Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 128317 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rudi Hamarno
"Relaksasi otot progresif merupakan salah satu terapi non farmakologis untuk merilekkan otot dan menurunkan kecemasan sehingga menyebabkan tekanan darah menurun pada hipertensi primer. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi pengaruh latihan relaksasi otot progresif terhadap penurunan tekanan darah klien hipertensi primer di Kota Malang. Penelitian ini menggunakan desain quasiexperiment dengan tehnik pengambilan sampel consecutive sampling. Besar sampel adalah 40 responden, dibagi menjadi 2 kelompok yaitu kelompok perlakuan dan kelompok kontrol. Kelompok perlakuan mendapat latihan relaksasi otot progresif selama 15 menit setiap latihan, sehari dua kali latihan dan dilakukan selama 6 hari. Kedua kelompok dilakukan pengukuran tekanan darah sebelum dan sesudah latihan hari ke II, IV dan ke VI.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa setelah latihan relaksasi otot progresif ada penurunan tekanan darah sistolik sebesar 16,65 mmHg dan tekanan darah diastolik mengalami penurunan sebesar 3,8 mmHg. Kesimpulan penelitian ini adalah latihan relaksasi otot progresif secara bermakna dapat menurunkan tekanan darah sistolik hipertensi primer (p value = 0,0075 ; α = 0,05), sedangkan pada tekanan darah diastolik, latihan relaksasi otot progresif ini tidak menurunkan tekanan darah secara bermakna (p value = 0,058; α = 0,05).

Progressive muscle relaxation is one of non-pharmacological therapies to relaxing muscles and reduce anxiety so make lowering blood pressure in clients with primary hypertension. The purpose of this study was to identify the effects of progressive muscle relaxation exercises to decrease blood pressure for clients with primary hypertension in Malang. This study used a quasi-experimental design with a consecutive sampling. Sample size was 40 respondents, divided into two groups: treatment and control groups. The treatment group received progressive muscle relaxation exercises for 15 minutes each time, twice a day and conducted for six days. The blood pressure measurements was obtained for both groups before and after on day II, IV and VI.
The results showed that a decrease of systolic blood pressure is 16.65 mmHg and diastolic blood pressure is 3.8 mmHg occur after exercise. The conclusion a progressive muscle relaxation exercise can significantly reduce systolic blood pressure (p value = 0.0075; α = 0.05), on the other hand, there is no reduced blood pressure significantly (p value = 0.058, α = 0.05) in diastolic blood pressure.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2010
T41460
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Niken Fitri Astuti
"Hipertensi merupakan faktor utama penyebab kematian lansia secara global. Berbagai upaya telah dilakukan namun belum optimal. Kondisi tersebut mendorong para ilmuwan untuk mengembangkan terapi non farmakologis guna melengkapi terapi farmakologis salah satunya dengan relaksasi otot progresif dan terapi musik. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh RESIK terhadap tekanan darah pada lansia dengan hipertensi di Kota Depok. Penelitian ini menggunakan desain quasi eksperiment dengan pendekatan pre-post test with control group. Seratus lansia dengan hipertensi dibagi menjadi dua kelompok menggunakan stratified random sampling dan purposive sampling. Setelah dilakukan 11 sesi terapi RESIK dalam 6 hari, analisis t-test menunjukkan adanya penurunan tekanan darah sebesar 29,2 mmHg pada tekanan darah sistolik dan 16,2 mmHg pada tekanan darah diastolik. Kesimpulannya, RESIK dapat menurunkan tekanan darah sistolik (p value = 0,000; α = 0,05) namun tidak signifikan menurunkan tekanan darah diastolik (p value = 0.167; α = 0,05). Terapi ini disarankan untuk diterapkan sesuai dengan prosedur dan dilakukan secara rutin untuk mendapatkan pengaruh yang maksimal.

Hypertension is a major factor causes the death of older people globally. Various efforts have been made but are not optimal. These conditions encouraged scientists to develop nonpharmacological therapies to complement pharmacological therapy, one of them was progressive muscle relaxation and music therapy. The purpose of this study was to determine the influence of RESIK toward blood pressure in older people with hypertension in Depok. This study used quasi experimental design with pre-post test with control group approach. One hundred older people with hypertension divided into two groups using stratified random sampling and purposive sampling. After 11 RESIK therapy sessions in 6 days, t-test analysis showed the decrease of blood pressure in 29.2 mmHg at systolic blood pressure and in 16.2 mmHg at diastolic blood pressure. In conclusion, RESIK could decrease systolic blood pressure (P value = 0,000; α = 0,05) but it could not significantly decrease diastolic blood pressure (P value = 0.167; α = 0,05). This therapy was recommended to be applied in accordance with the procedure and done regularly to get the maximum influence."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2017
T47987
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tri Cahyo Sepdianto
"ABSTRAK
Slow deep breathing adalah tindakan non farmakologi pada pasien hipertensi primer yang
dapat menurunkan tekanan darah dan tingkat kecemasan. Tujuan penelitian untuk
mengidentifikasi penurunan tekanan darah dan tingkat kecemasan pasien hipertensi primer
setelah melakukan latihan slow deep breathing antara kelompok intervensi dan kelompok
kontrol di Puskesmas Kepanjen Kidul dan Sukorejo Kota Blitar. Metodologi penelitian ini
merupakan penelitian kuantitatif dengan desain Quasi-Experimental Pretest-Posttest
Control Group. Sampel penelitian terdiri dari 56 responden, 28 responden menjadi
kelompok intervensi dan 28 responden menjadi kelompok kontrol. Pengambilan sampel
dilakukan dengan cara purposive sampling. Hasil penelitian menunjukkan perbedaan
penurunan rata-rata tekanan darah sistolik sebesar 15,5 mmHg, perbedaan penurunan ratarata
tekanan darah diastolik sebesar 9,9 mmHg dan perbedaan penurunan rata-rata skor
tingkat kecemasan sebesar 3,2. Analisis lebih lanjut menunjukkan ada perbedaan penurunan
yang signifikan rata-rata tekanan darah sistolik, tekanan darah diastolik dan tingkat
kecemasan antara kelompok intervensi dengan kelompok kontrol (p = 0,000,  = 0,05).
Penelitian ini menyimpulkan latihan slow deep breathing dapat menurunkan secara
signifikan tekanan darah dan tingkat kecemasan pasien hipertensi primer di Puskesmas
Kepanjen Kidul dan Sukorejo Kota Blitar. Latihan Slow deep breathing dalam pelayanan
keperawatan dapat digunakan sebagai intervensi keperawatan mandiri dalam memberikan
asuhan keperawatan pada pasien hipertensi primer. Rekomendasi dari penelitian ini adalah
perlu dilakukan penelitian lanjutan dengan jumlah sampel yang lebih besar dan kondisi
pasien yang lebih kompleks serta melihat perubahan pada tanda-tanda vital yang lain
seperti denyut nadi dan frekuensi pernafasan.

ABSTRACT
Slow deep breathing is a non pharmacological intervention for patients with primary
hypertension. The intervention can reduce blood pressure and anxiety level. The purpose of
this study was to identify the reduction of blood pressure and anxiety level of patients with
primary hypertension after slow deep breathing exercise between intervention and control
groups at Puskesmas Kepanjen Kidul and Sukorejo Blitar. This research utilized a Quasi-
Experimental Pre – post test Control Group design. There were 56 respondents participated
in the study, consisted of 28 subjects for each group; intervention and control groups using
a purposive sampling method. The result showed that there was a decrease of 9.9 mm Hg in
the average of systolic blood pressure and the anxiety level of 3.2 after the intervention.
Further result demonstrated that there was a significant reduction of the average systolic
and diastolic pressure, and anxiety level between intervention and control groups (p=0.00,
=0.05). The findings revealed that the slow deep breathing exercise decreased the blood
pressure and anxiety level in patients with primary hypertension at Kepanjen Kidul and
Sukorejo Blitar. Therefore, the slow deep breathing exercise could be applied as one of the
independent nursing therapies in nursing care of patients with primary hypertension.
Anyhow, a further research with larger number of samples, involving more variables to
examine such as pulse and respiration rate, and also in patients with more complex
condition is recommended."
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2008
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Nia Ayu Suridaty
"Kurma deglet nour diperkirakan dapat mengontrol tekanan darah pada pasien hipertensi. tujuan peneitian mengetahui pengaruh kurma deglet nour terhadap penurunan tekanan darah pada paien hipertensi primer. Desain penelitian ini adalah kuasi eksperimen.
Hasil penelitian menujukkan ada penurunan tekanan darah sistoli sebesar 18,44 mmHg (-=0,029) dan tekanan diastolik sebesar 14,23 mmHg (p=0,087) pada kelompok intervensi. Rekomendasinya adalah mengkonsumsi kurma deglet nour untuk menurunkan tekanan darah dan mempertahankan tekanan darah tetap stabil.

Deglet Nour dates supposed to be used for controlling blood pressure in hypertension patients. The aim of this study is knowing the effect of Deglet Nour dates on reducing blood pressure in hypertension patients. Design of this study used a quasi-experimental.
The result showed that there were decrease of systolic pressure 18,44 mg (p=0,029) and diastolic pressure 14,23 mg (p=0,087). Consuming Deglet Nour dates is recommended in order to decrease and maintain blood pressure stable."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2010
T28402
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Anita Dyah Listyarini
"Penyakit hipertensi termasuk masalah besar dan serius, di samping karena prevalensinya yang tinggi dan cenderung meningkat. Latihan fisik yang dapat menjadi alternatif terapi untuk menurunkan tekanan darah adalah latihan fisik ergonomis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh latihan fisik ergonomis terhadap penurunan tekanan darah lansia hipertensi dengan metode quasi eksperimen dan desain pre dan post test group design with control group melibatkan sampel 108 lansia. Analisis menggunakan uji wilcoxon dan mann withney.
Hasil penelitian didapatkan penurunan tekanan darah setelah dilakukan latihan fisik ergonomis, yaitu rata-rata penurunan sistolik 12,3 mmHg dan rata-rata penurunan diastolik 6,09 mmHg. Perawat komunitas mengaplikasikan latihan fisik ergonomis kepada masyarakat terutama lansia hipertensi untuk menurunkan tekanan darah.

Hypertension has become a major and serious health problem in society for its high prevalence and is likely to increase in cases. Moreover, an alternate therapy of physical exercise that can be used to lower blood pressure is ergonomic exercise. This study is aimed to determine the effect of ergonomic exercise for lowering ederly hypertensive blood pressure using quasi-experimental method as well as pre and post test group design with control group involving 108 elderlies as its sample. The analysis used wilcoxon and mann withney.
The results of the study shows a decrease in blood pressure after the ergonomic exercise, with an average of 12.3 mmHg systolic decrease and an average of 6.09 mm Hg diastolic decrease. This ergonomic exercise is usually used by community nurses, especially to lower the blood pressure of hypertensive ederly.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
T36151
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andina Setyawati
"ABSTRAK
Relaksasi otogenik merupakan diduga dapat mengatasi hipertensi dan hiperglikemia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh relaksasi otogenik terhadap tekanan darah dan kadar gula darah. Desain penelitian ini adalah quasi eksperimen. Sampel dalam penelitian ini menggunakan simple random sampling. Jumlah responden 30 orang dibagi dalam dua kelompok. Pada kelompok intervensi dilakukan relaksasi otogenik sebanyak tiga kali dan diukur tekanan darah dan kadar gula darah sebanyak dua kali. Pada kelompok kontrol hanya diukur tekanan darah dan kadar gula darah sama dengan kelompok intervensi. Uji statistik yang digunakan Wilcoxon Sign Rank Test dan Mann Whitney U.
Hasil penelitian ini didapatkan ada pengaruh relaksasi otogenik terhadap penurunan tekanan darah (p=0,001) dan penurunan kadar gula darah (p=0,011). Kesimpulan penelitian ini, ada pengaruh relaksasi otogenik terhadap penurunan tekanan darah dan kadar gula darah pada klien DM tipe 2 dengan hipertensi.

ABSTRACT
Autogenic relaxation is a therapy predicted for handling hypertension and hyperglycemia. The purpose of this study was necessary to know the effect of autogenic relaxation on hypertension and level of blood glucose. The design of this research was quasi experiment. The samples have used the way of simple random sampling. The number of samples were 30 persons, divided into two groups. At the intervention group was done autogenic relaxation twice, and blood pressure and level of blood glucose were measured before and after autogenic relaxation. At control group wasn?t done autogenic relaxation and blood pressure and level of glucose was measured the same as intervention group. Statistical tests used Wilcoxon Sign Rank Test and Mann Whitney U.
The result of this research are there were some effects of autogenic relaxation, namely the decreasing of blood pressure (p=0,001) and the decreasing level of blood glucose (p=0,011). It was concluded that there was effect of autogenic relaxation on decreasing blood pressure and level of blood glucose on the DM clients with hypertension.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2010
T28472
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Hendi Rohaendi
"Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah sitolik lebih dari140 mmHg dan diastolik lebih dari 90 mmHg. Teh rosella digunakan untuk menurunkan tekanan darah oleh sebagian masyarakat. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan disain kuasi eksperimen dengan kontrol. Tujuan penelitian untuk mengetahui perbedaan efektifitas teh rosella dan obat terhadap tekanan darah pasien hipertensi di Panti Jompo Welas Asih Kota Tasikmalaya dan Rumah Sakit Umum Daerah Kota Tasikmalaya. Sampel penelitian ini berjumlah 40 orang responden, terdiri dari 20 responden yang diberikan teh rosella dan 20 orang responden yang minum obat actrapin 5 mg sehari sekali selama tujuh hari. Pengambilan sampel dengan cara total sampling untuk responden di panti dan conventiente sampling untuk pasien rumah sakit. Pengujian efektifitas sebelum dan sesudah dilakukan intervensi dengan uji paired-Sample T test, sedangkan untuk menguji adanya perbedaan efektifitas diantara dua kelompok menggunakan uji independent Sample T test dan untuk menguji efektifitas pemberian intervensi setelah dikontrol oleh jenis kelamin, umur, dan Indek Massa Tubuh menggunakan uji Manova. Hasil penelitian menunjukkan jenis kelamin paling banyak perempuan, rerata umur responden 60 tahun dan rerata Indek Masa Tubuh 27,25. Hasil penelitian menunjukan adanya perbedaan tekanan sistolik dan diastolik sebelum dan sesudah intervensi pada kedua kelompok (p=0,000). Teh rosella dan obat sama efektifnya dalam menurunkan tekanan darah pada kedua kelompok (p= 0,057 dan 0,242). Jenis kelamin, umur, dan IMT tidak mempengaruhi penurunan tekanan darah sistolik dan diatolik. Penelitian ini menyimpulkan bahwa secara signifikan teh rosella dan obat dapat menurunkan tekanan darah sistolik dan diastolik pada pasien hipertensi. Rekomendasi dari penelitian ini adalah perlu adanya penelitian lanjutan dengan jumlah sampel yang sebih besar, uji kandungan rosella, dan pengukuran secara serial.

Hypertension is an elevation of systolic blood pressure higher than 140 mmHg and diastolic higher than 90 mmHg (WHO, 2003). In addition to pharmaticeutical intervention, many poeple in the community have been using roselle tea to reduce blood pressure. The purpose of this study is to explore the effect of roselle tea and medication of actrapin on the level of blood pressure in patient with hypertension at Panti Jompo Welas Asih and Distric General Hospital in Tasikmalaya. The design was a quasi experimental study using a equivalent control group with pre and post test approach. A total sampling of 20 patients employed as an intervention group I (roselle tea proided) and a conventience sampling of 20 patient from Distric General Hospital was employed as an actrapan users. The finding showed that there are a decrease in level of blood pressure both for syastolic and diatolic in all groups (p=0,000). Both Roselle tea and actrapin have showed a ability to reduce the level of systolic and diastolic blood pressure (p= 0,057 and 0,242 respectively). The study has showed that no significant reduction of blood pressure after controlled by gender, age and body mass indexs. It is recommended to conduct further research using appropiate number of samples, composition test of roselle tea caracteristic, and also using repeated meassure approach."
Depok: Universitas Indonesia, 2008
T24811
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Cucu Rokayah
"Masalah psikososial yang paling banyak dirasakan oleh klien gangguan fungsi seksual adalah ansietas dan perilaku kekerasan. Ansietas dan perilaku kekerasan bukan hanya mempengaruhi lama rawat klien di rumah sakit dan mempengaruhi juga kualitas hidup klien. Penelitian ini untuk melihat pengaruh terapi relaksasi otot progresif terhadap ansietas dan perilaku kekerasan klien gangguan fungsi seksual di rumah sakit provinsi Jawa Barat. Desain penelitian menggunakan quasi experiment pre post test with control group. Sampel penelitian sebanyak 76 klien gangguan jiwa yang direkrut dengan simple random sampling dibagi menjadi 2 kelompok yaitu 38 orang responden kelompok kontrol dan 38 orang responden kelompok intervensi. Ansietas diukur dengan menggunakan the sex anxiety inventory dan perilaku kekerasan diukur dengan menggunakan aggressive sexual behavior inventory. Data yang terkumpul dianalisis dengan chi square dan independent sample t test.
Hasil penelitian menunjukan terdapat penurunan ansietas dan perilaku kekerasan setelah dilakukan terapi relaksasi otot progresif (pvalue < 0.05). Terapi relaksasi otot progresif direkomendasikan sebagai terapi lanjutan untuk menurunkan ansietas dan perilaku kekerasan pada klien gangguan fungsi seksual.

Most psychological problem experienced by sexual disfunction client are anxiety and violent behavior. Anxiety and violent behaviour experienced by the client with sexual disfunction not only effecting the lenght of stay of hospitalization but olso affect the client?s quality of life. This study aimed to obtain the effect of progressive muscle relaxation for anxiety and violent behavior of client?s with sexual disfunction in West Java Central Mental Hospital. Quasy experimental reaserch design pre ?post with control group, design was used for this study. Sample for 76 sexual disfunction clients, consisting of 38 intervention group and 38 control group.
The result showed that the decreasing of anxiety level and violent behavior who received progressive muscle relaxation therapy greater than the group who did not get progressive muscle relaxation therapy (pvalue < 0,05). Progressive muscle relaxation therapy is recommended as advanced nursing treatment for sexual disfunction clients with anxiety and violent behavior."
Depok: Universitas Indonesia, 2013
T36785
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eko Winarto
"ABSTRAK
Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah arterial yang abnormal. Secara etiologi,
hipertensi terdiri dari hipertensi primer dan sekunder. Hipertensi primer adalah suatu
kondisi saat penyebab sekunder dari hipertensi tidak ditemukan. Terapi nonfarmakologis
harus diberikan kepada semua pasien hipertensi. Intervensi terapi nonfarmakologis yang
menarik untuk dikaji pada pasien hipertensi primer adalah terapi menggunakan hipnosis
(medical hypnosis). Hipnosis menarik untuk diteliti karena aman, meminimalkan biaya
dan telah didukung penelitian. Tujuan penelitian ini untuk mengidentifikasi efek
hipnosis terhadap penurunan tekanan darah pada pasien hipertensi primer yang
menjalani rawat jalan di RSU Banyumas. Desain penelitian menggunakan Quasi
eksperimental with pre-post control group, dengan 19 responden pada kelompok
intervensi dan 19 responden pada kelompok kontrol. Teknik pengambilan sampel dalam
penelitian ini dengan simple random sampling. Instrumen penelitian karakteristik
responden menggunakan kuesioner, tingkat kecemasan diukur menggunakan 100mm
Visual Analog Scale(VAS), observasi tingkat sugestibilitas menggunakan Stanford
Hypnosability Sugestibility Scale Form C (SHSS Form C). Tekanan darah sebelum dan
setelah intervensi diukur menggunakan tensimeter digital. Data dianalisis menggunakan
t test dan analisis korelasi regresi linear. Hasil penelitian menunjukan tekanan darah
sistolik turun secara bermakna 17,16 mmHg (p=0,001), tekanan darah diastolik turun
secara bermakna 10,21 mmHg (p=0,000), antara sebelum dan setelah terapi hipnosis.
Faktor usia dan penurunan tekanan darah diastolik setelah terapi hipnosis menunjukan
hubungan yang kuat dan bermakna (r=0,736, p=0,000). Faktor riwayat merokok pasif
menunjukan adanya hubungan yang bermakna dengan penurunan tekanan darah
diastolik pada kelompok intervensi (p=0,043). Hasil penelitian ini diharapkan dapat
mengembangkan pelayanan keperawatan di rumah sakit, dan menjadi dasar untuk
penelitian keperawatan selanjutnya terkait dengan hipnosis dalam keperawatan.

ABSTRACT
Hypertension is known as abnormal increases of blood pressure at the arterial. Based on
etiology, hypertension devided into primary and secondary hypertension. Primary
hypertension is a condition when secondary cause of hypertension is not found. Nonpharmacologic
therapy has to be given to all hypertension patients. Intervention of nonpharmacologic
therapy interesting to be studied at primary hypertension patient is
hypnosis (medical hypnosis). Hypnosis became interested to investigate because it is
save, cost minimize and was supported with much study. The objective of this research
is to identify hypnosis effect toward the blood pressure decrease at primary hypertension
patient who were treated in outpatient service in Banyumas General Hospital. Research
design applied Quasi experimental with pre-post control group, using 19 respondents at
intervention group and 19 respondents at control group. Sampling technique in this
research used simple random sampling. Research instrument of respondent characteristic
applied questionnaire; level of anxious is measured by 100mm visual analogue scale;
observation of suggestibility level employed Stanford Hypnosability Sugestibility Scale
Form C ( SHSS FORM C). Blood pressure before and after intervention is measured by
digital tension meter. Data was analyzed by t test and linear regression correlation
analysis. Result of this research shows that systolic blood pressure was significant
decreased 17.16 mmHg (p=0,001), diastolic blood pressure was significant decreased
10.21 mmHg (p=0,000), between before and after interventions with hypnosis. Age
factor and diastolic blood pressure after intervention shows strong and significant
relationship (r=0.736, p=0.000). Passive smoking history factor shows a significant
relationship with diastolic blood pressure in intervention group (p=0,043). The result of
this research is expected to be able in developing nursing care in hospital, and becomes a
basic for the next nursing research related to hypnosis in the nursing area.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2008
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Meta Agil Ciptaan
"Ekstubasi Endotracheal Tube merupakan salah satu periode kritis ketika dirawat di ICU. Ekstubasi mengakibatkan perubahan hemodinamik akibat peningkatan respon simpatik saat stimulasi epifaringeal dan laring. Selain itu ekstubasi mengakibatkan timbulnya nyeri tenggorokan dan kecemasan pada pasien. Hal ini meningkatkan komplikasi dan menurunkan kualitas hidup pasien. Tujuan penelitian ini untuk melihat pengaruh latihan relaksasi otot progresif terhadap status hemodinamik, nyeri dan kecemasan pasca ekstubasi Endotracheal Tube. Penelitian ini menggunakan design quasy experimental post test only Non Equivalent Control Group Design. Sampel penelitian terdiri dari 46 orang pasien ekstubasi terdiri dari 23 orang kelompok kontrol dan 23 orang kelompok intervensi. Analisis data menggunakan uji t independen.
Hasil analisis menunjukkan ada perbedaan bermakna status hemodinamik pasca ekstubasi antara kelompok kontrol dan intervensi untuk tekanan darah sistole (p 0,009; α<0,05) dan frekuensi nadi (p 0,0439; α<0,05). Kemudian juga ditemukan perbedaan bermakna nyeri tenggorokan (p 0,001; α <0,05) dan kecemasan pasca ekstubasi (p 0,001; α <0,05). Latihan relaksasi otot progresif merupakan intervensi komplementer yang terbukti efektif dan mudah dilakukan dalam mengontrol hemodinamik, nyeri tenggorokan dan kecemasan pasca ekstubasi.

Endotracheal tube extubation is a critical periods when being treated in ICU. Extubation causes hemodynamic changes due to an increase in symphathetic responses during epiparingeal and laryngeal stimulation. Additionally extubation causes sore throat and anxiety in patients. These increased complication and decrease patient’s quality of life. The purpose of this study to find the effect of progressive muscle relaxation on hemodynamic, sore throat and anxiety after extubation. Design study was a quasy experimental post test only non equivalent control group. The research sample consisted of 46 extubation patient consisted of 23 control group and 23 intervention group. Data analysis used independent t test.
The resuts found there were significant differences in post hemodynamic status between control and intervention group for systolic blood pressure (p 0,009; α<0.05) and pulses frequency (p 0,0439; α<0.05). Then also found significant difference in sore throat (p 0,001; α<0.05) and anxiety post extubation (p 0,001; α<0.05). Progressive muscle relaxation exercises are complementary intervention that are proven effectively and easy to control hemodynamic, sore throat and anxiety post extubation.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>