Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 167456 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Aggie N. I. Sumantrie
"Salah satu tujuan program diversifikasi atau penganekaragaman pangan adalah berusaha meningkatkan kuali tas konsumsi pangan dan gizi penduduk. Dalam pengembangannya, program ini menintik beratkan pada peningkatan kesadaran masyarakat akan manfaat pekarangan. Kampanye kesadaran memanfaatkan pekarangan yang juga sekaligus kampanye peningkatan gizi masyarakat, akan dikomunikasikan lewat suatu iklan layanan masyarakat (ILM). Dalam mengkomunikasikan pesan tersebut dipilih tehnik visualisasi, berupa suatu ilustrasi yang menarik mengenai pekarangan yang dimanfaatkan. Ada dua versi ILM yang diuji dalam penelitian ini. ILM versi pertama menggunakan ilustrasi bergaya naturalis dan ILM versi kedua bergaya dekoratif. Penelitian ini melihat mana dari penggunaan kedua versi visualisasi ini yang dapat mengkomunikasikan pesan lebih baik, yang dilihat dari persepsi dan pemahaman khalayaknya. Sifat penelitian disini bersifat deskriptif. Metode yang digunakan adalah metode penelitian survey dengan studi kasus pada masyarakat desa Kukusan kecamatan Beji, Kotip Depok. Dari penggunaan ilustrasi naturalis, didapat seluruh respondennya memiliki kesesuaian persepsi. Responden mudah menterjemahkannya dan memahaminya sebagai dengan sebuah pekarangan yang dimanfaatkan. Terciptanya kesesuaian persepsi ini turut pula menciptakan pemahaman yang baik . Sebaliknya, ilustrasi dekoratif kurang dapat menggambarkan sebuah pekarangan yang dimanfaatkan. Hanya sebagian respondennya memiliki kesesuaian persepsi. Pemahamannyapun tidak sebaik ILM naturalis. Dari peranan unsur—unsur iklannya, warna-warna yang dekoratif lebih disukai dari warna-warna yang naturalis. Judul ILM dekoraatif "Manfaatkan Pekarangan untuk Menghasilkan Pangan Bergizi" cenderung lebih dipahami dari judul ILM naturalis "Jadikan Pekarangan Kita Sumber Gizi yang Utama. Masing-masing penggunaan ilustrasi yang berbeda mempunyai kekurangan dan kelebihan, tetapi dari penelitian ini ditemukan bahwa ILM naturalis lebih dapat mengkomunikasikan pesan pemanfaatan pekarangan secara lebih baik."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1992
S3962
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Liza Dwi Ratna Dewi W.
"Dalam berkomunikasi, komunikator selalu berusaha agar
tujuan pesan dapat tercapai semaksimal mungkin. Untuk itu
komunikator biasanya melakukan komunikasi persuasi
melalui simbol-simbol yang di ciptakan manusia sendiri.
Komunikasi antar manusia ini kemudian berkembang
untuk berbagai tujan. Salah satunya adalah komunikasi
yang dilakukan perusahaan kepada masyarakat melalui logo
untuk meningkatkan citra perusahaan di masyarakat dan
mengingatkan masyarakat akan adanya perusahaan atau
produk tertentu. Logo bila digunakan secara konsisten akan
Sikap seseorang terhadap logo sebetulnya juga
cerminan sikap seseorang terhadap "sesuatu" yang diwakili
itu sendiri. Sikap seseorang terhadap obyek-obyek yang ada
di sekitarnya dipengaruhi oleh status sosial ekonomi yang
dimilikinya. Dalam penelitian yang berjudul "Logo Sebagai
Lambang Komunikasi Visual'' dengan studi kasus sikap masyarakat. Yogyakarta terbadap logo Pegadaian ini
diperoleh beberapa kesimpulan.
Dari segi kognitif, masyarakat masih rancu antara
logo Pegadaian dan logo
segi afektif Pegadaian
Kejaksaan / Pengadilan. Dari
dapat d ikatakan berhas i 1
mengkomunikasikan falsafab yang dianut dalam logo barunya.
Dalam segi konati f terbukt i bahwa mas ya r akat t i dak
memberikan pendapat berdasar pada logo t etapi pada
"sesuatu'" yang diwakili l ogo, dalam ha l ini lembaga atau
jasa Pegadaian .
Dalam penelitian ini juga terungkap bahwa Pegadaian
merupakan lernoga yang sangat dikenal masyarakat, namun
belum menjadi pilihan masyarakat bila , memerlukan uang.
Belum dijadikannya Pegadaian sebagai pilihan: ini karena
citra Pegadaian di masyarakat kurang baik. Pegadaian
memiliki citra sebagai pendapat orang "bawah".
Untuk meningkatkan citra dan rnemperluas pasar
Pegadaian pada masyarakat strata menengah harus di lakukan
terobosan baru. Salah satanya dengan diversifikasi produk,
yang dalam strategi pemasarannya lebih menonjolkan nama
produk daripada nama lembaga Bila produk telah diterima
masyakat kelas menengah, maka citra lembaga dapat juga
terangkat."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1994
S4086
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adilia Luthfi
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2009
T38127
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Najib Salim
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1982
S4444
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hasibuan, Fince Decima
"Pembangunan yang berpusat pada rakyat dan upaya pembelajaran demokratisasi masyarakat dalam mempergunakan haknya sebagai warga negara salah satunya diwujudkan dalam forum warga berdasarkan kewilayahan (community of place) yang dikenal dengan Forum Komunikasi Perencanaan Pembangunan/ FKPP kelurahan, kecamatan dan kota sebagai forum yang bertujuan mensinkronikasikan dan menetapkan program pembangunan diwilayahnya.
Tesis ini bertujuan untuk memperoleh gambaran pada jenjang mana keberadaan partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan FKPP baik pada tingkat kelurahan, kelurahan, kecamatan dan kota di Kota Depok yang dinilai dari aspek pemberian informasi, konsultasi/diskusi, pengambilan keputusan dan kewenangan kontrol masyarakat yang mengacu pada teori "Jenjang Partisipasi Masyarakat" Danny Burns, dkk. Serta untuk memperoleh gambaran hal-hal apa yang menghambat partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan FKPP tersebut.
Metodeologi penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan jenis penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Tehnik pengambilan sampel informan menggunakan teknik Purposive Sampling untuk menentukan informan yang memahami topik penelitian yaitu Kepala Bappeda Kota Depok, Camat dan Lurah serta Peserta FKPP yang berjumlah 43 informan. Lokasi penelitian mengambil wilayah Kota Depok untuk mengkaji FKPP Kota, 2 Kecamatan yakni kKecamatan Beji dan Sukmajaya, 4 kelurahan yakni kelurahan Pondok Cina, Beji, Tirtajaya dan Cisalak.
Penelitian jenjang partisipasi masyarakat ini mengacu pada teori "a ladder of Empowerment" Burns, dkk. Dari temuan lapangan menunjukan terdapatnya keragaman jenjang partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan FKPP kelurahan, kecamatan dan kota. Secara garis besar dapat disimpulkan bahwa partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan FKPP memiliki karakteristik dari aspek pemberian informasi telah dilakukan kepada masyarakat, pelaksanaan konsultasi/diskusi telah berlangsung dengan walaupun dengan kualitas kurang baik sedangkan kewenangan pengambilan keputusan dan kontrol masyarakat tidak ada. Dimana pengambilan keputusan masih berada di tangan aparat pemerintah dan masyarakat hanya sebatas memberikan masukan dan saran tanpa adanya jaminan pemerintah akan mempertimbangkan maupun menindaklanjuti saran tersebut. Sedangkan dari segi kewenangan kontrol, masyarakat tidak mempunyai wewenang untuk mengontrol hasil FKPP yang telah ditetapkan bersama.
Hambatan yang dihadapi dalam pelaksanaan FKPP ini diantaranya berasal dari masyarakat, pemerintah dan faktor eksternal yang kurang mendukung. Keberadaan masyarakat yang kurang memahami haknya sebagai warga negara untuk memanfaatkan forum ini merupakan kendala tersendiri yang menyebabkan masyarakat bersikap diam, apatis dan "nrimo" terhadap hal-hal yang ditetapkan oleh pemerintah. Terlalu dominannya posisi pemerintah dalam forum ini juga menghambat pelaksanaan konsultasi, pengambilan keputusan dan kontrol masyarakat menyebabkan masyarakat. Adanya sistem pemerintahan yang cenderung sentralistik menjadikan salah satu kendala disamping belum adanya sarana dan prasarana pendukung bagi terwujudnya partisipasi masyarakat seperti dalam hal belum adanya peraturan dan pedoman pelaksanaan FKPP, tidak adanya mekanisme serta sarana pengaduan rasa ketidak-puasan masyarakat dalam pelaksanaan kontrol.
Pentingnya manfaat pelaksanaan forum ini dalam peningkatan kualitas perencanaan pembangunan yang partisipatif dan aspiratif maupun ruang publik bagi masyarakat sebagai sarana pembelajaran demokrasi akan sangat disayangkan apabila forum ini hanya digunakan sebagai forum konsultasi/diskusi antara masyarakat dengan pemerintah. Untuk itu perlu dilakukan beberapa perbaikan mekanisme dan prosedur pelaksanaan FKPP dari pemberian infomasi, Konsultasi/diskusi, pengambilan keputusan dan kontrol. Selain itu perlu diterapkannya strategi pemberdayaan masyarakat yang berbeda dalam pelaksanaan FKPP menurut jenjang partisipasi yang ada di kota Depok"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2003
T11572
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mochammad Bugi Hidayat
"Komunikasi pemasaran adalah salah satu elemen penting dalam bisnis, betapapun bagusnya suatu produk atau jasa, tanpa usaha dan strategi marketing yang tepat produk atau jasa tersebut tidak akan dapat dijual atau tidak dapat mengenai sasaran seperti yang diinginkan. Prinsip 4 P atau bahkan 7 P untuk produk jasa seperti Radio Republik Indonesia ( RRI ) hendaknya sangat tepat bila diaplikasikan.
Tanpa mengurangi unsur-unsur yang lain faktor promosi tampaknya juga merupakan faktor penting yang perlu diperhatikan oleh perusahaan. Sebuah produk atau jasa harusnya di promosikan. Untuk menjalankan strategi promosi yang tepat, beberapa hal harus diperhatikan oleh perusahaan tersebut. Promosi yang baik dapat memberikan brand image yang kuat serta positioning yang baik di konsumen/masyarakat. Dalam berpromosi hendaknya harus lebih dulu diketahui apa dan bagaimana keadaan dan target audience, hal ini memang tidaklah mudah apalagi jika harus mengetahui kebutuhan dan keinginan dari target audience. Namun hal itu bukantah sesuatu yang tidak mungkin untuk dilakukan, oleh sebab itulah perlu diadakan penelitian terhadap audience sehingga diharapkan dapat diketahui apa yang dibutuhkan atau diperlukan oleh audience. Tesis ini adalah sebuah penelitian tentang bagaimana keadaan RRI sekarang di tengah masyarakat setelah RRI berubah status Dari UPT (Unit Pelaksana Teknis) Departemen Penerangan menjadi perusahaan jawatan dan sekarang sedang dalam proses menjadi sebuah 'Radio Publik (Public Service Broadcasting). RRI selama ini mempunyai Brand Image yang kuat, namun Positioning dari RRI adalah sebagai radio pemerintah yang nota bene adalah suara pemerintah yang dianggap selalu membela- kepentingan pemerintah atau dengan kata lain hampir 80% siaran RR1 adalah untuk kepentingan pemerintah.
Perubahan status RRI dan kenginannya menjadi radio publik nampaknya harus disosialisasikan kepada masyarakat terutama untuk merubah anggapan masyarakat tentang RRI dimasa lampau dengan RRI sekarang.
Dengan dilakukan penelitian diharapkan dapat diketahui persepsi masyarakat terhadap RRI dan jugs dapat diajukannya sebuah rekomendasi terhadap RRI dalam melakukan langkah-langkah strategis dalam memasarkan produknya (jasa siaran) sehingga apa yang di harapkan oleh RRI untuk menjadi radio publik dapat tercapai."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2003
T12067
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dewi Ladiawati
"Penelitian tentang pola komunikasi masyarakat Dayak dan pendatang ini berawal dari seringnya terjadi konflik antar masyarakat Dayak di Pontianak dan pendatang yang mengadu nasib di daerah tersebut. Konflik terbesar adalah antara masyarakat Dayak dan pendatang Madura tahun 1996, yang berhasil melumpuhkan roda perekonomian di beberapa tempat di Kalimantan Barat. Oleh sebab itu penelitian tentang komunikasi antara masyarakat Dayak dan pendatang menjadi menarik untuk dibahas.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memberikan gambaran tentang pola komunikasi antara masyarakat Dayak dan pendatang; serta mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi terbukanya komunikasi di antara mereka.
Landasan teoritis yang digunakan untuk mengkaji pola komunikasi tersebut yaitu dengan menggunakan teori-teori yang berkaitan erat dengan komunikasi antar budaya seperti teori konvergensi dan teori interaksi simbolik. Di dalam komunikasi antar budaya, pembuat pesan adalah anggota dari suatu budaya tertentu dan penerima pesan adalah anggota dari budaya lainnya, dalam penelitian ini adalah masyarakat Dayak dan pendatang Cina, Bugis, Melayu, Jawa dan Madura. Di dalam komunikasi antar budaya , berusaha mengungkapkan apa yang terjadi ketika anggota dari dua budaya yang berlainan bertemu untuk melakukan interaksi komunikasi. Apakah komunikasi berjalan lancar atau mengalami hambatan. Adanya perbedaan antara satu masyarakat dengan masyarakat lainnya , merupakan suatu ciri dari komunikasi antar budaya.
Teori lainnya yang digunakan adalah teori interaksi simbolik yang pada intinya membahas tentang suatu kemampuan manusia untuk menciptakan serta mempergunakan simbol-simbol sehingga manusia menjadi mahluk hidup yang unik, dan dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Selain itu penelitian ini juga dibahas dengan menggunakan teori konvergensi yang membahas adanya kesamaan-kesamaan dan perbedaan-perbedaan dalam kelompok masyarakat. Adanya kesamaan dan perbedaan dalam kelompok masyarakat Dayak dan pendatang dalam hal keyakinan, nilai, perilaku dan sebagainya.
Penelitian ini bersifat kualitatif dan menggunakan analisis deskriptif. Unit analisis yang digunakan adalah kpri unites Oita penelitian diperoleh dari key information melalui wawancara di lokasi penelitian.
Temuan penelitian ini menegaskan bahwa terdapat komunikasi yang efektif antara masyarakat Dayak dan pendatang Cina, Melayu, Bugis, serta Jawa, tetapi komunikasi dengan pendatang Madura berjalan kurang efektif. Komunikasi di antara mereka cenderung diwarnai prasangka dan etnosentris. Adanya komunikasi efektif dan terhambat ini disebabkan karena beberapa faktor yang mempengaruhi pembentukan komunikasi antara masyarakat Dayak dan pendatang yaitu kedekatan jarak fisik dan faktor kesamaan dalam karakteristik-karakteristik sosial budaya yang lebih berperan. Ditemukan bahwa tingkat pendidikan, status sosial ekonomi, agama dan persepsi, memiliki peran yang cukup berarti dalam terjadi atau tidaknya komunikasi efektif di antara mereka."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1998
T3916
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andarina Agusvianida Tamrin
"ANDARINA AGUSVIANIDA TAMRIN. Aizuchi sebagai pelancar komunkasi serta reflector tatemae-honne dalam masyarakat Jepang. ( Dibawah bimbingan Dr. Sheddy N. Tjandra, B.A, M.A) Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2005. Penelitian mengenai aizuchi bertujuan dapat menunjukkan aizuchi berperan sebagai pelancar komunikasi sekaligus merupakan retlektor dari tatemae honne. Retlektor disini maksudnya didalam setiap lontarannya aizuchi itu merefleksikan sikap, pendapat dan juga pemikiran dari seseorang, baik ia merasa harus menampilkan tatemae atau honne dalam percakapan yang sedang berlangsung. Pengumpulan data yang dipakai dalam penulisan skripsi ini adalah metode kepustakaan dengan teknik pengamatan audiovisual, yakni dengan cara kerja mengumpulkan data dengan cara mengamati objek pengamatan berupa DVD Anime Jepang. Kemudian data-data yang didapat ditranskripsikan menjadi bentuk tertulis. Hasil penganalisaan diatas adalah Aizuchi yang sepintas lalu hanya merupakan sebuah lontaran-lontaran kecli dalam sebuah percakapan ternyata memiliki peran ganda yaitu sebagai pelancar komunikasi dan juga berperan sebagai retlektor dari tatemae-honne yang merupakan landasan moral masyarakat Jepang. Peranan Aizuchi didalam masyarakat Jepang terlihat dengan jelas. Aizuchi yang merupakan respon dari pendengar terhadap topik yang dibicarakan oleh penutur memiliki bermacam fungsi. Fungsi-fungsi yang dikandung oleh lontaran-lontaran Aizuchi tersebut dapat membuat sebuah komunikasi menjadi semakin hidup dan lancar. Peran Aizuchi sebagai reflektor dari tatemae-honne ini dapat dilihat dengan cara menggarap keluar makna tatemae-honne yang muncul dalam bentuk lontaran_lontaran Aizuchi yang ditemukan didalam relasi makna Bahasa kalimat dan konteks atau situasi pemakaian kalimat didalam percakapan diantara penutur dan pendengar dalam sebuah percakapan. Penguasaan tatemae-honne yang baik dari masing-masing individu akan menunjang terciptanya komunikasi yang baik yang akan menciptakan kondisi yang kondusif untuk terciptanya hubungan manusia yang harmonis."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2005
S13459
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>