Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 159860 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1992
S4041
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Manurung, Audrey F.
"Komunikasi merupakan alat untuk memajukan masyarakat. Manusia menjalani kehidupan berorganisasi dimana di dalamnya terjalin komunikasi baik secara lisan maupun tulisan. Salah satu kegiatan masyarakat yang menyertakan unsur komunikasi di dalamnya adalah komunikasi antara produsen dan konsumen. Komunikasi antara produsen dan konsumen dapat terjalin dalam rangka usaha produsen untuk memenuhi kebutuhan konsumen. Salah satu media untuk mengkomunikasikan produk yang diproduksi produsen adalah melalui produk. Hal ini disebabkan pada produk itu sendiri dapat diketahui nama merek, disain, warna kemasan, bentuk, ukuran dan unsur-unsur produk lainnya. Mata rantai yang penting dalam promosi adalah distribusi. Saluran distribusi dapat berbentuk pasar tradisional, grosir, waning ataupun pasar swalayan. Pasar swalayan sebagai salah satu mata rantai perdagangan merupakan tempat dimana berbagai kebutuhan sehari-hari, termasuk pasta gigi. Ada berbagai merek pasta gigi di pasaran dan untuk menarik perhatian (calon) konsumen, pasta gigi harus mampu membuat kemasan yang menarik agar (calon) konsumen dapat langsung memilih sebagai salah satu barang yang akan dibelanjakannya. Pepsodent merupakan salah satu pasta gigi yang telah lama beredar di masyarakat luas. Sekitar satu tahun yang lampau pasta gigi Pepsodent mengeluarkan bentuk kemasan barn, yaitu stand up tube dengan tutupnya berbentuk flip top cap. Sedangkan Ciptadent sebagai salah satu pasta gigi yang banyak beredar di pasaran luas dalam waktu satu tahun terakhir ini, memiliki warna yang hampir mirip dengan salah satu pasta gigi Pepsodent yaitu Pepsodent dengan Calcium 86 Fluoride. Tutup pasta gigi Ciptadent adalah pop off. Kedua pasta gigi diatas menjadi obyek dalam penelitian ini karena memiliki beberapa unsur yang hampir sama. Oleh karena itu dalam penelitian ini, penulis ingin melihat bagaimana pengetahuan khalayak terhadap kedua kemasan pasta gigi tersebut di salah satu pasar swalayan. Metode penelitian yang dilakukan adalah metode penelitian survei dengan wawancara berstruktur. Sampel dibatasi pada ibu rumah tangga yang berumur antara 20 - 35 tahun Penarikan sampel dilakukan secara acak dan dibatasi sejumlah 100 orang. Sedangkan tipe penelitian yang digunakan adalah deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan, ternyata sebagian besar responden memiliki pengetahuan yang cukup baik untuk unsur kemasan pasta gigi Pepsodent. Seluruh responden yang memiliki pengetahuan tentang unsur kemasan Pepsodent dengan Calcium & Fluoride, diatas 50%. Pengetahuan responden terhadap unsur kemasan pasta gigi Ciptadent tidak begitu baik. Pengetahuan konsumen yang tertinggi untuk pasta gigi Ciptadent adalah mengenai bentuk tutup pasta gigi, yaitu sekitar 80%, yang kemudian akan diikuti oleh bentuk fisik kemasan. Sedangkan pengetahuan konsumen mengenai unsur kemasan pasta gigi Ciptadent yang paling rendah adalah bentuk huruf, yaitu 8,2% saja."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1995
S4126
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
S9477
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tri Dewi Rejeki
"ABSTRAK
Berkembangnya bisnis eceran berskala besar telah mengubah pola belanja masyarakat dari pasar tradisional ke pasar swalayan. Pada kenyataannya pasar swalayan memang lebih menawarkan sejumlah keuntungan sehingga masyarakat tertarik untuk berbelanja kesana. Selain lebih nyaman, produk juga ditata sedemikian rupa agar konsumen tertarik untuk membelinya. Adanya ratusan jenis produk yang dijual dipasar swalayan, tentu dibutuhkan strategi tertentu agar dapat merebut perhatian dari khalayak yang berbelanja ditempat tersebut. Sebagai unsur eksterior produk, kemasan dapat mempengaruhi penampi1an produk secara keseluruhan. Simbol-simbol seperti warna, tulisan, gambar, bahan kemasan dan bentuk kemasan selain memiliki makna juga dapat dipakai untuk menarik perhatian pembeli. Usaha untuk memahami makna dari simbol-simbol tadi melibatkan proses perspsi. Namun perlu disadari bahwa makna yang terkandung pada simbol-simbol tadi dapat ditafsirkan secara beragam. Dalam penelitian ini, penulis ingin mengetahui bagai mana persepsi khalayak terhadap suatu kemasan. Obyek yang digunakan adalah kemasan mie instant cup Top Mie Dipilihnya produk ini karena produk tersebut belum pernah melakukan promosi melalui media massa apapun sehingga dapat dikatakan bahwa dalam berkomunikasi produsen hanya mengandalkan pada kemasannya. Populasi untuk penelitian ini adalah pria dan wanita yang sudah bekerja atau masih kuliah, berusia 20-39 tahun, serta bertempat tinggal di kelurahan Cipete Selatan, Jakarta Selatan. Penelitian bersifat deskriptif dengan menggunakan metode survey sampel. Sampel yang digunakan adalah berstrata disproporsional dengan Jumlah responden 100 orang. Hasil dari penelitian ini adalah bahwa makna yang dimiliki oleh unsur-unsur yang ada pada kemasan, dapat ditafsirkan oleh para responden. Makna yang timbul dari tiap unsur ada beberapa. Ini berarti bahwa hasil persepsi dari tiap individu terhadap suatu obyek tidak selalu sama. Selain itu secara umum kesan yang dimiliki oleh responden tentang produk ini sudah cukup baik. Dari beberapa unsur yang dilihat, ternyata warna merupakan unsur yang paling menarik perhatian responden karena sifatnya yang cerah. Sedang bentuk tulisan Top Mie merupakan bagian paling khas pada kemasan tersebut."
1992
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1992
S4440
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Indah Nurdini Lukman
"Skripsi ini berangkat dari sebuah pemikiran mengenai fungsi dari kemasan. Akhir-akhir ini, kernasan semakin dilihat sebagai sebuah alat promosi produk. Namun sejauh mana kemasan berpengaruh, belum ada jawaban yang pasti. Peneliti tertarik untuk mencari tahu pengaruh kernasan itu sendiri. Sangobion adalah produk yang dipilih peneliti untuk diteliti kemasannya. Ini disebabkan karena pencapaian market share dari Sangobion pada urutan pertama di bidang kategori produk sejenis. Produk obat-obatan, di Indonesia khususnya, belum terlalu memperhatikan masalah kemasan sebagai salah satu alat untuk mempromosikan obatnya. Selain itu, Sangobion yang merubah konsepnya dari obat ethical (obat yang dapat dikonsumsi dengan resep dokter) menjadi obat Over The Counter atau OTC (obat bebas) juga dijadikan sebagai salah satu pertimbangan dalam pemilihan studi kasus. Pada penelitian ini, peneliti menganalisis hubungan proses persepsi pada unsur-unsur kemasan terhadap pembentukan preferensi pada khalayak. Unsur-unsur kemasan yang diteliti adalah unsur-unsur dari kemasan Sangobion. Dari hubungan ini peneliti ingin mengetahui apakah persepsi pada unsur-unsur kemasan memiliki korelasi terhadap pembentukan preferensi. Selain itu, peneliti juga menganalisis pengaruh brand image terhadap hubungan antara persepsi pada unsur-unsur kernasan dan preferensi. Jenis penilitian adalah eksplanasi karena berusaha untuk menjelaskan sebuah hubungan dari dua buah variabel melalui teori-teori yang ada. Penelitian ini dilakukan dengan melaksanakan metode survey, yaitu dengan memberikan pertanyaan melalui kuesioner kepada responden. Responden sendiri dipilih dengan menggunakan teknik simple random sampling, setelah lebih dulu ditentukan kerangka sampelnya. Kemudian dilakukan uji realibilitas dengan menggunakan metode alpha cronbach, serta dilakukan pula uji validitas dengan menggunakan teknik factor analysis. Setelah itu, dilakukan analisis data dengan menggunakan metode elaborasi guna mengetahui hubungan dari variabel-variabel yang diteliti. Setelah dilakukan analisis data, didapatkan hasil penelitian yaitu persepsi pada unsur-unsur kemasan memang mempengaruhi preferensi, namun pengaruh itu lemah. Sedangkan brand image juga terbukti mempengaruhi hubungan antara persepsi pada unsur-unsur kemasan dan preferensi. Namun hipotesis penelitian kedua yang mengatakan brand image dapat menguatkan hubungan persepsi dan preferensi, ternyata tidak terbukti. Dalam penelitian ini, brand image tidak dapat menguatkan hubungan antara persepsi dan preferensi. Penelitian ini hanya dapat membuktikan bahwa semakin baik persepsi pada unsur-unsur kemasan, maka semakin positif preferensi yang terbentuk. Untuk kasus yang diteliti pada penelitian ini, model hirarki efek dari Belch & Belch dalam buku Advertising and Promotion, ternyata terbukti. Namun untuk kasus ini, hasil dari proses persepsi yang diwujudkan dalam bentuk kognisi terhadap produk hanya sedikit dapat mempengaruhi khalayak untuk mencapai tahap hirarki efek yang lebih tinggi yaitu afeksi, khususnya tahap preferensi. Sedangkan kemasan sendiri yang menurut Toni Duncan dapat merefleksikan brand image dan penyampai efek visual, dalam penelitian ini kemungkinan baru dapat berfungsi sebagai reminder raja."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
S4347
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2003
S9427
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mia Utari Widyawati
"ABSTRAK
Berkembangnya bisnis eceran adalah karena makin banyak dan beragamnya kebutuhan masyarakat yang menuntut untuk dipenuhi. Akibatnya, makin banyak dan .beragam pula produk yang beredar di pasaran. Produsen membanjiri pasar dengan berbagai produk, terutama produk konsumsi. . Salah satu mata rantai bisnis eceran yang sangat penting, adalah pasar swalayan. Di tempat ini, produk ditata sedemikian rupa sehingga menarik konsumen untuk membeli. Dan sejumlah keuntungan yang ditawarkan, menyebabkan masyarakat tertarik untuk berbelanja di pasar-pasar swalayan. Ratusan produk . yang terdapat di pasar swalayan itu membubuhkan strategi masing-masing untuk dapat bersaing satu sama lain. Dari keempat bauran pemasaran (harga, tempat/distribusi, promosi dan produk), yang terpenting untuk diperhatikan adalah strategi produknya, baik dan menarik menunjang ketiga strategi bauran lainnya. Produk yang pemasaran Untuk menciptakan produk yang menarik itu, dibutuhkan kemasan yang menarik pula. Karena kemasan merupakan unsur eksterior produk yang penampilan keseluruhan produk. dapat mempengaruhi Dalam penelitian ini, penulis tertarik untuk meneliti kemasan sabun mandi. Alasannya adalah, sebenarnya semua sabun mandi mempunyai segi fisik yang sama, tetapi dalam benaknya konsumen membuat perbedaan-perbedaan dari 'masingmasing produk itu. Bahkan konsumen dapat menilai sabun mandi A lebih baik daripada sabun mandi B. Atau sabun mandi merek A lebih berkesan melembutkan kulit daripada sabun mandi C, dan sebagainya. Preferensi itu tidak lepas dari pengaruh kemasannya, yang merupakan ujung tombak penampilan suatu produk. Kemasan sabun mandi yang diteliti adalah 2 kemasan yang unsur-unsurnya bertolak belakang. Di pasaran, penulis menemukan kemasan yang unsur-unsurnya sebagian besar berbeda, yaitu kemasan sabun mandi Palmolive dan Liebe. Dari hasil penelitian ini, diketahui bahwa khalayak berpreferensi terhadap sebagian unsur kemasan Palmolive dan terhadap sebagian lain unsur kemasan Liebe."
1991
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2003
S4811
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2008
S4627
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>