spesialis keperawatan jiwa untuk meningkatkan kesehatan dan kemandirian klien psikotik galandangan dalam perawatan di Rumah Sakit.

Withdrawal is the behavior of Schizophrenia clients as an experiment to avoid interaction with others, avoid relationships with others. The purpose of this final paper is the description of the results of the Tranning Social Skills specialist therapy on homeless psychotic clients who experience social isolation using the King theoretical approach. Social skills training is a learning process whereby a person learns a functional way of interacting. The analysis is done by using King (theory model theory of goal attainment). The number of clients consists of 5 clients homeless psychotics. The result of this Final Scientific Writing is the client 39;s ability to interact with people increases, as evidenced by the client 39;s cognitive, physiological, affective, behavioral, social and motivational responses. The recommendation of this Final Scientific Work is to develop the therapy of mental nursing specialists to improve the health and independence of psychotic psychiatric clients in hospital care."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2018
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Astrini Merlindha
"[Tesis ini membahas upaya Rehabilitasi Sosial dalam Penanganan Gelandangan dan Pengemis di Provinsi DKI Jakarta pada Panti Sosial Bina Insani Bangun Daya (PSBI BD) 2 Cipayung, Jakarta Timur. Penelitian ini adalah penelitian
kualitatif deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa upaya rehabilitasi sosial di PSBI BD 2 Cipayung belum maksimal sehingga gelandangan dan pengemis di Provinsi DKI Jakarta cenderung kembali ke jalan setelah
mendapatkan pembinaan dalam panti. Disarankan kepada pemerintah untuk memberikan pelayanan panti khsusus rehabilitasi sosial gelandangan dan pengemis, memberikan sanksi tegas bagi gelandangan dan pengemis yang kembali ke jalan dan meningkatkan SDM petugas panti dari segi kualitas maupun kuantitas.

This thesis examines the social rehabilitation efforts in handling the homeless and beggars in Jakarta at Panti sosial Bina Insani (PSBI BD 2) Cipayung. Researcher conducting a qualitative descriptive on this study.The findings from this research show that social rehabilitation efforts in homeshelter is not maximized so that the homeless people and beggars in Jakarta tends to return to the street after getting coaching in this homeshalter. This research provide a recommendation to the government to provide a homeshalter which focused for homeless and beggars social rehabilitation, give strict punishment to the homeless and beggars who are back on the street and increases quality and quantity of human resources servant;This thesis examines the social rehabilitation efforts in handling the homeless and beggars in Jakarta at Panti sosial Bina Insani (PSBI BD 2) Cipayung.
Researcher conducting a qualitative descriptive on this study.The findings from this research show that social rehabilitation efforts in homeshelter is not maximized so that the homeless people and beggars in Jakarta tends to return to the street after getting coaching in this homeshalter. This research provide a
recommendation to the government to provide a homeshalter which focused for homeless and beggars social rehabilitation, give strict punishment to the homeless and beggars who are back on the street and increases quality and quantity of human resources servant., This thesis examines the social rehabilitation efforts in handling the homeless and
beggars in Jakarta at Panti sosial Bina Insani (PSBI BD 2) Cipayung.
Researcher conducting a qualitative descriptive on this study.The findings from
this research show that social rehabilitation efforts in homeshelter is not
maximized so that the homeless people and beggars in Jakarta tends to return to
the street after getting coaching in this homeshalter. This research provide a
recommendation to the government to provide a homeshalter which focused for
homeless and beggars social rehabilitation, give strict punishment to the homeless
and beggars who are back on the street and increases quality and quantity of
human resources servant]
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2015
T43611
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nuri Syahrani
"ABSTRAK
Tunawisma akan mencari lokasi tempat tinggal/shelter yang nyaman bagi dirinya. Dari tempat tinggal tersebut juga akan mempengaruhi pergerakan yang mereka hasilkan. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji tentang karakteristik lokasi yang dipilih tunawisma sebagai tempat tinggal dan bagaimana pergerakan dihasilkan. Dengan metode kualitatif, wawancara dilakukan secara mendalam kepada informan tunawisma, dan juga disertai dengan pengamatan. Dari hasil penelitian ini menjelaskan bahwa pola pergerakan tunawisma dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu lokasi dan keadaan shelter, kelompok, cuaca, dan jenis pekerjaan tunawisma. Tunawisma akan memilih lokasi yang banyak diakses masyarakat agar penghasilannya lebih besar, dan akan tinggal di penggunaan lahan berupa perdagangan dan jasa, perkantoran, sarana pendidikan dan di sekitar jalan arteri dan kolektor. Pola pergerakan yang dihasilkan pun beragam, dipengaruhi oleh kelompok dan jenis pekerjaan tunawisma.

ABSTRACT
Homeless will be looking for a place of shelter that is comfortable for them. Their shelter will also affect the movement that they produce. This research aims to acknowledge the characteristics of choosing a location to stay and the movement that they produce. The analytical methods used in this research is qualitative methods, which is done by in-depth interview to the informant (homeless), and also observation. The results of this research explains that the condition of a location to stay, weather, peer group and also type of homeless?s job determine their movement and the choice of their shelter. They will choose a busy place to make a higher income, and they will live in a commercial, office, education centre, and around the artery and colector road in choosing the location to stay. A movement produced vary depending on their peer group and type of their activity and job."
2016
S65296
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mita Rachmawati
"ABSTRAK
Jumlah gelandangan dan pengemis diperkirakan akan terus meningkat mengingat daya tarik kota yang semakin kuat bagi orang desa. Ketiadaan sumber penghasilan, keterbatasan penguasaan sarana dan prasarana produktif, serta terbatasnya keterampilan, sehingga menyebabkan mereka menjadikan mengemis sebagai mata pencaharian. Di sisi lain, adanya sikap mental malas dan budaya masyarakat atau budaya masyarakat atau adanya kesan permisif terhadap kegiatan menggelandang dan mengemis. Penelitian ini menggunakan jenis pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui implementasi program bimbingan keterampilan kerja olahan pangan dan menjahit dalam rehabilitasi sosial gelandangan dan pengemis di Panti Sosial Bina Karya Pangudi Luhur Bekasi dan mengetahui faktor penghambat dalam implementasi program bimbingan keterampilan kerja olahan pangan dan menjahit dalam rehabilitasi sosial gelandangan dan pengemis di Panti Sosial Bina Karya Pangudi Luhur Bekasi. Implementasi bimbingan keterampilan kerja dianggap penting dalam proses rehabilitasi sosial di PSBK Pangudi Luhur Bekasi, karena dalam proses bimbingannya membekali Warga Binaan Sosial WBS dengan keterampilan kerja yang dapat dimanfaatkan dan diaplikasikan setelah WBS lulus dari panti dengan harapan dapat membuka usaha secara mandiri ataupun dapat bekerja di dunia usaha yang lain. Namun, dalam pelaksanaannya terdapat adanya kekurangan yang menyebabkan kurang efektifnya proses bimbingan keterampilan kerja olahan pangan dan menjahit yakni sarana dan prasarana maupun peralatan yang masih belum memadai untuk mendukung implementasi bimbingan keterampilan kerja, belum adanya kurikulum baku dalam pembuatan silabus oleh instruktur keterampilan. Selain itu, tingkat pendidikan WBS yang beragam dan berpendidikan rendah, serta sulitnya mencari tempat Praktek Belajar Kerja PBK bagi WBS.Kata kunci : keterampilan, gelandangan dan pengemis, WBS, rehabilitasi sosial.

ABSTRACT
The number of homeless and beggars are projected to further increase given increasingly strong appeals of urban areas to the villagers. The absence of sources of income, limited access to productive facilities, and lack of skills make begging as bread and butter. Furthermore, the tendency of laziness becomes a culture and societies rsquo permissive characters are enacting the activity of wandering and begging. This research applies qualitative approach with descriptive research type. The purpose of the study is to observe the social rehabilitation programs for homeless drifter and beggars with Panti Sosial Bina Karya Pangudi Luhur as a research location. In this study, the researcher determines to identify the inhibiting factors of the program and the consequences it rsquo s created. By implementing the activities on food processing and tailoring, PSBK Pangudi Luhur equip their clients with work skills with an eye to prepare to improve their livelihood after rehabilitation. With the skills, the clients are expected to have capacities for entrepreneurship and employment. However, the implementations of the program are frequently hampered due to the lack of facilities and tools, the nonexistence of standard curriculum for the instructors, the difficulties in finding workplace to intern, and the low education level of the clients. Keywords skills, homeless and beggar, clients, social rehabilitation "
2018
T51434
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Frita Diah Paramita Wati
"Penelitian ini berfokus pada posisi kaum homuresu sebagai orang-orang yang tersisih dalam kebanyakan masyarakat Jepang secara umum. Selanjutnya , tesis ini juga menampilkan beberapa gambar rumah-rumah kardus yang dihuni kaum homuresu serta beberapa aktivitas yang dilakukan kaum homuresu dalam lingkungan mereka diantara kaum homuresu yang lain.
Tujuan penelitian ini adalah untuk menyumbangkan hasil satu kajian, tentang kehidupan, permasalahan dan eksistensi kaum homuresu dalam lingkungan kehidupan masyarakat di Jepang yang ternyata memiliki satu karakter yang berbeda dengan kaum homuresu yang dikenal sebagai homeless di negara selain Jepang. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif."
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2003
T11389
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alwi Alimuddin
"Krisis moneter yang terjadi menyebabkan kesejahteraan keluarga menurun dan mengakibatkan anak terpisah dari orang tuanya. Hal ini yang menyebabkan anak turun kejaian. Fenomena merebaknya anak jalanan di Indonesia merupakan persoalan sosial yang kompleks. Hidup menjadi anak jalanan memang bukan merupakan pilihan yang menyenangkan, karena mereka berada dalam kondisi yang tidak bermasa depan jelas, dan keberadaan mereka tidak jarang menjadi "masalah" bagi banyak pihak, keluarga, masyarakat dan negara. Namun, perhatian terhadap anak jaianan tampaknya belum begitu besar dan solutif Padahal mereka adalah saudara kita. Mereka adalah amanah Allah yang harus dilindungi, dijamin hak- haknya, sehingga tumbuh kembang menjadi manusia dewasa yang bermanfaat, beradab dan bermasa depan cerah. Dalam kaitan ini peneliti tertarik untuk meneliti bagaimana peranan Rumah Singgah insan Mandiri dalam membina anak jalanan.
Tujuan penelitian ini pertama adalah mengidentifikasi karakteristik anak jalanan yang dibina oleh Rumah Singgah Insan Mandiri, mengevaluasi keberhasilan Rumah Singgah Insan Mandiri, mengetahui peranan Rumah Singgah Insan Mandiri dalam upaya meningkatkan Ketahanan Wilayah DKI Jakarta.
Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif yang menghasilkan data diskriptif yang menggambarkan tentang peranan Rumah Singgah dalam membina anak jalanan. Penelitian ini dilakukan di Rumah Singgah Insan Mandiri, Kelurahan Bukit Dud, Kecamatan Tebet, Jakarta Selatan. Untuk mendapatkan data, peneliti menggunakan teknik pengamatan partisipatif terhadap objek penelitian, teknik wawancara terhadap informan sebagai narasumber yang terkait langsung.
Teknik analisa data dilakukan dengan mendiskripsikan data yang diperoleh balk data primer maupun sekunder dengan analisis secara kualitatif untuk melihat keberhasilan Rumah Singgah.
Berdasarkan hasil penelitian bahwa Anak Jalanan Binaan Rumah Singgah Insan Mandiri memiliki karakteristik Umur, terbanyak 11-19 tahun (67,53%), Pekerjaan di jaian, terbanyak pengarnen (50,6%), Penghasilan anak, terbanyak Rp. 11.000- Rp. 15.000 (54,5%), Lama dijalan 1-6 jam (63%), Pendidikan pelajar sekolah ( 67,53 %), Pekerjaan orang tua, pemulung (48%). Memiliki ciri fisik; warna kulit sawo mating, pakaian tidak terurus, rambut tidak terurus, kondisi badan tidak terurus, Ciri Psikis; mobilitas tinggi, kreatif, semangat hidup tinggi, berwatak keras, berani menangg ung resiko, mandiri. Berdasarkan pembentukannya, Rumah Singgah Insan Mandiri telah berhasil mencapai tujuan dad apa yang diharapkan dalam rangka pembinaan anak jalanan, 26 orang sudah tidak di]aian lagi, ada 5 orang di bina ke panti sosial Bambu Apus, 4 orang dibina ke Panti Sosial Asuhan Anak ( PSAA) Putra Utama Lima Duren Sawit, 34 orang sedang mengikuti pelatihan. Keberadaan Rumah Singgah Insan Mandiri dapat mendidik dan mengembangkan moral anak jalanan menjadi warga masyarakat yang produktif dan berguna sehingga mampu memberikan konstribusi terhadap peningkatan Ketahanan Wilayah DKI Jakarta.

Monetary crisis which has happened cause family welfare decrease and many children separated from their parents. Those cause children come to the street to find job. Those phenomenon spread in all over Indonesia and become as complex social problems. Life as street children is not a comfortable option, because they are in the condition of unclear future, their existing is often become problems for many parties, families, public and nation. However, attention to street children look like not yet too enough to find solution. Whereas they are as apart of us. They are as a mandate from Allah which should be protected, guaranteed their rights, so they can grow as a useful, civilized adult and have good future. In relation to those matters, the author intend to study how the role of Rumah Singgah Insan Mandiri is in building those street children.
The purpose of this research, firstly, is to understand the success of Rumah Singgah, to know the implementation of vision and mission of Rumah Singgah Insan Mandiri, to understand the role of Rumah Singgah in giving contribution to the tenacity of DKI Jakarta area.
Research Method used is qualitative method, which produce descriptive data explain concerning the role of Rumah Singgah in building street children. This research is done in Rumah Singgah Insan Mandiri, village of Bukit Duri, sub-district of Tebet, Jakarta Selatan. To collect data, this research use participative observation technique to research objects, interview technique for informants as resource person who have direct relation.
Data analysis technique is done by describing data collected, either primary or secondary data to analysis qualitatively in order to see the success of Rumah Singgah.
Based on the result of research, that Street Children of Rumah Singgah Insan Mandiri has characteristics of age, the most 11-19 years old (67,53%), has job on the street (50,6%), the most income around Rp 11.000 - Rp. 15.000 (54,5%), period in. the street 1-6 hours (63%), school education (56,53%), their children as rubbish picker (48%). Based on the established of Rumah Singgah, Rumah Singgah Insan Mandiri has attained their purposes and objectives to build street children. There are 26 children have not been on the street anymore, and 5 children in social house Bambu Apus, 4 children are built in Social Agency Duren Sawit, 34 children is in training. The existing of Rumah Singgah Insan Mandiri can educate and develop morality of street children become productive and beneficial people, so they can give contribution to the increasing of tenacity of DKI Jakarta area.
"
Depok: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2007
T20737
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>