Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 100529 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Alivia Maulita
"Skripsi ini berisi analisis sistem religi masyarakat Nias yang terdapat dalam novel Manusia Langit karya J.A. Sonjaya. Untuk menemukan sistem religi masyarakat Nias yang digambarkan dalam novel Manusia Langit ini dan melihat pandangan apa yang dimasukkan pengarang ke dalam novel, penulis mengkaji novel ini dengan pendekatan sosiologi sastra. Melalui pendekatan sosiologi sastra terlihat bahwa masyarakat Nias di dalam novel memiliki kepercayaan yang tinggi terhadap leluhur dan terhadap mitos-mitos dalam masyarakat. Dalam novel juga terlihat adanya pandangan pengarang terhadap kehidupan kampus yang disampaikan seorang tokoh, sehingga novel Manusia Langit juga dibuat pengarang untuk menghubungkan sistem religi masyarakat Nias dengan kejadian dalam kehidupan sekarang.

This final assignment talks about religion system of Nias people which describes in Manusia Langit, novel by J.A. Sonjaya. To find the religion system of Nias people that?s described in Manusia Langit and to know about the author?s opinion in this novel, the writer uses sociology of literature approach to analyze this novel. By using this sociology of literature approach, we can conclude that in this novel, Nias people has a strong faith to their ancestral and myths around them. Beside that, in this novel also includes the author?s opinion about campus life which is told by a character. So that, this Manusia Langit novel was made by the author to relates the religion system of Nias people to any occasions that happen nowadays."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2011
S1128
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Iis Khoerun Nisa
"Berbagai persoalan kedaerahan dapat mengilhami pengarang untuk menciptakan karya sastra. Sejak awal kelahirannya, sastra Indonesia modern mulai mengangkat warna lokal yang ditandai dengan kemunculan novel bertema budaya Minangkabau. Seiring dengan perkembangannya, problem-problem daerah yang belum pernah tersentuh turut disingkap oleh para pengarang. Hingga abad ke-21, karya sastra yang mengangkat kedaerahan tetap marak bermunculan. Hal itu antara lain ditandai dengan munculnya novel Manusia Langit karya Sonjaya yang terbit pada tahun 2010. Novel ini mengangkat persoalan kehidupan sosial masyarakat Nias. Terdapat aspek yang menarik untuk dikaji dalam novel Manusia Langit, yaitu masyarakat Nias digambarkan secara kontras dengan masyarakat kota. Kajian ini bertujuan untuk mengungkapkan kontras masyarakat Nias (manusia bumi) dan masyarakat kota (manusia langit) yang digambarkan dalam novel Manusia Langit karya Jajang Agus Sonjaya. Untuk mencapai tujuan ini, penulis mengkaji novel Manusia Langit melalui pendekatan sosiologi sastra dengan menggunakan metode deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat tiga kontras yang digambarkan dalam novel Manusia Langit yang mencakup kontras kepemimpinan dan budaya, kontras kedudukan dalam masyarakat, dan kontras pendidikan.

Regional issues can inspire authors to create literature. From the very beginning of its birth, modern Indonesian literature began to lift the local color that was marked by the Minangkabau cultural-themed novel. Along its development, problems of the region that had never been discovered before by authors. Into the 21st century, literature that established paganism kept on the rise. Among other things, it was marked by the appearance of Sonjaya's Manusia Langit novel, published in 2010. It brought the problems of social life in Nias society to the surface. An interesting aspect of the Manusia Langit novel, the people of Nias, stand in stark contrast with urban society. The study aims to expose the contrast between Nias (manusia bumi) and urban people (manusia langit) as described in Jajang Agus Sonjaya's novel Manusia Langit. The author examines Manusia Langit’s novel through a literary sociology approach using qualitative descriptive methods to achieve this goal. The study's result found three contrasts in this novel: the contrast between leadership and culture, the contrast of position in society, and the contrast of education."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Novinka Praramadona Putri
"Sebagai cerminan kehidupan, karya sastra mampu memberikan penggambaran berbagai ?dunia? kepada para pembacanya. Salah satunya adalah dunia religi Kejawen yang erat kaitannya dengan masyarakat Jawa golongan abangan. Novel Perjanjian dengan Maut (PDM) karya Harijadi S. Hartowardojo merupakan karya sastra yang mengisahkan dunia religi Kejawen. Sebagai suatu religi, dalam Kejawen terdapat berbagai konsep dan keyakinan. Melalui tulisan ini, penulis bermaksud mendeskripsikan dan menjelaskan konsep dan keyakinan religi Kejawen yang tergambarkan dalam novel PDM. Pada akhirnya, diketahui bahwa konsep dan keyakinan religi Kejawen didominasi oleh hal-hal bersifat mistik.

As a reflection of reality, literature shows the "worlds" to the readers. One of them is Kejawen, a religion that relates to Javanese people called abangan. Perjanjian dengan Maut (PDM) by Harijadi S. Hartowardojo is such a novel. As a religion, Kejawen consists of many concepts and beliefs. This study describes and explains those concepts and beliefs through PDM. The result shows that concepts and beliefs are dominated by mystical things."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2015
S60093
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dimas Prasetyo Mochtar
"Penelitian ini membahas potret sosial generasi milenial dalam novel Secangkir Kopi dan Pencakar Langit karya Aqessa Aninda (2016) dengan menggunakan pendekatan sosiologi sastra. Pada saat ini novel populer di Indonesia cenderung diabaikan dalam penelitian sastra karena secara kualitas dianggap rendah dibandingkan dengan sastra serius. Akan tetapi, dalam bidang keilmuan, jenis karya sastra populer tentu tidak adil jika diperlakukan secara diskriminatif. Bagaimanapun, novel populer sebagai bagian dari khazanah kesusastraan Indonesia tetap penting sebagai objek kajian. Tentu saja pengkajiannya harus berdasarkan pendekatan yang sesuai dengan karakteristik karya bersangkutan. Dalam hal ini, pendekatan sosiologi sastra dengan menekankan pada upaya melihat karya itu dari aspek dinamika dan perubahan sosial dapat mengungkapkan sisi lain dari kehidupan sosial. Dengan demikian, “potret” sosial yang dimaksud dalam judul penelitian ini adalah hubungan antara teks sastra (novel) yang menggambarkan masyarakat generasi milenial dalam novel Secangkir Kopi dan Pencakar Langit dengan kenyataan yang terjadi dalam kehidupan masyarakat sekarang. Oleh karena itu, melalui novel itu, akan dikaji potret sosial dari generasi milenial yang muncul dalam novel tersebut untuk mengungkapkan karakteristik generasi milenial. Untuk mencapai tujuan tersebut, penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dan menganalisis novel tersebut berdasarkan pendekatan sosiologi sastra. Hasil penelitian menunjukkan, terdapat lima karakteristik kehidupan generasi menial dalam kaitannya dengan pemakaian bahasa, perilaku gaya hidup, cara berpakaian, penggunaan media sosial, dan ketergantungan pada teknologi digital. Penelitian ini mencoba mengungkapkan kelima karakteristik itu sebagai representasi generasi milenial yang terdapat dalam novel Secangkir Kopi dan Pencakar Langit.

This study discusses the millennial generation's social portrait in Aqessa Aninda's novel Secangkir Kopi dan Pencakar Langit (2016) using a sociological literary approach. Currently, popular novels in Indonesia tend to be neglected in literary research because they are considered low quality compared to serious literature. However, in the scientific field, it is certainly not fair if literary works are treated discriminatively. After all, popular novels as part of Indonesian literary treasures, remain essential as objects of study. Of course, the assessment must be based on an approach that is in accordance with the characteristics of the work in question. In this case, the sociology of literature approach by emphasizing the effort to see the work from the aspects of social dynamics and changes can reveal the other side of social life. Thus, the social "portrait" referred to in this study's title is the relationship between literary texts (novels), that describe the millennial generation of society in the novel Secangkir Kopi dan Pencakar Langit, and the reality that occurs in today's society. Therefore, through this novel, social portraits of the millennial generation that appear in the novel will be studied to reveal the millennial generation's characteristics. To achieve this goal, this study used a qualitative descriptive method and analyzed the novel based on a sociological literary approach. The results showed that there are five characteristics of the millennial generation's life in relation to language use, lifestyle behavior, dress code, use of social media, and dependence on digital technology. This research tries to reveal the five characteristics as a representation of the millennial generation contained in the novel Secangkir Kopi and Pencakar Langit"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2021
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Bandung: Ikatan Ahli Arkeologi Indonesia, 2005
930.1 REL
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Supratikno Rahardjo
930.1 R 112
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Tiya Hapitiawati
"Skripsi ini membahas bagaimana partikel fatis bahasa Jerman ja dalam novel anak "Emil und die Detektive" diterjemahkan ke dalam novel anak berbahasa Indonesia "Emil dan Polisi-Polisi Rahasia"; apakah penerjemahan tersebut tepat; fungsi apakah yang dimiliki partikel fatis ja dan padanannya dalam kalimat yang diacunya. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dan kuantitatif.
Hasil penelitian menyatakan bahwa tidak semua partikel fatis ja dalam buku "Emil und die Detektive" diterjemahkan ke dalam partikel fatis bahasa Indonesia. Selain itu, ketepatan penerjemahan partikel fatis ja bergantung pada kesamaan fungsi yang dimiliki partikel fatis ja dengan padanannya dalam kalimat yang diacunya.

The focus of this research is the analysis of translation of German phatic ja in "Emil und die Detektive" to Indonesian language in "Emil dan Polisi-Polisi Rahasia"; the equivalence of the translation; the function of phatic ja and its Indonesian equivalent in the sentence. The method that I use in this research is qualitative and quantitative method.
The conclusions of this research are (1) The German phatics ja in "Emil und die Detektive" are not all translated to Indonesian phatics in "Emil dan Polisi-Polisi Rahasia"; (2) The equivalence of German phatic ja translation depends on the equivalence of the function between phatic ja and its equivalent in the sentence it refers."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2012
S1888
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Dhea Eka Pradani
"ABSTRAK
Salah satu budaya masyarakat yang dapat dikaji adalah mengenai sistem religi. Pada kesempatan ini penulis memilih untuk mengkaji kehidupan religi dan berbagai upacara keagamaan yang dijalani oleh masyarakat adat Benuaq melalui novel Upacara. Permasalahan yang diangkat melalui novel ini ialah mengenai ritual keagamaan yang dijalani beserta pemikiran dan sikap mereka. Penulis juga akan memberikan penilaian terhadap karya novel ini menggunakan metode kritik sastra mimetik dengan pendekatan antropologi sastra. Kajian dengan mengunakan metode mimetik itu tidak terlepas pula dari unsur intrinsik karya, yakni pelataran, penokohan, dan pengaluran. Setelah melalui penelitian dan pengkajian diperoleh hasil bahwa peristiwa-peristiwa yang digambarkan dalam novel Upacara merupakan mimetik kehidupan nyata masyarakat adat Benuaq.

Abstract
One of the cultural communities that can be studied is about the religious system. On this occasion, the authors chose to examine the religious life and religious ceremonies by indigenous Benuaq?s peoples through the novel Upacara. Issues raised by this novel is about the religious ritual that served by Benuaq?s peoples and also their thoughts and attitudes. The authors also would provide an assessment of the novel through mimetic methods and anthropological literary approach. Mimetic can not be separated from the intrinsic element of the novel, namely the setting, characterizations, and plot. The research and study results showed that the events in the novel is a mimetic real life Benuaq society."
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2012
S43219
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Stephanie Olivia Mariani
"ABSTRACT
Skripsi ini membahas fungsi partikel modal doch dan ja dalam kalimat dan tindak ilokusi yang terdapat dalam kalimat tersebut. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan studi pustaka. Hasil penelitian menunjukkan bahwa fungsi yang paling banyak terdapat dalam kalimat dengan partikel doch adalah untuk mengembalikan ingatan mitra tutur terhadap situasi yang pernah terjadi. Fungsi yang paling banyak muncul dalam kalimat dengan partikel ja adalah untuk menyatakan opini. Selanjutnya, menyatakan merupakan tindak ilokusi yang paling sering muncul dalam kalimat, baik dengan partikel doch maupun partikel ja.

ABSTRACT
The focus of the study is about the functions of modality particles doch and ja in a sentence and the illocution act in the sentence. This research is a qualitative research with literature review. The result of this research shows that the function of recall is the most common function in the sentence with particle doch. The function of expressing opinion is the most common function in the sentence with particle ja. Moreover, stating is the most common illocution act in the sentences with both particles."
2017
S69911
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>