Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 189143 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Anindya Dewi Paramita
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2010
S3588
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sianipar, Tarida S.
"Musisi adalah orang yang mencipta, memimpin, atau menampilkan musik (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1989; (\v\vw.wikipedia.org). Dari definisi tersebut, dapat diketahui bahwa menjadi seorang musisi perlu memiliki keterampilan bermusik. Keterampilan bermusik tidak hanya diperoleh karena bakat musik, tetapi juga diperoleh karena pengalaman, tugas, motivasi, dan proses belajar yang mendukung (Sloboda, 1994b). Perbedaan suatu keterampilan bermusik itu dapat dilihat dari peforma musik, seperti performa musik pada musisi klasik dan musisi jazz. Perbedaan yang mendasar dari kedua musisi itu adalah improvisasi, yaitu penuangan ide atau mood yang terjadi secara spontan. Musisi klasik dituntut untuk memainkan partitur komposisi secara tepat dan akurat. Ekspresi musik dituangkan melalui improvisasi berupa interpretasi dari komposisi itu harus terpaku pada notasi musik. Sedangkan musisi jazz diharapkan melakukan improvisasi untuk mengembangkan kreativitas dan keterampilan teknik musik (Reimann, 2003). Hal ini menimbulkan ketertarikan bagi penulis untuk melakukan penelitian mengenai gambaran respon musik terhadap rangkaian melodi pada musisi piano klasik dan musisi piano jazz. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan kualitatif melalui metoda wawancara dan observasi terhadap tujuh subjek penelitian yang terdiri dari tiga musisi piano klasik dan tiga musisi piano jazz. Pedoman wawancara dilakukan dengan membuat daftar pertanyaan berdasarkan teori respon musik yang dikemukakan oleh Copland (1955), Wingell (1983), dan Denecke (1997) yang terdiri dari respon fisik (respon yang berhubungan dengan gerak tubuh), respon musik tingkat sensori atau respon afektif (respon yang berhubungan dengan perasaan yang muncul pertama kali tanpa berpikir), respon musik tingkat asosiatif (respon musik yang berhubungan dengan imajinasi, memori, dan pengalaman masa lalu), respon musik tingkat ekspresif (respon musik yang berhubungan dengan kekuatan ekspresif atau makna dari musik), respon musik tingkat musikal (respon musik yang berhubungan dengan kesadaran terhadap musik dan yang terjadi di dalam musik itu sendiri). Respon musik yang akan dilihat adalah respon musik ketika mendengarkan rangkaian melodi dan respon musik ketika menampilkan performa musik. Selain itu, penelitian ini juga hendak melihat performa musik yang ditampilkan oleh musisi klasik dan musisi Jazz. Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini adalah musisi klasik dan musisi jazz memiliki persamaan dalam memberikan respon fisik dan respon musik tingkat sensori atau respon afektif. Persamaan ini diungkapkan oleh masingmasing musisi mengenai hal-hal yang mereka rasakan yang berhubungan dengan kedua respon musik tersebut ketika mendengarkan rangkaian melodi dan ketika menampilkan performa musik dari rangkaian melodi. Selain itu, hasil lain yang ditemukan adalah musisi klasik dan musisi jazz memiliki perbedaan dalam memberikan respon musik tingkat asosiatif, respon musik tingkat ekspresif, dan respon musik tingkat musikal. Ketiga respon musik ini adalah respon musik yang sudah memiliki tingkat lebih tinggi dari dua respon musik sebelumnya, karena tidak hanya sekedar menikmati musik saja. Hal ini menunjukkan bahwa musisi klasik memiliki imajinasi, ekspresi, dan pengamatan terhadap musik yang berbeda dengan musisi jazz sehingga tidak mengherankan mereka memiliki gaya performa musik yang berbeda. Untuk penelitian lanjutan, disarankan agar observasi dilakukan dengan menggunakan alat bantu seperti kamera-video. Selain itu, untuk penelitian lanjutan dapat dilakukan penelitian persepsi musik pada musisi yang memiliki keahlian bermain instrumen musik lain. Saran praktis dari penelitian ini adalah sebaiknya dikembangkan pengajaran musik mengenai kemampuan mendengarkan musik dan memberikan respon musik yang dapat membantu peserta didik untuk lebih memiliki tingkat musikalitas yang baik."
2005
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Henny Heryatni
"ABSTRAK
Musik menipakan suatu karya seni yang dapat dinikmati oleh siapa saja, kapan saja
dan dimana saja. Musik menimbulkan respons pada pendengamya. Respons terhadap
musik berdasarkan domain afektif dan estetis terdiri dari tiga tahap, yaitu respons
emosional, respons berdasarkan preferensi, dan respons berdasarkan selera musik.
Ketiga respons ini tidak dapat saling dipisahkan, melainkan merupakan suatu proses
yang berkelanjutan, yang sejalan dengan proses intemalisasi dari Krathwohl, Bloom,
dan Masia (dalam Abeles dan Chung, 1996). Beberapa peneliti mengatakan bahwa
pendengar memilih untuk mendengar musik tertentu karena memiliki karakteristik
kepribadian tertentu. Hal ini menimbulkan ketertarikan untuk dilakukannya penelitian
yang menggambarkan kepribadian dari penikmat musik. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui ciri khas kepribadian pada individu yang menyukai musik klasik,
jazz, dan dangdut.
Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode kualitatif, dengan membuat daftar
pertanyaan berdasarkan teori respons terhadap musik dari Abeles dan Chung (1996)
dan kepribadian dari Allport (1961). Selanjutnya dilakukan wawancara terhadap 2
orang penikmat musik klasik, 2 orang penikmat musik Jazz, dan 2 orang penikmat
musik dangdut. Dari hasil wawancara didapat gambaran mengenai respons terhadap
musik dan gambaran kepribadian dari setiap subyek. Kemudian dilakukan
perbandingan dari keenam subyek untuk dibuat kesimpulan.
Saran yang diberikan adalah untuk mengembangkan penelitian ini lebih lanjut pada
subyek dengan seleia musik selain musik klasik. Jazz, dan dangdut. Hal ini
dimaksudkan untuk mendapatkan gambaran kepribadian dari penikmat jenis musik
selain yang dipaparkan dalam penelitian ini."
2004
S2812
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kurniawan Adi Chandra
"Musik dan arsitektur merupakan dua bidang seni yang memiliki kaitan satu sama lain dalam aspek tertentu. Salah satunya pada prinsip dalam mendesain yaitu komposisi. Komposisi pada musik dibentuk dari elemen dasarnya yaitu melodi, harmoni dan ritme. Jazz sebagai salah satu jenis musik memiliki keunikan pada komposisinya yaitu improvisasi dimana melodi yang dimainkan merupakan ekspresi kebebasan dari sang pemain. Skripsi ini akan menganalisa komposisi pada arsitektur untuk mencari tahu apakah komposisi pada musik Jazz dapat ditemui dalam arsitektur.

Music and architecture are two different disciplines of art that related each other in some ways. Musical composition is formed by its elements; melody, harmony and rhythm. Jazz as one of musical style has a distinctive sound of its composition which is formed by improvisation, an expressive form of freedom from players. This thesis will analyze composition in architecture to find out whether jazz composition can be found in architecture."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S53272
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yosa Maulana
"Tulisan dalam skripsi ini mendeskripsikan proses kreatif dari musisi jazz Agam Hamzah. Melihat karya-karyanya melalui penelusuran life story dan interpretasi simbolik sehingga akan terbaca bagaimana struktur yang terdiri dari jalinan pengalaman hidup mempengaruhi karakter musikal Agam Hamzah yang kemudian diolahnya dan dituangkan dalam lagu-lagunya. Komposisi musik jazz yang seringkali menggunakan nada-nada spontan menjadi ekspresi dari gagasannya. Kegiatan penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan teknik wawancara mendalam dan pengamatan terlibat.

The thesis discusses the creative process of a jazz musician Agam Hamzah. Looking to his work through the searching of life story and symbolic interpretations to see how the structure of life experience interrelation affecting the musical creation of Agam Hamzah, in which later he turns them into songs. Jazz composition which often time uses spontaneous tones becoming the expressions of his ideas. This research is done using the qualitative approach, in depth interview technique, and participant observation."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adrian Rahmat Purwanto
"Penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana serangkaian proses yang dialami oleh beberapa musisi jazz, dari mereka kecil hingga dewasa, proses ini kemudian membuat sebuah karakter tersendiri yang dimiliki oleh musisi tersebut, yakni, sebuah karakter yang dikatakan oleh orang-orang sebagai "jazzy people", atau orang-orang yang bermain musik dengan nge-jazz. Dalam menjelaskan serangkain proses tersebut, penelitian ini membahas profil masing-masing informan (musisi jazz) dengan rinci. Data diperoleh dari kegiatan sehari-hari informan, yang diceritakannya kembali kepada peneliti.
Penelitian ini dilakukan dalam kurun waktu sekitar satu setengah tahun, dengan menggunakan teknik pengumpulan data berupa wawancara mendalam terhadap para informan, dan melakukan kegiatan sehari-hari bersama mereka (participant observation). Beberapa proses yang dialami setiap musisi ini kemudian menjadi data yang akhirnya diolah dan dianalisa, dan menghasilkan kesimpulan, yakni masing-masing musisi mengalami pola penanaman kebudayaan yang berbeda yang berpengaruh terhadap musik mereka, yang akhirnya menjadikan mereka musisi jazz. Pola-pola penanaman kebudayaan yang ditemukan dari penelitian ini antara lain adalah, pola pengenalan musik sejak dini oleh keluarga si musisi, juga karena faktor lingkungan dimana dia berada, dan pola penanaman kebudayaan yang terjadi karena adanya kesempatan dan keseriusan dalam diri musisi jazz tersebut.
Berdasarkan penelitian ini, disimpulkan bahwa seseorang yang menjadi musisi jazz itu melewati beberapa proses panjang dalam kehidupan mereka. Tidak bisa dikatakan bahwa musisi itu bisa menjadi seorang yang "jazzy" hanya karena faktor keluarga saja, tetapi juga karena faktor-faktor lain, yang diantaranya adalah institusi formal, dan lingkungan.

This study aimed to see how a series of processes experienced by some jazz musicians, from their early years into adulthood, where this process later create a character that is owned by the musician, that is, a character called by people as "jazzy people", or people who play jazz music. In explaining the series of processes, this research discusses the profile of each informant (jazz musicians) in detail. The data was obtained from the daily activities of informants that were shared to the researcher.
The research was conducted within a period of about one and a half years, and to collect the data, the researcher used in-depth interviews with informants and also performs daily activities with them. The processes experienced by each musician was later was used as the data that eventually was processed and analyzed, and lead to the conclusion that each musician experienced different pattern of enculturation, which influenced (affected) their music, and in the end made them become jazz musician. Enculturation patterns found in this research include introducing music to the musician from their early childhood by their family, influence by their environment, and the opportunity and seriousness of the jazz musicians themselves.
Based on this research, it was concluded that, a jazz musician went through long and different processes in their lives. We can not say that a musician could become a 'jazzy' only because of family factor, but also, the existence of other factors such as the formal institution, and environment.
"
2010
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Dornan, Jim
Jakarta: Network TwentyOne Indonesia, 2006
658.403 DOR pt
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
cover
"The Japanase style comics began its popularity in Indonesia in 1991. The Indonesians are attracted to the translated Japanese comics and Japanese style drawing. This phenomenon is visible according to the increasing numbers of schools and books which offer courses on Japanese style comic's creation. In order to join in a comic competition, a comic artist has to deliver great efford and motivation. Effort and motivation are important part in self-efficacy. This research is a qualitative description study and the data were gathered through depth-interview which was delivered to five experienced comic artist whose comics have been published. The research results showed that personal and others' experiences are the most unfluential factor for self-efficacy. Most comic artists perceived that their starting point and or deeper self-efficacy were from others' success. Other's failure (as models), however, also shape the artist's get less social persuasion as another factor of self-efficacy. Temporarily though, the artists' self-efficacy also shaped by physical and psychological situations. Further considerations are advisable for diverse artists and delivery of this research findings to young comic artist to improve their self-efficacy efficiently."
PSJUILP 1:3 (2010)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Tambunan, Yulisa Rofaidah
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2001
S3021
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>