Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 213609 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Troy Sarajar
"Setiap waktu, manusia berusaha menjelaskan suatu kejadian, peristiwa ataupun tingkah laku. Penyimpulan penyebab dari hal-hal tersebut dipelajari dalam dunia psikologi dengan istilah atri- busi. Penyimpulan sebab dari suatu kejadian / peristiwa atau tingkah laku ini menjadi penting karena merupakan persepsi yang akan mempengaruhi tingkah laku selanjutnya. Dalam teori atribusi ditemukan beberapa hal yang menarik seperti penyebab tingkah laku manusia akan dipersepsi secara berbeda tergantung dari pelaku maupun peristiwa. Tingkah laku orang lain akan cenderung diatribusikan secara internal, yaitu mengacu pada hal-hal yang bersifat personal. Sedangkan tingkah laku diri sendiri cenderung diatribusikan secara eksternal yang mengacu pada hal-hal yang bersifat lebih situasional. Lebih jauh lagi juga diungkapkan dalam teori atribusi bahwa suatu kegagalan pada diri sendiri akan diatribusikan secara eksternal, Sedangkan keberhasilan diatribusikan secara lebih internal. Sebaliknya, kegagalan pada orang lain akan diatribusikan secara internal, sedangkan bila berhasil akan diatribusikan secara eksternal.
Kemiskinan adalah suatu masalah yang masih banyak dijumpai di Indonesia. Banyak program yang diajukan untuk mengatasi masalah ini, namun penelitian untuk melihat atribusi tentang kemiskinan belum banyak dilakukan pada masyarakat di Indonesia. Mengacu pada teori atribusi, kemiskinan dapat dianalogikan sebagai suatu kegagalan. Dengan demikian kalangan kaum miskin akan mengatribusikan kemiskinan secara eksternal, sebaliknya di kalangan kaum tidak miskin akan mengatribusikannya secara lebih internal.
Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara atribusi penyebab kemiskinan dengan tingkat ekonomi --kaum miskin dan tidak miskin. Di samping itu juga menggali atribusi apa saja yang dominan di antara kedua kelompok tersebut. Penelitian dilakukan di DKI Jakarta dengan jumlah responden sebanyak 285 orang. Analisa data pertama-tama dilakukan dengan nenggunakan analisa faktor guna memperoleh faktor-faktor penyebab kemiskinan. Dari hasilnya diperoleh dua faktor yang bersifat internal (perilaku negatif dan inkompetensi) dan dua faktor eksternal (situasional dan nasib). Sedangkan untuk membandingkan kedua kelompok digunakan perhitungan t test. Hasilnya menunjukkan bahwa kaum miskin dibanding kaum tidak miskin, lebih menganggap berperan faktor situasional dan nasib sebagai penyebab kemiskinan. Sebaliknya kaum tidak miskin lebih menganggap berperan faktor perilaku negatif. Di kalangan kaum miskin sendiri, ternyata faktor perilaku negatif dan inkompetensi cenderung lebih diyakini sebagai penyebab kemiskinan dibanding dengan faktor nasib. Sementara itu faktor situasional kurang berperan bila dibanding dengan faktor inkompetensi. Sedangkan di kalangan kaum tidak miskin, ternyata faktor perilaku negatif dan inkompetensi dianggap lebih berperan daripada faktor situasional dan nasib.
Karena itu disimpulkan bahwa pada kaum miskin bila dibanding dengan kaum tidak miskin, ternyata atribusinya lebih bersifat eksternal. Akan tetapi di kalangan kaum miskin sendiri atribusi mereka cenderung internal, sedangkan di kalangan kaum tidak miskin hal tersebut tampak semakin kuat. Saran untuk penelitian ini adalah untuk menambahkan jumlah sampel sesuai dengan batas minimal dan lehih menyeimbangkan penyebaran responden berdasarkan karakteristik demografis."
Depok: Universitas Indonesia, 1997
S2683
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bayu A. Fiantoro
"ABSTRAK
Fakultas Psikologi UI mempunyai Iebih dari 10% mahasiswa yang
memiIiki IPK (indeks prestasi kumulatif) kurang dari 2.00. Kondisi ini tidak hanya
menunjukkan rendahnya prestasi akademik sebagian mahasiswa Fakultas
Psikologi UI saja, tapi juga menunjukkan bahwa mereka terancam untuk tidak
dapat melanjutkan pendidikannya. Rendahnya prestasi akademik memiliki
pengaruh yang Iebih Iuas Iagi yaitu ketidakefisienan kegiatan pembelajaran.
Upaya untuk meningkatkan prestasi akademik mahasiswa Fakultas
Psikologi UI dilakukan oleh pihak fakultas, baik dengan kebijaksanaan-
kebijaksanaan yang diberikan maupun melalui peran PA (penasehat akademik).
Berbagai alasan akan dikemukakan oleh mahasiswa jika ditanyakan
mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi akademiknya. Proses
mencari penyebab sesuatu atau peristiwa ini disebut atribusi kausal (Fiske &
Taylor, 1991). Atribusi kausal rpemiIiki dimensi kausalitas (internalitas),
kontrolabilitas serta stabilitas. Atribusi kausal dapat meramalkan bagaimana
motivasi, sikap serta Iangkah-Iangkah yang akan dilakukan pada masa yang
akan datang. Weiner(1988) menyimpulkan bahwa mahasiswa yang berpresiasi
dalam ujian biasanya memiliki atribusi kausal yang kausalitasnya Iebih internal,
terkontrol serta stabil dibandingkan dengan mahasiswa yang tidak berprestasi.
Penelitian ini berusaha memberikan gambaran dimensi atribusi kausal
pada mahasiswa Fakultas Psikologi UI yang memiliki prestasi rendah (IPK <
2,00) dan prestasi tinggi (IPK > = 3,00). Kedua kelompok ini kemudian
dibandingkan untuk melihat apakah ada perbedaannya. Untuk mengetahui
dimensi-dimensi atribusi kausal digunakan alat dari Russel (1992) yang disebut
Causal Dimension Scale Il (CDSII) yang terdiri dari 12 item.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dimensi atribusi kausal pada
mahasiswa yang berprestasi akademik rendah adalah : memiliki kausalitas yang
internal, dan kontrolabilotas yang personal serta cenderung tidak eksternal, dan
tidak stabil. Mahasiswa berprestasi akademik tinggi memiliki dimensi: kausalitas
yang internal, memiliki kontrolabilitas yang personal serta cenderung tidak
eksternal, dan tidak stabil. Perbedaan antara dua kelompok ini pada
stabilitasnya. Walaupun kedua kelompok memiliki dimensi yang tidak stabil, pada
kelompok mahasiswa berpresiasi rendah stabilltasnya Iebih rendah daripada
kelompok mahasiswa berprestasi tinggi.
Dalam pembahasan atribusi kausal tidak pernah Iepas dan reaksi emosi
seseorang dalam menghadapi keberhasilan maupun kegagaIannya, oleh karena
itu, untuk penelitian selanjutnya disarankan mengkaitkan secara khusus pada
reaksi emosi seseorang pada atribusi kausal yang diberikan pada keberhasilan
maupun kegagalannya. Selain itu sebaiknya untuk mengetahui reaksi emosi
yang muncul digunakan pertanyan-pertanyaan terbuka."
1998
S2677
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Riesa Melani Zainuddin
"ABSTRAK
Di Indonesia terjadi peningkatan perilaku hubungan seks ekstramarital
(HSE) terutama yang dilakukan pria maupun wanita. Tidaklah dipungkiri wanita
yang sudah menikah dapat saja melakukan HSE dengan pria menikah maupun pria
lajang. Dengan semakin sempitnya waktu yang dimiliki oleh wanita menikah untuk
dirinya sendiri, juga semakin pesatnya jumlah wanita lajang saat ini (BPS, 1990),
maka diperkirakan lebih banyak wanita Iajang yang terlibat affair dengan pria
menikah.
Wanita Iajang menarik untuk diteliti terutama yang berada dalam kelompok
dewasa muda, mengingat pada periode ini seseorang diharapkan sudah menikah
dan membentuk keluarga. Pada periode ini pula timbul kebutuhan akan intimacy.
Terlibatnya wanita lajang dengan pria menikah meperlihatkan adanya
kecenderungan pemenuhan intimacy melalui affair. Keterlibatan wanita lajang
dengan pria menikah menurut penelitian sebelumnya akan berlanjut pada perilaku
HSE jika mereka menikah suatu saat nanti.
Banyak faktor penyebab affair- wanita Iajang dengan pria menikah yang
dikemukakan para ahli, diantaranya ?kesepian? dan ?kesenangan semata?. Wanita
lajang pelaku affair ataupun yang bukan pelaku affair tentunya juga melakukan
penyimpulan terhadap penyebab perilakunya sendiri.
Adanya penyimpulan terhadap penyebab peristiwa atau perilaku diri sendiri
maupun orang lain disebut atribusi kausal. Dengan mengetahui pola atribusi kausal
affair dari subyek pelaku affair, akan dapat membantu pembentukan suatu tingkah
Iaku baru yang positif, mengingat atribusi kausal sangat berkaitan erat dengan sikap
yang merupakan dasar dari tingkah laku seseorang.
Weiner mengajukan model 3 dimensi dalam teori atribusi kausal. Dimensi
tersebut adalah locus, stability dan controllability. Dengan mengetahui dimensi
lokus akan diketahui pula apakah faktor penyebab berkaitan dengan diri pelaku
ataukah berada di luar diri pelaku. Sedang dimensi stabilitas berhubungan dengan
ekspektansi apakah perilaku akan dipertahankan atau tidak di masa mendatang.
Dimensi kontrolabilitas akan memperlihatkan apakah penyebab perilaku berada
dalam kontrol diri atau dalam kontrol orang lain/lingkungan.
Dalam proses atribusi sering terjadi bias, diantaranya adalah actor observer
effect, dimana seseorang akan mengatribusikan kegagalan atau perilaku negatif
dalam penyebab yang eksternal sedangkan perilaku orang lain dalam penyebab
internal.
Penelitian ini dilakukan untuk melihat perbedaan pola atribusi kausal affair
wanita lajang pelaku affair dan bukan pelaku affair. Alat ukur yang digunakan
dalam penelitian ini adalah Causal Dimension Scale II yang dibuat oleh Russel dan kawan-kawan (1992). Subyek dalam penelitian ini berjumlah 67 orang, yang terdiri
dari 34 pelaku affair dan 33 bukan pelaku affair.
Dari penelitian diperoleh hasil bahwa terdapat perbedaan atribusi kausal
affair pada kedua kelompok subyek penelitian. Kelompok pelaku affair
mengatribusikan perilakunya dalam dimensi yang lebih internal, tidak stabil namun
lebih terkontrol secara personal dibandingkan kelompok bukan pelaku affair.
Dengan demikian baik pelaku rnaupun bukan pelaku, keduanya menganggap bahwa
perilaku affair tidak akan dipertahankan, sedangkan faktor penyebab berada pada
lokus internal atau berkaitan dengan diri pelaku serta dapat dikontrol oleh diri
sendiri.
Sedangkan dalam atribusi kausal tidak melakukan affair antara kedua
kelompok subyek juga terdapat perbedaan dalam dimensi stabilitas, dimana subyek
bukan pelaku mengatribusikan perilakunya ke dalam dimensi internal, stabil, dan
memiliki kontrol personal. Artinya, bukan pelaku affair tetap akan
mempertahankan perilakunya untuk tidak melakukan affair. Pelaku affair
mengatribusikan tidak melakukan affair disebabkan oleh sesuatu yang internal,
tidak stabil tapi juga memiliki kontrol personal. Dengan demikian, pelaku affair
memiliki anggapan bahwa subyek bukan pelaku diperkirakan akan melakukan
affair di masa mendatang.
Tidak ditemukan indikasi bias atribusi bagi pelaku affair dalam
mengatribusikan penyebab perilaku affair seperti yang dikemukakan oleh Jones,
Nisbett dan Watson (dalam Brehm & Kassin, 1993), tetapi terjadi bias atribusi
pada subyek bukan pelaku affair mengingat subyek mengatribusikan perilaku affair
dalam lokus internal atau yang berkaitan dengan diri pelaku. Peneliti melihat
adanya kemungkinan bahwa pelaku affair tidak memandang perilakunya sebagai
hal yang negatif.
Faktor penyebab affair yang paling utama bagi pelaku affair adalah
?menghindari komitmen untuk menjalin hubungan formal?, sedangkan bagi bukan
pelaku lebih memilih, ?menyukai pribadi yang matang'. Faktor penyebab tidak
melakukan affair bagi bukan pelaku maupun pelaku affair lebih disebabkan pada
?kontrol diri yang kuat?.
Pada penelitian lanjutan sebaiknya dilakukan wawancara mendalam,
terutama untuk menggali keterlibatan atau kedekatan emosional pada pasangan
affair, agar kita terhindar dari pandangan bahwa affair terjadi akibat motif-motif
hedonis; seperti alasan ?variasi seks? dan ?kesenangan semata?. Sampel penelitian
juga dapat menggunakan pria lajang yang memiliki affair dengan wanita menikah,
karena adanya perbedaan karakteristik, sehingga penelitian dengan menggunakan
sampel tersebut akan mcnarik untuk dibuat. Adanya ketidaksesuaian hasil
penelitian dengan toeri-teori yang ada merupakan hal yang menarik. Bias yang
terjadi dalam penelitian ini dapat dihindari dengan penelitian lanjutan dengan
sampel yang lebih besar dengan alat yang lebih baik."
1998
S2679
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Niken Ratna Handayani
Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1993
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eko Arisyandi
"Permasalahan kemiskinan merupakan suatu fenomena sosial yang dihadapi oleh seluruh negara didunia, termasuk Indonesia. Data menunjukkan bahwa upaya yang dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Paser untuk mengatasi kemiskinan belum mencapai hasil yang optimal. Peningkatan alokasi anggaran tidak berdampak signifikan terhadap pengurangan angka kemiskinan. Penelitian ini menggunakan berbagai metode, baik secara kualitatif maupun kuantitatif untuk menganalisis faktor penyebab kemiskinan masyarakat di Kabupaten Paser, alternatif kegiatan pemberdayaan masyarakat, dan strategi pemberdayaan masyarakat yang tepat untuk diterapkan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari sembilan faktor, hanya delapan faktor yang relevan menjadi penyebab kemiskinan bagi masyarakat di Kabupaten Paser. Kegiatan pemberdayaan masyarakat yang tepat untuk dilaksanakan adalah melalui kegiatan peningkatan keterampilan dan strategi yang tepat adalah dengan mengantisipasi kelemahan yang ada dan mengatasi ancaman yang muncul dari kegiatan pemberdayaan masyarakat. Hasil akhir yang diharapkan adalah melalui penerapan kegiatan dan strategi yang tepat, maka dapat meningkatkan ketahanan ekonomi masyarakat dan mengurangi angka kemiskinan secara signifikan.

Poverty problem is social phenomenon that become concern for every nation in the world, included Indonesia. Data indicates that efforts from Paser government to deduct poverty rate has not reach optimal result. The raising of budget allocation not giving significant impact toward poverty rate. This research using multi method, as qualitative and quantitative to analyze the factor that cause society?s poverty, alternative of society empowerment?s activity, and strategy for empowernment.
The result of research shows that from nine factors, there are 8 relevant factor that become factor for society?s poverty at Paser Regency. The appropriate empowernment activity is by increase skill of society and the appropriate strategy are anticipate weakness and to contend with threat from activity of empowernment. The expectation from appropriate implementation of activity and strategy of empowernment, it could increase economic resilience and deduct poverty rate significantly."
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Carolina Margaretha
"Studi ini membahas mengenai karakteristik rumah tangga miskin antar wilayah di Indonesia. Regresi dilakukan dalam 6 wilayah, yaitu di tingkat nasional, Jawa dan Bali, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, serta Maluku, Papua, dan Nusa Tenggara. Dengan melakukan regresi di 6 wilayah yang berbeda, studi ini berusaha mencari tahu apakah terdapat perbedaan pengaruh variabel independen terhadap kemiskinan rumah tangga di wilayah yang berbeda. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa karakteristik rumah tangga, individu, serta wilayah secara signifikan mempengaruhi probabilita rumah tangga miskin. Beberapa variabel menunjukkan arah serta nilai yang cukup berbeda antar wilayah.

This research studied interregional household poverty characteristics in Indonesia. Regression analysis was conducted in six different regions, national, Java and Bali, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, and Maluku, Nusa Tenggara, and Papua. The aim of this study is to determine characteristics of poor household and find out whether poor household in different region has different characteristics. The result shows that individual, household and regional characteristics significantly affect probability of poor household. Several variabele shows different sign and value among regions."
Depok: Universitas Indonesia, 2014
S55638
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ely Dinayanti
"Penelitian ini bertujuan untuk memahami permasalahan kemiskinan di DKI Jakarta melalui program pemenuhan hak terhadap tingkat kemiskinan dengan mengambil DKI Jakarta sebagai daerah penelitian selama periode 1999 ? 2005. Efektifitas pertumbuhan diukur dengan Growth Incidence Curve. Sementara program penanggulangan kemiskinan diamati melalui metode qualitatif (interview dan FGD) dengan lokasi penelitian, masyarakat miskin yang tinggal di bawah kolong Jembatan Jl. M.T Haryono Cawang Adapun hasilnya menunjukkan bahwa pertumbuhan dan program penanggulangan kemiskinan tidak efektif untuk mengurangi kemiskinan. Selain tidak memberi perbaikan hidup bagi masyarakat kelas bawah. Program yang dibangun oleah pemerintah dalam rangka untuk mengurangi tingkat kemiskinan, ternyata tidak dapat diakses oleh masyarak miskin. Hal ini dikarenakan, program berbasis pada regristrasi lokal, sedangkan orang miskin yang berada pada percentil terbawah, tidak terdaftar dalam regristrasi lokal.

This research attempts to comprehend the poverty problem in DKI Jakarta through right fullfill program toward poverty rate by taking DKI Jakarta as research samples during period 1999 ? 2005. Growth effectiveness is evaluated by Growth Incidence Curve, while poverty settlement program oversees through qualitatif method (inteview and FGD) Meanwhile program penanggulangan poorness is perceived pass by method qualitatif (interview and FGD) with research location, under class society who live in under bridge M.T. Haryono Street, Cawang, East Jakarta. The growth and poverty settlement program is no longer effective in reducing unwelfare society. Since in addition to provide no more living improvement to underclass society, this program which has constructed by goverment in order to undermine poverty rate in which unable to access by poor. It because the program is actually based on local regristration instead the poor that are not listed under percentile of local registration."
Depok: Universitas Indonesia, 2009
T26316
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 1995
362.5 KEM (1)
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Cindy Aquina Parsaulianna H.
"Skripsi ini mendeskripsikan dukungan sosial yang diberikan oleh ISCO Foundation, secara spesifik di ISCO Foundation Sanggar Manggarai, di masa Pandemi COVID-19 yang dibahas dari disiplin Ilmu Kesejahteraan Sosial. Latar belakang penelitian ini adalah Pandemi COVID-19 dapat memberikan dampak yang signifikan kepada anak, khususnya anak yang berada di fase remaja dan hidup dalam kemiskinan. Untuk itu, dibutuhkan dukungan sosial dalam rangka mendukung remaja tersebut. ISCO Foundation Sanggar Manggarai merupakan salah satu pemberi dukungan sosial kepada anak dampingan mereka sebagai anak yang hidup dalam kemiskinan. Tujuan dari penelitian ini adalah mendeskripsikan gambaran dukungan sosial yang diberikan oleh ISCO Foundation kepada anak dampingan di masa Pandemi COVID-19 serta hambatan yang ditemukan dalam pemberian dukungan sosial. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif-deskriptif dengan triangulasi sumber data untuk meningkatkan kualitas penelitian. Rentang waktu penelitian ini berlangsung sejak September 2021 sampai dengan Juni 2022. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara semi terstruktur yang dilakukan kepada delapan orang informan yang dipilih berdasarkan kriteria informan dengan teknik purposive sampling. Selain itu, studi kepustakaan juga digunakan untuk memperkaya analisis substansi penelitian ini. Penelitian ini mengungkapkan bahwa di masa Pandemi COVID-19, ISCO Foundation Sanggar Manggarai telah memberlakukan sistem daring dan sistem luring. Dari berbagai konteks tersebut, ISCO Foundation Sanggar Manggarai senantiasa memberikan dukungan dalam bentuk dukungan emosional, dukungan instrumental, dukungan informasional, dan dukungan afirmatif. Sementara itu, hambatan dalam memberikan dukungan sosial dapat dilihat dari faktor anak dampingan dan faktor ISCO Foundation Sanggar Manggarai. Hasil penelitian ini dapat memberikan sumbangsih bagi Program Studi Ilmu Kesejahteraan Sosial untuk menambah temuan fenomena sosial terkait kesejahteraan anak serta kelompok manusia pada fase remaja (adolescence) di Mata Kuliah Kesejahteraan Anak dan Perlindungan Anak serta Mata Kuliah Tingkah Laku Manusia dan Lingkungan Sosial. Selain itu, penelitian ini juga dapat memberikan sumbangsih pada Mata Kuliah Pengantar Psikologi bagi Kesejahteraan Sosial terkait dengan konsep dukungan sosial.

This study explains the social support provided by the ISCO Foundation, particularly the ISCO Foundation Sanggar Manggarai, during the COVID-19 pandemic to their assisted children, discussed from the social welfare field of study. Children, especially children in the adolescent phase who live in poverty, can be impacted because of the COVID-19 pandemic. For this reason, social support is essential for them. ISCO Foundation Sanggar Manggarai is one of the providers of social support for their assisted children as children who live in poverty. This study aims to explore the portrait of the social support provided by the ISCO Foundation to their assisted children during the COVID-19 pandemic and the obstacles within it. This research is qualitative-descriptive research with data source triangulation to improve the quality of research. This research was carried out from September 2021 to June 2022. The data collection technique used in this research is semi-structured interviews with eight informants who were selected based on the criteria of the informants with the purposive sampling technique. Addedly, the literature review technique was also used to enrich the analysis of the substance of this research. This thesis demonstrates that during the COVID-19 Pandemic, ISCO Foundation Sanggar Manggarai implemented online and offline methods. From these various contexts, ISCO Foundation Sanggar Manggarai constantly provides support in the form of emotional support, instrumental support, informational support, and affirmative support. In parallel, the obstacle factor when providing social support encountered in assisted children and ISCO Foundation Sanggar Manggarai. The results of this thesis can contribute to the Social Welfare Study Program to add to the findings of social phenomena related to the welfare of children and human groups in the adolescence phase in the Child Welfare and Child Protection Course and the Human Behavior and Social Environment Course. In addition, this thesis can also contribute to the Introduction to Psychology for Social Welfare Course related to the social support concept."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>