Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 158808 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Lubis, Naziruddin
"ABSTRAK
Dalam perkembangan hidupnya, manusia mempunyai kebutuhan dan keinginan. Untuk memenuhi kebutuhan dan keinginannya tersebut, manusia akan mengkonsumsi berbagai macam produk, baik berupa produk materi maupun produk jasa. Dewasa ini kebutuhan manusia akan produk jasa mulai meningkat pesat. Salah satu bentuk kebutuhan akan produk jasa ialah kebutuhan untuk berekreasi, yang diwujudkan dengan berwisata ke daerah-daerah tujuan wisata. Untuk mencapai daerah tujuan wisata tersebut, diperlukan informasi tentang keberadaan daerah tujuan wisata tersebut. Informasi mengenai daerah tujuan wisata tersebut umumnya dapat diperoleh melalui media-media promosi yang dipergunakan oleh pengelola daerah tujuan wisata tersebut. Sebab promosi memang merupakan salah satu bentuk komunikasi yang berfungsi untuk menyampaikan informasi mengenai keberadaan suatu produk, baik barang maupun jasa. Dalam penelitian ini, ingin dilihat bagaimana tanggapan wisatawan mancanegara (wisman) terhadap promosi yang diterimanya. Tanggapan wisman itu merupakan efek-efek yang timbul setelah mereka menerima informasi mengenai produk-produk wisata Indonesia, yang dipromosikan oleh Ditjen Pariwisata. Efek-efek tersebut timbul mulai dari tahap pengenalan produk, kemudian berlanjut lagi pada tahap yang menggugah emosional wisman, hingga akhirnya sampai pada tahap tindakan terhadap produk yang dipromosikan. Kesinambungan tanggapan yang terjadi dalam tiap-tiap tahapan tersebut, diharapkan dapat memberikan gambaran yang baik mengenai penerimaan terhadap isi pesan promosi dan media promosinya, serta faktor-faktor yang dapat membuat suatu promosi berhasi1. Karena penelitian ini terbatas hanya untuk mendapatkan gambaran mengenai tanggapan wisman terhadap produk wisata Indonesia, maka penelitian ini bersifat deskriptif. Adapun populasinya adalah wisman yang berada di Jakarta (gerbang utama yang terbesar menerima wisman dan paling beragam kebangsaannya) yang bertujuan untuk berlibur. Dari populasi tersebut, kemudian ditarik sampel sebanyak 100 orang secara purposif, yang disesuaikan dengan tujuan penelitiannya. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, terlihat bahwa isi pesan promosi secara umum berhasil diketahui oleh responden. Akan tetapi sayangnya, media-media yang menyampaikan informasi tentang produk wisata Indonesia itu, kebanyakan bukan dari media promosi yang digunakan langsung oleh Ditjen Pariwisata. Masalah ini tentunya perlu diperbaiki oleh Ditjen Pariwisata dalam melakukan promosi pada masa-masa yang akan datang. Namun demikian, umumnya tujuan-tujuan yang ditetapkan oleh Ditjen Pariwisata banyak yang tercapai dan memberikan harapan yang baik pada masa yang akan datang. Akan tetapi ada juga beberapa hal yang perlu diperbaiki dan dilakukan suatu usaha baru dalam mempromosikan produk-produk wisatanya. Singkatnya, perlu dilakukan peningkatan, perbaikan dan pembaharuan usaha-usaha promosi yang dilakukan oleh Ditjen Pariwisata, baik dari isi pesan maupun penggunaan media-media promosinya."
1991
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Meindra Sabri
"Pengukuran dampak ekonomi dari wisatawan mancanegara (wisman) dapat dilakukan melalui Neraca Satelit Pariwisata Nasional (Nesparnas) yang berdasarkan analisis Input-Output. Akan tetapi model Input-Output tidak bisa digunakan untuk melihat distribusi pendapatan. Kekurangan dapat diatasi dengan model Sistem Neraca Sosial Ekonomi Nasional (SNSE) yang merupakan suatu sistem yang komprehensif yang menunjukkan keterkaitan sistem data sosial dan ekonomi nasional.
Dengan menggunakan SNSE, dilakukan penelitian untuk melihat dampak peningkatan pengeluaran wisman di sektor hotel, restoran dan angkutan domestik terhadap distribusi pendapatan. Secara khusus, untuk melihat jalur terbaik yang mentransmisikan pengaruh peningkatan penge1uaran wisman di tiga sektor diatas terhadap rumah tangga dilakukan analisis Structural Path Analisis (SPA) Hasil penelitian menunjukkan sektor-sektor yang mendapat tambahan pendapatan yang tertinggi adalah sektor industri makanan, minuman dan tembakau, perdagangan, pertanian tanaman pangan dan sektor industri kimia, faktor tenaga kerja di perkotaan, dan kelompok rumah tangga non pertanian. Ketimpangan distribusi pendapatan antara kelompok rumah tangga pertanian dan non pertanian cenderung semakin rendah."
Depok: Universitas Indonesia, 2008
T21219
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Diana Permatasari
"Bagi Indonesia peran sektor pariwisata sebagai salah satu sumber penerimaan devisa negara semakin besar raja. Karena itu sektor ini membutuhkan pengelolaan yang seksama terutama berkaitan dengan sifatnya yang unik yaitu produknya tidak dapat diantarkan ke konsumen sehingga dibutuhkan suatu investasi dan kepercayaan yang besar dari pihak konsumen kepada potensi pariwisata obyek wisata yang ingin ditujunya. Untuk membangun kepercayaan tersebut, perlu dilakukan pemasaran pariwisata yang salah satu bagiannya dan menjadi obyek penelitian ini adalah melakukan upaya-upaya promosi yang efektif ke pasar sasarannya. Studi kasus dilakukan pada promosi pariwisata DKI Jakarta dalam menarik wisatawan mancanegara. Metode penelitian dilakukan secara kualitatif terhadap hasil wawancara dengan pares pejabat yang menangani kepariwisataan DKI Jakarta, dan secara kuantitatif terhadap 25 sampel 'ahli' dengan melakukan analisis proses hierarkhi; serta terhadap 30 wisatawan mancanegara yang dipilih secara acak untuk mengetahui persepsi mereka tentang potensi pariwisata DKI Jakarta. Hasil wawancara dengan para pejabat di bidang pariwisata DKI Jakarta menunjukkan bahwa Jakarta diposisikan sebagai suatu urban destination (daerah tujuan wisata perkotaan) sehingga jenis wisatawan mancanegara yang diincarnya terutama adalah kalangan bisnis-plus (berbisnis sekaligus berwisata) dari Asia Pasifik, Eropa, Amerika Serikat, Uni Emirat Arab dan Maroko. Berkaitan dengan pasar sasarannya itu, promosi yang dilakukan difokuskan pada Narketing Public Relations yaitu pameran, seminar, gala dinner dan berbagai demo kerajinan rakyat dengan undangan terutama kalangan bisnis, investor dan pemerintah. Padahal berdasarkan hasil penelitian pada, data historis selama Pelita V yang lalu dan penyebaran kuesioner kepada beberapa wisatawan mancanegara di Jakarta ternyata wisatawan mancanegara dari kalangan bisnis jumlahnya lebih kecil daripada dari kalangan berlibur dan persentasenya juga menunjukkan penurunan. Selain itu perlu diperhatikan bahwa dari responden yang datang untuk berlibur, semuanya menyatakan bahwa Jakarta bukan tujuan utama kedatangan mereka ke Indonesia untuk berlibur. Mereka berada di Jakarta karena kebetulan pesawatnya melalui Jakarta. Berdasarkan penemuan-penemuan tersebut, maka terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh para pejabat yang menangani pariwisata DKI Jakarta : Pasar sasaran sebaiknya tidak ditutup secara kaku pada kalangan bisnis-plus. Kalangan yang datang untuk berliburpun perlu mendapat perhatian sehingga macam alert promosi tidak terbatas pada MPR saja yang tidak menjangkau masyarakat luas, kecuali berhasil dipublikasikan oleh media massy setempat. MPR perlu juga disertai dengan publisitas dan iklan selain karena masalah coverage dari MPR, iuga karena MFR membutuhkan biaya bestir sehingga tidak dapat dilakukan rutin di suatu tempat yang dapat berakibat lupanya pasar sasaran pada Jakarta. Iklan dan publisitaspun sebaiknya ditayangkan di majalah umum atau surest kabar sehingga coveragenya lebih luas dari majalah khusus pariwisata. Jika dance terbatas, penggunaan MPR, iklan dan publisitas dapat secara bergiliran. Pecan Jakprom agar ditingkatkan. Untuk mengembangkan bisnis konvensi di Jakarta, perlu dibentuk suatu convention bureau sehingga upaya-upaya promos dapat lebih terarah dan ekstensif."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1994
S18842
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rina Irawati
"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis permintaan pariwisata Indonesia dari 8 negara utama asal wisatawan di luar kawasan Asean yakni Tiongkok, Jepang, Korea Selatan, Inggris, Jerman, Perancis, Australia dan Amerika Serikat dalam upaya mendukung perencanaan pariwisata dan peningkatan kunjungan wisatawan ke Indonesia. Metode analisis ekonometrika ndash; Seemingly Unrelated Regression SUR digunakan untuk melihat dampak yang berbeda faktor ekonomi dan non ekonomi terhadap permintaan pariwisata di masing ndash; masing negara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa GDP, Harga relatif, harga relatif destinasi lain, harga tiket, kondisi krisis ekonomi dan kondisi keamanan memiliki dampak yang beragam terhadap permintaan pariwisata di masing masing negara. Kata kunci: permintaan pariwisata, data panel,Seemingly Unrelated Regression.

This research aim to analyze tourism demand for Indonesia from 8 main generating countries outside South East Asia region namely China, Japan, South Korea, United Kingdom UK , Germany, France, Australia dan United States of America USA based on panel data econometric analysis with Seemingly Unrelated Regression SUR to support tourism planning and increasing international visitor arrivals. This study investigates the effect of economic and non economics factors on tourism demand from each generating country. The result indicates various significant effect of GDP, relative price, relative price in other destination, transportation cost, economic crisis and political condition regarding terrorism on tourism demand from each generating countries. Keyword tourism demand, panel data, Seemingly Unrelated Regression.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2018
T51543
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anya Paramita Mayaputri
"Penyerangan kelompok teroris terhadap warga negara asing di tempat pariwisata mampu menciptakan dampak yang luas dan mampu menarik perhatian dunia. Seiring terjadinya berbagai isu terorisme di Indonesia, maka muncul berbagai peringatan perjalanan (travel advisory) ke Indonesia yang diharapkan mampu menciptakan kewaspadaan dan ketakutan bagi warga negara asing untuk datang ke Indonesia. Namun, hal ini bukan anggapan semua warga negara asing, karena kenyataannya banyak dari mereka tetap mengunjungi Indonesia dengan berbagai tujuan dan salah satunya untuk berlibur seperti kelompok wisatawan backpackers yang mengutamakan kebebasan, mencari tantangan dan pengalaman, bahkan di negara-negara yang dianggap beresiko untuk dikunjungi seperti Indonesia.
Penelitian ini berusaha mencari tahu pengalaman para backpackers dari 3 negara di Eropa (Inggris, Belanda dan Swedia) mengenai perasaan dan pandangan mereka selama backpacking ke Indonesia terkait dengan isu terorisme. Melalui pendekatan kualitatif dengan wawancara terhadap lima informan, menghasilkan data temuan mengenai pengalaman dan pandangan para informan backpackers yang berlibur ke Indonesia pasca Bom Bali I tahun 2002 silam. Data temuan dianalisa melalui temuan literatur sebelumnya terkait ketakutan akan kejahatan, terorisme, dan kaitannya dengan keberadaan peringatan perjalanan.

Many terrorism acts attacked tourist areas with tourists as the terrorist‟s prime target. By attacking groups of foreign tourists, it would gain bigger impact to the world citizens and countries so they could reach the higher existence and spread fear among their target groups. As the terrorism acts often occured in Indonesia, many other countries started to issue travel advisory for Indonesia which probably emerged vigilance and fear among their citizens. However, this policy not always suceeded, there are still many foreigners coming to Indonesia especially on vacation purpose. Considerable part of them are backpacker tourists, which is a group of free-minded and challange-seeking traveller that sometimes also look for ?adventure‟.
This research is trying to find out the experiences of five backpackers from three different countries in Europe (England, Netherland and Sweden) which related to their point of view and feelings about terrorism issues post Bali Bombing in 2002 (and many other terrorism act that have occured since then). The research uses a qualitative approach by collecting data through interviews and literature then analized with configurations that relate to fear of crime, terrorism and the existence of travel advisory.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2011
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Zaeni
"Penelitian ini berfokus pada faktor-faktor yang mempengaruhi wisatawan mancanegara berkunjung ke Indonesia dalam konteks pengukuruan bobot prioritas terhadapat faktor keamanan, kemudahan visa, transportasi, akomodasi dan kurs serta pengukuran terhadapat prioritas pilihan tempat wisata di Indonesia (Bali, Yogyakarta, dan Sumatera Utara). Pendekatan penelitian yang digunakan adalah kuantitatif dengan disain deskriptif.
Model operasional penelitian menggunakan Analytical Hierarchy Process (AHP) dari Thomas L Saaty, professor pada Whorton School of Economics, Amerika Serikat (1971-1975). Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data kuantitatif dengan populasi penelitian adalah wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Indonesia tahun 2008 dengan sampel sebanyak 100 orang asing dari lima benua (Amerika, Australia, Asia, Afrika dan Eropa).
Dari analisis terhadap hasil penelitian, disimpulkan bahwa: 1) faktor keamanan sebagai prioritas pertama dengan bobot sebesar 40.7 %, selanjutnya faktor kemudahan visa menjadi prioritas kedua dengan bobot sebesar 25.1 %, faktor transportasi mendapat bobot prioritas sebesar 17.4 %, faktor akomodasi mendapat bobot prioritas sebesar 11.3 % dan faktor kurs menjadi prioritas terakhir dengan bobot sebesar 5.6%. 2) pilihan tempat wisata di Indonesia dengan memberikan pilihan berwisata di propinsi Bali, Yogyakarta, dan Sumatera Utara dengan mengacu pada faktor keamanan, kemudahan visa, transportasi, akomodasi dan kurs diperoleh pilihan tempat wisata wisatawan mancanegara dengan tujuan Bali mendapat bobot prioritas pilihan sebesar 78.3 %, kemudian Yogyakarta mendapat bobot prioritas pilihan sebesar 11.8 % dan untuk pilihan Sumatera Utara mendapatkan bobot prioritas sebesar 10.0%.
Hasil penelitian ini menyarankan bahwa perlunya melibatkankan masyarakat dalam upaya menjaga keamanan dan ketertiban selain peran aktif aparat keamanan dalam rangka menciptakan citra aman di wilayah Indonesia dan perlunya koordinasi antar instansi pemerintah dalam upaya meningkatkan kunjungan wisatwan mancanegara ke Indonesia.

This research focuses on factors contributing for international tourists to visit Indonesia within the context of priority assessment on the aspects of security, visa flexibility, transportation, accommodation and currency and also the place of destination factors (Bali, Yogyakarta, and North Sumatera). The research itself utilises quantitative research accompanied with descriptive design approach.
In addition, the research uses operational model of Analytical Hierarchy Process (AHP) from Thomas L. Saaty, a professor at Wharton School of Economics, US (1971-1075). This technique is approaching a quantitative data gathering system with the population of the research sample taken from 100 foreign tourists visiting Indonesia in the year of 2008 from five major continents (America, Australia, Asia, Africa and Europe).
From the analysis, it could be concluded that the rank for aforementioned factors could be positioned: 1) the security factor as the main priority component with 40.7 %, followed by the visa flexibility scheme with 25.1%. The next place filled by the transportation factor with 17.4% and accommodation factor lining up behind with 11.3% and lastly, the currency become the last place with 5.6%. 2) Bali is convinced as the most favourable place for tourist to be visited for foreigners among the three major tourist destinations, such as Bali, Yogyakarta and North Sumatera based on the aspects of security, visa flexibility, transportation, accommodation and currency rate with the value of 78, 3% followed by Yogyakarta with 11.8% and North Sumatera as the least favour with 10.0%.
The research also revealed that the government should also involve the broader public domain in maintaining the order and security in order to support the authority?s official responsibility to uphold and maintain security integrity within the territory of the republic of Indonesia. And lastly, the research also highlights the significance of enhanced coordination among state?s authorities to stimulate the increase of foreign tourist to visit Indonesia in the coming years."
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2008
T25365
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sudirman
"ABSTRAK
Dalam naskah Garis-Garis Besar Haluan Negara (GBHN), Bab III huruf B, angka 3 dinyatakan bahwa sasaran utama Pembangunan Jangka Panjang adalah terciptanya landasan yang kuat bagi Bangsa Indonesia untuk tumbuh dan berkembang atas kekuatannya sendiri menuju masyarakat yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila. Sedangkan titik berat dalam Pembangunan Jangka Panjang adalah pembangunan bidang ekonomi dengan sasaran utama untuk mencapai keseimbangan antara bidang pertanian dan bidang industri, serta terpenuhinya kebutuhan Pokok Rakyat, yang berarti bahwa sebagian besar dari usaha pembangunan diarahkan kepada pembangunan ekonomi, sedangkan pembangunan di bidang-bidang lainnya bersifat menunjang dan melengkapi bidang ekonomi.
Dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 alinea ke empat ditetapkan, Pemerintah Negara Republik Indonesia berkewajiban untuk melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Dengan aspirasi Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1445 Pemerintah Orde Baru telah melaksanakan Pembangunan Nasional yang berencana yaitu melalui Pembangunan Lima Tahunan yang berkesinambungan.
Kegiatan Pembangunan Nasional yang dilaksanakan Pemerintah tersebut sesuai dengan Amanat Rakyat Indonesia melalui Garis-Garis Besar Haluan Negara.
Proses Pembangunan Nasional akan berlanjut dan efektif bila dapat terhindar dari segala macam tantangan, ancaman, hambatan dan gangguan baik dari dalam maupun dari luar. Oleh karena itu upaya untuk mensukseskan Pembangunan Nasional yang sejalan dengan upaya meningkatkan Ketahanan Nasional di segala bidang perlu mendapatkan perhatian secara terus menerus.
Di dalam Garis-Garis Besar Haluan Negara dinyatakan bahwa Pembangunan Jangka Panjang harus mampu membawa perubahan-perubahan fundamental dalam struktur ekonomi Indonesia, sehingga produk Nasional yang berasal dari sektor-sektor diluar pertanian akan merupakan bagian yang semakin besar dan industri akan menjadi tulang punggung ekonomi.
Dalam kaitan ini ditegaskan, bahwa pembangunan industri adalah bagian dari usaha jangka panjang untuk merombak struktur ekonomi kearah yang seimbang yaitu antara pertanian dan industri. Pembangunan industri sebagai bagian dari usaha pembangunan ekonomi jangka panjang diarahkan untuk menciptakan struktur ekonomi, yang lebih kokoh dan seimbang yaitu struktur ekonomi dengan titik berat industri, yang maju didukung oleh pertanian yang tangguh.
Untuk itu proses industrialisasi lebih dimantapkan guna mendukung berkembangnya industri sebagai penggerak utarna peningkatan laju pertumbuhan ekonomi dan perluasan lapangan kerja serta memperluas kesempatan berusaha. Untuk itu perlu mendayagunakan dengan sebaik-baiknya sumber daya manusia, sumber daya a1am, energi, sumber dana, termasuk devisa serta teknologi yang tepat dengan tetap memperhatikan kelestarian kemampuan lingkungan. Dalam melaksanakan pembangunan industri, perlu diusahakan agar struktur ekonomi dan struktur industri menjadi makin kokoh dengan mempererat keterkaitan antara sektor industri dengan sektor-sektor pembangunan lainnya.
Pembangunan industri ditujukan untuk memperluas kesempatan kerja, memeratakan kesempatan berusaha, meningkatkan ekspor, menghemat devisa, menunjang pembangunan daerah dan memanfaatkan sumber daya alam serta sumber daya manusia.
Tujuan pembangunan industri ini sejalan dengan tujuan penyelenggaraan kepariwisataan yaitu memperkenalkan, mendayagunakan, melestarikan dan meningkatkan mutu obyek dan daya tarik wisata, memupuk rasa cinta tanah air dan meningkatkan persahabatan antar bangsa, memperluas dan memeratakan kesempatan berusaha dan lapangan kerja, meningkatkan pendapatan nasional dalam rangka meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat serta mendorong pendayagunaan produksi nasional.
Pariwisata merupakan salah satu sumber devisa yang semakin penting. Seperti diketahui pariwisata memiliki keunggulan komparatif yang khas, dan sifat aktivitasnya yang banyak menyerap tenaga kerja sangat sesuai dengan strategi pembangunan nasional. Kemampuannya dalam menyesuaikan diri terhadap fluktuasi perekonomian dan moneter dunia, serta prospeknya yang sangat cerah, merupakan salah satu alasan mengapa pariwisata juga dapat dijadikan komoditas andalan.
"
Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 1992
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Direktorat Bina Pemasaran Wisata, 1993
341.754 IND a
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Andhiny Adyaharjanti
"Sektor pariwisata menjadi salah satu sektor yang cukup berkembang di Indonesia. Salah satu perkembangan sektor pariwisata ditunjukkan melalui pertumbuhan PDB Pariwisata Indonesia. Pertumbuhan PDB pariwisata Indonesia cukup signifikan hingga pada tahun 2016, sektor pariwisata menjadi sektor penyumbang PDB Nasional terbesar kedua setelah sektor migas. Salah satu penyebab tumbuhnya PDB Pariwisata ini adalah karena peningkatan pengeluaran wisatawan mancanegara di Indonesia. Secara tidak langsung peningkatan pengeluaran wisatawan mancanegara berpengaruh terhadap perekonomian Indonesia. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dampak pengeluaran wisatawan mancanegara terhadap perekonomian Indonesia. Penelitian ini menggunakan metode analisis input-output dengan pengembangan model Miyazawa. Pengembangan dilakukan dengan membagi sektor rumah tangga menjadi sepuluh kelompok menurut pendapatannya. Kesimpulan penelitian ini adalah pengeluaran wisatawan mancanegara di Indonesia berpotensi mengurangi kemiskinan dan memperbesar ketimpangan secara bersamaan. Hal tersebut dirasakan bagi seluruh kelompok rumah tangga, baik kota maupun desa.

Tourism sector is being one of the most developed sector in Indonesia. The development of tourism can be seen through the growth of tourism GDP in Indonesia. The growth og tourism GDP in Indonesia has been significantly increased since 2016, tourism is assumed to be the second largest contributor of national GDP after oil and gas. One ogf the reason for the significant increase in tourism is the increasing number of total international tourists expenses in Indonesia. Indirectly, it impacts to the Indonesian economic. Thus, this research aims to analyse the impact of international tourists expenses to the Indonesian economic. This research used input output analysis method with Miyazawa model development. The development was done by dividing the household into groups according to their income. The conclusion of this research is tourist expenditures in Indonesia has the potential to reduce poverty and increase inequality simultaneously. It is felt by the whole household groups, both urban and rural household."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rinda Medianti
"Penelitian ini menganalisis intervensi promosi luar negeri yang dilakukan oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif terhadap kunjungan wisatawan mancanegara ke Indonesia tahun 2005-2012. Penelitian ini menggunakan analisis regresi data panel dengan pendekatan random effect method. Teridentifikasi enam negara yang mendominasi kunjungan wisman yaitu Singapura, Malaysia, Australia, Jepang, Republik Cina dan Republik Korea.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa belanja promosi pariwisata Indonesia ke luar negeri berpengaruh positif terhadap kunjungan wisatawan mancanegara ke Indonesia. Faktor lain yang berpengaruh positif terhadap kunjungan wisatawan mancanegara adalah nilai tukar mata uang asing negara asal wisatawan terhadap rupiahdan jumlah kunjungan wisatawan mancanegara tahun sebelumnya. Faktor pendapatan yaitu PDB riil perkapita berpengaruh negatif terhadap kunjungan wisatawan mancanegara ke Indonesia.

This research has identified intervention policy of foreign promotion by Ministry of Tourism and Creative Economy in potential demand of inbound tourism to Indonesia from 2005 until 2012. This research used analysis of data panel regression with random effect method. There was six nations that contributed in inbound tourism to Indonesia (Singapore, Malaysia, Australia, Japan, China, and South Korea).
The result of this research is that promotional expenditure of Indonesia?s tourism has positive significant relation with inbound tourism to Indonesia. Another factors that have positive relations are real exchange rate, and inbound tourism to Indonesia one previous year. Income factor GDP per capita real has negative relation with inbound tourism to Indonesia.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2014
T38630
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>