Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 53437 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2003
S4385
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maria Sinta Hartojo
"Penelitian mengenai strategi persaingan pemasaran melalui iklan cetak dalam kategori produk rokok jenis rendah tar dan rendah nikotin ini dilakukan berdasarkan ketertarikan terhadap adanya fenomena persaingan iklan-iklan di berbagai media, termasuk di media cetak. Diasumsikan bahwa persaingan ini merupakan salah satu terobosan panting dan menjadi bagian dari strategi pemasaran produk-produk tertentu.
Tujuan penelitian kualitatif ini berusaha untuk mengetahui dan memaparkan bagaimana pesan-pesan iklan dikonstruksikan lewat susunan-susunan gambar dalam suatu konteks persaingan pemasaran. Untuk itu pendekatan teori pemasaran dan semiotika dalam aktivitas persuasi lewat elemen-elemen gambar menjadi relevan dalam konteks persaingan tersebut di atas.
Dengan paradigma konstruktivis, peneliti secara metodologis bersikap sebagai passionate participant, yaitu fasilitator yang menjembatani keragaman subyektivitas pelaku sosial. Tujuan paradigma ini adalah melakukan rekonstruksi realitas sosial secara dialektis antara peneliti dan pelaku sosial yang diteliti (Cuba & Lincoln, 1994).
Data penelitian berasal dari data sekunder berupa teks dan gambar iklan cetak produk tiga merek rokok, yaitu : A Mild, LA Lights, dan Star Mild. Ketiganya diambil dari media cetak (majalah, tabloid dan surat kabar yang terbit dari tahun 1995-2000). Studi kepustakaan dan pengumpulan kliping artikel mengenai ketiga merek rokok tersebut mendukung pengumpulan data sekunder.
Hasil penelitian menghasilkan kesimpulan bahwa: elemen-elemen gambar dalam iklan cetak dapat menjadi sarana melakukan persaingan, baik persaingan iklan dan hingga tingkat tertentu juga bisa menjadi representasi persaingan pemasaran antara merek-merek yang beriklan. Ketiga merek rokok kategori rendah tar dan rendah nikotin ini sama-sama menggunakan strategi serupa dalam beriklan, yaitu strategi penciptaan keunikan karakteristik `kepribadian' dari merek.
Dengan strategi itu, masing-masing merek rokok menciptakan karakternya sendiri yang membuat mereka terdiferensiasi secara perseptual satu sama lain. Pembentukan karakterisasi yang tegas ini secara implisit juga mengindikasikan adanya motif persaingan pemasaran dari para produsen rokok yang proses eksekusinya difasilitasi oleh pihak biro iklan, entah internal ataupun eksternal."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2000
T2928
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ike Devi Sulistyaningtyas
"Dalam organisasi khususnya yang berkecimpung dalam bidang bisnis, kekuatan persaingan dalam menembus pasar bukan ditentukan dari menarik tidaknya peluang pasar. Lebih jauh lagi titik beratnya ada pada kapabilitas organisasi yang diperoleh melalui informasi yang dapat diakses dan dipahami oleh masyarakat. Kapabilitas dalam gambaran masyarakat kemudian melekat dan membentuk suatu penilaian berupa reputasi, yang pada gilirannya akan berimplikasi kembali kepada organisasi. Harapan mengenai rreputasi yang sengaja diciptakan oleh organisasi kadangkala tidak sejalan dengan penilaian yang muncul pada persepsi publik.
Dalam penelitian ini, peneliti tertarik untuk meneliti mengenai reputasi PT Djarum yang terdapat dalam pemberitaan media cetak. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif, dimana peneliti menaruh perhatian besar pada proses dan makna yang dimiliki masyarakat. Paradigma yang digunakan adalah interpretif dimana konsep struktur organisasi ditempatkan sebagai suatu rangkaian yang kompleks, hubungan semi otonomi yang mempengaruhi interaksi antar manusia. Dokumentasi berupa kumpulan berita di media eetak mengenai PT Djarum dipergunakan sebagai fokus utama pengumpulan data, selain wawancara dan observasi. Untuk mengurai makna terhadap issue pemberitaan di media cetak, peneliti menggunakan pendekatan semiotika.
Berdasarkan dokumen yang dimiliki oleh PT Djarum, maka peneliti memperoleh berita-berita mengenai PT Djarum sejak tahun 2002 sampai 2004 dengan muatan berita yang bcragam. Pada tahap denotasi, peneliti memaparkan makna denotasi dcngan mengkatekorikan berita dalam masing-masing tahun. Tahun 2002 dari 14 berita yang diperoleh penulis, hanya memuat 2 issue utama.Tahun 2003 terdapat 33 berita dan 2 surat pembaca, yang memuat 7 issue utama. Dan tahun 2004 terdapat 13 berita ditainbah 2 surat pembaca dengan 6 issue utama. Dari keseluruhan issue tersebut, terlibat khalavak atau kelompok publik yang akan mempengaruhi perkembangan dan kcmajuan PT Djarum. Kelompok publik tersebut adalah karyawan, pemerintah, konsumen, petani, pengecer, LSM, komunitas lokal, kelompok independen, dan masyarakat luas. Pada tataran berikutnya, berita-berita yang telah dikategorisasikan menurut issue yang berhubungan dan menghadirkan kelompok publik potensial dalam tiap-tiap issue tersebut kemudian diinterpretasikan.
Kesimpulan yang diperoleh dari basil penelitian tentunya menjawab tujuan penelitian. (1) Kategorisasi issue, yaitu : (a) Issue Iklan PT Djarum, (B) Issue Serikat Buruh, (c) Issue Tanggung jawab social, (d) Issue lobbying PT Djarum dengan Pemerintah, (e) Issue Inovasi Produk Rokok PT Djarum (f) Issue prestasi PT Djarum (g) Issue bauran pemasaran dan komunikasi. (2) masing-masing publik membentuk reputasi yang berbeda, dimana dalam organisasi reputasi yang dibentuk bergantung pada pengalaman masing-masing publik. (3) Reputasi berdasarkan pemaknaan terhadap kategori issue di media cetak, yaitu : (a) Nilai-nilai dasar organisasi menjadi akar reputasi yang baik, (b) Performa tiap brand merupakan implementasi bauran pemasaran dan komunikasi, (c) Inovasi merupakan keunggulan bersaing, (d) Terjebak dalam iklan kreatif yang bertentangan dengan tats cara clan tats krama periklanan, (e) Issue bunch yang negati f ketika di blow up oleh media akan berdampak buruk bagi reputasi.
Adapun implikasi penelitian adalah (I) Implikasi akademis yaitu pergeseran konsep organisasi bisnis, menjadi konsep kapitalistik yang humanis, dan sensitivitas publik yang mudah berubah tidak dapat didefinisikan secara bake sebagai suatu sistem yang permanen. (2) Implikasi praktis yaitu riset tehadap media untuk memperoleh gambaran kualitas organisasi bisnis. Sedangkan rekomendasi penelitian adalah (1) Rekomendasi akademis yaitu pentingnya strategi teknis yang konkrit bagi upaya pembentukan reputasi organisasi, (2) Rekomendasi praktis yaitu (a) program yang konsisten nilai-nilai dasar organisasi, (b) Program komunikasi yang terbuka terhadap publiknya dan (c) Perlu banyak perhatian dan kemampuan ekstra dalam mengelola reputasi organisasi.
Secara keseluruhan hasil penelitian, oleh peneliti dinyatakan telah memenuhi tujuan penelitian. Dan akhirnya, disadari atau tidak bahwa pengelolaan reputasi akan melibatkan kualitas dan adanya interaksi antara organisasi, publik internal dan ekstemal."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2005
T21661
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Heru Fahmi Irawan
"Musik rock disebut sebagai bentuk dari budaya popular yang mengglobal,yang diidentikkan dan diperuntul-:kan bagi anak muda. Bahkan sekarang musik rock telah rnenjadi sebuah bagian dari identitas dan gaya hidup yang tak terpisahkan dari anak muda (pnda generasi atau zamannya) yang diterima dan eksis di belahan bumi mana pun. Fenomena tersebut muncul seiiring dengan berkembangnya aliran musik rock n roll kurang iebih 50 tahun yang lalu. Fenomena tentang musik rock sebagai musiknya anak muda hingga kini masih terus dipahami keterkaitannya dan melekat satu sama lain. Oleh karena itu daiam penelitian ini, dengan melihat kaitannya dengan kehadiran media rnassa, perrnasalahan yang muncul dan akan dijawab adalah bagaimana musik rock direpresentasikan oleh media cetak di Indoensia dalam icurun waktu 1977 - 2002.
Adapun tujuan yang ingin dicapai daiam penelitian ini, setelah melihat bagaimana media massa mewacanakan pemberitaan tentang musik rock dan budaya anak muda, adalah juga berupaya untuk menguak ideologi apa yang berada di balik musik rock yang dari tahun 1950-an hingga kini masih digandrungi, digemari, dan bahkan menjadi identitas bagi anak muda.
Kerangka pemikiran yang melandasi penelitian ini adalah dengan menggunakan dua pendekatan atau perspektif yaitu cultural studies, berasal dari Birmingham School dan critical studies, berasal dari Frarzlgurt School, yang sama-sama berakar dari aliran Marxian. Dua pendekatan itu akan mengkaji dan menganalisis musik rock sebagai sebuah bentuk dari praktik budaya popular, budaya massal dan budaya industri yang telah mengglobal. Praktik-praktik budaya tersebut haruslah dihubungkan dengan hadimya media massa, yang dalam kacamata cuirurai studies dan crirical studies, ikut beroran mengkonstruksi pemaknaan musik rock dan budaya anak muda lewat konsep ideologi, hegemoni, dan wacana.
Paradigrna penelitian yang digunakan adalah paradigma kritis yang bersifat kualitatif dengan metode analisisnya critical discourse analyisis, yang melakukan texr anaivsis dan multi-level analysis secara inrertextuol. Adapun theoretical framework yang digunakan adalah berdasarkan pemikiran-pemikiran Raymond Williams, Theodore W. Adamo, Louis Althusser, Antonio Gramsei, dan Stuart Hall. Sedangkan analythical framework yang dipergunakan mengacu pada critical discourse analysis-nya Norman Fairclough yang terbagi menjadi tiga dimensi yaitu, makro-struktur (sociocullurai pracrice), meso-struktur (discourse practice) dan mikro-struktur.
Kesimpulannya bahwa musik rock dalam pemberitaannya pada media cetak di Indonesia dalam kurun Waktu 1977 - 2002 selalu dikonstruksi dan direpesesentasikan ke dalam makna sebagai sesuatu yang dinamis, penuh dengan jiwa perlawanan, pemberontakan dan sebagai bentuk dari gerakan anti~kemapanan atau counrer-cuirure. Media cetak dalam kurun waktu tersebut disimpulkan telah berhasil melanggengkan hubungan yang identik antara musik rock dan anak muda secara sistematis dan terstruktur. Musik rock yang tumbuh dan berkembang di Indonesia, oleh media cetak di Indonesia dalam kurun waktu 1977 - 2002, dipandang sebagai bentuk dari perlawanau ideologis yaitu perlawanan terhadap penguasa politik. Pada akhirnya, ideologi yang bisa direpresentasikan oleh pemberitaan media cetak tersebuf adalah ideologi perlawanan terhadap "kekuasaan"."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2002
T3271
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Irna Silviana
"Skripsi ini meneliti struktur wacana iklan advertorial kondom di majalah wanita dewasa dan majalah pria dewasa. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan struktur wacana yang meliputi suprastruktur, alat kohesi, dan makrostruktur dalam wacana iklan advertorial kondom di majalah wanita dewasa (majalah Cleo) dan majalah pria dewasa (majalah Maxim). Iklan advertorial kondom yang dijadikan sebagai data adalah iklan advertorial It Takes Two to Tango_ (majalah Cleo) dan iklan advertorial Great Earthquake_ (majalah Maxim). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa suprastruktur wacana iklan advertorial kondom di majalah wanita dewasa terdiri atas judul, elemen visual, badan iklan yang dilengkapi foto produk, dan baseline, sedangkan wacana iklan advertorial kondom di majalah pria dewasa terdiri atas elemen visual, lead in, judul, subjudul, dan badan iklan yang dilengkapi foto produk. Wacana iklan advertorial kondom di majalah wanita dewasa dan pria dewasa mengandung alat kohesi berupa referensi, substitusi, elipsis, konjungsi, dan kohesi leksikal, yaitu reiterasi_berupa repetisi dan sinonim_dan kolokasi. Makrostruktur wacana iklan advertorial kondom di majalah wanita dewasa menonjolkan informasi bahwa pemakaian kondom membutuhkan koordinasi antara wanita dan pasangannya untuk mendapatkan seks yang aman dan menyenangkan, sedangkan makrostruktur wacana iklan advertorial kondom di majalah pria dewasa menonjolkan informasi bahwa pemakaian kondom dapat memberikan sensasi berbeda ketika berhubungan seksual.

This undergraduate thesis analyzes about discourse structure in condom advertorials in women_s magazines and men_s magazines. This research uses a qualitative method. The purpose of this research is to describe the discourse structures including superstructure, cohesive devices, and macrostructure in condom advertorials in women_s magazine (Cleo magazine) and men_s magazine (Maxim magazine). The advertorials used as data are It Takes Two to Tango_ (advertised in Cleo magazine) and Great Earthquake_ (advertised in Maxim magazine). This research shows that the superstructure of the condom advertorial in the women's magazine consists of headline, a visual element, body copy of the advertorial completed with the product shot, and baseline. Meanwhile, the superstructure of the condom advertorial in the men_s magazine consists of a visual element, lead in, headline, subheadline, and the body copy of the advertorial completed with the product shot. The condom advertorials in the women_s magazine and the men's magazine consist of cohesive devices such as references, substitutions, ellipsis, conjunctions, and lexical cohesion (reiteration_in forms of repetitions and synonyms_and collocations). The macrostructure of the condom advertorial in the women_s magazine focuses on information about the importance of the coordination between women and their partners in using condoms for the safe and pleasant sex. On the other hand, the macrostructure of the condom advertorial in the men_s magazine emphasizes on how using condom could give particular sensation during sexual intercourse."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2010
S10921
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Nadia Putri Paramitha
"Skripsi ini membahas perubahan image wanita yang terjadi di tahun 1920an. Tujuan yang ingin di capai di dalam penelitian ini adalah mengetahui mengapa terjadi perubahan image perempuan di tahun1920an dan factor apa yang memicu munculnnya perubahan image wanita Amerika pada tahun 1920an. Dalam pembahasannya iklan-iklan media cetak Amerika dijadikan sebagai tolak ukur pengambaran wanita pada masa tersebut dalam rentang waktu tahun 1900-1920an. Metode yang digunakan adalah metode sejarah yang terdiri atas empat tahap penelitian yaitu heuristic, kritik, interpretasi, dan histeriografi. Berdasarkan penelitian didapat bahwa sekitar tahun 1920an terjadi perubahan besarbesaran di dalam gaya hidup, dan gambaran akan wanita Amerika. Di tahun 1900an sebagian besar wanita Amerika mendeskripsikan diri mereka sebagai ibu rumah tangga teladan. Mereka mengabdikan diri untuk keluarga, suami, dan anak-anak mereka. Ketika perang datang dan mengambil hamper sebagian besar pekerja lelaki, maka para wanita ini pun mulai memasuki angkatan kerja mengantikan laki-laki yang pergi berperang. Para wanita kelas pekerja ini akhirnnya menjadi agent of change di dalam kehidupan para wanita Amerika. Bekerja membuat para wanita ini memiliki kekuatan ekonomi, sehinga mereka bisa mandiri dan tidak bergantung terhadap lakilaki dan perkawinan sebagai goal akhri dari hidup mereka. Wanita di awal tahun 1920an mengalami perubahan besar-besaran di dalam menjalani hidup, didominasi oleh angkatan perempuan pekerja, para wanita ini mengubah image wanita sebagai ibu rumah tangga menjadi wanita pekerja. Salah satu faktor meluasnnya gambaran wanita zaman baru ini adalam media cetak. Media cetak memberikan gambaran secara visual seperti apakah wanita zaman baru tersebut. Media juga lah yang secara gencar memberitakan mengenai perubahan gaya hidup wanita Amerika yang dinilai sebagian orang sebagai kemerosotan moral. Wanita di tahun 1920an telah secara sukses meraih kebebasan mereka, kebebasan untuk memilih, kebebasan untuk bekerja, kebebasan untuk menentukan jumlah anak, dan kebebasan untuk bersanding sejajar dengan laki-laki

The thesis discus about the changing image of American woman that occurred in the 1920s. The goal of this research is to find out why woman in America had an image change in the 1920s and what is the factor that trigger the changing image of American woman in the 1920s. in these research print media advertismen serve as a benchmarks the image of American woman during the time period of 1900-1920s. Based on research in the 1920s, there are massive changes in lifestyle and a depiction of American women. In the 1900s the majority of American women describe themselves as a housewife. They devoted themselves to the family, husband, and their children. When the World War I came and took up nearly the majority of male workers, then these women began entering the labor force replaced the men who went to war. The working class women together with the media is finally became agents of change in the lives of American women. Work makes these womens have economic power, so that they could become independent and not dependent on men and marriage as a goal of their lives. Women in the early 1920s experienced a massive change in their life, dominated by female labor force, these women changd the image of women as housewives to working women. One of the factors that spread this new woman is the media. The media gave a visual picture of what kind of new women look like. Media also the one who is aggressively preach about lifestyle changes of American women who considered some as a moral decline. Women in the 1920s had been successfully achieved their freedom, the freedom to choose, freedom to work, freedom to determine the number of children, and the freedom to align side by side with men"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2011
S12605
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
SamsuI Muarif
"Sejak peledakan gedung WTC di New York pada 11 September 2001, isu terorisme kian meluas dan tak henti-hentinya menjadi pembicaraan masyarakat dunia. Terlebih, media massa turut pula meramaikannya. Isu itu kian marak ketika disusul peristiwa pemboman di depan Sari Club, Legian, Kuta, Bali, pada 12 Oktober 2002.
Penelitian ini menggambarkan bagaimana media mengangkat pemberitaan bom Bali dan mengemasnya sesuai agenda media ybs. Dalam hal ini bagaimana Republika mengemas pemberitaannya yang menunjukkan kemungkinan pelaku lain di balik bom Bali, Hal ini tidak terlepas dari idealisme, ideologi, politik praktisnya yang berpotensi membentuk pandangan khalayak pembacanya terhadap isu terorisme dan bom Bali.
Sebagai penelitian kualitatif dengan perspektif kritis, dalam tesis ini digunakan metode analisis wacana dengan paradigma kritis. Yaitu, model wacana critical discourse analysis (CDA) dari Norman Fairclough. Teori ini menggabungkan tiga dimensi ke dalam communicative events, yaitu teks, praktik wacana, (discourse practice), dan praktik sosial budaya (sociocultural practice). Selanjutnya, analisis teks yang digunakan berdasar teori Gamson dan Modigliani. Dalam analisis praktik wacana terdapat dua hal yang diteliti: produksi teks (melihat karakteristik media) dan konsumsi teks (melihat karakteristik khalayak). Analisis sosial budaya adalah untuk melihat kondisi sosial dan budaya masyarakat dunia, termasuk Indonesia, yang diduga menjadi sarang teroris.
Hasilnya, frame yang ditemukan bahwa Republika lebih menonjolkan pelaku bom Bali bukan dari pihak atau organisasi tertentu yang selama ini dituduhkan Amerika dan Australia. Republika mencurigai adanya kegiatan intelijen asing di wilayah Indonesia dengan tujuan menjatuhkan citra Islam. Tuduhan mengarah ke Amerika sebagai dalang pemboman Bali.
Teori klasik ideologi mengatakan bahwa ideologi dibangun oleh kelompok dominan dengan tujuan meligitimasi kelompok mereka dan media digunakan untuk mengkomuni-kasikan kelompok mereka. Ini tidak terlepas dari unsur nilai, kepentingan, dan kekuatan atau kekuasaan yang ada dalam media tersebut. Di sini Republika berfungsi sebagai perpanjangan tangan dari kelompok pemegang kekuasaan dan kekuatan dalam masyarakat. Nilai yang dianggap penting oleh pemegang kekuasaan disebarkan melalui media sehingga pemberitaan seputar bom Bali mencerminkan ideologi pengelola Republika. Maka isi media itu tentu tidak bertentangan dengan kepentingan mereka, mewakili aspirasi umat Islam.
Sementara itu, sebagai intelektualitas penulis menganalisa pemberitaan Kompas pascaledakan bom Bali. Pemberitaan Kompas tampak ada perbedaan dalam penonjolan isu, lebih menekankan untuk khalayak pembaca pada umumnya. Secara garis besar, peneliti melihat pemberitaan Kompas bertolak belakang dengan Republika. Jika Republika lebih banyak "membela" Islam dan Abubakar Ba'asyir sebagai "tertuduh" pelaku pemboman Bali, maka Kompas lebih bersikap hati-hati --untuk tidak mengatakan "kurang mengkritisi" isu bom Bali."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2003
T12156
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Endy Santoso
"Tesis ini membahas mengenai transformasi layanan perpustakaan berbasis inklusi sosial dalam pemberitaan media massa cetak di Indonesia melalui penggunaan kosakata dan tata bahasa. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif dengan menggunakan metode analisis wacana model Roger Fowler, dkk. Hasil penelitian ini mengungkapkan bahwa terjadi proses konstruksi realitas yang dibangun melalui penggunaan kosakata dan tata bahasa, yaitu pada penggunaan kosakata telah terjadi proses klasifikasi, proses pertarungan wacana, dan kosakata sebagai bentuk marginalisasi. Selain itu, melalui penggunaan tata bahasa terjadi penghilangan pelaku sebagai efek penggunaan bentuk kalimat pasif dan nominalisasi. Penelitian ini memberikan saran bahwa Perpustakaan Nasional RI perlu memperhatikan penggunaan kosakata dan tata bahasa sebagai sarana peningkatkan peran Perpustakaan Nasional RI di masyarakat. Selain itu, dibutuhkan peningkatan peran pustakawan dalam berbagai kegiatan dan program yang dilaksanakan oleh perpustakaan termasuk program transformasi layanan perpustakaan berbasis inklusi sosial.

This thesis discusses transformation of social inclusion-based library services in Indonesia printed mass media through the use of vocabulary and grammar. This research is a qualitative descriptive study using the discourse analysis method of Roger Fowler, et al. The results of this study reveal that there are reality construction processes built through the use of vocabulary and grammar, namely in the use of vocabulary there has been a classification process, a discourse battle process, and vocabulary as a form of marginalization. In addition, through the use of grammar, the perpetrator is removed as an effect of using the passive form and nominalization. This research suggests that the National Library of Indonesia needs to pay attention to the use of vocabulary and grammar as a means of enhancing the role of the National Library in society. In addition, it is necessary to increase the role of librarians in various activities and programs carried out by libraries, including the transformation programs of social inclusion-based library services."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Soraya
"Penelitian ini berupaya untuk mendapatkan gambaran tentang bagaimana pemaknaan dan penilaian (opini) khalayak atas konstruksi wacana pemberitaan tentang konflik elit politik di media cetak. Penelitian dibatasi hanya kepada khalayak mahasiswa, sebagai satu kelompok yang berperan besar dalam sejarah politik nasional, dan reformasi di Indonesia.
Pemilihan informan, dari setiap fakultas pada jenjang program sarjana Universitas Indonesia, di Depok dan Salemba. informan dipilih berdasarkan pada karakteristik yang sudah ditetapkan, dengan metode purpossive dan snow ball sampling. Proses pengumpulan data dilakukan sejak awal tahun sampai dengan pertengahan tahun 2003. Analisis data dimulai sejak awal penelitian sampai penelitian selesai.
Penelitian dilakukan dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Strategi penelitiannya adalah ethnografi, dan data dikumpulkan melalui wawancara mendaiam kepada informan. Penelti juga mengumpulkan data sekunder, dengan melakukan analisis framing atas isi media dan studi literatur, guna memberikan gambaran wacana media atas issue tersebut.
Selanjutnya hasil temuan lapangan dipaparkan dalam empat bagian : (1) Wacana pemberitaan konflik elit politik di media cetak; (2) Profit informan penelitian; (3) Pengetahuan/penerimaan Informan atas wacana politik tentang konflik elit politik di media; (4) serta pemaknaan dan penilaian (opini) Informan atas wacana politik dan konflik elit di media cetak.
Sebagai nsang publik, di masa reformasi, pers menikmati kebebasannya menjadi ruang diskusi dan perdebatan yang terbuka, serta menjadi saluran komunikasi, pendidikan, dan sosialisasi politik. Media berperan menyediakan informasi yang cukup mengenai realitas politik di Indonesia. Kedudukan media dalam menyampaikan, mengkonstruksikan, dan merekayasa simbol dan realitas politik menjadi sangat sentral. Cara media menyajikan atau mengemas pesan (framing) bisa dilakukan melalui seleksi isu dan penekanan/penonjolan aspek-aspek realitas atau isu tersebut.
Wacana politik yang sering muncul diantaranya terkait dengan issue ketegangan dan konflik antar elit, baik antar pribadi dalam internal partai, antar partai dan antar lembaga negara. ini menjadi pusat perhatian publik, karena terkait dengan para pengambil kebijakan negara. Sementara bagi elit politik pemberitaan media menduduki posisi penting dalam menciptakan kesadaran umum, ide, dan, pembentukan citra mereka di hadapan khalayak. ini penting bagi keberlangsungan dukungan publik atas posisi mereka dalam area politik. Seringkali wacana media dianggap turut memperkeruh hubungan antar elit politik.
Menurut Water Lippman, pemberitaan media, menjadi jendela bagi pengalaman kita tentang realitas dunia iuar, serta turut mengarahkan khalayak pada suatu pola pikir atau opini tertentu. Individu khalayak media tidak pasif. Mereka memiliki kemampuan mengontrol, menyeleksi informasi, serta memberikan pemaknaan atas informasi tersebut.
Penelitian yang berpijak dari paradigma konstruktivis-interpretif ini, diharapkan dapat memahami wacana pemberitaan media dad titik pandang individu khalayak media. Akses individu pengguna media, kemampuan untuk mendapatkan informasi, mengelola dan memanagemen issue berbeda bagi setiap individu. Sehingga pemaknaan dan penilaian, (opini) individu atas media bisa beragam.
Kajian reception analysis memberikan perhatian terhadap ha! ini. Audiens dipandang aktif dan melakukan pemahaman atas text media. Studi ini melihat bagaimana makna, produksi, dan pengalaman dari audiens dalam interpretasinya atas text media. Memfokuskan kepada proses decoding, interpretasi dan reading yang terjadi pada khalayak. Sehingga proses encoding (produksi) tidak selalu diterima dan diambil (decoding) dengan sama oleh khalayak.
Temuan yang ada menunjukkan bahwa peran media sebagai pengawas pemerintah, jendela informasi, mediasi realitas, propaganda politik serta saluran komunikasi, pendidikan dan sosialisasi politik, sehingga publik dapat memantau perilaku den gerak elit. Media dianggap tidak hanya sebagai penyampai informasi namun juga sebagai pembentuk opini dan rekonstruksi realitas. Secara umum realitas politik yang disajikan media paska reformasi disajikan dengan berani, vulgar, lugas, dan terbuka.
Dan diskusi bagi para para pelaku politik, terutama para alit politik, dan kurang memiliki kesempatan bagi publik untuk ikut terlibat dalam perdebatan .tersebut. Sehingga wacana politik menjadi suatu yang terkesan elitis. Baik media maupun publik menilai bahwa sumber masalah dalam politik Indonesia adalah alit politik.
Secara spesifik terlihat frame yang dimunculkan media dapat disimpulkan iebih mengarah kepada penonjolan issue bahwa politik adalah permainan dengan berbagai strategi, sehingga mengarah kepada suatu hal yang 'kotor', dimana politik menjadi arena 'permainan' bagi pelaku yang terlibat di dalamnya. Sehingga setiap pelaku politik dapat mengupayakan agar diri atau kelompoknyalah yang memenangkan permainajn tersebut. Akibatnya dengan segala upaya, para pelaku yang terlibat, teruatama para pengambil keputusan akan berupaya dengan segala cara, balk yang benar maupun yang tidak benar, sekalipun harus menjatuhkan orang lain, memfitnah atau menuding tanpa alasan, agar mereka yang menjadi pemenang, balk pemenang dalam aspek untuk mendapatkan citra maupun posisi dan kedudukan.
Ideologi dominant yang ditonjoikan media dalam pemberitaannya ingin memperlihatkan bahwa hubungan antar alit politik di Indonesia adalah hubungan yang tidak sehat dan mengarah kepada konflik. Bahwa politik adalah sesuatu angka kotor dan bersifat `elitis' karena itu hanya dimiliki, dikelola dan melibatkan segelintir orang. Dalam posisi ini media memainkan peran sebagai wacana tempat permainan politik tersebut. Sehingga posisi media akan terkait dengan berbagai kepentingan.
Pemaknaan informan akan informasi politik, tidak sepenuhnya ditentukan oleh media. Publik menggunakan media sebagai salah sate sumber informasi politik utama seat ini. Publik pun menerima dan menyadari bahwa pemberitaan media sebagai suatu realitas politik yang terlebih dahulu teiah melalui proses rekonstruksi . Bagi sebagian besar informan, kondisi yang ada memang menunjukkan kecenderungan potensi konflik yang tinggi dan wacana media menjadi arena perdebatan dan perang wacana oleh alit politik. Media sangat dominan dalam konteks ini adalah menjadi agen konstruksi realitas dan saluran propaganda politik.
Dari yang peneliti lihat, proses pemaknaan khalayak atas isi dan makna media, lebih cenderung pada tipe decoding alternatif interpretasi atau negotiated meaning atau negotiated reading. Dimana anggota khalayak atau publik memiliki altematif interpretasi ketika mereka menginterpretasikan suatu wacana. Di sini individu khalayak yang mengkonsumsi pesan, tidak setuju sepenuhnya atas penggambaran hubungan antar alit yang ditawarkan oleh media. Di sini terlihat peran khayalak sebagai audiens yang aktif dalam arti aktif mengkonsumsi, menangkap dan memaknai makna pesan yang ada di media."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
T14318
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>