Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 201800 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Budhi Haryatno S.
"ABSTRAK
Adalah suatu kenyataan bahwa dewasa ini iklan yang berasal dari berbagai jenis produk minuman ringan menerpa khalayak sasarannya. Dan setiap iklan dengan karakteristiknya, berusaha menarik perhatian mereka. Kesamaan pengertian terhadap makna dari tujuan para pengiklan karena menjadikan khalayak mempersepsi iklan itu sesuai dengan apa yang diharapkan oleh produsen. ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana iklan merupakan Penelitian persepsi khalayak terhadap iklan minuman ringan dengan merk Bold Brewmix yang terdapat di media cetak. Adapun persepsi ini dilihat dari bagaimana atensi, interpretasi dan kognisi mereka terhadap unsur-unsur visual dan verbal dari iklan itu. Sedangkan khalayak yang dimaksud di sini adalah mahasiswa dan mahasiswi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Indonesia yang menjadi sasaran pengenaan iklan Bold Brewmix. Tipe penelitian ini adalah deskriptif dan pengumpulan data dilakukan dengan memberikan kuesioner kepada 100 responden yang terpilih. Dari hasil penelitian, secara umum dapat dikatakan unsur verbal iklan Bold Brewmix dapat menyampaikan apa yang ingin dipesankan oleh produsen kepada khalayaknya. Tetapi unsur visual iklan ini kurang mendukung atau mencerminkan pesan melalui naskah iklannya yang berbunyi Bold Brewmix for Bold People. Sedangkan untuk mencapai hasil yang efektif, antara unsur visual dan verbal harus saling menunjang dan membentuk satu kesatuan makna yang utuh. Hal ini perlu mendapat perhatian lebih dari pihak pengiklan, yaitu pemilihan model dan visualisasi yang ditampilkan."
1993
S3939
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mahendra Suyono
"Merupakan suatu kenyataan bahwa dewasa ini, iklan berbagai produk kemeja kerja menerpa khalayak sasarannya. Setiap iklan dengan karakteristiknya masing-masing berusaha merebut perhatian. Kesamaan pengertian terhadap arti atau makna sebuah iklan merupakan tujuan utama dari pengiklan. Dengan demikian, khalayak akan mempersepsikan iklan tersebut sesuai dengan apa yang diharapkan oleh produsen. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana persepsi khalayak terhadap iklan kemeja kerja merek Valino yang terdapat di media cetak. Persepsi ini dilihat dari bagaimana atensi dan interpretasi khalayak sasaran iklan Valino terhadap unsur-unsur visual dan verbal dari iklan tersebut. Khalayak yang dimaksud di sini adalah pegawai pria Bank Rakyat Indonesia (BRI) yang menjadi sasaran terpaan iklan Valino. Tipe penelitian yang dilakukan adalah deskriptif dengan menerapkan metode pengumpulan data dan dilakukan melalui kuesioner yang disebar kepada 100 responden terpilih. Dari hasil penelitian, secara umum dapat dikatakan bahwa unsur visual iklan Valino dapat menggambarkan apa yang ingin disampaikan oleh produsen kepada khalayaknya, yaitu mengenai detail kemeja Valino. Namun jika di lihat dari unsur verbal, khususnya headline, kurang dapat dimengerti. Penyebab utamanya adalah penggunaan bahasa Inggris yang kurang cocok dengan khalayak sasaran yang dituju. Daya tarik iklan tidak hanya terletak pada salah satu unsur saja, tetapi merupakan kombinasi unsur visual maupun verbal. Kegagalan salah satu unsur dapat berpengaruh terhadap makna iklan. Dengan demikian pihak pengiklan perlu memberi perhatian pada pemilihan katakata maupun bahasa yang tepat."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1996
S4127
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Pakpahan, Ima Sinurma
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1989
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tim Lorinsi
"Ledakan informasi dan media sebagai dampak pesatnya kemajuan teknologi komunikasi dewasa ini menimbulkan gejala masyarakat dengan komunikasi berlebih (overcommunicated society), Terpaan informasi yang melebihi kapasitas masyarakat ini terutama di kota besar dengan status social ekonomi tertentu. Iklan sebagai alat penting dalam komunikasi pemasaran juga terkena dampak ini. Produk rokok yang merupakan produk dengan bahan dasar yang relatif sama pada tiap produk harus bisa dikomunikasikan dengan melalui fungsi psikologisnya. Ini merupakan jalan terbaik untuk dapat memposisikan produk pada benak konsumen. Positioning dengan upaya pelekatan citra merek dianggap perlu oleh rokok Sampaerna A Mild untuk menjadikannya unik dan terhindar dari persaingan langsung. Kesenjangan antara citra merek yang diharapkan komunikator (Sampoerna Mild) dan khalayak akan merupakan indikator keberhasilan awal sebuah iklan. Hal inilah yang akan dilihat sebagai pokok permasalahan dimana kondisinya akan berbeda bila dilihat dari faktor-faktor tertentu. Populasi mahasiswa FISIP UI sampelnya ditarik melalui teknik penarikan sampel Probabilita dengan Stratified Random Sampling secara kuantitatif datanya akan diambil melalui metede Survai Sampling. Penggunaan pedoman wawancara berstruktur dengah pernyataan tentang persepsi yang menggunakan skala Likert akan diuji validitasnya melalui critical ratio item sebagai alat ukur utama dalam penelitian bertipe deskriptif ini. Dengan menggunakan kerangka pemikiran yang mengacu pada konsep-konsep dan penelitian terdahulu, hipotesa yang diajukan akan diuji melalui teknik T Test yang akan melihat tingkat perbedaan pada rata-rata hitung variabel "pembeda" pada variabel "persepsi", Dengan kesepakatan bahwa nilai t yang diperoleh hares signifikan pada p<0.05, sesuai dengan batas toleransi kesalahan dalam ilmu sosial sebesar 5%. Hasilnya adalah perbedaan dalam mempersepsikan citra merek rokok Sampoerna A Mild secara integral signifikan pada pengenaan iklan tertentu. Sedangkan bila dilihat secara parsial, citra Low Tar Loo Nicotine secara signifikan dipersepsikan berbeda pada variabel "pembeda" kebiasaan merokok, pengaruh lingkungan dan pengenaan iklan."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia , 1994
S4308
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Danu Wiharja Wijaya
"ABSTRAK
Iklan yang muncul di media massa dan media lainnya, merupakan wujud pesan yang dibentuk dengan lambang-lambang tertentu. Lambang-lambang tersebut, antara lain, dapat berapa judul, naskah, warna atau gambar (ilustrasi). Dan sebagai lambang-lambang tentunya ia mempunyai makna. Penelitian ini memaparkan gambaran pemahaman khalayak terhadap serial iklan berwarna cat Dulux, dengan penekanan pada unsur ilustrasinya. Ilustrasi iklan ini menggunakan gambar zebra, pinguin, payung dan gajah untuk menggambarkan keunggulan mutu dan warna cat Dulux. Selain unsur ilustrasi unsur warna, judul dan naskah juga diteliti. Unsur warna ikut diteliti karena merupakan bagian yang terkandung dalam ilustrasi. Sedangkan unsur judul dan naskah merupakan unsur yang melengkapi atau memperjelas ilustrasi. Tanpa judul dan naskah, ilustrasi iklan itu maknanya belum jelas. Begitu pula sebaliknya. Iklan cat Dulux ini tampil di berbagai media: suratkarbar Kompas; majalah Intisari, Tempo, Femina, Kartini serta medium billboard. Namun dalam penelitian ini, yang diteliti hanya yang muncul di ke-4 majalah tersebut, selama periode kampanye April-September 1986 dengan seri-seri zebra, pinguin, payung dan gajah. Adapun populasinya adalah para pembaca salah satu atau lebih majalah-majalah itu, sedangkan sampelnya adalah para pembaca salah satu atau lebih majalah-majalah itu yang bertempat tinggal di Kelurahan Paseban, Kecamatan Senen, Jakarta Pusat. Data primer untuk penelitian yang bersifat deskriptif ini, didapatkan dengan jalan mewawancarai 70 responden dengan instrumen kuesioner dan juga sambil diperlihatkan gambar-gambar iklannya secara keseluruhan. Sebagai data penunjang dilakukan juga studi kepustakaan serta wawancara dengan PT. ICI Paints Indonesia dan pembuat iklan itu, yaitu PT. Citra Lintas: Indonesia. Dari hasil penelitian ternyata responden umumnya memahami unsur ilustrasi sebagai menggambarkan keunggulan cat Dulux dalam halĀ· mutu dan warnanya. Begitu pula untuk unsur judul. Tapi untuk ke-2 unsur itu ada juga yang memahami nya sebagai sekedar menarik perhatian, tidak tahu dan lain-lain dan jumlahnya cukup besar juga, sehingga perlu diperhatikan lebih lanjut. Pada unsur warna dan naskah sebagian besar responden menganggapnya menarik dan sesuai dengan produknya."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1988
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yul Yahya Mandara Kumara
"ABSTRAK
Tubuh sehat merupakan idaman setiap orang. Untuk itu diperlukan unsur penunjang yang berupa makanan bergizi. yaitu susu. Namun, karena kendala tertentu, maka konsumsi susu oleh masyarakat masih tergolong rendah. Keadaan ini kemudian membuka kegiatan ekonomi banyak perusahaan susu. Sehingga diperlukan iklan yang dapat memberikan informasi maupun mempersuasi masyarakat agar meningkatkan konsumsi susu. Kenyataannya perusahaan periklanan yang membanjiri khalayak memaksa setiap iklan untuk menempatkan produk dalam pusat perhatian khalayak. Berarti sebuah iklan harus memiliki unsur yang mengandung daya tarik bagi yang melihatnya. Suatu cara yang digunakan iklan Susu Bubuk BENDERA (SBB) adalah menggunakan tokoh tenar sebagai model iklan. Hal itu berkaitan dengan produk SBB itu sendiri yang memiliki keistimewaan yang sulit diukur atau dibuktikan dan serupa dengan produk sejenis. Penggunaan model iklan tokoh-tokoh tenar dimaksudkan untuk menghubungkan nilai glamour dan otoritas tersebut dengan nilai produk. Kedua nilai mencerminkan keadaan yang mengundang ketakjuban dan suatu tokoh tersebut kewibawaan karena kemampuan dalam suatu bidang tertentu. Keadaan yang disandang tokoh tenar yang menjadi model iklan ini dapat menjadi sumber acuan dan panutan bagi seseorang dalam menilai pesan yang disampaikan iklan. Namun demikian keistimewaan yang dimiliki tokoh tenar belum menjadi jaminan keberhasilan suatu kampanye periklanan. Karena selain masalah kejujuran di mana masyarakat umumnya mengetahui tokoh tenar mendapat upah untuk menjadi model iklan, dituntut pula keterkaitan antara tokoh tersebut dengan produk. Pertanyaan penelitian ini adalah sejauh manakah persepsi ibu rumah tangga terhadap iklan SBB dan sudah sesuaikah menggunakan tokoh tenar sebagai model iklan SBB di dalam kerangka tujuan periklanan. Untuk menjawab kedua pertanyaan periklanan ini maka diadakan suatu penelitian survey-sample dengan menggunakan sampel sebanyak 80 responden. Para responden adalah ibu rumah tangga yang bertempat tinggal di kelurahan Tebet Barat. Data penelitian merupakan . statement verbal berdasarkan persepsi dan evaluasi terhadap unsur naskah iklan pengumpulannya dilakukan dengan pertanyaan berstruktur. Sedangkan untuk menganalisis data melalui pengamatan terhadap perbedaan persentase. Kesimpulan yang didapat dari penelitian ini adalah bahwa predikat dan ketenaran seorang tokoh belum merupakan jaminan sebagai model yang sesuai bagi suatu iklan. Dari kelima tokoh tenar yang menjadi model iklan SBB dan menggunakan SBB hanya Mieke Wijaya dan Icuk Sugiarto yang cenderung dinilai menarik dan tepat. Berdasarkan alasan yang disebutkan responden, untuk menjadi model yang menarik dan tepat bagi iklan SBB diperlukan kaitan yang wajar antara latar belakang, profesi dan penampilan tokoh dengan produk. Sedangkan dari segi kejujuran pada umumnya tokoh tenar dinilai tidak jujur sebagai model iklan. Adapun alasan ketidakjujuran tersebut lebih ditekankan pada keraguan atas kesaksian tokoh di dalam pengalaman mengkonsumsi SBB. Masalah lain yang dapat disimpulkan pula adalah mengenai unsur lain dari naskah iklan SBB serta efek iklan terhadap penerima. Penggunaan warna ternyata merupakan hal penting untuk iklan SBB karena memberikan pengaruh tertentu pada diri penerima iklan. Sedangkan penggunaan kata-kata dalam iklan SBB terutama lebih banyak membentuk penilaian yang positif walaupun cukup banyak pula yang menilai kata-kata iklan SBB memberi rangsangan untuk mencoba produk. Dan akhirnya, efek yang ditimbulkan iklan SBB di dalam komunikasi dengan penerima iklan lebih banyak memberikan pengetahuan dari informasi yang diberikannya, ketimbang menimbulkan keyakinan terhadap iklan itu sendiri."
1990
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Marliana Susanti
"ABSTRAK
Penelitian ini ingin melihat bagaimana pengaruh pesan dalam Iklan Layanan Masyarakat Pajak terhadap pengetahuan dan sikap khalayak dalam membayar pajak berdasarkan faktor-faktor perhatian dan pemahaman serta faktor-faktor kepercayaan dan evaluasi khalayak terhadap atribut Iklan Layanan Masyarakat Pajak di media cetak. Iklan Layanan Masyarakat Pajak bersifat persuasif, dengan tujuan agar khalayak sasaran..mempunyai pengetahuan yang cukup dan akhirnya bersikap positif terhadap kehadiran ILM Pajak maupun terhadap pajak itu sendiri. Pendekatan yang digunakan adalah kuantitatif dengan didukung data kualitatif. Data dikumpulkan melalui survei di lapangan dan diperoleh melalui teknik wawancara berstruktur. Populasi terdiri dari pria dan wanita berusia, 18 tahun keatas serta bertempat tinggal di Kelurahan Rawa parat dan Kelurahan Petogogan, Kecamatan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Jumlah sampel 100 orang dengan teknik pengambilan sampel secara purposive. Interpretasi data hasil penelitian dilakukan berdasarkan analisis deskriptif tabel tunggal dan analisis tabel silang. Penelitian berlandaskan pada teori konsistensi kognitif. Teori konsistensi berbicara tentang nilai, Jika terjadi keadaan yang inkonsisten, maka akan timbul perasaan tidak enak dan disharmoni. Hal ini mendorong seseorang untuk secara aktif menjauhi keadaan yang baginya tidak nyaman tersebut. Sehubungan dengan penelitian ini, terlihat adanya inkonsistensi antara kewajiban dengan keengganan membayar pajak dalam diri responden, sehingga sikap responden berimbang, sebagian positif dan sebagian lagi negatif. Hal ini disebabkan karena mereka meragukan kebenaran dari pesan maupun gambar yang ditampilkan dalam ILM Pajak berdasarkan dari sikap yang telah terbentuk sebelumnya. Dari hasil penelitian diperoleh gambaran bahwa pengetahuan responden tinggi terhadap ILM Pajak tetapi tidak dalam pembentukan sikap. Faktor pendidikan, pekerjaan, penghasilan, gaya hidup serta pengenaan media tidak mempunyai pengaruh sama sekali dalam pengetahuan dan sikap responden terhadap ILM Pajak. Hanya pada faktor usia yang mempunyai pengaruh terhadap pengetahuan dan pembentukan sikap. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa, pesan-pesan yang disampaikan oleh ILM Pajak hanya dapat meningkatkan keingintahuan dan pengetahuan responden saja tetapi tidak dalam pembentukan sikap. Jadi ILM pajak disini yang diharapkan dapat mempengaruhi sikap responden tidak tercapai."
1993
S3802
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Marliana Susanti
"Penelitian ini ingin melihat bagaimana pengaruh pesan dalam Iklan Layanan Masyarakat Pajak terhadap pengetahuan dan sikap khalayak dalam membayar pajak berdasarkan faktor-faktor perhatian dan pemahaman serta faktor-faktor kepercayaan dan evaluasi khalayak terhadap atribut Iklan Layanan Masyarakat Pajak di media cetak. Iklan Layanan Masyarakat Pajak bersifat persuasif, dengan tujuan agar khalayak sasaran.mempunyai pengetahuan yang cukup dan akhirnya bersikap positif terhadap kehadiran ILM Pajak maupun terhadap pajak itu sendiri. Pendekatan yang digunakan adalah kuantitatif dejngan didukung data kualitatif. Data dikumpulkan melalui survei di lapangan dan diperoleh melalui teknik wawancara berstruktur. Populasi terdiri dari pria dan wanita berusia, 18 tahun keatas serta bertempat tinggal di Kelurahan Rawa parat dan Kelurahan Petogogan, Kecamatan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Jumlah sampel 100 orang dengan teknik pengambilan sampel secara purposive. Interpretasi data hasil penelitian dilakukan berdasarkan analisis deskriptif tabel tunggal dan analisis tabel silang. Penelitian berlandaskan pada teori konsistensi kognitif. Teori konsistensi berbicara tentang nilai, Jika terjadi keadaan yang inkonsisten, maka akan timbul perasaan tidak enak dan disharmoni. Hal ini mendorong seseorang untuk secara aktif menjauhi keadaan yang baginya tidak nyaman tersebut. Sehubungan dengan penelitian ini, terlihat adanya inkonsistensi antara kewajiban dengan keengganan membayar pajak dalam diri responden, sehingga sikap responden berimbang, sebagian positif dan sebagian lagi negatif. Hal ini disebabkan karena mereka meragukan kebenaran dari pesan maupun gambar yang ditampilkan dalam ILM Pajak berdasarkan dari sikap yang telah terbentuk sebelumnya. Dari hasil penelitian diperoleh gambaran bahwa pengetahuan responden tinggi terhadap ILM Pajak tetapi tidak dalam pembentukan sikap. Faktor pendidikan, pekerjaan, penghasilan, gaya hidup serta pengenaan media tidak mempunyai pengaruh sama sekali dalam pengetahuan dan sikap responden terhadap ILM Pajak. Hanya pada faktor usia yang mempunyai pengaruh terhadap pengetahuan dan pembentukan sikap. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa, pesan-pesan yang disampaikan oleh ILM Pajak hanya dapat meningkatkan keingintahuan dan pengetahuan responden saja tetapi tidak dalam pembentukan sikap. Jadi ILM pajak disini..yang diharapkan dapat mempengaruhi sikap responden tidak tercapai."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1993
S4008
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Silalahi, Aster
"Representasi gender dalam iklan ikut memiliki andil dalam memperkuat persepsi masyarakat tentang konsep perempuan yang cantik. Tontonan iklan mengagungkan kecantikan perempuan lewat wajah cantik, kulit putih dan halus. Iklan di televisi cenderung menjual mimpi dan imajinasi yang melambung tinggi. Media mengkonstruk sebuah realitas semu dari realitas sosial yang terjadi. Pasar perempuan merupakan pasar potensial yang selalu dieksplorasi oleh pemasar karena perempuan merupakan pengambil keputusan dalam pembelanjaan barang kebutuhan sehari-hari. Dari sini, peran kreativitas periklanan dalam mengadu rayuan menjadi sangat penting. Perempuan akhimya menjadi sasaran utama dari iklan sebuah produk. Mereka menjadi incaran utama dari sebuah pemasaran produk. Melalui interaksi simbolik, persepsi khalayak perempuan dibangun sedemikian rupa sehingga terbentuk suatu konstruksi realitas mengenai perempuan cantik yang mendorong perempuan untuk menjadi serupa dengan perempuan cantik tersebut.
Penelitian ini membahas mengenai persepsi perempuan terhadap iklan sabun kecantikan dalam kaitannya dengan konstruksi realitas mengenai kecantikan yang terbentuk di dalam masyarakat. Metode yang digunakan adalah metode kualitatif. Peneliti menggunakan tehnik wawancara terhadap 9 informan perempuan yang adalah wanita pekerja, ibu rumah tangga dan mahasiswi. Kerangka konsep yang digunakan adalah proses persepsi yang melalui 4 tahapan, yaitu Attention, Interest, Memory dan Impact (Moriarty, 1991). Melalui proses kreatif iklan mampu membangun suatu realitas sosial yang sering disebut sebagai kesadaran palsu (Berger, 1990) Ditinjau dari persepsi informan, mereka menggunakan sabun kecantikan karena keinginan mereka menjadi perempuan yang sesuai dengan iklan tersebut. Hal ini membuat iklan sabun kecantikan mengutamakan keindahan, kecantikan dan mengkonstruksi wanita sebagai mahiuk yang harus cantik dan mendorong khalayak untuk mencontoh dan berpola pikir sesuai dengan apa yang dipesankan di dalam iklan. Pemasar dengan sengaja membuat suatu konstruksi realitas sosial mengenai pola pikir ataupun gaya hidup masyarakat melalui iklan televisi yang dapat dijangkau oleh masyarakat secara luas. Konstruksi realitas sosial ini membuat wanita selalu ingin mengungguli sesama wanita dengan berpatokan pada suatu bentuk ideal yang sebenamya adalah semu. ReaIitas semu ini dibentuk dari interaksi simbolik yang muncul pada saat menonton iklan. Melalui penelitian ini membantu pemaharnan terhadap konstruksi realitas sosial yang terjadi di masyarakat mengenai bentuk ideal seorang perempuan dan persepsi perempuan terhadap suatu produk. Hal ini dapat digunakan oleh pengiklan dalam membuat kreatif iklan untuk menarik minat khalayak perempuan. Sebaliknya penelitian ini juga membantu konsumen agar tidak serta merta memilih produk. Di satu sisi akan menguntungkan produsen dalam memperkenalkan produknya melalui iklan, di sisi lain konsumen harus dapat menyikapi sikap konsumtif dan mengikuti konstruksi iklan yang dibangun oleh produsen agar tidak terjadi pembodohan terstruktur.

Gender representation in advertising contributes a big part in constructing audience perception regarding `beauty' concept. Advertisements mostly highlight `beauty' concept with using female star which have a beautiful face, white and smooth skin. The TV ad usually sells unreal reality and high expectations. Media construct this unreal reality from social reality which already occurred. Women segmentation always becomes potential segment which always explore by marketers due to women are the decision maker in buying daily need. From this point of view, creativity in making an ad especially for women is very important. Women finally the main target from the marketers and from the ad itself. Women perception is build using symbolic interaction in the ad and it construct a social reality regarding `beautiful' women and insist them to become those `beautiful' women by using their products.
This research explains women perception regarding a beauty soap TV ad from the reality social construction about `beautiful' women. Method that being used in this research is qualitative method. Researcher interviewed 9 (nine) women, who is professionals, housewives and students to know their perception. Researcher used perception process which has 4 steps which is attention, interest, memory and impact (Moriarty, 1991). The ad creative process can construct social reality which sometimes said as an unconsciously awareness (Berger, 1990). From informants perception can conclude that they using a beauty soap because they want to be the same with the women in the ads. This make soap ad always using beautiful women and always stress on beauty, smooth skin and these construct women's idea about `beautiful' women and encourage them to duplicate the ad. Marketers construct a social reality regarding beauty by using TV ad which can reach a big number of people. This social reality construction make women always want to be perfect which means the same as the social construction which already exist. This research hopefully can help audience understanding regarding the social construction about `beautiful' women and their perception about soap ad, which can used by advertising in making attractive ad for women. Also help consumers in selecting product from advertisement.
"
2005
T14092
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yourina Azwar
"ABSTRAK
Iklan televisi merupakan jenis iklan audio-visual yang sedang berkembang pesat di Indonesia. Hal ini disebabkan karena telah diperbolehkannya ditayangkan siaran komersial di stasiun swasta. Iklan televisi dikatakan media efektif untuk menyalurkan pesan karena kemampuannya dalam mengkombinasikan citra visual, suara dan gerak, sehingga keBampatan untuk mengembangkan pesan kreatif dan imaginatif lebih memungkinkan. Selain itu iklan televtai dapat menjangkau khalayak yang besar. Untuk menyampaikan pesan dalam media audio-visual ini dapat dilakukan dengan berbagai pendekatan, antara lain dengan memakai pendekatan Slice of Life, atau dengan pendekatan Animasi. Pendekatan Slice of life memperlihatkan masalah yang dihadapi khalayak sehari-hari dan bagaimana produk menyelesaikannya, merupakan pendekatan yang mendapat perhatian penonton yang Sedangkan Animasi cukup tinggi karena menarik untuk ditonton. Agar mencapai hasil maksimal, pengiklan sering menggabungkan pendekatan ini, dimana kelebihan keduanya dapat disatukan dan kelemahan masing-masing dapat ditutupi. Salah satu yang memakai pendekatan ini adalah produk permen Vicks Jahe, pengiklan menyalurkan pesan dengan memakai cuplikan kehidupan sehari-hari dan animasi. Terdapat masalah bila khalayak tidak dapat mempersepsikan animasi maupun iklan ini secara keseluruhan sehingga tujuan penyampaian pesan tidak tercapai. Peneliti tertarik akan masalah penyampaian pesan melalui iklan televisi dengan memakai animasi dan Slice of Life karena iklan televisi sedang berkembang sehingga kita perlu tahu bagaimana cara penyampaian pesan yang tepat. Dari hasil penelitian ini te.rgambar persepsi khalayak yang positif terhadap iklan televisi permen Vicks Jahe. Dengan perincian bahwa perhatian khalayak Sebagian besar mengacu pada pendekatan Slice of Life, sedangkan animasi ternyata bukan merupakan unsur yang menarik perhatian khalayak. Pesan secara keseluruhan dapat ditangkap dan dipersepsikan khalayak dengan baik, karakter animasi tidak terlalu mengena tetapi ternyata dengan tidak tertangkapnya makna utama yang seharusnya ditangkap oleh khalayak."
1992
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>