Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 140275 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dian Komala Mukti
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1989
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ida Retnowati
"ABSTRAK
Perkembangan dunia periklanan di Indonesia sudah mengalami kemajuan pesat baik yang menyangkut media cetak, media audio, media visual maupun media audio visual. Salah satu jenis iklan radio yang saat ini sedang menjadi trend adalah jingle. Sebagai salah satu alternatif bentuk iklan untuk media audio, sebuah jingle memiliki kelebihan-kelebihan tertentu disamping kekurangan yang ada. Penelitian ini membahas secara deskriptif tentang preferensi khalayak temaja terhadap 4 jingle rokok yang mereka dengar melalui radio yaitu jingle Wisnilak, Lucky Strike, Jarum Super, dan Gudang Garam. Penelitian ini sendiri tidak ada sangkut pautnya dengan pernah konsumsi atau penggunaan produk yang diiklankan oleh jingle-jingle tersebut. Hal ini dapat dilihat pada sampel penelitian yaitu reuaja usia 15 sampai 21 tahun yang mendengarkan keempat jingle, yang tinggal di Jakarta Selatan dan mereka mi bukan perokok. Peneliti kemudian menetapkan sampel penelitian sebanyak 50 orang yang diambil berdasarkan tehnik Quota Sampling. Dari pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dalam kuesioner terungkap bahwa sebuah jingle dapat lebih disukai dari jingle-jingle lainnya karena elemen-elemen si dalam jingle tersebut memiliki kelebihan-kelebihan tertentu. Elemen-elemen itu adalah musik, lirik. voice over, sound effect, dan sebagainya. Data yang terungkap di lapangan dari wawancara dengan 50 orang responden itu juga menunjukkan bahwa keberadaan musik ternyata tidak selalu menjadi faktor utama disukainya sebuah jingle iklan di radio. Jingle Gudang Garam adalah pilihan terbanyak sebagai jingle yang disukai oleh responden. Lirik dalam jingle Gudang Garam juga merupakan pilihan terbanyak sebagai elirik yang disukai, disamping elemen pengisi suara. Berarti di. sini, keberadaan elenen lirik dan pengisi suara lebih dirasakan oleh responden sebagao suatu hal yang nenpunyai peran lebih penting dibandingkan nusiknya. Sedangkan pilihan terbanyak dari jingle yang tidak disukai oleh responden adalah jingle Lucky Strike baik itu nengenai nusiknya, liriknya, naupun pengisi suaranya. Kesenuanya neraih angka terendah. Kelebihan jingle Lucky Strike nenurut para responden adalah terletak pada elenen sound effectnya yang terasa lebih nenonjol dibandingkan sound effect yang terdapat pada jingle rokok lainnya. Kenyataan ini cukup nenarik, karena selana ini keberadaan sound effect sebuah jingle hanya dijadikan pelengkap saja dari keseluruhan elenen yang nenbentuk jingle."
1992
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sebastianus Aryono
"ABSTRAK
Sejalan dengan perkembangan ekonomi di Indonesia, meningkat pula persaingan diantara produsen barang dan jasa. Hal ini muncul karena perubahan dalam penyediaan barang atau jasa, dari masyarakat yang mencari barang atau jasa, mcn j adi barang atau jasa yang mencari pembeli (konsumen). Agar I produsen menang dalam persaingan ini, mereka lakukan beberapa kegiatan pemasaran, diantaranya adalah kegiatan perik1anan, dengan mediumnya radio. Bila dibandingkan dengan media-media lainnya, radio mempunyai beberapa kekuatan dan keunikan yang merupakan kelebihannya yang tidak dimiliki oleh media-media cetak ataupun elektronik lainnya. Restauran merupakan bisnis yang cukup maju pada dasawarsa terakhir, termasuk yang giat melakukan kegiatan periklanan. Dan Texas Fried Chicken sebacjai salah satu restauran fast food lebih memilih radio sebagai media Lamanya dalam beriklan. Dimana mereka menggunakan beberapa stasiun radio pada beberapa kota besar, antara lain: Jakarta, tergolong tinggi. beberapa khalayak Bandung, Surabaya, dengan frekwensi yang Berbekal kerangka pemikiran yang diambil dari sumber, ingin diketahui bagaimana pengetahuan pendengar mengenai iklan TFC di radio OZ, Bandung. Adapun konsep pengetahuan yang digunakan disini berdasarkan pendapat Rogers yang terdiri dari, adalah Pengetahuan Sadar tahu (Awareness Knowledge), untuk melihat apakah pendengar memiliki pengetahuan tentang produk yang diiklankan dan versi iklan TFC yang diteliti. Pengetahuan teknis (Hgw to Knowledge), untuk mengetahui apakah pendengar memiliki pengetahuan tentang isi dari masing-masing versi iklan TFC. Kemudian Pengetahuan Prinsip (Principle Knowledge), untuk mengetahui apakah pendengar mengerti maksud atau tujuan dari iklan IPC tersebut. Dan tahap-tahap pengetahuan ini dilihat berdasarkan usia, pekerjaan, pengeluaran dan frekwensi mendengarkan radio GZ perminggu responden. Untuk mendapatkan jawaban atas pertanyaan tersebut, maka diambil 100 responden yang merupakan pendengar radio OZ, dan pernah mendengar iklan TFC, dengan pengambilan sampel secara accidental. Dan teknik pengumpulan data menggunakan wawancara dengan daftar pertanyaan. Juga dilakukan beberapa wawancara dengan pihak Radio OZ dan TFC. Dan penelitian ini menghasilkan jawaban, bahwa kebanyakan responden lebih memiliki pengetahuan sadar tahu dan teknis, tetapi belum mencapai pengetahuan prinsip. Disamping itu ternyata usia, pengeluaran, dan frekwensi mendengarkan radio OZ perminggu responden, cenderung berpengaruh terhadap pengetahuan yang dimilikinya. Dan sebaliknya, pekerjaan relatif tidak berpengaruh terhadap pengetahuan yang dimiliki oleh responden."
1990
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aitchison, Jim
Jakarta: Kantor Berita Radio 68H, 2007
384.54 AIT ct
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Didi Simon Wahyudi
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1994
S4102
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Diah Sugesti Indriani
"Kegiatan promosi, yang salah satu bentuknya adalah pemasangan iklan di media massa, dapatlah dikatakan telah menjadi jembatan penghubung antara produsen dan konsumennya.
Diantara sekian banyak jenis media massa yang menyediakan sebagian ruang dan waktunya untuk masalah komersil, radio patut dipertimbangkan kehadirannya medium ini telah menjangkau seluruh lapisan masyarakat dan tampaknya masih meru - pakan media utama bagi lapisan masyarakat kalangan menengah dan bawah
Studi ini mencoba melihat bagaimanakah tanggapan calon konsumen terhadap iklan yang diudarakan melalui medium radio Khususnya yang ingin diketahui adalah response ibu-ibu rumah tangga terhadap iklan Balsamex yang diudarakan oleh radio Kayu Manis
Radio Kayu Manis merupakan radio swasta niaga yang saat ini paling banyak penggemarnya di Jakarta, pendengarnya terutama para ibu rumah tangga yang menjadikan radio sebagai temannya dalam menyelesaikan aneka pekerjaan
Sedangkan Balsamex adalah produk yang termasuk katagori obat-obatan sederhana, dimana diperkirakan keputusan untuk membelinya berada ditangan kaum ibu Produk yang relatif masih baru ini, menawarkan alat kerok khusus dari plastik dalam kemasannya
Response yang ingin dilihat dalam penelitian ini terdiri atas 3 tahapan utama yaitu tanap Cognitif (tahap penge¬nalan dan pemahaman), tahap Afektif (tahap sikap) dan tahap Conatif (tahap tindakan)
Disamping itu ada beberapa hal yang penulis pandang berkaitan dengan masalah response terhadap iklan, yang juga penulis teliti, yaitu karakteristik responden, masalah sikap umum terhadap iklan, tingkat pengenaan media serta masa¬lah tingkat pengenaan pesan iklan Balsamex
Dari data yang berhasil penulis kumpulkan, baik yang didapat dari lapangan maupun kepustakaan, diperoleh hasil bahwa umumnya responden bersikap positif terhadap iklan Mereka dapat menerima kehadiran iklan di radio kesayangannya, bahkan dapat memetik manfaat daripadanya
Dan bila dilihat dari segi Cognitif response, ternya¬ta hasil yang diaapat cukup baik Demikian pula pada tahapan penerimaan calon konsumen be^kutnya, walau terjadi penurun¬an prosentase response positif paaa tahap-tahap selanjutnya, namun mereka yang termasuk golongan menengah kebawah (dilihat dari sudut pendidikan dan penghasilan) tetap memberikan response positif yang menggembirakan proousen Demikian pula halnya dengan mereka yang tingkat pengenaan media maupun pesannya tinggi
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1987
S4477
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bimo Setiawan
"ABSTRAK
Penelitian ini ingin melihat efektifitas penyajian iklan dalam bentuk dialog. Iklan yang dipilih untuk diteliti adalah milik Citibank Visa, sebanyak dua versi yaitu Versi Mahasiswa yang menggambarkan dialog dalam suatu keluarga sedang membutuhkan uang untuk pembayaran kuliah pada waktu yang mendesak. Namun uang tunai tidak ada, tetapi dengan Citibank Visa masalah teratasi. Versi Paris menggambarkan dialog seorang teman yang bercerita kepada rekannya tentang kemudahan berbelanja karena menggunakan Citibank Visa. Efektifitas dari iklan-iklan tersebut diukur berdasarkan komponen efektifitas iklan yang disebutkan oleh Jane T. Bertrand. Bahwasanya iklan yang efektif sebaiknya memenuhi 4 kriteria yaitu memiliki daya tarik atau attraction, mudah dipahami dengan baik dan benar atau comprehension, mudah diterima oleh nilai, norma dan . sebagainya dari masyarakat atau acceptance serta yang terakhir memiliki kemampuan untuk melibatkan diri pendengar dalam menerima pesan atau sel f invo1vement. Hasil penelitian adalah sebagai berikut s Sebagian besar responden memahami versi mahasiswa dengan , baik. Pemahaman oleh sebagian besar responden adalah versi' mahasiwa menyampaikan tawaran kemudahan mengambil uang tunai bila memakai Citibank Visa. Daya tarik dari unsur-unsur pesan versi mahasiswa cukup baik. Isi cerita dan suara pemeran merupakan dua hal yang dikatakan menarik oleh responden. Sedangkan jingle dan sound effect ternyata kurang menarik perhatian. Kaitannya dengan daya terima atau acceptance, versi mahasiswa berhasil dengan baik. Pesan ternyata dipercaya mayoritas responden, Dialognya terdengar wajar .serta bentuk dan isinya dikatakan sesuai untuk disampaikan oleh sebagian besar responden. Untuk komponen sel f involvement, pesan yang disampaikan dianggap penting oleh sebagian besar responden. Namun belum merupakan suatu kebutuhan. Bagi sebagian besar responden akhirnya pesan dikatakan ditujukan bagi orang lain. Pada versi Paris sebagian besar responden dapat memahami pesan dengan baik. Pesan yang disampaikan dipahami sebagai informasi mengenai kemudahan berbelanja di seluruh dunia bagi pemakai Citibank Visa. Daya tarik dari unsur-unsur pesan versi Paris terlihat kurang berhasil dengan baik. Hanya isi cerita yang dikatakan menarik oleh sebagian besar responden. Sedangkan jingle, suara pemeran dan sound effect cenderung dikatakan tidak menarik. Dikaitkan dengan acceptance, daya terima khalayak terlihat kurang baik. Dari tiga unsur yang dilihat, hanya kepercayaan terhadap pesan yang dapat diterima mayoritas responden terhadap informasi yang disampaikan. unsur oleh Sedangkan untuk sel f involvement hasilnya terlihat kurang baik. Informasi yang disampaikan dikatakan tidak penting dan tidak baik oleh mayoritas responden, Akhirnya sebagian besar responden menyatakan pesan yang disampaikan ditujukan bagi orang lain."
1992
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dhinita Indirawati
"Topik kompetisi antar media kini sering menjadi bahan pembicaraan, karena semakin padatnya ruang hidup media, sementara sumber alam untuk mereka mempertahankan hidup jumlahnya terbatas. Dengan menerapkan teori niche, penelitian ini melihat kompetisi yang terjadi antar sepuluh stasiun radio FM di Jakarta terhadap pendapatan (iklan), sebagai salah satu sumber hidup media massa. Iklan yang terkumpul diperoleh dari laporan bulanan Media Monitoring P.T. Citra Lintas tahun 1991-1992. Hasil penelitian menunjukkan iklan bank dan asuransi menyumbangkan porsi terbesar dibandingkan keempat iklan lain (toiletries, beverages, food dan household cleaner). 1A7alaupun demikian tidak semua radio memperoleh pendapatan terbanyak dari produk bank dan asuransi. Sebagian radio pendapatannya didominasi produk toiletries dan household cleaner. Relevansinya terlihat pada tingkat ketergantungan radio tersebut pada kategori produk tertentu relatif kecil. Tahun 1991 terdapat tiga radio yang memiliki tingkat ketergantungan yang tinggi pada kategori produk tertentu (bank dan asuransi). Tahun 1992 sembilan dari sepuluh radio menunjukkan sifat ketergantungan pada produk tertentu relatif kecil. Kecuali Radio DMC, cenderung semakin bergantung pada kategori produk tertentu (toiletries). Sementara itu kompetisi memperebutkan iklan semakin ketat. Hal ini terdapat pada seluruh radio yang diteliti. Persaingan yang ketat terjadi karena semua radio yang diteliti memperoleh pendapatan dari kategori produk yang sama."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1995
S4146
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Narulita Chandra Kirana
"Penelitian ini membahas mengenai perjanjian penayangan iklan antara biro iklan dengan stasiun radio swasta di Jakarta. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian kepustakaan dan lapangan. Perjanjian adalah suatu peristiwa dimana seseorang berjanji kepada orang lain. Perjanjian penayangan iklan antara biro iklan dengan stasiun radio tidak hanya melibatkan kedua pihak saja. Hal tersebut juga berkaitan dengan tanggung jawab masing-masing pihak berkaitan dengan hukum perlindungan konsumen. Apabila biro iklan membuat iklan yang menyesatkan masyarakat maka biro iklan beserta perusahaan pengiklan dapat dituntut oleh masyarakat yang dirugikan. Walaupun pihak radio berdasarkan undang-undang perlindungan konsumen tidak dapat dituntut oleh masyarakat tetapi pihak radio dapat diberikan sanksi olah Komisi Penyiaran Indonesia. Jadi apabila pihak radio mengetahui itikad tidak baik tersebut setelah menandatangani perjanjian maka pihak radio mempunyai hak untuk menolak menyiarkan iklan tersebut tanpa dituntut wanprestasi."
Depok: Universitas Indonesia, 2005
T14492
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Felicia Nuradi
"Tahap terakhir dari penelitian ini adalah men_capai suatu kesimpulan umum. Dalam Bab I telah dikatakan bahwa hasil yang dicapai belum dibandingkan dengan jenis iklan lainnya sehingga belum dapat dianggap sebagai kesimpulan yang bersifat menyeluruh. Kesimpulan umum yang dicapai adalah, Pola intonasi yang diajukan oleh Amran Halim (1974) tidak harus menandai topik-komen secara mutlak. Pola intonasi 231f, 211 f, 233r, dan 232f barlaku untuk topik maupun komen. Tanda-tanda s, r, dan f tidak mutlak berlaku untuk pola intonasi tertentu. Pola intonasi hanya merupakan salah satu cara untuk menandai topik-komen. Di samping intonasi, partikel_"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1981
S11169
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>