Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 193914 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Dian Caesaria Widyasari
"Penelitian ini bertujuan untuk melihat perbedaan tingkat psychological distress pada mahasiswa asing di Universitas Indonesia yang memiliki gaya hidup sehat dan tidak sehat. Adapun perilaku gaya hidup sehat yang diukur dalam penelitian ini adalah pola makan, pola tidur, rutinitas kegiatan berolahraga, kebiasaan merokok, dan kebiasaan mengkonsumsi alkohol.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif menggunakan alat ukur HSCL-25 untuk mengukur tingkat psychological distress partisipan dan kuesioner pertanyaan close ended untuk mengukur perilaku gaya hidup sehat partisipan. Adapun partisipan penelitian ini adalah mahasiswa asing di Universitas Indonesia, sebanyak 121 mahasiswa asing bersedia menjadi partisipan melalui teknik nonrandom sampling.
Berdasarkan teknik analisis data independent sample t-test, ditemukan perbedaan tingkat psychological distress yang signifikan pada mahasiswa asing di Universitas Indonesia yang memiliki pola tidur cukup dan tidak cukup. Sedangkan pada empat perilaku gaya hidup lainnya tidak ditemukan perbedaan yang signifikan pada tingkat psychological distress.

This study investigated psychological distress among foreign students at Universitas Indonesia who live according to healthy lifestyle and not. There were five behaviors associated with healthy lifestyle, which were sleeping pattern, diet, physical exercise, smoking and alcohol intake.
This is a quantitative study using HSCL-25 to measure psychological distress and demographic questionnaire to measure healthy lifestyle. There were 121 foreign students participated in the study, selected by nonrandom sampling technique.
Foreign student t-test indicated that there was a significant difference of psychological distress among foreign students at Universitas Indonesia who had enough sleep and not. No significant differences were found between all others healthy lifestyle behaviors.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2013
S47129
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Agus Rifki Jamil
"Kehidupan seseorang tidak akan pemah lepas dari lingkungan sosialnya. Salah satu sarana seseorang dalam berinteraksi dengan lingkungan sosialnya adalah melalui organisasi. Di lingkungan perguruan tinggi terdapat banyak organisasi kemahasiswaan yang mewadahi berbagai minat dan karakteristik mahasiswa. Senat Mahasiswa sebagai lembaga formal kemahasiswaan adalah salah satu organisasi kemahasiswaan yang ada di perguruan tinggi. Lembaga ini mempunyai struktur yang jelas pada susunan pengurus serta memiliki program keija yang terarah. Seorang mahasiswa ketika bergabung dengan Senat Mahasiswa memiliki goals yang menjadi alasan bergabung dalam Senat Mahasiswa. Seseorang memiliki kebutuhan dalam dirinya untuk mencapai kepuasan diri, salah satunya adalah kebutuhan untuk berprestasi {need for achievement). Komitmen terhadap tugas dan jabatan sebagai pengurus Senat Mahasiswa membuat seorang mahasiswa berusaha sebaik-baiknya {doing the best\ sedang komitmen terhadap ego dan pengembangan kemampuan yang dimilikinya membuat seorang mahasiswa berusaha menjadi yang terbaik di lingkungannya {being the best).
Elliot dan Harackiewicz (1993) mengemukakan teori mengenai motivasi individu dalam melakukan aktivitasnya atau yang disebut achievement goals orientation yang juga dapat diartikan sebagai alasan atau tujuan dasar individu dalam beraktivitas. Ada dua macam orientasi goals menurut teori ini yang menjadi tujuan utama dilakukannya aktivitas oleh seorang individu, yaitu task oriented dan ego oriented. Individu dengan karakteristik task oriented mempunyai komitmen terhadap tugas, tidak peduli di struktur mana dia ditempatkan, memikirkan cara penyelesaian tugas dan tidak segan meminta bantuan dari temannya bila perlu. Sedangkan individu dengan karakteristik ego oriented lebih mementingkan pengembangan pemenuhan kebutuhan dirinya daripada pengembangan organisasi, membandingkan hasil keijanya dengan hasil keija orang lain, dan lebih memilih pekeijaan yang paling mudah menghasilkan evaluasi positif dari orang lain.
Jenis orientasi goals seseorang akan mempengaruhi proses sosialnya, seperti pelibatan dirinya terhadap aktivitas yang dilakidcan, pemilihan jenis tugas, penggunaan dan pengembangan keterampilan secara efektif, pendefinisian, dan pengatribusian terhadap kesuksesan dan kegagalan, serta pemilihan strategi dalam memecahkan suatu masalah (Dweck, 1986). Penelitian ini ingin mengungkap bagaimana gambaran umum orientasi goals pengurus Senat Mahasiswa Fakultas Psikologi UI, serta apakah ada perbedaan yang signifikan antara mahasiswa laki-laki dan perempuan dalam orientasi goals ketika sedang menjabat sebagai pengurus Senat Mahasiswa.
Instrumen yang digunakan adalah adaptasi kuesioner orienfasi achievement goals. Alat ini pertama kali digunakan oleh Ames dan Archer tahun 1994 untuk melihat orientasi siswa dalam belajar. Instrumen ini terdiri dari 33 item yang didasarkan pada 8 dimensi, yaitu definisi kesuksesan, hal yang dianggap bemilai, alasan merasa puas, pandangan mengenai orientasi guru, pandangan mengenai kesalahan, fokus perhatian, alasan berusaha, serta kriteria evaluasi. Skala yang digunakan adalah skala model Likert dengan rentang 1-5. Subyek penelitian ini adalah pengurus Senat Mahasiswa Fakultas Psikologi U1 periode 2000-2001, yang beijumlah 63 orang, terdiri dari 18 orang pengurus laki-laki dan 45 orang pengurus perempuan.
Hasil penelitian ini menunjukkan ada perbedaan yang signifikan antara task orientation dan ego orientation pada pengurus Senat Mahasiswa laki-lakt, ada perbedaan yang signifikan antara task orientation dan ego orientation pada pengurus Senat Mahasiswa perempuan, tidak ada perbedaan yang signifikan antara laki-laki dan perempuan dalam task oriented saat menjabat sebagai pengurus Senat Mahasiswa, ada perbedaan yang signifikan antara laki-laki dan perempuan dalam karakteristik ego oriented saat menjabat sebagai pengurus Senat Mahasiswa. Saran bagi penelitian selanjutnya adalah perlu kiranya diadakan penelitian pendahuluan dalam mengadaptasi kuesioner achievement goals orientation untuk lingkungan organisasi dan perlu dilakukan analisis yang lebih mendalam mengenai faktor yang mempengaruhi pemilihan achievement goals orientation pada diri seseorang."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2001
S2884
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
cover
Marella, Bianca
"Relokasi mahasiswa asing dapat menimbulkan beban bagi banyak mahasiswa asing. Kesulitan yang lebih berat pada mahasiswa asing disebabkan oleh perbedaan budaya, bahasa, dan sistem pendidikan sebagai stress tambahan yang tidak dialami oleh mahasiswa lokal. Penelitian ini bertujuan untuk melihat apakah masalah adjustment to college work memiliki hubungan signifikan dengan psyhological distress pada mahasiswa asing di Universitas Indonesia.
Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan alat ukur HSCL-25 untuk mengetahui tingkat psychological distress, dan Mooney Problem-Checklist untuk mendata masalah adjustment to college work. Partisipan dalam penelitian ini adalah 107 mahasiswa asing yang mengikuti program akademik degree dan non-degree di lingkungan Universitas Indonesia, yang dikumpulkan dengan teknik accidental sampling dan snowball sampling.
Berdasarkan hasil penghitungan statistik, diketahui tidak ada hubungan signifikan antara masalah adjustment to college work dengan psychological distress. Namun, dari hasil analisis tambahan diketahui masalah “Mencemaskan ujian-ujian” dan “Takut gagal di perguruan tinggi” memiliki hubungan signifikan dengan psychological distress pada mahasiswa asing di UI.

Relocation phenomenon can pose a burden for most international students. They encounter more problems due to cultural differences, which are not experienced by local students. The aim of this research is to get a description about the relationship between adjustment to college work problems and psychological distress.
This research used the quantitative method with the HSCL-25 used as a measurement of psychological distress, and the Mooney Problem Checklist – Adjustment to College Work scale as a measurement of adjustment to college work. The respondents in this research are 107 international students who are studying at Universitas Indonesia from both degree and non-degree program, gathered by accidental sampling and snowball sampling technique.
The result shows that there is no significant relationship between adjustment to college work problem and psychological distress in international students. However, this research also shows that there is a significant correlation between the problems “Worrying about examination” and “Fearing in failure in college” with psychological distress.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2013
S54282
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nadia Inof
"Penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana hubungan antara pengalaman neglect oleh orang tua pada masa kanak-kanak dan psychological distress ketika dewasa. Penelitian dilakukan kepada 382 mahasiswa tahun pertama di Universitas Indonesia dengan rentang usia 18-20 tahun. Psychological distress diukur menggunakan Self Reporting Questionnaire (WHO, 1994) dan childhood parental neglect diukur dengan The Multidimensional Neglectful Behavior Scale, Form AS: Adolescent and Adult-Recall, Short Version (Straus, Kinard, & Williams, 1995).
Pengujian statistik dengan simple linear regression membuktikan bahwa childhood parental neglect (M = 13.94 , SD = 3.83) dan psychological distress (M = 7.23, SD = 4.70) berkorelasi secara signifikan dan positif (F(1.380) = 29.521, p = .000) dengan effect size sebesar R2 = 0.072. Hal ini mengindikasi bahwa psychological distress yang dialami mahasiswa tahun pertama di Universitas Indonesia berhubungan dengan pengalaman childhood parental neglect, dimana jika skor childhood parental neglect meningkat maka skor psychological distress juga akan meningkat.

This research aimed to explore the relationship between childhood experience of neglect by parents and later psychological distress. The research conducted to 382 first-year students at Universitas Indonesia with age range of 18-20 years. Psychological distress is measured using the Self Reporting Questionnaire (WHO, 1994) and childhood parental neglect is measured by the Multidimensional Neglect Behavior Scale, Form US: Adolescent and Adult-Recall, Short Version (Straus, Kinard, & Williams, 1995).
Statistical testing with simple linear regression proved that childhood parental neglect (M = 13.94, SD = 3.83) and psychological distress (M = 7.23, SD = 4.70) correlated significantly and positively (F(1.380) = 29.521, p = .000) with an effect size of R2 = 0.072. The result indicates that the psychological distress experienced by first-year students at Universitas Indonesia related to the history of childhood parental neglect, when the childhood parental neglect score increases, the psychological distress score will also increase.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Patty Wulanari
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara perceived social support dan psychological distress pada mahasiswa asing di Universitas Indonesia. Peneliti ingin melihat apakah terdapat hubungan pada kedua variabel tersebut dalam suatu populasi khusus, dimana mahasiswa asing tidak berada dekat dengan sumber dukungan sosialnya. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif pada 121 mahasiswa asing UI melalui teknik non-random sampling dengan alat ukur HSCL-25 untuk mengukur tingkat psychological distress dan alat ukur MSPSS (Zimet, 1988) untuk mengukur perceived social support partisipan. Dari penelitian ini, ditemukan korelasi signifikan (LOS 0.05, r=-.199, N=102, p<0.05, 2-tailed) antara tingkat psychological distress dan perceived social support pada mahasiswa asing di Universitas Indonesia dengan nilai.

The main intention of this study was to find out about the relationship between psychological distress and perceived social support among foreign students in Universitas Indonesia. Researcher wanted to know about any relationship that might happen between those two variables on one special population as foreign student, whose sources of social support were separated in a far distance. This study used a quantitative approach on 121 foreign students in Universitas Indonesia using non-random sampling technique. HSCL- 25 was used to measure psychological distress and MSPSS (Zimet, 1988) to measure perceived social support. Based on the result, this study found that there was a significant correlation (LOS 0.05, r=-.199, N=102, p<0.05, 2-tailed) between psychological distress and perceived social support among foreign students at Universitas Indonesia."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2013
S45807
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eva Lathifah Tyas Utami
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara strategi koping dan distres psikologis pada mahasiswa FKUI. Penelitian terkait dengan strategi koping serta distres psikologis masih sedikit dibahas pada mahasiswa kedokteran di Indonesia. Hal ini penting untuk diteliti mengingingat banyaknya kompetensi yang harus dipenuhi oleh mahasiswa kedokteran dan dapat menimbulkan stres pada diri mereka. Jika tidak ditangani dengan baik, maka hal tersebut mampu memunculkan distres pada diri individu yang kemudian dapat menghambat pendidikannya. Sebanyak 187 partisipan yang merupakan mahasiswa FKUI mengisi alat ukur Kuesioner Kesehatan Umum untuk mengukur tingkat distres psikologis, dan The Brief COPE untuk mengukur strategi koping. Pengolahan data dilakukan menggunakan teknik statistik pearson correlation menunjukkan tidak terdapat korelasi positif yang signifikan antara strategi coping dengan distres psikologis dengan nilai korelasi yaitu r = 0,035 dan p = 0,637 two tailed. Tidak terdapat korelasi negatif yang signifikan antara jenis koping problem-focused coping dengan distres psikologis, kemudian distres psikologis dan emotion-focused coping juga ditemukan tidak berkorelasi positif secara signifikan. Artinya, semakin tinggi tingkat penggunaan problem-focused coping individu maka semakin tinggi pula tingkat distres psikologis individu tersebut. Terdapat korelasi negatif yang signifikan antara distres psikologis dengan adaptive coping, dan begitu pula pada distres psikologis dan maladaptive coping. Semakin tinggi tingkat penggunaan maladaptive coping maupun adaptive coping maka akan semakin rendah tingkat distres psikologis yang dialami. Namun jika dilihat dari korelasinya maka individu yang menggunakan strategi maladaptive coping memiliki distres psikologis yang lebih tinggi dibandingkan dengan individu yang menggunakan strategi adaptive coping.

Indonesian medical students are very prone to stress because of the high standards of competencies that they must fulfill in order to become future doctors. This puts the individuals at risk of further distress that might eventually become a barrier for their education. A lot of research under the topic of psychological distress have not yet focused on Indonesian medical students particular condition. Therefore, it is urgent to dig deeper upon the problem in this current research.This research aims to unravel the relationship between coping strategy and psychological distress in medical students in University of Indonesia. As much as 187 medical students from University of Indonesia participated in the study. They completed a questionnaire on general health Kuesioner Kesehatan Umum in order to measure their level of psychological distress and the Brief COPE to measure their coping strategy.The final data were produced by using Pearson correlation statistics, which showed that there was no significant positive correlation between coping strategy and psychological distress, with r 0,035 and p 0,637 two tailed. There was no signicificant negative correlation between problem focused coping and psychological distress. Furthermore, the positive correlation between psychological distress and emotion focused coping was also found to be insignificant. This means that the more a person uses problem focused coping strategy, the higher the psychological distress level that the person has. There were, however, a significant negative correlation between psychological distress and adaptive coping, and also between psychological distress and maladaptive coping. Both the users of adaptive coping and maladaptive coping seem to have lower levels of psychological distress. However, judging from the correlation, individuals who use maladaptive coping strategy actually have higher levels of psychological distress compared to their counterparts who use adaptive coping.
"
Depok: Fakultas Psikologi Unversitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gabriella Christina
"Berbagai penelitian telah menemukan bahwa mahasiswa baru merupakan populasi yang kerap mengalami distres psikologis. Di sisi lain, masyarakat Indonesia memiliki karakteristik yang sangat erat dengan hal-hal spiritualitas atau keagamaan. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk untuk melihat hubungan antara spiritualitas dan distres psikologis pada mahasiswa baru Universitas Indonesia. Partisipan penelitian ini terdiri dari 278 mahasiswa baru Universitas Indonesia.
Variabel distres psikologis diukur menggunakan Self Report Questionaire 20 (SRQ-20), sementara variabel spiritualitas diukur menggunakan Intrinsic Spirituality Scale (ISS). Hasil analisis data menunjukkan bahwa terdapat hubungan negatif yang signifikan (rb= -0,117, p < 0,05, one-tailed) antara spiritualitas dan distres psikologis.

Various studies have found that new students constitute a population often experience psychological distress. On the other hand, Indonesian people have characteristics that are very closely related to matters of spirituality or religion. Therefore Thus, this study aims to look at the relationship between spirituality and distress psychologically at the freshmen of the University of Indonesia. The participants of this study consisted from 278 new students at the University of Indonesia.
The psychological distress variable was measured using Self Report Questionaire 20 (SRQ-20), while the spirituality variable measured using the Intrinsic Spirituality Scale (ISS). The results of data analysis show that there is a significant negative relationship (rb = -0.117, p <0.05, one-tailed) between spirituality and psychological distress.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>