Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 128253 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Simamora, Roida Rezeky Imelda
"Industri reksa dana di Indonesia mulai mengalami pertumbuhan yang signifikan setelah pemerintah mengeluarkan UU No.8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal. Berbagai usaha dilakukan oleh Manajer Investasi (MI) untuk memperkenalkan produk reksa dananya dan diantaranya adalah dengan cara mengedukasi masyarakat. Penggunaan media merupakan cara yang paling praktis dan cepat untuk menyebarkan pecan atau informasi tersebut. Maka melalui penelitian ini penulis tertarik untuk mengetahui upaya PR dalam mengkomunikasikan industri reksa dana kepada publik melalui media. PT. Manulife Aset Manajemen Indonesia (MAMI) sebagai salah satu MI di Indonesia menggunakan jasa Konsultan PR untuk melakukan media relations, sehingga penulis memutuskan untuk mengkaji upaya komunikasi yang dilakukan Konsultan PR dalam mengkampanyekan MAMI dan produknya kepada publik. Pertanyaan penelitian ini adalah, bagaimana model praktek PR yang dikembangkan oleh MAMI dan Konsultan PR dalam berhubungan dengan media, bagaimana upaya Konsultan PR untuk mengkomunikasikan MAMI dan produknya kepada publik dan apa yang menjadi kelebihan dan kekurangan dari penggunaan Konsultan PR. Penulis menggunakan pendekatan kualitatif dengan sifat deskriptif. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara mendalam dengan 3 orang informan yaitu 1 orang pimpinan MAMI, 1 orang Konsultan PR dan 1 orang Jurnalis. Berdasarkan pengelompokan data menurut konsep dan kemudian dikonfirmasi dengan konsep, maka dapat disimpulkan bahwa MAMI dan Konsultan PR belum sepenuhnya melakukan media relations. Meskipun demikian, MAMI telah mencapai apa yang menjadi tujuannya melalui media relations yaitu mencapai publikasi di media melalui editorial campaign program yang dilakukan oleh Konsultan PR."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
S4348
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ubaidillah Nugraha
"Reksa dana mengalami perkembangan yang sangat pesat seiring dengan pertumbuhan pasar modal dan penetapan tahun 1996 sebagai tahun reksa dana oleh Bapepam. Sehingga tidak mengherankan kalau jumlah reksa dana yang telah beredar sampai saat initelh mencapai jumlah 81 buah dengan kapitalisasi tertinggi senilai 8,3 trilyun Rupiah. Kenyataan ini sejalan dengan perkembangan reksa dana dunia dengan mengambil kasus Amerika Serikat, Negara-negara Eropa dan Malaysia. Skripsi ini mencoba menempatkan reksa dana Indonesia dalain konstelasi yang ada tersebut Dengan banyaknya reksa dana yang beredar , telah memaksa pemodal untuk meneliti kinerja setiap reksa dana secara lebih akurat dan hati-hati. Pengukuran kinerja langsung yang selama ini diterapkan yaitu dengan hanya membandingkan Nilai Aktiva Bersih (NAB) periode tertentu dengan NAB awal, dirasa sudah semakin tidak memadai untuk menelaah kinerja reksa dana yang sesungguhnya. Apalagi dengan datangnya krisis yang notabene menaikkan resiko dalam berinvestasi. Secara teoritis dikenal beberapa pendekatan untuk inemperlihatkan faktor resiko ke dalam rumusan pengukuran kinerja, yaitu model Sharpe (excess return to variability) dengan resiko fluktuasi return sebagai pembagi, kemudial model Treynor (excess return to beta) dengan beta sebagai ukuran resiko atau sering disebut dengan systematic risk. Sedangkan pendekatan yang terakhir lebih dikenal dengan perluasan konsep CAPM yaitu dengan melihat kemampuan portofolio menghasilkan return di atas return pasar (diffrential return) atau yang lebih dikenal dengan model Jensen. Penelitian ini melibatkan 80 reksa dana terbuka (open-end mutual fund) yang beredar antara bulan Juli 1996 sampai dengan Desember 1998 dengan data ningguan sebagai basis pengukuran. Mengingat keterbatasan data historis yang dimiliki, panulis memutuskan untuk membagi reksa dana tersebut ke dalam 5 jenis reksa dana yaitu reksa dana saham (equity fitnd) sebanyak 27 buah reksa dana pasar uang (money market fund) — 6 buah, reksa dana pendapatan tetap (fixed indome fund) — 27 buah, reksa dana campuran (mixed fund) — 22 buah dan reksa dana dollar (dollar fund) — 3. Dari hasil pengukuran dapat diambil beberapa kesimpulan Kesimpulan awal adalah resiko investasi terbesar ada pada reksa dana dollar diikuti masingmasing oleh saham, pendapatan tetap, campuran dan pasar uang. Akan tetapi dugaan teoretis yang menyatakan pemodal akan cenderung berinvestasi pada investasi beresiko (risky asset) dengan imbalan return yang lebih tinggi tidak selamanya sejalan dengan kenyataan praktis yang terjadi di pasar. Hal ini dibuktikan dengan return reksa dana pasar uang yang relatif lebih tinggi dibandingkan reksa dana jenis lainnya dengan asumsi mengesampingkan untuk sementara faktor market timing. Dari indikator yang ada, jelas model. Sharpe akan sejalan dengan anti thesis CAPM tersebut sehingga kinerja terbaik yang didapatkan oleh reksa dana pasar uang disusul oleh reksa dana campuran. Kesimpulan yang lain adalah pengelolaan investasi reksa dana di tahun 1998 relatif lebih terdiversifikasi dibandingkan tahun 1997 dengan sejalannya hasil pengkuran kinerja melalu model. Sharpe dan Treynor di tahun 1998 dan hasil yang berkebalikan di tahun sebelumnya."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1999
S19273
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Diah Kuswardhani
"Seiring dengan semakin banyaknya produk reksa dana yang ditawarkan, maka reputasi pengelola reksa dana atau manajer investasi menjadi faktor yang sangat penting. Akan tetapi, reksa dana yang dikelola oleh manajer investasi yang berkualitas dan berpengalaman belum tentu mampu memberikan return yang memuaskan bila dibandingkan dengan tingkat risiko yang dihadapi oleh investor dan return pasar. Oleh karena itu, diperlukan analisis terhadap reksa dana yang dikelola oleh manajer investasi tersebut, yang dalam hal ini adalah PT. Manulife Aset Manajemen Indonesia.
Tesis ini membahas analisis return reksa dana saham dengan metode Capital Asset Pricing Model dan Arbitrage Pricing Theory, evaluasi kinerja reksa dana saham dengan metode Risk Adjusted Performance (Indeks Sharpe, Treynor, Jensen, Information Ratio), dan analisis 5 besar emiten yang membentuk portofolio reksa dana saham dengan matriks Growth Value Map.
Hasil penelitian menunjukkan pengaruh portofolio pasar dan faktor-faktor makroekonomi terhadap return reksa dana saham, kinerja reksa dana saham dibandingkan dengan kinerja portofolio pasar, serta ekspektasi pasar terhadap kinerja jangka pendek dan prospek pertumbuhan jangka panjang dari 5 besar emiten yang membentuk portofolio reksa dana saham.

Along with the increasing number of mutual funds offered, the reputation of mutual fund managers or investment managers becomes a very important factor. However, mutual funds managed by qualified and experienced investment managers do not certainly offer satisfying return compared with the risk faced by investors and market return. Therefore, it is necessary to analyze mutual fund managed by investment manager, which is PT. Manulife Aset Manajemen Indonesia.
This thesis analyzes the return of equity fund using Capital Asset Pricing Model dan Arbitrage Pricing Theory method, performance evaluation of equity fund using Risk Adjusted Performance method (Sharpe, Treynor, Jensen Index, Information Ratio), and analysis of the top five companies that form equity fund portfolio using Growth Value Map.
The result of the study shows the influence of market portfolio and macroeconomic factors to the return of equity fund, performance of equity fund compared with performance of market portfolio, as well as market expectation of short-term performance and long-term growth opportunity of the top five companies that form equity fund portfolio.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2009
T26511
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Bety Rosalina
"Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan yang ada antara biaya reksa dana dengan kinerja dalam industri reksa dana saham di Indonesia. Secara khusus penelitian ini membahas kinerja reksa dana dengan menggunakan metode 4 faktor milik Carhart yang dipengaruhi oleh market portofolio, size, book to market, dan momentum.
Metode Carhat akan menghasilkan nilai konstanta intercept ( ) yang akan menjelaskan apakah sebuah reksa dana menghasilkan (tidak menghasilkan) excess return. Nilai konstanta intercept ( ) ini yang dipakai untuk melihat hubungan yang ada antara biaya dengan kinerja pada reksa dana saham. Penelitian ini menggunakan 27 produk reksa dana saham yang terdaftar di BAPEPAM selama periode 2009-2013.
Berdasarkan data analisis, penelitian ini menemukan adanya hubungan negatif antara biaya reksa dana dengan kinerja yang dihasilkan oleh masing-masing reksa dana saham. Hubungan negatif antara biaya dengan kinerja pada reksa dana dapat dijadikan referensi bagi para investor dalam memilih produk reksa dana untuk berinvestasi berdasarkan biayanya.

The objective of this research is to study the relation between fee and performance in Indonesia?s equity mutual fund industry. In particular this research examines how to investigate mutual fund performance using four factors
Carhart method influenced by market portfolio, size, book to market and momentum. This method generates the intercept () which explain whether the value of () will generate (or not generate) the excess return in a mutual funds. The value of intercept () will be used to correlate the relation between fee and performance in equity mutual funds. This research uses 27 equity mutual funds listed in BAPEPAM from 2009-2013.
Based on analysis, this study found there is a negative relation between fee and performance of each equity mutual funds. The negative relation between fee and performance in mutual fund can be used as reference for investors to choose which mutual fund product for investment based on their fee.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
S55117
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2003
S5784
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yuni Suryadini
"Pasar modal merupakan tempat untuk memperdagangkan berbagai instumen
jangka panjang, baik dalam bentuk modal maupun hutang. Sejalan dengan
perkembangan pasar modal pemikiran untuk mendirikan pasar modal syariah
dimulai sejak muncul instrumen pasar modal yang menggunakan prinsip syariah yakni Reksa Dana. Pasar modal syariah adalah pasar modal yang menerapkan prinsip-prinsip syariah. Prinsipnya antara lain larangan setiap transaksi yang mengandung unsur ketidakjelasan dan efek yang diperjualbelikan harus memenuhi kriteria halal. Salah satu produk investasi yang sudah menyesuaikan diri dengan aturan-aturan syariah yaitu Reksa Dana Syariah. Reksa Dana Syariah adalah Reksa Dana yang pengelolaan dan kebijakan investasinya mengacu pada syariah Islam. Salah satu bentuk Reksa Dana yaitu Reksa Dana berbentuk Kontrak Investasi Kolektif (KIK), contohnya Reksa Dana Mega Dara Obligasi Syariah (Medali Syariah) yang dibuat antara Manajer Investasi dan Bank Kustodian. Berdasarkan hal tersebut diatas maka terdapat persoalan yaitu bagaimana bentuk
akad syariah dalam kegiatan investasi pada Reksa Dana Syariah serta bagaimana kedudukan Investor dalam Kontrak Investasi Kolektif (KIK) pada produk Reksa Dana Mega Dana Obligasi Syariah (Medali Syariah). Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode penelitian hukum normatif dengan wawancara sebagai data pendukung dan deskriptif analisis maka dapat disimpulkan bahwa bentuk akad syariah dalam kegiatan investasi pada Reksa Dana Syariah terdapat 2 (dua) akad, yaitu wakalah dan mitdharabah. Wakalah terjadi antara Investor dengan Manajer Investasi dan mudharabah terjadi antara Investor yang diwakili oleh Manajer Investasi dengan pengguna investasi berdasarkan proporsi yang telah disepakati kedua belah pihak. Kedudukan Investor dalam Kontrak Investasi Kolektif (KIK) pada produk Reksa Dana Mega Dana Obligasi Syariah (Medali Syariah) adalah sebagai penyerta mengikatkan diri dengan KIK Medali Syariah yang dibuat Manajer Investasi (PT.Mega Capital Indonesia/MCI) dengan bank kustodian. Untuk itu bagi Investor yang ingin berinvestasi pada Reksa Dana Syariah diharapkan mengetahui akad-akad yang digunakan pada Reksa Dana Syariah dan sebaiknya perjanjian investasi antara Investor dengan Manajer Investasi sebagai pengelola dana dituangkan dalam perjanjian tersendiri, agar jelas kedudukan hukumnya.

Capital market is a place to trade in different long-term instrument, both in the
form o f Capital or debt. In line with capital market development, the concept for
establishing Syariah Capital Market started since capital market instrument
appeared that used Syariah principles, namely Investment Fund. Syariah capital
market is a capital market that applies Syariah principles. Its principles, are among
others, the prohibition of any transaction that contains vague (doubtful) elements
and the securities that are sold should meet rightful criteria. One of investment
products that have adjusted itself with Syariah regulations is Syariah Investment
Fund. Syariah Investment Fund is Investment Fund, the management and policy
of which abide by Syariah Islam (Islamic) law. One of Investment Fund form is
Investment Fund in the Form of Collective Investment Contract (KIK), for
example Investment Fund Mega Dana Obligasi Syaria (Medali Syariah) that is
made between Investment Manager and Custodian Bank. Based on the above
matter, there is a problem, namely what.is the form of Syariah agreement
(requirement) in investment activities in Syariah Investment Fund and what is the
Investor position in Collective Investment Contract (KIK) in the product of
Investment Fund Mega Dana Obligasi Syariah (Medali Syariah). This analysis is
conducted by using normative law analysis method with interviews as supporting
data and descriptive analysis, it can be concluded that Syariah agreement form in
investment activities at Syariah Investment Fund there are two (2) agreements,
namely wakalah and mudharabah. Wakalah occurs between Investor represented
by Investment Manager and mudharabah occurs between Investor represented by
Investment Manager with investment user based on proportion agreed by both
parties. The position of Investor in Collective Investment Contract (KIK) in
Investment Fund Mega Dana Obligasi Syariah product (Medali Syariah) is to
blind itself with KIK Medali Syariah made by Investment Manager (PT. Mega
Capital Indonesia/MCI) with custodian bank. Therefore, Investor who wants to
invest at Syariah Investment Fund is expected to know the agreement
(requirement) used at Syariah Investment Fund and agreement between Investor
and Investment Manager as Fund manager should be set forth in a separate
agreement so that it is clear its legal connection.
"
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2008
T-pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Adam Damili
"Pada tahun 2005 pemerintah melalui bank sentral mengeluarkan kebijakan moneter untuk menaikkan tingkat suku bunga SBI dimana kondisi ini memaksa nilai obligasi mengalami penurunan. Penurunan obligasi ini berdampak pada industri Reksa Dana karena terjadinya penurunan nilai NAB. Hal ini menimbulkan kepanikan bagi masyaraat pemodal yang rata-rata melakukan redemption terhadap penyertaan investasi mereka. Investasi pada tahun 2004 yang nilai aktiva bersih (NAB)nya sempat menembus angka diatas Rp 104triliun, pada akhir tahun 2005 mengalami penurunan hingga angka NAB Rp 29 triliun.
Kondisi ini menjadi fenomena yang menarik, mempertimbangkan bahwa seharusnya investasi Reksa Dana adalah investasi jangka panjang dimana jika terjadi pergolakan pasar yang sifatnya sementara tidak seharusnya berdampak pada kepanikan investor untuk melakukan redemption besar-besaran. Semakin besar redemption yang dilakukan oleh masyarakat pemodal, maka akan semakin membuat cadangan uang segar manajer investasi tidak mencukupi, yang pada akhirnya memaksa manajer investasi melakukan penjualan terhadap portfolio yang mereka kelola dengan harga berapapun. Dengan memanasnya pasar, maka otomatis nilai portfolio mereka semakin hancur yang secara paralel juga menghancurkan nilai NAB investor.
Faktor-faktor seperti kebijakan pemerintah, marketing, resiko investasi dan individu investor ternyata dapat mempengaruhi investor dalam berinvestasi. Faktor kebijakan pemerintah dari segi perpajakan berupa tax exemption menjadi motivasi terbesar investor berinvestasi sedangkan faktor dari pribadi individu investor menjadi motivasi paling akhir, hal ini dimungkinkan karena ketidak cakapan investor dalam berinvestasi di Reksa Dana dapat digantikan oleh Manajer Investasi. Dengan diketahuinya bobot masing-masing faktor tersebut minimal dapat menjadi salah satu cara antisipasi regulator dalam hal ini pemerintah dan pengelola modal atau manajer investasi untuk mengambil langkah yang tepat dalam rangka membangkitkan kembali pasar di sektor finansial.
Berdasarkan penelitian dalam tulisan ini keempat faktor tersebut cukup memiliki kekuatan dalam mempengaruhi investor. Berdasarkan urutan besaran bobotnya, maka kebijakan pemerintah dari sektor perpajakan memberi andil paling besar sedangkan andil paling kecil adalah kondisi individu investor sendiri. Dengan mengatahui kenyataan tersebut maka langkah-langkah yang dapat diambil adalah
- Pemerintah dapat mengeluarkan suatu kebijakan yang tetap mempertahankan stimulus perpajakan tetapi tidak kehilangan potensi tax revenue misalnya dengan mengenakan pajak final bagi manajer investasi yang setelah lima tahun akan meninggalkan pasar.
- Melakukan market education yang lebih intensif untuk meningkatkan knowlegde masyarakat pemodal.

In year 2005, the government, through Central Bank, released a monetary policy to increase SBI interest rate which forced the decrease of bond value. This affected mutual fund industry due to the decline of NAB value. This caused a ?panic? among the investors who took a redemption position on their investment. The investment, which its net asset value (NAB) reached above Rp. 104 trillion in year 2004, experienced a NAB plunge at the level of Rp. 29 trillion by the end of year 2005.
This phenomenon is interesting, considering that mutual fund investment is supposedly a long-term investment, which if there is any temporary market fluctuation, it should not cause an investor panicking by taking a major redemption. The more redemption position taken by investors, the more reserved fresh fund held by investment managers become inadequate which direct them to sell their portfolios at whatever price level. As the market is burning, outomatically their portfolio values will dramatically plummet, which also impact a NAB value crash.
Factors such as government policy, marketing, investment risk and the investor person apparantly can influence the investor to invest. Government tax policy such tax exemption contributes the most in the investment of Mutual Fund industry while the least factor is the investor person condition itself. The consideration of unperformed investor in product knowledge to invest is replaced by investment managers. By knowing all of the factors contribution at least those can become the ways for the regulator, in this case government, and the investment managers to respond properly in order to develop the market of financial sector.
According to the research in this thesis, the four factors mentioned above have power to influence the investor. Based on the weights order, the government tax policy contributes the most, while the least factor is the investor person condition itself. Knowing those facts, the recommended steps are :
- The government could release the policies which keeps the continuance of the tax stimulation without loosing the tax revenue potention such as by applying final tax for those investment managers who left the market after five years.
- Conducting a market education more intensively to boost the investor?s knowledge."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2007
T22739
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yuni Suryadini
"Pasar modal merupakan tempat untuk memperdagangkan berbagai instumen jangka panjang, baik dalam bentuk modal maupun hutang. Sejalan dengan perkembangan pasar modal pemikiran untuk mendirikan pasar modal syariah dimulai sejak muncul instrumen pasar modal yang menggunakan prinsip syariah yakni Reksa Dana. Pasar modal syariah adalah pasar modal yang menerapkan prinsip-prinsip syariah. Prinsipnya antara lain larangan setiap transaksi yang mengandung unsur ketidakjelasan dan efek yang diperjualbelikan harus memenuhi kriteria halal. Salah satu produk investasi yang sudah menyesuaikan diri dengan aturan-aturan syariah yaitu Reksa Dana Syariah. Reksa Dana Syariah adalah Reksa Dana yang pengelolaan dan kebijakan investasinya mengacu pada syariah Islam. Salah satu bentuk Reksa Dana yaitu Reksa Dana berbentuk Kontrak Investasi Kolektif (KIK), contohnya Reksa Dana Mega Dana Obligasi Syariah (Medali Syariah) yang dibuat antara Manajer Investasi dan Bank Kustodian. Berdasarkan hal tersebut diatas maka terdapat persoalan yaitu bagaimana bentuk akad syariah dalam kegiatan investasi pada Reksa Dana Syariah serta bagaimana kedudukan Investor dalam Kontrak Investasi Kolektif (KIK) pada produk Reksa Dana Mega Dana Obligasi Syariah (Medali Syariah). Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode penelitian hukum normatif dengan wawancara sebagai data pendukung dan deskriptif analisis maka dapat disimpulkan bahwa bentuk akad syariah dalam kegiatan investasi pada Reksa Dana Syariah terdapat 2 (dua) akad, yaitu wakalah dan mudharabah. Wakalah terjadi antara Investor dengan Manajer Investasi dan mudharabah terjadi antara Investor yang diwakili oleh Manajer Investasi dengan pengguna investasi berdasarkan proporsi yang telah disepakati kedua belah pihak. Kedudukan Investor dalam Kontrak Investasi Kolektif (KIK) pada produk Reksa Dana Mega Dana Obligasi Syariah (Medali Syariah) adalah sebagai penyerta mengikatkan diri dengan KIK Medali Syariah yang dibuat Manajer Investasi (PT.Mega Capital Indoilesia/MCI) dengan bank kustodian. Untuk itu bagi Investor yang ingin berinvestasi pada Reksa Dana Syariah diharapkan mengetahui akad-akad yang digunakan pada Reksa Dana Syariah dan sebaiknya perjanjian investasi antara Investor dengan Manajer Investasi sebagai pengelola dana dituangkan dalam perjanjian tersendiri, agar jelas kedudukan hukumnya.

Capital market is a place to trade in different long-term instrument, both in the form of Capital or debt. In line with capital market development, the concept for establishing Syariah Capital Market started since capital market instrument appeared that used Syariah principles, namely Investment Fund. Syariah capital market is a capital market that applies Syariah principles. Its principles, are among others, the prohibition of any transaction that contains vague (doubtful) elements and the securities that are sold should meet rightful criteria. One of investment products that have adjusted itself with Syariah regulations is Syariah Investment Fund. Syariah Investment Fund is Investment Fund, the management and policy of which abide by Syariah Islam (Islamic) law. One of Investment Fund form is Investment Fund in the Form of Collective Investment Contract (KIK), for example Investment Fund Mega Dana Obligasi Syaria (Medali Syariah) that is made between Investment Manager and Custodian Bank. Based on the above matter, there is a problem, namely what is the form of Syariah agreement (requirement) in investment activities in Syariah Investment Fund and what is the Investor position in Collective Investment Contract (KIK) in the product of Investment Fund Mega Dana Obligasi Syariah (Medali Syariah). This analysis is conducted by using normative law analysis method with interviews as supporting data and descriptive analysis, it can be concluded that Syariah agreement form in investment activities at Syariah Investment Fund there are two (2) agreements, namely wakalah and mudharabah. Wakalah occurs between Investor represented by Investment Manager and mudharabah occurs between Investor represented by Investment Manager with investment user based on proportion agreed by both parties. The position of Investor in Collective Investment Contract (KIK) in Investment Fund Mega Dana Obligasi Syariah product (Medali Syariah) is to blind itself with KIK Medali Syariah made by Investment Manager (PT. Mega Capital Indonesia/MCI) with custodian bank. Therefore, Investor who wants to invest at Syariah Investment Fund is expected to know the agreement (requirement) used at Syariah Investment Fund and agreement between Investor and Investment Manager as Fund manager should be set forth in a separate agreement so that it is clear its legal connection."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2008
T23530
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Lydia Christina Angela Serenauli
"Pasar Modal merupakan salah satu sektor yang turut serta mendukung pertumbuhan perekonomian Indonesia, dan terus berkembang dengan cepat. Pasar Modal memiliki berbagai instrumen investasi di dalamnya, salah satunya adalah Reksa Dana. Dewasa ini, Reksa Dana mengalami peningkatan signifikan dalam jumlah nasabahnya. Hal ini dikarenakan Reksa Dana dinilai memiliki resiko yang tergolong rendah dan juga lebih mudah dipahami oleh investor yang tergolong awam, dibandingkan dengan instrumen-instrumen investasi lainnya di sektor Pasar Modal. Dalam prosesnya sebagai instrumen investasi, Reksa Dana pada akhirnya akan sampai ke tahap Pembubaran dan Likuidasi yang dalam hal ini dapat disebabkan oleh banyak hal. Salah satunya merupakan Pembubaran dan Likuidasi yang diperintahkan oleh Otoritas Jasa Keuangan. Seluruh proses pengembalian dana kepada investor dalam tahapan Pembubaran dan Likuidasi sudah diatur dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku, namun tidak menutup kemungkinan untuk terjadinya suatu sengketa. Sejumlah produk Reksa Dana yang dikeola oleh PT Minna Padi Aset Manajemen diperintahkan oleh Otoritas Jasa Keuangan untuk melaksanakan Pembubaran dan Likuidasi, setelah ditemukan beberapa pelanggaran dalam kegiatan transaksi produk-produk Reksa Dana tersebut. Dalam proses Pembubaran dan Likuidasi tersebut, PT Minna Padi Aset Manajemen mengaku tidak sanggup untuk mencairkan dana yang proporsional kepada para Pemegang Unit Penyertaan, dan memberikan penawaran ganti rugi yang dinilai sangat merugikan Pemegang Unit Penyertaan. Pemegang Unit Penyertaan tentunya meminta advokasi dari Otoritas Jasa Keuangan untuk mendapatkan hak mereka, namun hingga saat ini seluruh upaya tersebut belum membuahkan hasil yang cukup untuk mengakhiri sengketa tersebut. Oleh karena itu, dibutuhkan sikap tegas yang lebih dari Otoritas Jasa Keuangan sebagai regulator dan pengawas yang berwenang dalam sektor Pasar Modal, untuk menjalankan visi dan misi perlindungan konsumen dalam sektor jasa keuangan, terkhusus Pasar Modal. Selain itu, demikian dibutuhkan pula suatu regulasi khusus yang mengatur serta memfasilitasi penyelesaian sengketa secara khusus pada bidang Reksa Dana.

The Capital Market is one of the sectors that supports the growth of the Indonesian economy, and continues to grow rapidly. The Capital Market has various investment instruments in it, one of which is Mutual Funds. Nowadays, Mutual Funds have experienced a significant increase in the number of customers. This is because Mutual Funds are considered to have relatively low risk and are also easier to understand by investors who are classified as laymen, compared to other investment instruments in the Capital Market sector. In its process as an investment instrument, Mutual Funds will eventually reach the Dissolution and Liquidation stage, which in this case can be caused by many factors. One of them is the Dissolution and Liquidation ordered by the Otoritas Jasa Keuangan. The entire process of returning funds to investors in the Dissolution and Liquidation stage has been regulated in the applicable laws and regulations in Indonesia, but it does not rule out the possibility of a dispute. Numerous Mutual Fund products managed by PT Minna Padi Aset Manajemen were ordered by the Otoritas Jasa Keuangan to carry out Dissolution and Liquidation, after several violations were found in the transaction activities of these Mutual Fund products. In the Dissolution and Liquidation process, PT Minna Padi Aset Manajemen admitted that it was unable to disburse proportional funds to the Unit Holders, and provided compensation offers that were considered very detrimental to the Unit Holders. The Unit Holders of course asked for advocacy from the Otoritas Jasa Keuangan to get their rights, but until now all these efforts have not produced sufficient results to end the dispute. Therefore, more assertiveness is needed from the Otoritas Jasa Keuangan as the authorized regulator and supervisor in the Capital Market sector, to carry out the vision and mission of consumer protection in the financial services sector, especially the Capital Market. In addition, there is also a need for a special regulation that regulates and facilitates dispute resolution specifically in the field of Mutual Funds in Indonesia."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Arief Baskoro
"Setelah berbagai peristiwa kejahatan dan musibah yang terjadi di Indonesia akhir- akhir ini, perusahaan di berbagai bidang semakin sadar akan pentingnya sektor industri keamanan dan dampaknya bagi industri- industri lainnya. Untuk menangkap peluang tersebut, maka Peneliti mengajukan alternatif perencanaan pemasaran untuk PT KORP. Analisa perencanaan pemasaran ini didasarkan pada latar belakang serta pasar industri jasa keamanan yang ada. Perencanaan ini meliputi penentuan target segmen, strategi pemasaran serta rencana program pemasaran PT KORP. Hasil dari perencanaan pemasaran ini adalah program- program untuk meningkatkan pangsa pasar PT KORP dalam industri ini.

After several crime events and disasters that happened in Indonesia recently, companies are realizing more the importance of security sector industry and the effect it had to others. To capture that opportunity, the Researcher proposes an alternative marketing plan for PT KORP. Analysis in this marketing plan is based upon the background of the security service industry and the market. The plan covers the target segment, marketing strategy and the marketing plan for PT KORP. The results of the business plan are programs targeted to increase the market share of PT KORP in the industry."
Depok: Fakultas Eknonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2009
T27190
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>