Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 157415 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rahmi Baiduri Kusumawati
"Pada saat karyawan mulai bekerja dalam suatu perusahaan, ada
harapan-harapan yang dibawanya untuk dapat penuhi.
fkaryawan maupun perusahaan mengharapkan terpenuhiny
Umumnya ke butuhan
ekonomis sebagai faktor utama. Sement ara da lam kadar yang sama
penting tetapi kadang terabaikan, karyawan juga membutuhkan
adanya pemenuhan psikologi s s eb agai i mbal an yang diteri manya.
Be rang kat dar i pemi.k iran t e rsebut , pe rmasa 1 a han pokok yang
akan dika ji dalam pe ne l iti an ini me nyangkut s eb erapa jauh iklim ·
komunikas i yang berkembang memi liki hubongan at au mampu
mempengar uhi motivasi ke r ja ka ryawann ya. Oipilihnya karyawan
Divisi Produksi dalam pene l it i a n i ni karena jumlahnya yang
mayoritas dalam perusahaan dan perannya sebagai moto r yang
menggerakkan proses produksi, bagian terpenting dari aktivitas
oerusahaan manufaktur, seperti PT. Sony Electron.ics Indonesia.
Untuk kebutuhan tersebut penulis mewawancarai 127 responden
sebagai sampel dengan alat bantu kuesioner. Penarikan sampel d it ent u k an secara senga j a (purposive. samp 1 i ng) yang · t erma·suk
dalam teknik non probabilita. Sehingga hasil yang diperoleh pun
tidak daoat . digene.ralisir dalam konteks yang luas. Tipe
oenel .itian ini adalah eksplanatif, untuk melihat hubungan . atau
oengaruh variabel independen (iklim komunikasi dan faktor nonkomunikasi)
dengan variabel dependen (motivasi kerja). Analisis
data kemudian dilakukan dengan menggunakan perhitungan statistik
chi-sauare (X2 ) yang telah ditetapkan pada level p < 0.05. Untuk
menguji kekuatan hubungannya digunakan perhitungan d sommer's.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ·signiflkansi perbedaan dan
korelasi kuat ter hadap otivas i . kerj a karyawan secara kese luruhan
berasal dari ik lim komuni kasi .. Namun seca r a pars i al , aspe k-aspek
vang terc aku p dalam iklim komun i kas i tida s elal u memberikan
signifikansi dan kore l asi kuat terhadap setiap indikato r motivasi
~~e r j a, kecua 1 i t erhadap 1 oya 1 i t as, absens i dan kepuasan pada
oekerjaan . Diket ahui pula bah a f a kt or non komuni kasi turut
mempengar uh i motivasi ke rja karyawan. Terutama karena ga ji dan
fasilitas yang dirasakan memadai, promosi jabatan yang adi l serta
identitas dan keb i jaksanaan perusahaan.
Jadi. motivasi ker ja karya an pa a Divis~ Produksi PT . Sony
Electroni cs Indones i a dipengaruhi baik ole ik lim komunikasi
mauoun fa ktor non komunika-si. Hal ini s eja1ao dengan mode l yang
dikemukakan Herzberg bahwa kepua$an ke r ja, e bagai awal tumbuhnya
motivasi kerja, ditentukan oleh 2 fa ktor, yaitu satisfier (a1at
motivator i k 1 i m komunikasi) dan dissatisfier (faktor
oemeliharaan non komunikasi"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1996
S4030
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
S4516
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Sulastri
"Penelitian ini merupakan studi kasus yang bersifat eksploratif, yang bertujuan untuk menggali informasi awal mengenai proses pengambilan keputusan dalam kondisi menyimpang di bagian produksi. Penelitian ini juga mencoba mengidentifikasi kemungkinan hubungan antara karakteristik individu pengambil keputusan dan kondisi kerja dengan proses pengambilan keputusan.
Studi tentang pengambilan keputusan umumnya didasarkan pada pendekatan ekonomi yang memfokuskan pada bagaimana sebuah keputusan sebaiknya dibuat untuk memperoleh hasil yang optimum. Namun, dalam realitas, hal itu sulit tercapai karena proses pengambilan keputusan tidak berada dalam ruang vakum. Para ahli teori naturalistic decision making (NDM) menunjukkan bahwa ketidakpastian lingkungan berpengaruh pada proses pengambilan keputusan. Keterbatasan kognitif manusia dalam mengolah banyak informasi juga menyebabkan terjadinya berbagai kesalahan pengambilan keputusan. Perhatian terhadap kemampuan kognitif manusia menjadi semakin penting karena meningkatnya teknologi otomatis yang lebih menuntut penggunaan proses berpikir daripada tenaga fisik. Oleh karena itu, perlu dilakukan studi tentang proses pengambilan keputusan dalam lingkungan industri dengan teknologi otomatis.
Penelitian ini menggunakan pendekatan human factors untuk mengetahui bagaimana peralatan dan lingkungan kerja berhubungan dengan proses pengambilan keputusan. Dalam hal ini, manusia dilihat sebagai komponen aktif yang berinteraksi dengan sistem untuk mengisi fungsi sistem tersebut. Karena pengambilan keputusan merupakan aspek kognitif, penelitian ini juga menggunakan kerangka analisa cognitive system engineering. Dengan demikian, proses pengambilan keputusan dianalisis sebagai komponen aktivitas yang dihubungkan dengan pelaku dan komponen sistem.
Penelitian ini berfokus pada proses pengambilan keputusan dalam keadaan menyimpang yang dipersepsikan oleh supervisor di bagian produksi sebuah industri polyester di Tangerang. Industri ini dipilih karena merupakan industri yang telah mapan dan menggunakan teknologi canggih continuous polymerization. Sebagai studi kasus, penelitian ini menggunakan sampel dari seluruh supervisor di bagian produksi. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan retrospektif self reports, di mana pekerja menuliskan sendiri pengalaman mereka dalam mengambil keputusan pada keadaan menyimpang.
Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan SPSS 10.0 terhadap 64 kuesioner yang dikembalikan. Statistik non parametrik dipilih untuk menganalisis data karena penelitian ini merupakan studi kasus yang tidak bertujuan untuk menguji hipotesa. Analisa kasus proses pengambilan keputusan secara khusus dilakukan terhadap sebagian kecil responden.
Penelitian ini menunjukkan bahwa proses pengambilan keputusan pada keadaan menyimpang di bagian produksi sesuai dengan karakteristik NDM sebagai proses pengambilan keputusan dalam situasi alamiah yang kompleks, dengan tekanan waktu dan menuntut kerjasama tim. Diketahui juga adanya dinamika proses pengambilan keputusan berdasarkan tingkat penyimpangan. Pekerja cenderung menggunakan penyederhanaan proses berpikir dalam mengolah informasi dan menentukan tahapan yang akan dilakukan dalam proses pengambilan keputusan. Studi kasus ini menunjukkan adanya kecenderungan hubungan antara karakteristik individu dan kondisi kerja dengan tahapan pengambilan keputusan.
Saran untuk penelitian selanjutnya adalah mengembangkan instrumen penelitian dengan membuat pengukuran terhadap berbagai aspek pengambilan keputusan yang telah dijabarkan melalui penelitian ini. Metode pengumpulan data juga dapat dikembangkan dengan memperhatikan berbagai keterbatasan yang ada pada metode retrospective self reports.
Saran praktis untuk perusahaan adalah memperbaiki tempat kerja, mengurangi beban perseptual dan beban mental karyawan. Perusahaan disarankan untuk memperbaiki dan menyempurnakan berbagai aspek pada domain kerja yang dapat mendukung kemudahan proses pengambilan keputusan pada keadaan menyimpang. Contohnya, memperbaiki sinyal atau peralatan lain yang mengindikasikan penyimpangan. Selain itu, tanda dan grafik yang memberikan informasi dan data penting harus dalam kondisi baik, mudah dibaca, dan didengar. Termasuk juga mengurangi tingkat kebisingan yang mengganggu komunikasi dalam keadaan darurat."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2004
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eko Jatmiko Utomo
"Salah satu peran paling penting pemimpin perusahaan adalah menghasilkan keputusan stratejik yang efektif. Keputusan stratejik yang dihasilkan akan menentukan tingkat daya saing perusahaan di dalam industri. Telah diketahui secara luas bahwa kepercayaan dan kolaborasi antar Top Management Team (TMT) memberikan dampak penting terhadap proses pengambilan keputusan stratejik. Selain itu juga diketahui bahwa proses pengambilan keputusan secara rasional komprehensif akan menentukan efektivitas keputusan yang dibuat oleh TMT.
Tujuan dari riset ini adalah mempelajari bagaimana hubungan kepercayaan dan kolaborasi antar anggota TMT terhadap seberapa komprehensif proses pengambilan keputusan yang mereka lakukan. Studi empiris telah dilakukan dengan mengembangkan model penelitian bagaimana proses pengambilan keputusan stratejik dilakukan di perusahaan tambang di Indonesia. Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan Structural Equation Model (SEM) untuk menganalisa 267 responden yang mewakili perusahaan tambang, baik perusahaan tambang Badan Usaha Milik Negara (BUMN) maupun perusahaan tambang swasta.
Penelitian menemukan bahwa TMT Collaboration menjadi mediator dari TMT Trust terhadap proses pengambilan keputusan yang rasional komprehensif. Untuk membuat proses pengambilan keputusan yang efektif, TMT harus memiliki kepercayaan dan kolaborasi yang tinggi antar mereka. Selain itu, proses pengambilan keputusan harus dilakukan secara komprehensif baik prosesnya maupun pembahasan isi keputusan yang akan dibuat.

Studi ini memberikan kontribusi kepada dunia akademis khususnya di bidang pembuatan keputusan stratejik. Temuan penelitian tentang hubungan TMT Trust dan TMT Collaboration terhadap pengambilan keputusan secara komprehensif baik proses dan pembahasan isi (Content) akan memperkaya literatur bagaimana meningkatkan kinerja organisasi dengan melakukan proses pengambilan keputusan yang optimal dan efektif. Kontribusi manajerial dihasilkan dari model proses pengambilan keputusan stratejik yang optimal yang dapat diterapkan di perusahaan untuk meningkatkan kinerja organisasi.


One of the most important roles of top management in the organization is how effective the strategic decision they make. The strategic decision will determine the competitiveness of the company in the industry. It is widely known that trust and collaboration of Top Management Team (TMT) generates positive impacts in the strategic decision making process. It is also known that rational process determines the effectiveness of decision that been made by TMT.
The aim of this research is to study the relations between TMT’s trust and collaboration toward rational comprehensive on strategic decision making process. An empirical study has been undertaken to develop a model on how to make the effective strategic decision making process for mining companies. This study utilizes Structural Equation Model (SEM) Lisrel methodology to analyze 267(two-hundred and sixty-seven) respondents representing mining companies in Indonesia.
This study has found that TMT collaboration being a mediator of TMT trust to rational strategic decision making. To develop an effective strategic decision making process, TMT must possess a high trust and collaboration, as well as a high process and content comprehensiveness.
This study contributes to existing literature on strategic management, especially the strategic decision making. The finding generated from TMT trust and collaboration relation to comprehensiveness process and content will certainly enrich the literature on how to improve organizational performance by means of conducting optimal and effective strategic decision making process. The insight produced from this study will provide managerial advise by proposing an optimal model of strategic decision making process that could boost company performance.
"
2019
D2668
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ashoka Indrasari
"Sebagai perusahaan yang bergerak dibidang penjualan khususnya dengan metode Direct Selling ini, dalam mewadahi kegiatan kerja dari para anggotanya senantiasa mendorong, melakukan hal tindakan-tindakan yang mengarah pada pencapaian tujuan organisasi) perusahaan untuk dapat melangsungkan keberlangsungan hidup organisasi serta pertumbuhannya dan bila mungkin mendapatkan keuntungan profit sesuai yang diharapkan.
Semakin besar keuntungan yang diharapkan maka semakin besar penjualan yang harus dicapai. Bila jumlah anggota organisasi perusahaan semakin banyak seyogyanya jumlah hasil penjualan pun meningkat.
Anggota organisasi adalah pekerja mandiri atau wirausaha karena bekerja dan bertindak atas kehendak serta kemampuan dirinya sendiri untuk mendapatkan hasil sesuai sebatas kemampuannya tersebut.
Kegiatan/ aktivitas penjualan dimulai dengan adanya usaha upaya individu si pelaku penjualan itu sendiri, karena seberapa besar hasil yang didapatnya tergantung dari seberapa besar upaya usahanya.
Motivasi adalah salah satu variabel faktor yang dapat mempengaruhi dan mendorong upaya orang untuk melakukan aktivitas kegiatannya.
Pada penelitian ini di asumsikan bahwa motivasi kerja si pelaku penjual (disebut wirausaha) juga dipengaruhi oleh kondisi iklim komunikasi organisasi perusahaan tempat ia bekerja. Pengukuran iklim komunikasi dilakukan atas persepsi wirausaha terhadap dimensi iklim komunikasi yang didasarkan penelitian Redding (72) dengan indikator melalui ke lima faktor-faktornya di dalam perusahaan tempatnya bergabung bekerja.
Secara khusus studi dilakukan pada salah satu perusahaan sebagai obyek penelitian yang berlokasi di Jakarta. Analisis data diperoleh dari hasil jawaban angket kuisioner kepada responden terpilih dengan cara tak acak (non probabilitas sampling) dari anggota-anggota perusahaan para wirausaha tersebut.
Hasil analisis data didiskripsikan atas bagian yang menjelaskan hasil jawaban angket dengan secara deskriptif dan prosentase, serta bagian yang dapat menjelaskan ada atau tidaknya hubungan antara iklim komunikasi sebagai variabel dependen dengan motivasi kerja sebagai variabel independen.
Secara singkat dikemukakan bahwa hasil analisis data yang diolah dengan program komputer SPSS didapat nilai dari faktor-faktor iklim komunikasi dan nilai dari faktor-faktor pengaruh motivasi kerja. Kesimpulan akhir dari hasil perhitungan dengan korelasi sederhana Pearson Product Momen ditemukan adanya hubungan yang bersifat linier positif antara kedua variabel yang diteliti."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
T14254
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"[Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis gaya pengambilan keputusan generasi
Y pada karyawan frontliner PT FIF Finance Cibinong. Penelitian ini
menggunakan pendekatan kuantitatif dengan teknik pengambilan data berupa
Survey. Sebanyak 32 responden yang merupakan karyawan frontliner FIF Finance
Cibinong dipilih sebagai sampel penelitian yang kemudian dianalisis
menggunakan statistik deskriptif dan analisis nilai kekuatan gaya pengambilan
keputusan dengan scoring decision making style inventory. Hasil penelitian
menunjukan bahwa kecenderungan gaya pengambilan keputusan generasi Y
karyawan frontliner adalah behavioral., The purpose of this study is to analyze generation Y decision making style on
frontliner FIF Finance Cibinong. This study is using quantitative approach and a
survey as the method of data collection. Thirty two respondents who are FIF
Finance Cibinong frontliners were chosen as the research sample then analyzed
using descriptive statistics and analysis of intensity level decision making style
inventory scoring. The results of the study showed that the trend of generation Y
decision-making style frontliner employees are behavioral.]"
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
S57243
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dizie Rahmawati
"PT Satira Tumbuh Berkembang (STB) mempakan sebuah industri mainan anak-anak yang terbuat dan kayu yang berlokasi di Pamng, Bogor-Jawa Barat. Sampai saat ini PT STB melakukan pemasaran pnoduknya ke Iuar negeci atau ekspor, karena 'share holder' kepemilikan perusahaan itu adalah perusahaan. Pada saat ini, mereka merencanakan untuk memperluas iaringan pemasaran mereka ke negara-negafa tertentu terasuk pasar lokal. Dengan tujuan yang demikian itu, maka STB harus memperbaiki kinerja yang sudah ada dan meningkatkannya.
Namun pada kenyataannya tidak demikian. Penyebab utamanya adalah sumber daya manusianya. Dengan lidak adanya kesetarasan antara kinezja dengan motivasi, dapat diasumsikan bahwa motivasi karyawan petaksana STB saat ini masih tergotong biasa saja oenderung Iemah namun dikatangan manajemen memiliki keyakinan bahwa hal ini dapat diperbaiki bahkan dilingkatkan. Untuk itu tuiuan utama penulisan thesis ini adalah untuk melihat hubungan antara kebutuhan atau kepentingan perusahaan dengan karyawan dalam meningkatkan produklivitas dan pfoduksi.
Dalam penulisan thesis ini dtpergunakan metode kualitatif dengan melakukan wawarncara mendalam untuk pengambilan data pada narasumber. Pada awal pengambilan tema thesis ini, penulis merencanakan untuk mempergunakan metode gabungan antara kualitatif dengan kuntitatif dengan mempergunakan kuestioner dan sebagai alat. Ternyata diawal penyebaran kuestioner tezsebut, texjadi berbagai macam hambatan yang berasat dan nara sumber itu sendiri Hal ini terkail dengan latar belakang pendidikan narasumber yang mengakibalkan lidak mampunya mereka dalam menterjemahkan isi pertanyaan di dalam kuestioner.
Pada akhirnya, berdasarkan hasil penelitian, penulis melihat bahwa tidak terhadi hubungan antara iklim komunikasi organisasi dan peningkatan molivasi pekerja pelaksana (operator) STB. Karena dengan suasana keterbukaan dan kebebasan yang ada lidak menjadikan mereka menjadi lermotivasi untuk meningkatkan kinerja mereka. Mereka hanya membuluhkan penghargaan yang lebih khusus lagi pada peningkatan pendapatan. Walaupun dalam hal ini peran alasan menjadi sangat penling.
Untuk ilu disarankan agar perusahaan memberikan: 1. Penghargaan balk bempa material alaupun moril dan mengilangkan hukuman alau punishment. Hal ini dapat dilakukan dengan mengadakan program insentif yang mendorong operator untuk maju, kompensasi bonus dan pembagian keunlungan, 2. Melakukan pendekalan-pendekatan atau persuasi baik secara personal atau keseluruhan kepada mereka dengan mengadakan pendekalan personal atau acara-acara yang melibalkan mereka, misalnya dengan keglatan sosial 3. Menciplakan lingkungan kerja yang menyenangkan, 4. Melakukan visi dan konseling secara berkala, 5. Promosi ke posisi dan pekerjaan yang lebih baik bagi mereka yang berpreslasi"
Depok: Universitas Indonesia, 2000
T6511
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agus Winarto
"Keberhasilan suatu organisasi sangat ditentukan oleh bagaimana karyawan dalam bekerja sehingga rendah dan tingginya produktivitas karyawan sangat menentukan perusahaan akan maju atau tidak. Oleh karena itu, setiap organisasi akan berusaha mengajak karyawannya untuk dapat bekerja dengan baik, dengan demikian tujuan organisasi dapat tercapai dengan baik.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kompensasi, iklim organisasi dan motivasi dengan kepuasan kerja karyawan di lingkungan karyawan Koperasi KODANUA Jakarta. Metode penelitian yang di gunakan adalah penelitian deskriptif kuantitatif, dengan populasi penelitian adalah karyawan Koperasi Kodanua Jakarta dan pengambilan data dilakukan atas dasar populasi.Teknik pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan daftar pertanyaan ( angket ), dan dalam analisis data dilakukan dengan menggunakan teknik korelasi dan regresi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa hubungan parsial antara persepsi terhadap kompensasi finansial dengan kepuasan kerja karyawan mempunya angka korelasi sebesar r = 0,484 pada taraf signifikansi 0,000. Sedangkan hubungan parsial antara kompensasi non finansial dengan kepuasan kerja angka korelasi sebesar r = 0,482 pada taraf signifikansi 0,000. Begitu pula dengan persepsi iklim organisasi dengan kepuasan kerja angka korelasi sebesar r = 0,408 pada taraf signifikansi 0,000, dan terakhir persepsi motivasi dengan kepuasan kerja angka korelasi sebesar r = 0,316 pada taraf signifikansi 0,000. Sedangkan hubungan antara kompensasi finansial, kompensasi non finansial, iklim organisasi, motivasi dengan kepuasan kerja karyawan sebesar R = 0,555.
Dari hasil analisis regresi didapatkan hasil nilai F = 16,319 pada taraf signifikansi serta R2 = 0,308. Hal ini berarti kepuasan kerja karyawan dikontribusikan oleh persepsi kompensasi finansial, non finansial, iklim organisasi dan motivasi sebesar 30,8 % sisanya 69,2 % ditentukan faktor lain.
Dengan memasukkan variabel kontrol yaitu jenis kelamin, umur, status perkawinan, tingkat pendidikan, sebagai variabel bebas, maka didapatkan F = 4,921 dengan taraf signifikansi 0,000 dan nilai R2 = 0,328. . Hal ini menunjukkan bahwa variabel persepsi kompensasi finansial, non finansial, iklim organisasi, motivasi, jenis kelamin, umur, status perkawinan, tingkat pendidikan secara bersama-sama mempengaruhi kepuasan kerja karyawan sebesar 32,8 % sedangkan sisanya sebesar 67,2 % ditentukan faktor lain.
1. Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara kompensasi baik finansial dan non finansial dengan kepuasan kerja karyawan.
2. Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara iklim organisasi dengan kepuasan kerja karyawan.
3. Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara motivasi dengan kepuasan kerja karyawan.
4. Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara kompensasi finansial dan non finansial, iklim organisasi dan motivasi dengan kepuasan kerja karyawan.
Berdasarkan hasil penelitian tersebut, maka kompensasi finansial dan non finansial, iklim organisasi serta motivasi perlu kiranya mendapat perhatian agar karyawan dapat melaksanakan tugasnya dengan baik, disamping itu perlu pula diperhatikan faktor lain yang berpengaruh terhadap kepuasan kerja karyawan."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2001
T10120
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
S9513
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>