Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 133141 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Puspa Wahita Cahyono
"ABSTRAK
Ospek (Orientasi Studi dan Pengenalan Kampus) adalah suatu kegiatan
penerimaan mahasiswa bam yang seringkaii dilaksanakan secara menyimpang oleh
peiaksana sehingga memakan korban setiap tahun. Larangan Menteri Pendidikan untuk
meniadakan Ospek berbentuk perploncoan tidak membuahkan hasil. Penelitian ini
hendak mengungkap kriteria mahasiswa sebagai peiaksana Ospek yang baik
berdasarkan pengelompokkan pada Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) dan jenis kelamin
ditinjau dari gagasan yang mereka kemukakan mengenai Ospek. Peiaksana Ospek yang
baik adalah kelompok mahasiswa yang memiliki gagasan mengenai Ospek yang balk,
yaitu bahwa Ospek diadakan untuk kepentingan mahasiswa baru. Beranjak dari
pemikiran tersebut, penelitian ini menguji ada tidaknya perbedaan gagasan mengenai
Ospek di antara mahasiswa yang dikelompokkan berdasarkan Indeks Prestasi Kumulatif
(IPK) dan jenis kelamin. Selain perbedaan, pengujian terhadap interaksi yang mungkin
terjadi di antara kelompok tersebut juga dilakukan.
Metoda penelitian adalah kuantitatif dengan menggunakan kuesioner yang berisi
skala gagasan mengenai Ospek dengan dua tujuan Ospek diadakan. yaitu untuk
kepentingan mahasiswa baru dan untuk kepentingan peiaksana Ospek. Item disusun
berdasarkan hasil wawancara langsung dan tidak langsung pada sejumtah mahasiswa
dan tinjauan terhadap media massa. Koefisien alpha reliabilitas alat ukur adalah sebesar
0,80. Rumus yang digunakan untuk melihat perbedaan yang signifikan antara dua
kelompok dan interaksi antar kelompok adalah F-fesf melalui analysis of vahance.
Hasil penelitian menunjukkan perbedaan yang signifikan pada pengelompokkan
mahasiswa berdasarkan IPK dan perbedaan yang tidak signifikan pada pengelompokkan
mahasiswa berdasarkan jenis kelamin. Perbedaan yang signifikan pada kelompok
berdasarkan IPK menunjukkan bahwa mahasiswa dengan IPK di atas 2,75 memiliki
gagasan mengenai Ospek yang mementingkan orang lain daripada mahasiswa derigan
IPK di bawah 2,75. Interaksi yang signifikan terdapat pada kelompok mahasiswa
berdasarkan IPK dengan kelompok mahasiswa berdasarkan jenis kelamin.
Kesimpulan yang ditarik dari hasil penelitian ini adalah bahwa peiaksana Ospek
sebaiknya adalah mahasiswa yang memiliki IPKdi atas 2,75. Saran-saran diajukan untuk
pelaksanaan Ospek dan penelitian selanjutnya, yaitu melakukan seleksi anggota panitia
Ospek secara ketat, dan menggunakan metode kualitatif melalui wawancara mendalam
terhadap subyek penelitian untuk menggali data dan informasi agar lebih dalam dan
akurat."
2001
S2791
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
cover
cover
Muchlis Riza
"Jurusan Keperawatan Politeknik Kesehatan Palembang sebagai salah satu lembaga pendidikan keperawatan di Palembang, memiliki peran dan tanggung jawab dalam mengantarkan peserta didiknya menjadi tenaga perawat profesional melalui proses belajar mengajar. Keberhasilan peserta didik dalam proses belajar yang dinyatakan dalam Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) akan menggambarkan kemampuan profesional mereka di bidang keperawatan.
Dalam penelitian awal melalui data sekunder didapatkan 67 % lulusan tahun 2003 memiliki IPK < 2,75. Kesenjangan IPK diantara peserta didik terutama antara peserta didik kelas khusus dengan peserta didik kelas regular. Hal tersebut mendorong peneliti untuk menganalisis faktor psikologis yang berhubungan dengan indeks prestasi kumulatif (IPK) mahasiswa di Jurusan Keperawatan Politeknik Kesehatan Palembang.
Desain penelitian yang digunakan dalam studi ini adalah cross sectional, karena peneliti hanya ingin melihat faktor psikologis yang berhubungan dengan IPK, dan tidak bermaksud untuk melihat hubungan sebab akibat. Populasi dan sampel penelitian ini adalah mahasiswa tingkat III (semester VI kelas regular dan semester IV kelas khusus) di Jurusan Keperawatan Politeknik Kesehatan Palembang tahun 2004 sebanyak 110 orang mahasiswa.
Data kuantitatif diperoleh melalui kuesioner yang berisi 7 variabel karakteristik psikologis mahasiswa. Jumlah kuesioner sebanyak 70 butir yang terdiri dari 20 butir variabel motivasi belajar, 10 butir variabel minat pada bidang keperawatan, 5 butir variabel sikap terhadap profesi perawat, 10 butir variabel persepsi terhadap dosen, 5 butir variabel persepsi terhadap mata ajaran, 10 butir variabel persepsi terhadap fasilitas pendidikan, dan 10 butir variabel persepsi terhadap profesi perawat. Pengolahan dan analisis data disajikan dalam bentuk analisis univariat, analisis bivariat, dan analisis multivariat.
Hasil analisis univariat menunjukkan bahwa IPK responden <2,75 masih cukup tinggi, terutama pads kelas regular dengan ciri-cirinya umur muda, belum bekerja, sehingga sangat membutuhkan IPK>2,75 untuk mendapatkan pekeijaan atau melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Hasil analisis bivariat menunjukkan ada 3 variabel yang memiliki hubungan yang bermakna dengan IPK yaitu : variabel motivasi, variabel jenis kelamin, dan variabel jenis kelas. Hasil analisis multivariat menunjukkan variabel motivasi merupakan variabel paling dominan dibandingkan variabel lainnya.
Saran yang dapat diberikan dari hasil penelitian ini terutama pada institusi pendidikan tempat peneliti melakukan penelitian yaitu untuk memperhatikan faktor-faktor yang dapat membangkitkan motivasi belajar peserta didik, antara lain menganjurkan pada staf pengajarnya untuk mendorong semangat belajar dengan sering memberikan kuis setiap selesai pokok bahasan, membahas hasil kuis sebelum dimulai pokok bahasan yang baru. Juga agar dapat menciptakan suasana kondusif bagi peserta didik untuk bersaing secara sehat dalam mengejar prestasi belajar, misalnya berupa pemberian reward atau penghargaan bagi peserta didik yang mendapat prestasi terbaik setiap semester, mendorong dibentuknya kelompok belajar yang efektif berupa sering memberi penugasan terstruktur baik secara individu maupun kelompok pada peserta didik.
Kepustakaan : 34 (1967 - 2002)

Psychological Characteristics Related to Cumulative GPA among Students in the Department of Nursing Palembang Health Polytechnic Year 2004 Department of Nursing, Palembang Health Polytechnic as nursing education institution in Palembang plays important role and is responsible in educating its students to be professional nurse through learning process. The success of students in the learning process is manifested in cumulative Grade Point Average (GPA} that also reflects the professional skill in nursing.
Preliminary study using secondary data showed that 67% graduates of 2003 had GPA < 2.75. There was gap of GPA among those attend special and regular classes. These motivate researcher to analyze further the psychological factors related to GPA among students in the Department of Nursing, Palembang Health Polytechnic.
Design used in the study was a cross sectional one since the researcher intended to examine the association and not causality. Population and sample of this study were 110 Grade 3 students (semester 6 of regular class and semester 4 of special class) in the Department of Nursing, Palembang Health Polytechnic year 2004.
Quantitative data was obtained through questionnaire contained 8 psychological characteristics variables. Questionnaire consisted of 70 items, 20 items of study motivation variable, 10 items of interest in nursing variables, 5 items of attitude toward nurse profession variables, 10 items of perception toward lecturer, 5 items of perception toward study subject variables, 10 items of perception toward education facility, and 10 items of perception toward nurse profession. Data analyses were presented in form of univariate, bivariate, and multivariate analyses.
Result of univariate analysis indicate that < 2,75 responder GPA still be high enough, especially at regular class with its young age characteristics, not yet worked, so that require > 2,75 GPA to get work or continue education to higher level. Analysis result of bivariate show there are 3 variables own a relation with GPA those are : motivation variable, gender variable, and class type variable. An analysis result of multivariate show motivation variable is the most dominant compared to other variable.
Suggestion which can be given from this research result is especially at institution of education where researcher researching which is to pay attention to factors which can awaken education competitor study motivation , for example suggesting instructor staff to keep up the study spirits by oftenly giving quis every time the fundamental study finished, discuss the quis result before starting new fundamental study. Also in order to create conducive atmosphere for educative competitor to compete healthyly in pursuing study achievement, for example in the form of giving reward or appreciation for educative competitor who get best achievement each semester, support the forming of effective study group by oftenly give structured assignation either by individual or educative competitor.
References: 34 (1967-2002)
"
Depok: Universitas Indonesia, 2004
T 12908
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tritana Gondhoyoewono
"ABSTRAK
Penelitian Bimbingan dan Konseling di perguruan tinggi di Indonesia telah banyak dilakukan, tetapi penelitian tentang keefektifan pendekatan konseling, selama ini masih belum banyak dilakukan. Penelitian ini mencoba untuk meneliti efektivitas layanan konseling khususnya terhadap dua pendekatan yaitu layanan konseling dengan pendekatan sugestif dan layanan konseling dengan pendekatan persuasif.
Kelompok sampel pada penelitian ini terdiri atas 20 mahasiswa yang memperoleh layanan konseling dengan pendekatan sugestif, 20 mahasiswa yang memperoleh layanan konseling dengan pendekatan persuasif, 20 mahasiswa sebagai kelompok kontrol tidak mendapat layanan konseling.
Populasi penelitian ialah mahasiswa Akademi Akuntansi Trisakti semester 3 tahun ajaran 1990/1991 yang IPK-nya kurang dari 2,0; dan sampel ditentukan dengan randomisasi.
Ada tiga hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini. Pertama: peningkatan prestasi belajar mahasiswa yang mendapatkan layanan konseling dengan pendekatan sugestif secara signifikan lebih tinggi daripada peningkatan prestasi belajar mahasiswa yang tidak mendapatkan layanan konseling. Kedua: peningkatan prestasi belajar mahasiswa yang mendapatkan layanan konseling dengan pendekatan persuasif secara signifikan lebih tinggi daripada peningkatan prestasi belajar mahasiswa yang tidak mendapatkan layanan konseling. Ketiga: peningkatan prestasi belajar mahasiswa yang mendapatkan layanan konseling dengan pendekatan sugestif secara signifikan berbeda daripada peningkatan prestasi belajar mahasiswa yang mendapatkan layanan konseling dengan pendekatan persuasif.
Hasil pengujian hipotesis menunjukkan: a). layanan konseling dengan pendekatan sugestif dapat meningkatkan prestasi belajar mahasiwa, b). layanan konseling dengan pendekatan persuasif dapat meningkatkan prestasi belajar mahasiswa, c). tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara pendekatan sugestif dan pendekatan persuasif dalam hubungannya dengan peningkatan prestasi belajar mahasiswa.
Tesis ini ditutup dengan saran-saran praktis bagi instansi terkait khususnya Koordinator Perguruan Tinggi Swasta Wilayah III, Akademi Akuntansi Trisakti serta peneliti lain yang berminat melakukan penelitian sejenis.
"
1991
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Makmur
"Akademi Keperawatan sebagai salah satu lembaga pendidikan di lingkungan Departemen Kesehatan memiliki peran strategis dalam mengantarkan peserta didik Akademi Keperawatan menjadi perawat profesional pemula melalui proses belajar mengajar. Keberhasilan belajar peserta didik yang dinyatakan dalam indeks prestasi (IP) akan menggambarkan kemampuan profesional mereka dimasa mendatang sebagai perawat. Permasalahan di AKPER Pemkab Labuanbatu adalah rendahnya IP peserta didik, bila hal ini dibiarkan dan tidak diperhatikan secara serius maka akan berpengaruh terhadap kemampuan lulusan tenaga perawat dalam melakukan pelayanan kesehatan.
Adanya masalah tersebut mendorong peneliti untuk menganalisa hubungan antara persepsi layanan pendidikan, nilai ujian masuk, dan motivasi dengan indeks prestasi belajar mahasiswa Akademi Keperawatan Pemkab Labuanbatu.
Tujuan penelitian ini adalah diketahuinya gambaran tentang hubungan antara persepsi layanan pendidikan, nilai ujian masuk, dan motivasi dengan prestasi belajar mahasiswa AKPER Pemkab Labuanbatu.
Desain penelitian yang digunakan adalah cross sectional. Populasi penelitian adalah peserta didik semester I, III, dan V AKPER PemkabLabuanbatu, tahun akademik 2001/2002 sebanyak 180 mahasiswa semuanya 162 dijadikan sebagai sample
Data kuantitatif yang diperoleh sebanyak 162 mahasiswa dan semuanya dijadikan sebagai sampel. Data diperoleh melalui kuesioner dan dokumen. Pengolahan dan analisa data secara Univariat, Bivariat, dan Multivariat.
Hasil analisa Bivariat memperlihatkan bahwa variabel yang berhubungan dengan prestasi belajar adalah suku bangsa p value = 0,045, asal sekolah p value = 0,039, nilai ujian masuk p value = 0,006, dan motivasi berprestasi p value = 0,015. Hasil analisa multivariat menghasilkan variabel yang berhubungan dengan prestasi belajar ialah motivasi berprestasi dengan nilai OR = 2,84.
Untuk meningkatkan indeks prestasi mahasiswa AKPER Labuanbatu perlu mendorong mahasiswa agar meningkatkan kebutuhan berprestasinya. Bagi peneliti lain untuk meneliti lebih lanjut, faktor lain yang berhubungan dengan indeks prestasi.
Kepustakaan 32 (1985-2001)

The Relation among Perception of Education Services, Entrance Test Grade, and Motivation mib Studying Prestation Index Student of Nursing Academy Distric Office of LabuanbatuNursing Academy is one of the education institute under Departement of Health, having a strategic role to educate students of Nursing Academy to become beginner professional nurses through a studying and learning process. The success of study is indicated in Study Achievement Index, will picture their capability to become professional nurses in the future. The problem faced in the Nursing Academy of District Office of Labuanbatu is the lower Achievement Index of the student, if this things ignored and seriously not interested then influence the capability of nurse graduate in doing the public health services.
The problem encourage the scientist to analyze the relation among perception of education services, entrance test graduate, and motivation mib studying prestation index student of Nursing Academy District Office of Labuanbatu.
The final aim of this research to have a picture about correlation among perseption of education services, entrance test graduate, and motivation mib studying prestation index student of Nursing Academy District Office of Labuanbatu.
The design of research used in this study is Cross Sectional. Population research are students semester I, III, and V Nursing Academy District Office of Labuanbatu, academic years 2001/2002.
The quantitative data which collected is 162 students and both of the data used as a sample.The data collected through questionnaires and document. The processed and analyzed data univariat, bivariat as well as multivariate. The analyzed bivariat result which variable showed correlation with studying index is tribe p value 0,045, school origin p value = 0,039, entrance test grade p value = 0,006, and motivation achievement p value = 0,015, the result of multivariate analyzing produced variable which correlated with prestation index is motivation achievement with result OR = 2,84.
To increase student prestation Nursing Academy District Office of Labuanbatu needs to encourage the students to increase their need for achievement, and for other researcher to research continuosly, other factor which correlated with prestation index.
"
Depok: Universitas Indonesia, 2002
T12719
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sanie Mirzatya
"Asesmen formatif merupakan proses evaluasi pembelajaran dengan mengumpulkan informasi dan bukti tentang hasil pembelajaran guna merencanakan kegiatan pembelajaran selanjutnya. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara tingkat akademik dan jenis kelamin dengan persepsi mahasiswa kedokteran terhadap asesmen formatif, menggunakan kuesioner Student Perception of Formative Assessment (SPFA) yang telah diadaptasi secara transkultural dan divalidasi dalam konteks pendidikan kedokteran di Indonesia. Desain penelitian ini adalah cross-sectional dengan metode cluster random sampling, melibatkan 253 responden. Analisis statistik meliputi uji deskriptif, uji normalitas, dan uji Mann-Whitney untuk menentukan signifikansi perbedaan antar kelompok. Hasil menunjukkan bahwa kuesioner SPFA versi Indonesia valid secara konten, meskipun satu subkala memiliki reliabilitas <70. Subkala authenticity memperoleh nilai rata-rata tertinggi, sementara consultation terendah. Terdapat perbedaan signifikan dalam persepsi mahasiswa laki-laki preklinik dengan laki-laki klinik dan perempuan klinik pada subkala accommodation, serta perbedaan pada subkala transparency dan preference. Hasil ini menunjukkan adanya perbedaan persepsi signifikan berdasarkan tingkat akademik dan jenis kelamin terkait asesmen formatif.

Formative assessment is a learning evaluation process by collecting information and evidence about learning outcomes in order to plan further learning activities. This study aims to analyze the relationship between academic level and gender with medical students' perceptions of formative assessment, using the Student Perception of Formative Assessment (SPFA) questionnaire that has been adapted transculturally and validated in the context of medical education in Indonesia. The design of this study was cross-sectional with a cluster random sampling method, involving 253 respondents. Statistical analysis included descriptive tests, normality tests, and Mann-Whitney tests to determine the significance of differences between groups. The results showed that the Indonesian version of the SPFA questionnaire was valid in terms of content, although one subscale had a reliability of <70. The authenticity subscale obtained the highest average score, while consultation was the lowest. There were significant differences in the perceptions of male preclinical students with male clinics and female clinics on the accommodation subscale, as well as differences in the transparency and preference subscales. These results indicate significant differences in perceptions based on academic level and gender related to formative assessment."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nadeak, Christine Permatasari
"ABSTRAK
Skripsi ini membahas tentang pcnguasaan sonkeigo dan kenjougo dalam kehidupan sehari-hari di kalangan mahasiswa Universitas Ryukyu dan hubungannva dengan jenis kelamin responden, yaitu laki-laki dan perempuan.
Metode Penelitian yang digunakan dalam skripsi ini adalah metode penelitian kuantitatif, dengan pengumpulan dara menggunakan kuesioner. Teknik sampling yang digunakan adalah purposive sample, yang merupakan bagian dari nonprobability sampling.
Dan analisa penelitian ini dapat disimpulkan bahwa responden tidak menguasai penggunaan sonkeigo, secara tidak langsung mereka juga tidak menguasai kenjougo dan teineigo. Responden yang tidak tahu atau salah menggunakan sonkeigo biasanya salah mengekspresikan rasa hormat dengan kenjougo atau hanya dengan teineigo saja. Kemudianditemukan kecenderungan mengubah bentuk hormat yang sudah ada ke bentuk RARERU dan penggunaan ekspresi hormatat sonkeigo dan kenjougo dimana rasa hormat cukup hanya dengan teineigo saja (berlebihan, tidak ada hubungannya dengan pembicara).
Dan hasil penghitungan statistik didapat hasil bahwa kalimat no 3,6,7 dan 10 mempunyai hubungan dengan jcnis kelamin responden. Artinya responden laki-laki dan perempuan menpunvai peluang yang berbeda untuk menjawab kalimat angket yang ada.

"
2001
S13517
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Emeraldina Darmidjas
"Secara hukum, wanita dan pria memiliki hak dan kewajiban yang sama sebagai warga negara Indonesia. Partisipasi wanita di Iapangan pekerjaan telah banyak dijumpai dalam berbagai bidang pekerjaan baik yang secara tradisional dianggap sesuai dengan ciri-ciri feminin wanita maupun di bidang non tradisional yang Iebih banyak didominasi pria. Alasan mengapa wanita memutuskan untuk bekerja dan melakoni tugas sebagai ibu rumah tangga pada saat yang bersamaan juga sudah berbeda-beda. Banyak wanita memilih untuk berkarya di luar rumah atas dasar keinginan sendiri dan bukan karena terpaksa dengan tujuan yang beragam pula (mencari pengaIaman, memanfaatkan ilmu, memanfaatkan waktu luang, menambah rasa percaya diri dan Iain-lain). Namun demikian, bagi wanita yang telah menikah, peran ganda yang dilakoni seringkali menimbulkan masalah seperti stress dan konflik dalam perkawinan akibat kelebihan beban tanggung jawab yang harus dipikul. Di satu pihak wanita dituntut untuk menjadi istri dan ibu rumah tangga sesuai dengan norma dan harapan masyarakat, dan pihak Iain ia juga dituntut untuk menampilkan unjuk kerja yang baik dan komit terhadap pekeriaan yang ditekuninya sesuai dengan tuntutan perusahaan dimana ia bekerja. Dapat dikatakan bahwa peran serta wanita dalam dunia kerja masih menimbulkan masalah dan diperdebatkan oleh berbagai pihak. Hal ini antara Iain disebabkan oleh ketidakmampuan masyarakat dan individu itu sendiri melepaskan diri dari sikap stereotip peran jenis kelamin tradisional yang menganggap wanita serba Iemah dan kurang bisa melibatkan diri dalam dunia yang penuh persaingan, membutuhkan rasa percaya diri atau kemampuan mengambil keputusan yang tepat seperti halnya daiam dunia kerja.
Hidupnya pandangan seperti di atas pada masyarakat Indonesia, membuat wanita terhambat untuk bekerja di Iuar rumah dan mengembangkan karirnya. Dibandingkan dengan wanita, dalam meniti karir pria tidak menghadapi masalah yang timbul sebagai akibat dari tuntutan peran seperti yang dihadapi wanita. Tuntutan peran ganda inilah yang dengan sendirinya mempengaruhi wanita bekerja karena tidak jarang ia terpaksa meninggalkan dunia kerja atau karir yang sudah dirintisnya karena menikah atau melahirkan anak, atau bahkan karena suaminya tidak mengizinkan bekerja di Iuar rumah.
Penelitian ini dikukan berkaitan dengan Iatar belakang masalah seperti yang telah dijelaskan di atas untuk mengetahui apakah orientasi peran jenis kelamin dan penyesuaian perkawinan berhubungan secara signifikan dengan komitmen karir pada wanita menikah yang bekerja. Komitmen karir yang dimaksud di sini adalah keinginan individu untuk terus bekerja sepanjang hidupnya. Komitmen karir merupakan hal yang menarik untuk diteliti karena merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mengetahui motivasi berkarir pada seseorang. Penelitian-penelitian terdahulu telah membuktikan bahwa ternyata komitmen karir yang tinggi memiliki ciri-ciri motivasi kerja tinggi, kepuasan kerja tinggi dan kecenderungan lebih rendah untuk menampilkan unjuk kerja yang tidak diharapkan. Dalam kaitannya dengan peran jenis kelamin, ditemukan bahwa karakteristik kepribadian maskulin mempunyai kontribusi yang signifikan terhadap komitmen karir pada wanita bekerja. Suatu penelitian lain yang dilakukan di barat menemukan bahwa komitmen karir pada wanita sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor di Iuar pekerjaan (extra-work variables) seperti kepuasan dan penyesuaian perkawinan. Mengacu pada temuan-temuan ini maka peneliti tertarik untuk melihat kecenderungan yang ada di Indonesia.
Jumlah subyek yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 200 orang dengan kriteria sudah menikah, sudah bekerja minimal selama 2 tahun, dan berpendidikan minimal akademi atau yang sederajat. Teknik pengampilan sampel adalah teknik insidental sampling, dimana subyek diambil berdasarkan kemudahan pengambilannya dan kebutuhan penelitian saja. Sedangkan alat yang dipakai untuk mangukur setiap variabel penelitian adalah berupa skala yaitu skala penyesuaian perkawinan (Dyadic Adjustment Scale), skala peran jenis kelamin dari Bem (Bem Sex Role Inventory) dan Career Commitment Scale untuk mengukur komitmen karir.
Hasil yang didapat antara Iain adalah bahwa ternyata sebagian besar subyek wanita menikah yang bekerja memiliki tingkat penyesuaian perkawinan dan komitmen karir yang tergolong tinggi, serta memiliki aspek maskulinitas dan femininitas yang sama-sama tinggi (memiliki orientasi peran jenis kelamin androgin). Tidak ada kontribusi yang signifikan dan penyesuaian perkawinan terhadap komitmen karir, namun terdapat adanya signifikansi dan orientasi peran jenis kelamin feminin terhadap komitmen karir. Selain itu, ditemukan juga bahwa ternyata ada total masa kerja subyek mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap komitmen karirnya."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1998
S2700
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>