Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 201898 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ayu Primantari
"ABSTRAK
Salah satu tolok ukur kehidupan demokrasi dalam suatu negara adalah seberapa jauh partisipasi masyarakat dalam kehidupan politiknya, Partisipasi ini dapat dilihat dari berbagai aspek dunana salah satunya adalah hak menyatakan pendapat dalam sebuah media pers. Namun, dalam realitas sehari-hari, ternyata berpendapat secara terbuka terkadang Itu sebabnya, terdapat surat- (tidak beridentitas lengkap) membuat orang merasa was-was. surat atau komentar yang anonim dalam rubrik surat pembaca pada sebagian besar media pers di Indonesia. Karakteristik serta hubungan antara anonimitas dan materi isi komentar yang dimuat dalam Majalah Berita Mingguan TEMPO inilah yang diteliti oleh penulis dengan menggunakan metode analisis isi. Berangkat dari asumsi dasar bahwa materi isi komentar pembaca mempengaruhi anonimitas sebuah komentar, maka penulis ingin mengetahui apakan ada signifikansi antara keduanya. Pengujian signifikansi antara dua variabel tersebut dilakukan dengan menggunakan rumus chi kuadrat. Dari hasil analisis penelitian ini, dapat di tarik kesimpulan bahwa tidak terdapat hubungan antara anun.unitas dengan materi isi komentar yang ditulisnya. komentar anonim cenderung tidak mengandung hal-hal yang dianggap rawan atau mengganggu stabilitas nasional, meskipun banyak diantara komentar anonim tersebut yang berisi penyejab adanya anonimitas kolateral dan vertikal yang masih ada kritik. Salah satu komentar ini adalan budaya pada sebagian masyarakat Indonesia."
1990
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
"Jurnal berkala yang menyajikan tulisan tentang berbagai masalah nasional dan internasional. Analisis CSIS sendiri adalah suatu formu terutama untuk para staf peneliti CSIS sendiri."
Jakarta: Centre for Strategic and International Studies, 2001
320 ANC
Majalah, Jurnal, Buletin  Universitas Indonesia Library
cover
Silaban, Sarah
"Program-program Pemprov DKI, terutama yang berkenaan dengan penataan lalu lintas lebih sering tidak mendapat dukungan positif dari publik dan media massa. Kurangnya dukungan dari stakeholder ini mengakibatkan sulitnya program-program Pemprov DKI di masa lalu, seperti jalur khusus bus, jalur lambat, untuk bertahan dan berkelanjutan. Kegagalan program-program di masa lalu disinyalir memiliki kaitan erat dengan citra Pemprov DKI yang buruk, terutama KKN.
Menurut teori difusi inovasi Rogers, inovasi seaman bus way akan lebih mudah diterima dan diadopsi oleh sasaran dengan bantuan penyebaran informasi oleh media massa. Oleh karena itu, penelitan ini berusaha mencari dan mengelompokkan isu-isu dan sikap yang mengemuka dalam pemberitaan media massa yang diteliti untuk mengetahui seberapa banyak informasi yang yang mendukung adopsi inovasi bus way dikemukakan oleh media massa, Penelitian mrn juga mengumpulkan bukti-bukti bagaimana sikap media massa terhadap Pemprov DKI dan bagaimana Pemprov DKI menyikapi balik media dan mengantisipasi program komunikasi program bus way-nya.
Penelitian terhadap harian Kompas, Republika, dan Warta Kota selama 6 bulan di tahun 2003 ini pada akhimya menemukan bahwa media massa memiliki sikap yang negatif terhadap Pemprov DKI, terutama yang berhubungan program bus way. Hal ini sebagian besar disebabkan oleh ketidakpercayaan media yang diteliti terhadap Pemprov DKI dan citra Pemprov DKI yang buruk. Akan tetapi, sikap negatif yang diikuti saran dan masukan media sesungguhnya keperdulian keprihatinan terhadap pembangunan yang dilakukan oleh Pemprov DKI. Hal ini juga mengindikasikan bahwa keterlibatan para pemegang kepentingan (stakeholder) adalah perlu. Pemprov DKI dapat menggunakan berbagai masukan yang dijabarkan dalam penelitian sebagai alat perbaikan kinerja mereka di masa depan.

Rising Issues and Attitudes in Mass Media on Programs Held by The Jakarta Provincial Government (A case study on bus way program in Jakarta using content analysis of Kompas, Republika, and Warta Kota dailies).Programs held by the Jakarta Provincial Government, especially those related to traffic management, often lack of positive support from the public as well as mass media. Stakeholder's lack of support results in unsustainable past-time programs, such as special bus lane, slow lane, or special bus RMB, to mention a few.
The history of these past time failures is believed to have strong relation with the long-time bad images attached to the local government, stressing on corruption, collusion, and nepotism.
According to Rogers' diffusion of innovation, bus way as an innovation will be easier to accept and adopt by target audience with the help from the mass media in distributing the innovation's information. Therefore, this research attempts to browse and categorize for how much information supporting the adoption of innovation is delivered by the mass media. This research also gathers evidence on attitudes of mass media towards the local government as well as measures taken by the local government in anticipating these reactions through its communication activities.
Research towards Kompas, Republika, dan Warta Kota for 6 months during 2003 finally finds that the mass media retain negative attitudes towards the local government, especially on the bus way program. Mostly this is caused by the decreasing trust towards the government and the bad image suffered by the local government. However, inputs from the media actually shows their concern on the province development. This also indicates that involvement of stakeholders is important.
Jakarta local government can make use these findings to improve its performance and management skill in organizing future programs."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
T13908
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Henri Subiakto
"Pers yang fungsi utamanya sebagai sarana penberitaan, mempunyai konsekuensi isi yang disajikan agar senantiasa menggambarkan realitas yang terjadi di masyarakat. Tapi dalam prakteknya, pers berada pada posisi yang sulit ketika dihadapkan kuatnya hegemoni negara melalui elit-elitnya, yang merambah ke berbagai aspek sosial politik, termasuk sebagai pembuat berita (news maker), dan sumber berita yang acapkali menentukan definisi realitas. Jadinya, kemandirian pers mengungkap berita menjadi pertanyaan yang menarik. Apakah pers dalam menjalankan fungsinya mengungkap dan mendefinisikan realitas itu bertumpu pada kemampuan dan visinya sendiri, ataukah sudah tunduk kapada kekuatan elit negara yang hegemonik tadi?
Melalui penelitian dengan metode analisis isi pada peraberitaan di Harian Kompas dan Republika, pernasalahan di atas dicoba dijawab. Kemandirian pers yang diteliti itu khususnya menyangkut kemandirian dalam mengungkap isu-isu kemasyarakatan yang pada akhir-akhir ini memang kebetulan banyak menenuhi agenda pemberitaan.Persoalan konflik tanah, perburuhan, pencemaran lingkungan, korupsi dan kolusi, demokratisasi, SARA, dan isu-isu kemasyarakatan lain yang sejenis, menjadi fokus penelitian.
Hasilnya, kemandirian pers dalam mengungkap berita sifatnya fluktuatif. Terkadang pers dapat menampilkan beritanya dengan kemadirian yang tinggi, terutama pada isu yang tidak sensitif, dan jenis tertentu yang memang menyangkut kepentingan yang mendasar, seperti persoalan tanah, perburuhan dan pencemaran lingkungan. Tapi pada kesempatan lain, pers terpaksa kompromi dengan kekuatan politis yang ada di luar diri mereka. Pada isu-isu yang sensitif menurut "kacamata" elit penguasa, definisi realitasnya lebih banyak ditentukan oleh sumber informasi yang berasal dari elit negara. Jadinya, kemandirian pers dalam mengungkap berita, bukan sekadar persoalan ketersediaan atau keterbatasan sumber daya dan perangkat peralatan yang dimiliki. Tapi persoalan kemandirian pemberitaan akhirnya lebih berkait dengan persoalan iklim politik. Yaitu siapa yang mempunyai posisi yang dominan dalam sistem politik tersebut."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nasrullah
"Ada sekurangnya dua konteks perubahan pada masa iransisi di Indonesia yang paling berpengamh; perubahan sistem media, dan refomiasi fungsi iegislatif. Sistem media pasca Orde Baru yang berubah kearah paradigma pers bebas berimplikasi pada struktur kebijakan media, struktur industri media, struktur isi media dan struktur khalayak media. Reformasi fungsi Iegislatif ditandai dengan semakin leluasanya parlemen memerankan diri sebagai fungsi keseimbangan bagi eksekutif. Namun perubahan itu tidak disertai dengan kualitas media yang baik dan mental para anggota Iegislatif (DPR-Rl) yang seharusnya lebih sensilif pada kepentingan masyarakat daripada urusan elit politik. Atas dasar konteks tersebul, perlu dikaji sejauhmana iklim kebebasan pers mernbuat anggota legislatif lebih sensitif pada permasalahan-permasalahan kebangsaan. Penelitian ini ingin mengetahui agenda media dan karekteristik isu yang menoniol serta hubungannya dengan perhatian anggota DPR-Ri pada isu-isu nasional.
Teori yang dikaii untuk peneiitian ini melipuli teori-ori tentang efek media massa pada publik. Dari tiga katagori teori efek media; efek kuat, efek moderat dan efek iemah, teori efek moderat lebih banyak digunakan dalam menielaskan efek media massa dalam memindahkan perhatian publik tentang isu-isu yang diliput. Model dependensi Ball-Rokeach dan DeF|our (1976 dan 1989) menjelaskan hubungan sistem ketergantungan sistem media dengan efek kognitif, afektif dan behavioral publik yang dipengaruhi oleh ketergantungan dan keterlibatan individu dalam sebuah isu. Selanjutnya dikaji beberapa model agenda setting antara lain berdasarkan penelitian Bemard C. Cohen (1969), McComb dan Shaw (19?2 dan 1987), Upton, Haney, dan Baseheart (19975), Zucker (1978), Serta David Hill (1991). lnti dari model agenda setting adaiah media memiliki kemampuan menyeleksi isu-isu untuk ditoniolkan yang pada gilirannya berpengaruh pada perhatian pubiik terhadap isu tersebut. Perhatian publik terhadap agenda media akan semakin besar jika publik tidak terlibat iangsung dengan isu yang diiiput oleh media.
Model fungsi agenda seiiing pada penelitian ini diteliti menggunakan pendekatan kuantitatif untuk mnguji hipotesis ada tidaknya hubungan antara agenda media massa, dalam hal ini surat kabar, maiaiah dan teievisi, dengan agenda para anggota Iegislatif (DPR-Rl). Uji statistik pada analisis kuantilif menggunakan Koeiisien Koreiasi Rank Spearman. Untuk menganalisis karakteristik isu dan karakteristik publik dilakukan dengan pendekatan kualitatif. Pendekatan tematik mempakan teknik analisis wacana pada tingkat makro untuk merangkai kesatuan tema dari beberapa isu dan karakteristik yang terkandung didaiamnya. Populasi media adalah surat kabar Kompas, majaiah Tempo dan tayangan Liputan 6 Petang SCTV pada periode 1 sampai 31 Oktober 2002 dengan unit analisis isu. Sedangkan populasi pubiik adaiah 500 anggota DPR Ri kemudian diambil sampel sejumiah 80 responden yang tersebar ke daiam 6 Fraksi terbesar di DPR.
Hasii uji statistik menunjukkan, pemenngkatan isu-isu nasional oieh Kompas maupun Tempo tidak mempengaruhi pemeringkalan agenda pubiik anggota DPR. Pemeringkatan isu nasional oleh Liputan 6 SCTV mempengaruhi pemeringkatan agenda pubiik anggola DPR. Ketika di uji dalam kelompok komunitas berdasarkan atiiiasi politik publik, tingkat hubungan tersebut diketahui berbeda-beda. Agenda Kompas hanya berkorelasi dengan agenda publik beraiiliasi politik Parlai Golkar, Tempo berkorelasi dengan publik berailiasi poiitik Partai Golkar, PPP dan PKB. Sedangkan Lipuian 6 SCTV berkorelasi dengan pubiik beraliliasi Partai Golkar, PPP, PKB, kelompok Refomasi dan TNI Polri.
Dari analisis terhadap karakteristik isu ditemukan bahwa diantara 10 isu yang diteliti, isu-isu politik yang berhubungan dengan citra iembaga iegislatif kurang mendapatkan perhatian publik. Hal ini dimungkinkan karena media juga teiah menggeser isu-isu tersebut oleh karena isu bam yang karakteristiknya Iebih kuat, yakni kasus bom Bali; peristiwanya besar, melibatkan iebih banyak manusia dan iingkupnya lebih luas. Isu ini mendapai perhatian publik anggota DPR paling besar karena peristiwanya tidak dialami langsung oleh pubiik."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2003
T4912
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Riswandi
"Sejak Soeharto "1engser" pada tanggal 21 Mei 1998 dan digantikan oleh
BJ. I-Iabibie sebagai Prcsiden RI Ketiga, surat kabar Indonesia lampak lebih sering
dan berani menampilkan isu-isu demokratisasi seperti terlihat dari judul-judul berita
surat kabar Ko/npcs. Merdelm, dan Republika, dan surat kabar Iainnya_
Bcrritik tolak dari pengamatan inilah peneliti ingin mengetahui jawaban
permasalahan ?apakah terdapar kccenderungan perbedaan di antara media celak di
Jakarta, khususnya harian Kompas, Me/-dcka, dan Repizb/ikca dalam memuai isu-isu
demokratisasi pada era Orde Baru dan Orde Reformasi" dan ?apakah terdapat pula
kecenderungan perbedaan di antara K0/npn.s°, A/Ie/z/eka, dan Republika dalam
menampilkan apa yang discbul dengan politisi, profesional, dan aklivis pada era Orde
Baru dan Orde Reformasi".
Pisau analisis (tools Q/ analysis) yang dipakai adalah teori Dan Nimmo
sebagaimana dikemukakannya dalam bukunya Korfmnilrcm-i Polilik : Komuni/fcuor, l?e.mn_ dan Media, yang mengatakan bahwa komunikanor politik mencakup poli1isi_
profesional, dan aktivis_
Penelitian ini bersifat deskriptit] dan menggunakan metode analisis isi
(Content Analysis ).
Sctciah dilakukan penclilian tcrnyata tidak rerdapat perbedaan yang tajam di
antara sura: kabar Indonesia, khususnya harian Kompas, Merdeka, dan Republika
dalam memuat isu-isu demokratisasi pada era Orde Baru dan era Orde Reformasl
Di samping tidak terdapat pula pcrbedaan antara isu-isu demokralisasi yang dimual
harian Kompas, Merdeka, dan Republika pada era Orde Baru dan Orde Reformasi.
Temuan lain adalah bahwa tidak terdapat perbedaan yang rajam di antara surar
kabar Kompas, Merdeka, dan Republika dalam menampilkan komunikator poiitik
yang mencakup politisi, profesional, dan aktivis pada era Orde Bam dan Orde
Refommasi.
Dengan demikian perubahan Sistem Politik Indonesia yang ditandai oleh
pergantian rejim dari rejim Soeharto yang otoriter kepada rejim Habibie yang lebih
demokratis tidak mengakibatkan terjadinya perubahan pola pemberitaan media cetak
nasional, khususnya harian Konrpcrs, Mcnleku, dan Repul>liku_ Hal ini disebabkan
karena ide-ide dcmokratisasi yang, berkembang di dalam masyarakat belnm
terdistribusi secara merata pada media cezak nasional, khususnya harian Kompcrs,
Merdelm, dan Republika.
Beranjak dari lemuan ini, maka pimpinan harian Kompas. Murdeka, dan
Republika harus menetapkan sualu kcbijakan yang mampu mengakomodasikan"
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2000
T6111
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1990
S4453
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Shanty Capucine Harmayn
"Media massa telah menjadi bagian yang melekat dengan kehidupan sehari-hari. Media menjalankan beberapa fungsi yang sangat penting sebagai sumber informasi. Penelitian Agenda Setting ini adalah salah satu cara untuk meneliti dan mengukur seberapa jauh suatu media massa menjalankan fungsi pengawasan terhadap lingkungan publik baik yang dekat dan yang jauh dari kehidupan publik sekalipun. Penelitian ini memperlihatkan apakah publik mahasiswa menerima gambaran yang disajikan oleh kedua media dalam hal ini Kompas dan TVRI tentang topik politik internasional. Terlebih lagi sekarang ini publik mahasiswa bisa mendapatkan informasi yang lebih banyak dengan perkembangan teknologi komunikasi massa yang bergerak pesat. Penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat fungsi Agenda Setting dari harian Kompas dan TVRI pada publik mahasiswa tentang isu-isu politik internasional walaupun bersifat lemah. Hubungan antara media dan publik ini pun mempunyai variasi. Pertama, faktor pola ketertarikan publik terhadap isu politik internasional merupakan faktor yang berperan dalam pembentukan agenda publik. Kedua, pembentukan agenda publik secara bertahap setelah publik menerima liputan berita dalam jangka waktu tertentu.Ketiga, kredibilitas media mempunyai pengaruh yang signifikan pada hubungan agenda media dan publik. Hal ini disebabkan publik cenderung memberi penilaian yang r berbeda dan unik bagi setiap media sesuai dengan karakteristik dan sifat masing-masing media. Keempat, fungsi Agenda Setting lebih terlihat pada tingkatan individu. Karena setiap individu mempunyai, pola penggunaan media dan latar belakang yang berbeda satu sama lainnya. Faktor-faktor ini yang sebenarnya paling berperan."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1990
S3874
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Situmorang, Nurarta
"ABSTRAK
Penelitan mengenai provider ini mengangkat masalah bagaimana fungsi dan kedudukan provider dalam teknologi informasi. Penelitian mengenai provider sangat menarik bagi peneliti karena perkembangan teknologi komunikasi, khususnya internet diduga bakal menggatikan posisi media tradisional, seperti surat kabar dan majalah
Kajian ini merupakan kajian yang menggunakan metodologi penelitian kualitatif dengan metode deskriptif-eksploratif. Sedangkan tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menggali isu-isu dan permasalahan yang menekankan pada persoalan struktur manajemen, struktur organisasi, dan struktur teknologi dalam budaya produksi media (Denis McQuall 1994).
Peneliti menggunakan pendekatan positivistik untuk melihat internet sebagai realitas yang obyektif. Sehingga teori perspektif struktural fungsional dinilai relevan untuk memahami realitas tersebut.
Data penelitian berasal dari data primer berupa wawancara mendalam dengan informan, diantaranya Ono Purbo dan Priyambodo yang mewakili pakar internet, serta General Manager SDM, bagian pemasaran, teknologi dan staff yang mewakili pihak praktisi bidang provider. Data sekunder berupa brosur, company profile, dan kepustakaan menjadi bahan penunjang penelitian ini.
Hasil penilitan menunjukkan bahwa provider memiliki kedudukan dan peran yang sangat penting dalam sistem teknologi informasi internet dan perkembangannya. KArena seluruh user perorangan dan korporat akan sangat tergantung kepada perusahaan provider tersebut. Dalam kondisi persaingan bisnis yang semakin gencar, provider telah berusaha mengantisipasi untuk mengadopsi perangkat hardware dan software dengan modal yang cukup besar dan untuk kasus Lintasarta belum mencapai keuntungan maksimal."
2000
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>