Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 91323 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Boedi Sawitri Soebagijo
1980
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Saifuddin Paturusi
Jakarta: Lembaga Sedjarah Hankam, 1967
959.8 SAI p
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2007
305.4 UNI p
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Ika Apriani Kusumadewi
"Skripsi ini membahas peran iklan dalam mengisi kemerdekaan pada surat kabar Merdeka 1945-1949. Iklan selama masa revolusi turut mengambil peran aktif dalam mengisi kemerdekaan Indonesia. Surat kabar Merdeka sebagai surat kabar nasional memanfaatkan iklan sebagai media untuk mendukung kemerdekaan khususnya iklan non-komersial. Secara garis besar iklan dalam surat kabar ini di bagi ke dalam dua bagian yaitu iklan pendukung kemerdekaan dan iklan pengumpulan dana kemerdekaan. Skripsi ini menggunakan metode sejarah sebagai metode penelitiannya yaitu heuristik, kritik, interpretasi, dan historiografi. Kesimpulan yang diperoleh dari pembahasan skripsi ini ialah iklan merupakan alat komunikasi yang efektif pada masa revolusi sebagai penyampai pesan kepada masyarakat sehingga masyarakat bahu-membahu dalam mendukung revolusi kemerdekaan.

This thesis tries to explain about the role of advertising in fulfilling the independence era in Merdeka Newspaper 1945-1949. Advertising during the revolution era also took an active role in fulfilling the Independence of Indonesia. Merdeka, as national newspaper, used advertisements as a media to support the Independence, especially in the form of non-commercial advertisements. Broadly, the advertising in this newspaper was divided into two parts, Independence-Supporting Advertising and Independence Fund-Rising Advertising. This thesis is using the Historical Method which consists of Heuristic, Critics, Interpretation, and Historiography. The Result of this thesis proved that Advertising is the most effective communication way in the revolution era as the messenger to the public, so public follow to supporting independence of revolution."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2011
S451
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Husain Haikal
"One of the important -features. of the 'Arab-Indonesians in Indonesian history is that the Arab-Indonesians have been assimilated themselves into indigineous people. Except in very limited cases, it is very difficult for anybody to distinguish Arab-Indonesians from other Indonesians. Most people consider this assimilation is due to Islam, the religion of all Arab-Indonesians and the religion of the majority of Indonesians. Few people consider it due to the high rate of intermarriage between the Arab-Indonesians and Indonesians. Arab-Indonesians call Indonesians as akhwal, "brothers of their mothers". In addition to the two matters above, this writing tries to present another important matter, that is the role of the Arab-Indonesians in the struggle of Indonesian independence movement. Almost all Arab-Indonesians were on the Indonesians' side against the Dutch, and to some extent Arab-Indonesians had received similar treatment as their brothers, the Indonesians, during the: Dutch colonial period. The first modern movement of Arab-Indonesians, Jamiat Khair, has paid intensive attention to Indonesians. The Jamiat Khair not only receives Indonesians as its members,- such as KHA Dahlan, the founder of Muhammadiyah, but also accepts Indonesian children to its schools. Many Indonesian children have been and are still educated there. These all can also be seen in the other Arab-Indonesian organizations, such as al Irsyad and al Chairaat. Some Arab--Indonesian leaders have great influence on the Indonesians and their leaders. Syekh Ahmad Surkati, the spiritual leader of al Irsyad, for example, was at once KHA Dahlan's closest friend and teacher. He was also the teacher of many Indonesian leaders such as Moh. Roem, M. Rasjidi, Junus Anies, Kasman, Natsir, A. Hassan, and Hail Zamzam, one of the founders of Fersis, Persatuan Islam. Unfortunately, there has been constant dispute among the Arab-Indonesians themselves until the foundation of PAI, Partai Arab Indonesia, by Baswedan and other muwalads, the mixed and local born Arab-Indonesians. Despite their claim that Indonesia is their only mother country, and they struggled, on the side of'Indonesians against the Dutch, all non-Islamic organizations, except Gerindo, refused to accept Arab---Indonesians as their members. After the declaration of Indonesian Independence, however, all Arab-Indonesians became Indonesian citizens. They hand in hand with the Indonesians defended the Republic of Indonesia against the Dutch and their colaborators. Many Arab--Indonesians not only became members but also leaders of both Islamic and non-Islamic organizations, such as PSI, Partai Socialis Indonesia, and PNI, Partai Nasional Indonesia."
Depok: Universitas Indonesia, 1986
D51
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tobing, Rufinus
Tjipajung: Dewan Perniagaan dan Perusahaan, 1960
320.53 Tob s
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Subardjo Djojoadisuryo
Jakarta: Yayasan Idayu , 1975
320.959 8 DJO p
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Leirissa, Richard Zakarias
Jakarta: Pustaka Sejarah, 2006
959.8 LEI k (1)
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Sewan Susanto
Yogyakarta: Gajah Mada University Press, 1985
959.803 SEW p
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Linda Sunarti
"Periode 1945-1949 dalam sejarah Indonesia merupakan periode Revolusi Kemerdekaan Indonesia. Selama periode ini bangsa Indonesia berjuang mempertahankan kemerdekaan yang telah diproklamasikan pada tanggal 17 Agustus 1945 dari usaha Belanda yang ingin berkuasa kembali di Indonesia. Pada awal-awal perjuangannya, bangsa Indonesia selain berjuang dibidang militer untuk mempertahankan eksistensinya, juga berusaha di bidang Diplomasi untuk mendapatkan pengakuan internasional atas kedaulatannya. Perjuangan Indonesia dalam upaya mendapatkan pengakuan internasional tidaklah mudah. Belanda dan sekutu_nya lama sekali tidak bersedia mengakui Republik Indonesia sebagai negara merdeka yang berdaulat. O1eh karena itu per_juangan Indonesia di bidang luar negeri (diplomasi) terutama ditujukan pada usaha memperoleh dukungan dan simpati dari masyarakat internasional. Di saat-saat sulit ini India muncul memberikan dukungan penuh bagi bangsa Indonesia. Baik secara langsung maupun tidak, Dukungan moral dan usaha-usaha India di forum internasional, secara tidak langsung mernberikan pengaruh yang besar bagi perjuangan diplomasi Indonesia di dunia interna_sional, antara lain India berhasil membawa Perserikatan Bangsa Bangsa ikut campur untuk ikut menyelesaikan pertikaian Indonesia -Belanda..Dengan ikut campurnya PBB pada penyeles_aian pertikaian ini secara tidak langsung dunia internasional mulai menaruh perhatian pada apa yang sedang terjadi di Indonesia saat itu. Karena sebelumnya Belanda mengklaim bahwa permasalahannya dengan Indonesia adalah masalah intern Belan_da dengan daerah jajahannya. Selain itu India juga berusaha membentuk opini masayrakat internasional terhadap apa yang terjadi di Indonesia dengan mengadakan konferensi khusus tentang Indonesia pada bulan Januari 1949. Di saat itu India berusaha keras mengangkat masalah Indonesia menjadi masalah internasional dengan menekankan jika masalah ini dibiarkan berlarut-larut akan dapat membahayakan perdamaian di Asia khususnya dan dunia. Semua usaha-usaha India ini secara tidak langsung ikut mendorong pengakuan masyarakaat internasional atas kemerdekaan dan kedaulatan Republik Indonesia."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1994
S12359
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>