Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 105875 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Tiwiek Darmawanti
"Penelitian ini bertujuan menganalisis pelaksanaan program RSBI di Kota Depok dengan menggunakan model CIPP (Context, Input, Process, Product). Pendekatan yang dipakai adalah pendekatan positivisme. Subyek penelitian adalah kepala sekolah, penanggungjawab program, gum pengajar, siswa, kepala tata usaha, unsur Dinas Pendidikan Kota, dan pengamat pendidikan SMA RSBI di Kota Depok. Hasil penelitian menunjukkan pada komponen konteks, keempat sekolah memulai program rintisan setelah ditunjuk pemerintah melalui surat resmi, pada komponen input keempat sekolah menerapkan sistem seleksi bertahap dalam penerimaan siswa baru, pada komponen proses keempatnya meneraplcan pembelajaran berbasis ICI pembelajaran secara billingual dan adopsi serta adaptasi kurikulum nasional dengan kurikulum luar negeri, dan di komponen output menunjukkan lulusan keempat sekolah mempunyai nilai rerata UN di atas 7,0 dan rerata keterserapan lulusan di perguruan tinggi terkemuka di dalam maupun di luar negeri sebesar 85%.

The objective of this study is to analyze the impiementation of Pioneering International Standard Senior High School (RSBI) viewed from school?s input, process, output and outcome paradigm. This research employs positivism approach. The subject consists of school principals, coordinator of RSBI program, class teachers, the head of administration section, class student, and school stakeholders. Results show that, from context side, all the four-schools begun their program after they had been granted with govemment?s official certificate as an operator of pioneering program. From input side, the recruitment system for new students, all the four-schools use phases selection. From process side, the four schools implement ICT based leaming, learning process conducted bilingually and also adopting and adapting national curriculum with intemational curriculum. Output side, the graduated students from all schools have high percentage for national examination (UN) in average is above 7.0 and the means of students who are accepted in prominent universities in and out of this country is 85%."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2010
T29393
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sartana
"Opini negatif masyarakat Indonesia terhadap keberadaan program rintisan sekolah bertaraf Internasional akhir-akhir ini menuntut adanya evaluasi yang mampu memperjelas perihal apa dan bagaimana dengan R-SMA-BI tersebut. Tesis ini bermaksud menganalisis pelaksanaan program rintisan sekolah menengah atas bertaraf internasional di Provinsi Lampung rintisan tahun 2006 dengan menggunakan model Context, Input, Process, Product (CIPP), melalui pendekatan positivisme dengan metode kualitatif. Subjek penelitian adalah Kepala Sekolah, Koordinator Program RSBMAI, guru/pengajar, siswa, kepala administrasi , unsur Dinas Pendidikan Provinsi, Unsur Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota, Komite Sekolah di SMA RSBI di Provinsi Lampung rintisan 2006.
Hasil penelitian menunjukkan pada aspek konteks, di ke-tiga RSMABI memulai program Rintisan sekolah bertaraf internasional setelah ditunjuk oleh pemerintah pusat melalui surat resmi. Pada aspek Input ke-tiga sekolah rintisan SBI melakukan sistem seleksi siswa baru secara bertahap. Aspek Proses di ke-tiga RSMA-BI telah menerapkan pembelajaran berbasis TIK, pembelajaran bilingual, adaptasi kurikulum Cambridge. Pada aspek Produk /Output menunjukkan lulusan di ke-tiga R-SMA-BI memiliki nilai Ujian Nasional rata-rata di atas 7,5 dan lulusan dapat diterima di perguruan tinggi favorit, dua R-SMA-BI mencapai diatas 80 % dan satu RSMA-BI baru mencapai 74,71 %.

The negative public opinion in Indonesia to the existence of an international school pilot program in recent times calls for an evaluation that is able to clarify about what and how to RSBI is. This thesis intends to analyze the implementation of the pilot program of an international school in Lampung Province in 2006 with the pilot using the Context, Input, Process, Product (CIPP) model, through positivism approach with qualitative methods. Research subjects are the Principal, Coordinator RSBI Program, teachers/instructors, students, the head of administration, elements of the Provincial Education Office, District Education Office Elements, the School Committee at the high school in Lampung Province RSBI 2006 piloting.
The results research showed context aspects, in the three pilot schools started the program international pilot school program after appointed by government through a formal letter. On Input aspect they do the new student selection using gradually system. From process aspects, these schools have applied learning process based on ICT, bilingual learning, Cambridge curriculum adaptation. From Product aspect the output shows graduates students these school have National Examination score more than 7.5 and can be accepted in favorites university above 80 % for two schools and 74.71% for the one.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2011
T29526
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Dyah Permatasari
"Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh kepemimpinan kepala sekolah dan iklim sekolah terhadap kinerja Rintisan SMA Bertaraf Internasional di Kabupaten Cirebon. Subyek penelitian adalah guru pengajar. Sampel yang diambil sebanyak 68 orang dengan teknik sampel jenuh. Metode analisis yang digunakan kuantitatif dengan tehnik analisis korelasi. Instrumen disusun dalam bentuk angket dengan menggunakan skala Likers.
Penelitian ini membuktikan bahwa: Pertama, terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara kepemimpinan kepala sekolah terhadap kinerja Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional sebesar 0.731. Kedua, terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara iklim sekolah dengan kinerja Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional sebesar 0.731.

The objective of this research were to examine the contribution of the influence leadership and climate school to the performance of Pioneering International Standard Senior High School (RSBI) in Cirebon Distric. The subject consist of class teachers. The total sampel was taken 68 by using saturation sampling technique. Research method which is used is quantitative by using correlation analisys. The instrument was arranged in the form of Likert Scale.
The research implied the influence that: first, there was a positive and significant correlation between leadersheep and performance Pioneering International Standard Senior High School of 0.583. Second, there was a positive and significant correlation between school climate and performance Pioneering International Standard Senior High School of 0.534.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2012
T30016
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Peni Andayani
"Program Rintisan SMA Bertaraf Internasional (R-SMA-BI) adalah program pemerintah yang merupakan salah satu upaya pemerintah dalam meningkatkan mutu pendidikan dalam kerangka mempersiapkan sumberdaya manusia yang ada guna menghadapai tantangan global. Program ini sudah berjalan kurang lebih 5 tahun sejak tahun 2006. Penyelenggaraan program rintisan SMA bertaraf internasional menuju SMA bertaraf internasional bertujuan meningkatkan kinerja sekolah dalam mengembangkan situasi belajar dan proses pembelajaran untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional secara optimal dalam mengembangkan manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab, dan memiliki daya saing pada taraf internasional. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui ketercapaian indikator standar efektifitas kinerja minimal dan untuk mengetahui permasalahan yang dihadapi dalam pencapaian indikator efektifitas kinerja minimal yang tertuang dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 78 Tahun 2009. Penelitian ini menemukan bahwa tidak semua R-SMA-BI yang dirintis mulai tahun 2006 dan 2007 dapat mencapai semua indikator standar efektifitas kinerja minimal.

Pioneer High School International Standard (R-SMA-BI) Program is a government program which is one of the government efforts in improving the quality of education in order to prepare the existing human resources to face global challenges. This program has been running about 5 years since 2006. Implementation of pioneer high school international pilot programs to an international high school level aims to improve school performance in developing learning situations and learning process to achieve national education goals optimally in developing and pious human who is faithful to the Lord Almighty, noble, healthy, knowledgeable, capable, creative, independent, and become citizens of a democratic then accountable and competitive on an international level. The purpose of this study was to determine the achievement minimum performance effectiveness standard indicators and to identify problems faced in achieving the effectiveness of minimum performance indicators contained in the Minister of National Education number 78 in 2009. This study found that not all R-SMA-BI which pioneered starting in 2006 and 2007 can reach all the minimum performance effectiveness standard indicators."
Depok: Universitas Indonesia, 2011
T29288
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Andini Nabilah Sari
"

Perubahan sistem belajar menjadi Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) memberi dampak kepada guru secara personal, terkhusus bagaimana guru menilai seberapa layak dan mampu dirinya menjalankan perannya secara efektif. Maka dari itu, perlu adanya identifikasi karakteristik yang ada di dalam diri guru untuk meningkatkan performanya secara maksimal. Penelitian ini bertujuan untuk menguji peran core self-evaluation dalam memprediksi efektivitas guru di masa pembelajaran jarak jauh. Partisipan penelitian ini adalah 172 guru SMA di Jabodetabek yang sedang mengajar secara jarak jauh. Hasil analisis menunjukkan core self-evaluation secara signifikan berperan pada varians dari efektivitas guru, F(172) = 6.825, p<0.05,  R²= 0.039,  R² Adjusted= 0.033. Hasil analisis linear berganda mengetahui bahwa self-esteem dan generalized self-efficacy memiliki kontribusi yang positif dan signifikan sementara emotional stability dan locus of control yang dimiliki oleh guru tidak memiliki kontribusi terhadap efektivitas guru. Hasil penelitian menunjukkan bahwa core self-evaluation merupakan karakteristik yang diperlukan untuk meningkatkan efektivitas guru. Implikasi dari penelitian ini adalah perlunya peningkatan core self-evaluation dengan mempertimbangkan adanya faktor lain yang memperkuat hubungan kedua variabel untuk menunjang efektivitas guru.


The change in the learning system to Distance Learning (PJJ) has an impact on the teacher personally, especially how the teacher assesses how worthy and able he is to carry out his role effectively. Therefore, it is necessary to identify the characteristics that exist within the teacher to improve his performance to the maximum. This study aims to examine the role of core self-evaluation in predicting teacher effectiveness in distance learning. The participants of this study were 172 high school teachers in Jabodetabek who were teaching remotely. The results of the analysis showed that core self-evaluation significantly contributed to the variance of teacher effectiveness, F(172) = 6.825, p<0.05, R²= 0.039, R² Adjusted= 0.033. The results of multiple linear analysis found that self-esteem and generalized self-efficacy had a positive and significant contribution while emotional stability and locus of control did not have any contribution. The results showed that core self-evaluation is a necessary characteristic to increase teacher effectiveness. The implication of this research is the need to increase core self-evaluation by considering other factors that strengthen the relationship between the two variables to support teacher effectiveness."
Depok: Fakultas Psikologi Univeraitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Julia Jasmine
"Penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan gambaran mengenai hubungan antara persepsi siswa terhadap program Bimbingan Konseling (BK) Karir dan adaptabilitas karir pada siswa SMA kelas 3 di Jakarta. Pengukuran persepsi siswa terhadap BK Karir dikembangkan berdasarkan Tujuan BK Karir pada Permendikbud No. 111 Tahun 2014 dan terbagi ke dalam dua aspek yaitu kurikulum BK Karir dan Guru BK. Pengukuran adaptabilitas karir diukur menggunakan Skala Adaptabilitas Karir (Indianti, 2015) yang disesuaikan untuk anak SMA. Partisipan berjumlah 272 siswa SMA yang berasal dari sekolah negeri dan swasta.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada hubungan antara BK Karir yang dipersepsi positif oleh siswa dengan adaptabilitas karir (r = 0,144; p = 0,009; signifikan pada L.o.S 0,01). Artinya semakin tinggi peran BK Karir yang dipersepsi positif oleh siswa, maka semakin tinggi adaptabilitas karirnya. Selain itu, penelitian juga membuktikan bahwa kurikulum karir memiliki koefisien korelasi lebih besar daripada guru BK. Berdasarkan hasil tersebut, diharapkan program bimbingan konseling karir di sekolah mampu meningkatkan kualitas kurikulum BK Karir dan guru BK agar siswa tidak mengalami kesulitan dalam memutuskan karir selepas SMA.

This research was conducted to find the correlation between student perception toward Career Counseling program and career adaptability among 3rd grader students in Senior High School in Jakarta. Students? perception in Career Counseling was measured by adapting The Vision of School Counseling Program which stated in Permendikbud No. 111 Tahun 2014 and divided into two aspects which are career curriculum and teacher. Meanwhile career adaptability was measured by Skala Adaptabilitas Karir (Indianti, 2015) which adjusted to high school students. Number of participants in this research was 272 students came from public and private senior high school in Jakarta.
Result of this research shown that career counseling which is perceived positively by students has a correlation with career adaptability (r = 0,144; p = 0,009; significant at L.o.S 0,01). Which means, the higher amount of career counseling perceived positively, the higher career adaptability. Research also found that career curriculum has higher correlation coefficient than teacher. The research result could be used to improve the quality of curriculum and teacher to develop students? career adaptability.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2016
S65586
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sophie Dwiyanti
"ABSTRAK
Collaborative learning/CL sebagai suatu metode pengajaran alternatif, diyakini bisa
membawa perubahan bagi falsafah pengajaran tradisional yang masih dianut di
Indonesia saat ini. Ciri pengajaran tradisional yang bertumpu pada pusat otoritas guru
dalam kelas, banyak mengakibatkan situasi berharga yang bisa dipetik siswa di kelas,
menjadi begitu saja terlewatkan dan bahkan pada akhirnya hanya menjadikan siswa
bersikap pasif pada proses pembelajaran dirinya sendiri (Harris & Graham, 1994;
Hewitt & Scardamalia, 1995).
Metode CL dibangun melalui pendekatan belajar yang mendefinisikan belajar sebagai
proses konstruksi pengetahuan, penggunaan pengetahuan terdahulu dan selalu terkait
dengan situasi (Resnick, 1989), sehingga implikasinya adalah harus ada kegiatan aktif
dalam proses belajar. Dengan demikian dalam kelas CL guru diminta untuk berbagi
otoritas dengan siswa, saling memberikan pengalaman dan pengetahuan bersama
menetapkan pilihan tugas dan menyelesaikannya secara bersama (Tinzmann, dkk.,
1990)
Aktivitas kelas yang demikian, didominasi oleh keadaan saling berbagi, yang akan
berimplikasi pada penggunaan alat dan kegiatan bersama. Kenyataan ini hanya bisa
sampai pada tujuan yang ditetapkan hanya bila ada pemahaman bersama (shared
understanding) mengenai tugas (Traum, 1996). Tercapainya pemahaman bersama
dalam CL dapat terlihat dari mekanisme social grounding/ SG (Dillenbourg &
Schneider, 1993). SG adalah proses dimana dua orang yang berdiskusi berusaha
mengelaborasi keyakinan bersarna (mutual belief) bahwa salah satu rekan diskusinya
telah memahami apa yang disampaikan pembicara SG terlihat dalam setiap unit
percakapan dimana masing-masing pembicara secara terus menerus berkoordinasi
untuk tetap ?terhubung? dengan ini pembicaraan, dengan cara menunjukkan bukti-
bukti yang dapat memandu pembicara mengetahui bahwa lawan bicaranya telah
memahami ucapannya.

Dalam aktivitas CL, komunikasi yang terjadi adalah hasil aktivitas kolektif yang
memerlukan tindakan yang terkoordinasi. Oleh karena itu grounding menjadi penting
artinya untuk melihat bahwa tiap anggota tetap berada di jalur yang sama. Selain itu,
shared understanding ini adalah kondisi yang dibutuhkan agar aktivitas CL berjalan,
karena kita tidak mungkin berasumsi bahwa kelompok rnemang berkolaborasi, bila
setiap anggota tidak mengerti apa yang dikolaborasikan. Dari pemikiran ini, maka
peneliti ingin memperoleh gambaran bagaimana social grounding yang terjadi pada
sekelompok siswa yang berpartisipasi dalam kegiatan collaborative learning.
Grounding dalam percakapan dapat dilihat melalui model kontribusi yang
dikemukakan oleh Clark dan Schaefer (dalam Clark & Brennan, 1991). Dalam model
ini, setiap kalirnat dianalisa dengan melihat bukti-bukti grounding, seperti relevant
next turn, continued attention, gelengan kepala atau dari teknik yang digunakan,
seperti menunjuk sesuatu, memberikan deskripsi alternatif dan sebagainya. Analisis
yang dilakukan dari tiap kalimat yang ada, dikenal dengan analisis percakapan
(conversation analysis) yang dikemukakan Schegloff (1991).
Untuk melihat gambaran social grounding, maka satu kelompok (terdiri dari 5 orang
siswa) berdiskusi mengenai suatu tugas (materi AIDS), dan direkam secara audio-
video selama kegiatan berlangsung. Penelitian yang dilakukan selama 8 kali sesi
diskusi, menghasilkan 8 buah transkrip percakapan, dengan total kalimat/giliran
bicara sebanyak 6452 buah. Selain itu penelitian ini menunjukkan juga bahwa dalam
kelompok terjadi grounding dengan persentase yang cukup tinggi (88,8%). Hal ini
dikuatkan dengan bukti-bukti positif bahwa siswa memiliki pemahaman dengan isi
diskusi.
Beberapa saran bisa diberikan untuk penelitian ini, bila guru ingin menerapkan CL
dalam kegiatan belajarnya, maka ia harus memainkan peran sebagai mediator yang
terus memantau jalannya diskusi yang rnemastikan siswa tetap terkoordinasi. Saran
lain yang dapat diberikan antara lain perumusan tujuan yang lebih jelas, pengaturan
jadwal kegiatan yang lebih lama namun dalarn frekuensi 1 kali saja dalam seminggu.
Selain itu, penulisan transkrip harus lebih mengikuti kaidah penulisan yang baku, dan
perlu untuk menonton kembali rekaman video nntuk melihat kalimat-kalimat yang
tidak bisa diidentifikasi dan sekaligus untuk mernperkaya observasi."
1998
S2756
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wiwi Yunengsih
"Perubahan dramatis yang terjadi dalam kehidupan remaja menempatkan mereka sebagai populasi berisiko terhadap berbagai masalah kesehatan. Kondisi ini diperburuk oleh berbagai faktor seperti paparan konten pornografi yang berpengaruh terhadap perilaku seksual berisiko pada remaja. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan derajat keterpaparan konten pornografi dengan perilaku seksual berisiko pada siswa SMA di kabupaten Karawang. Desain penelitian ini berupa analitik observasional dengan pendekatan cross sectional. Teknik pengambilan sampel menggunakan stratified random sampling dan melibatkan 394 siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) di Kabupaten Karawang pada Juni 2020. Pengukuran terhadap riwayat paparan dan adiksi pornografi dilakukan dengan menggunakan Instrumen Deteksi Dini Adiksi Pornografi, sedangkan perilaku seksual berisiko diukur menggunakan kuesioner Sexual Risk Survey (SRS) yang sudah dimodifikasi sesuai kondisi remaja di Indonesia. Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan antara usia pertama kali terpapar pornografi (p=0,013), materi pornografi yang diakses (p=0,041), dan alasan menonton pornografi (p=0,017), dengan perilaku seksual berisiko pada remaja. Semakin tinggi derajat adiksi pornografi maka semakin tinggi pula perilaku seksual berisiko pada remaja (p=0,000; r=0,241). Berdasarkan hasil temuan tersebut, diperlukan adanya upaya pencegahan dan intervensi terkait adiksi pornografi serta pengembangan berbagai rencana strategis dalam menangani masalah perilaku seksual berisiko pada remaja.

The dramatic changes in the lives of teenagers have cemented their position as the population group with the highest risk of health problems. Several factors, such as the higher exposure to pornographic contents, worsened this condition. This research aims to identify the relationship between exposure to pornographic content with unsafe sexual activities performed by high school students in Karawang Regency. This study used a cross-sectional design and stratified random sampling technique to take 394 samples from senior high school students in Karawang Regency in June 2020. This study used The Early Detection of Pornographic Addiction Instrument for measuring the history of exposure and pornographic addiction, meanwhile risky sexual behavior was measured by the Sexual Risk Survey (SRS) questionnaire that modified according to the conditions of adolescents in Indonesia. The findings showed that the tendency of the higher risky sexual behavior among students is significantly related to the age of first exposure to pornographic contents (p=0,013), pornographic material accessed (p=0,041), and the reason for watching pornography (p=0,017). Furthermore, the higher level of pornographic addiction, the higher risky sexual behavior in students (p=0,000; r=0,241). Based on these findings, a preventive act and intervention are needed to develop the strategic plans to combat pornography addiction, which in turn overcome the unsafe sexual activities problem in teenagers.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Amelia Fitriyanti
"Penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan gambaran mengenai hubungan antara peer attachment dan adaptabilitas karir pada siswa SMA kelas 12. Pengukuran peer attachment dilakukan dengan alat ukur Inventory of Parental and Peer Attachment (IPPA) ? Revised Peer Version (Armsden & Greenberg, 2009). Untuk pengukuran adaptabilitas karir menggunakan modifikasi alat ukur Skala Adaptabilitas Karir oleh Indianti (2015). Partisipan berjumlah 272 dari siswa kelas 12 SMA Negeri dan Swasta di Jakarta. Hasil penelitian ini menunjukkan terdapat hubungan positif antara peer attachment dan adaptabilitas karir pada siswa SMA kelas 12 (r=0,225 dan p=0,000, signifikan pada LoS 0.01). Artinya, semakin tinggi peer attachment seseorang semakin tinggi pula adaptabilitas karirnya. Berdasarkan hasil penelitian ini, penting bagi siswa SMA kelas 12 untuk memiliki adaptabilitas karir yang baik dalam memilih jurusan kuliah, dan bagaimana hubungan peer attachment dapat berpengaruh pada adaptabilitas karir siswa SMA kelas 12.

This research aimed to find the correlation between peer attachment and career adaptability among 12th grader senior high school students. Peer attachment was measured using the Inventory of Parental and Peer Attachment (IPPA) - Revised Peer Version, Armsden & Greenberg (2009). Career Adaptability was measured using modification from the Career Adaptability Scale by Indianti (2015). The participants of this research are 272 senior high school student grade 12th, both state and private school in Jakarta. The result of this research found that positive correlation between peer attachment and career adaptability among 12th grader senior high school student (r=0,225 and p=0,000, significant at LoS 0.01). The higher peer attachment of student, the more career adaptability they had. Based on this result, its important for 12th grader senior high school student to have a good career adaptability in order to choose and preparing the next level education, and how peer attachment relationship among students can effect career adaptability for 12th grader senior high school student.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2016
S64211
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Simanjuntak, Daniel H.P.
"ABSTRAK
Tesis ini bertujuan membahas proses eksklusi sosial yang terjadi dalam implementasi kebijakan
sekolah berstandar internasional di SMAN 68 Jakarta. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif
dengan desain deskriptif. Hasil penelitian ini menyarankan kepada Dinas Pendidikan Dasar dan
Menengah DKI Jakarta agar perlu adanya penambahan kemampuan selver internet PPDB
sehingga setiap calon pesefta didik memiliki kesempatan yang sama dalam proses pendaftaran
online; perlu untuk memberikan proporsi tefientu bagi calon peserta didik dari kalangan
menengah-bawah; Dikdasmen juga diharapkan dapat memberikan informasi kepada publik
tentang status RSBI.

ABSTRACT
The purpose of this study is to traverse the social exclusion process happened in the implementation of international standard school policy. This is a qualitative descriptiveinterpretive research. The result of this research suggests to The Lower and Middle Education Official of DKI Jakarla to added more capacity of the PPDB server so every single students whowant to have online registration will have same opportunity; it is need to give certain proportionfor students from middle-lower economic group; The Lower and Middle Education Official of DKI Jakarta is axpected to give equal information about the international standard school to public.
"
2013
T33001
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>