Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 165489 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Jihan Kemala
"Penampilan yang menarik sudah dianggap sebagai hal yang penting dalam kehidupan sekarang, terutama pada wanita (Unger & Crawford, 1992). Wanita yang berpenampilan menarik cenderung mendapatkan atribut-atribut positif dan pengakuan dari masyarakat. Oleh karena itu, wanita akan selalu berusaha untuk selalu tampil menarik.
Pandangan tentang penampilan fisik yang menarik selalu berubah sejalan dengan waktu. Hayes (dalam Kosmopolitan 1999) menyimpulkan bahwa bentuk tubuh yang ideal pada masa sekarang adalah langsing dan padat berisi. Standar bentuk tubuh yang ideal tersebut akan mempengaruhi persepsi, penilaian dan penghargaan individu terhadap tubuhnya, atau mempengaruhi citra tubuh yang dimilikinya. Citra tubuh adalah gambaran yang dimiliki seseorang tentang tubuhnya.
Dengan adanya standar bentuk tubuh yang ideal di masyarakat, wanita akan selalu berusaha memenuhi standar tersebut (Mazur, dalam Heinberg, 1996). Tetapi usaha yang dilakukan wanita tidak selalu bersifat positif, seperti minum obat pencahar, memuntahkan makanan dan melakukan diet ketat (Killen, dalam Garber,1994). Bila usaha ini dilakukan dapat menimbulkan gangguan pola makan, seperti anorexia nervosa dan bulimia nervosa. Oleh karena itu, penting untuk mencari cara yang positif yang dapat digunakan untuk meningkatkan citra tubuh tanpa melakukan cara-cara yang negatif.
Olahraga merupakan salah satu cara yang lebih baik untuk membentuk tubuh menjadi ideal. Tetapi wanita lebih jarang melakukan olahraga dibandingkan dengan pria (Santrock, 1990). Olahraga yang paling diminati wanita saat ini adalah senam aerobic dan senam body language (Sartika, 1999).Senam body language adalah suatu rangkaian gerakan senam yang berbeda dari gerakan senam pada umumnya. Pada senam body language, gerakan dilakukan seiring antara pernafasan, dan sikap tubuh yang baik. Salah satu manfaat yang didapat dengan melakukan senam body language adalah membakar kalori dan membentuk tubuh. Dengan manfaat yang didapat dari senam body language, ingin diketahui apakah senam body language dapat meningkatkan kepuasan citra tubuh. Bila senam body language terbukti dapat meningkatkan citra tubuh, kemungkinan tersebut dapat digunakan sebagai media intervensi bagi penderita gangguan pola makan.
Penelitian ini bersifat deskriptif dengan tipe penelitian studi komparatif yaitu membandingkan kepuasan citra tubuh antara kelompok peserta senam body language yang sudah melakukan lebih dari 20 kali latihan (2 paket) dan peserta yang baru mengikuti latihan senam body language (kurang dari 10 kali latihan). Alat yang digunakan untuk mengukur kepuasan citra tubuh dalam penelitian ini adalah alat Multidimensional Body-Self Relation Questionnaire (MBRSQ) (Cash, 1994), yang terdiri dari 10 subskala : evaluasi penampilan, orientasi penampilan, evaluasi kebuugaran, orientasi kebugaran, evaluasi kesehatan, orientasi kesehatan, orientasi tentang penyakit, kepuasan area tubuh, kategori berat badan dan kecemasan terhadap kegemukan.
Pengolahan data penelitian dilakukan independenl sample t-lesl untuk melihat apakah ada perbedaan kepuasan citra tubuh antara kelompok peserta lama dan peserta baru. Selain itu, dilakukan pula metode wawancara untuk dapat memperjelas hasil kuesioner.
Hasil menunjukkan bahwa ada perbedaan yang bermakna dalam hal kepuasan citra tubuh pada kelompok peserta lama dan kelompok peserta baru. Dalam arti, kelompok peserta lama lebih merasa puas dengan tubuhnya dan merasa dirinya menarik, dibandingkan dengan kelompok peserta baru. Dari sepuluh subskala kepuasan citra tubuh ternyata ada enam subskala yang berbeda secara signifikan, yaitu evaluasi penampilan, evaluasi kebugaran fisik, orientasi kebugaran fisik, orientasi kesehatan, kepuasan area tubuh dan pengkategorian berat badan.
Dari hasil wawancara dapat disimpulkan bahwa peserta lama lebih memandang positif terhadap tubuhnya dan merasa lebih percaya diri dibandingkan dengan peserta baru. Peserta lama juga lebih merasa puas akan penampilannya secara keseluruhan. Dari peserta yang diwawancara, mereka menginginkan bentuk tubuh yang langsing cenderung kurus tapi tidak lurus dan rata, melainkan langsing atau cenderung kurus dengan otot yang kencang dan padat berisi.
Saran yang diberikan adalah dilakukannya penelitian lebih lanjut tentang senam hody language, terutama kaitannya sebagai sarana positif untuk membantu penderita gangguan pola makan. Selain itu, perlu melakukan penelitian dengan memakai sampel yang mengalami gangguan pola makan dan diintervensi dengan senam hody language, sehingga akan didapat hasil yang lebih jelas tentang manfaat senam body language sebagai media intervensi bagi penderita gangguan pola makan. Penelitian lebih lanjut juga dapat dilakukan dengan membandingkan kepuasan citra tubuh pada wanita usia middle adulthood atau dengan membandingkan citra tubuh antara pria dan wanita."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2000
S2983
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vanderbilt, Tom
"Mengapa begitu banyak dari kita berhenti mempelajari keterampilan baru kala beranjak dewasa? Apakah kita takut gagal? Sudahkah kita melupakan kesenangan menjadi seorang pemula?
Terhalang oleh kompetensinya sendiri di pertengahan karier, Tom Vanderbilt pun terinspirasi oleh anak perempuannya yang selalu ingin tahu cara melakukan hampir semua hal. Vanderbilt memutuskan untuk meluangkan waktu satu tahun tahun penuh demi “bersenang-senang sambil belajar.” Dia mempelajari lima keterampilan utama: catur, menyanyi, berselancar, menggambar, dan juggling
Apa yang tidak dia duga adalah betapa menyenangkannya menyanyikan lagu-lagu Spice Girls dalam paduan suara amatir, kalah dalam permainan catur dari anak berusia delapan tahun, hingga setengah mati menghindari kalajengking di sebuah kamp selancar di Kosta Rika. Sepanjang jalan, ia mewawancarai puluhan ahli untuk mengeksplorasi sisi psikologi dan sains yang menarik di balik manfaat menjadi pemula dewasa.
Menenun penelitian komprehensif dan wawasan mengejutkan yang diperoleh dari eksperimen pembelajarannya, Vanderbilt menunjukkan bahwa rasa ingin tahu yang segar membukanya pada kebahagiaan mendalam dan hubungan yang lebih dekat dengan orang-orang di sekitarnya. Karena sebuah tindakan kecil penemuan kembali--pada usia berapa pun--dapat membuat hidup tampak ajaib.
"
Yogyakarta: Bentang, 2021
153.1 VAN b
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Adisya
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana hubungan antara motivasi kerelawanan dan kepribadian narsisistik pada relawan di Indonesia yang berusia 18-29 tahun emerging adulthood. Penelitian ini merupakan penelitian korelasional dengan responden relawan yang berjumlah 2002 responden. Motivasi kerelawanan diukur dengan menggunakan Volunteer Function Inventory VFI, dan kepribadian narsisistik diukur dengan menggunakan Narcissism Personality Inventory NPI-13, kedua instrumen tersebut telah diadaptasi ke dalam Bahasa Indonesia. Pada motivasi kerelawanan, terdapat enam dimensi motivasi kerelawanan, yaitu nilai, karir, sosial, pemahaman, peningkatan harga diri, dan protektif. Pada kepribadian narsisistik, terdapat tiga dimensi kepribadian narsisistik, yaitu leadership/authority, grandiose exhibitionism, dan entitlement/exploitativeness. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1 terdapat hubungan yang negatif dan signifikan antara motivasi nilai dengan kepribadian narsisistik grandiose exhibitionism, 2 terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara motivasi karir dengan ketiga kepribadian narsisistik leadership/authority, grandiose exhibitionism, dan entitlement/exploitativeness, 3 terdapat hubungan yang negatif dan signifikan antara motivasi sosial dengan kepribadian narsisistik entitlement/exploitativeness, 4 terdapat hubungan yang negatif dan signifikan antara motivasi pemahaman dengan kepribadian narsisistik leadership/authority dan entitlement/exploitativeness, 5 terdapat hubungan positif dan signifikan antara motivasi kerelawanan peningkatan harga diri dengan kepribadian narsisistik leadership/authority dan entitlement/exploitativeness, 6 terdapat hubungan positif dan signifikan antara motivasi protektif dengan kepribadian narsisistik entitlement/exploitativeness.

The purpose of this research is to examine the correlation between volunteering motivation and narcissistic personality among volunteer in Indonesia within age of 18 29 years old emerging adulthood. This research uses correlational method with 2002. Volunteering motivation was measured by Volunteer Function Inventory VFI and narcissistic personality was measured by Narcissism Personality Inventory NPI 13, both have been adapted to Bahasa Indonesia. Volunteering motivation consist of six dimensions which are values, career, social, understanding, enhancement, and protective. Narcissistic personality consists of three dimensions which are Leadership Authority, Grandiose Exhibitionism, and Entitlement Exploitativeness. The result indicated 1 there was significant negative correlation between value motivation and grandiose exhibitionism personality, 2 there was significant positive correlation between career motivation and three of the narcissistic personality leadership authority, grandiose exhibitionism, and entitlement exploitativeness, 3 there was significant negative correlation between social motivation and entitlement exploitativeness personality, 4 there was significant negative correlation between understanding motivation and two of the narcissistic personality, which are leadership authority and entitlement exploitativeness, 5 there was significant positive correlation between enhancement motivation and two of the narcissism personality, which are leadership authority and entitlement exploitativeness, 6 there was significant positive correlation between protective motivation and entitlement exploitativeness personality."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maria Santi Widyartini
"Perilaku mengambil tanggung jawab merupakan perilaku peran ekstra yang berorientasi mempengaruhi fungsi organisasi dengan mengubah cara berjalannya proses kerja. Nilai yang menjadi pedoman hidup individu dan menjadi tujuan yang ingin dicapainya diduga dapat menjelaskan fenomena perilaku mengambil tanggung jawab. Dengan menggunakan teori nilai dasar dari Schwartz (1992), studi ini menguji apakah nilai keterarahan diri, keselarasan, prestasi, dan kekuasaan dapat memberikan efek utama pada perilaku mengambil tanggung jawab. Persepsi individu pada iklim kelompok yang mendukung inovasi juga diduga akan berpengaruh memperkuat hubungan antara nilai individu dengan perilaku mengambil tanggung jawab. Penelitian korelasional dilakukan pada 111 responden di suatu BUMN pada karyawan level staf. Metode pengumpulan data dengan menggunakan dua sumber yaitu penilaian diri sendiri dan penilaian dari atasan. Hasil menunjukkan dari tipe nilai keterarahan diri, keselarasan, dan prestasi, dan kekuasaan, hanya nilai kekuasaan yang memiliki efek utama. Dengan koefisien regresi sebesar .242 p<0.05, nilai kekuasaan menjelaskan 6.3% pada perubahan perilaku mengambil tanggung jawab. Namun hasil menunjukkan bahwa iklim yang mendukung inovasi tidak berkorelasi dengan perilaku mengambil tanggung jawab. Iklim inovasi juga tidak memberikan efek moderasi bagi hubungan nilai keterarahan diri, keselarasan, prestasi dan kekuasaan dengan perilaku mengambil tanggung jawab.

Taking charge is an extra-role behaviour which intend to effect organizationally functional change by giving constructive effort in changing how work is executed within the jobs. This research attempts to examine individual values in order to understand taking charge behaviour at work. By using Schwartz's basic individual theory, this study proposed there are main effects from type of values selfdirection, conformity, achievement, and power to taking charge behaviour. The role of perceived innovation support climate as moderator between each values and taking charge behaviour was also proposed in this study. The study was conducted in state owned enterprises organization and all the respondents were employees in staff level. I used data from different sources (self-report and supervisor-rating) and obtained 111 respondents. The findings show only power could become a main predictor for taking charge otherwise the others values have no significant main effect. With R2= .063 (βpower = .242, p<0.05), power can only explain 6.3% variance of taking charge. Perceived innovation support climate also shows no significant correlation with taking charge. Moreover, perceive innovation support climate has no moderation effect to each values and taking charge.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2016
T46223
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kusdini Kusuma Wardani
"Jurnal ini membahas tentang kasus diskriminasi yang dilakukan oleh warga Lenteng Agung terhadap Lurah Susan terkait dengan isu SARA. Yang menjadi permasalahan adalah dengan diangkatnya Lurah Susan memunculkan demo di kalangan Warga Lenteng Agung. Jika mengacu kepada konsep social cognition, terjadinya demo tersebut disebabkan adanya errors in social thinking berupa biased preception. Berdasarkan hal itu, yang menjadi pertanyaan penulis adalah apa yang dilakukan Lurah Susan untuk mengcounter prejudice terhadap dirinya untuk mendapatkan kesan positif. Dari hasil pembahasan, penulis mendapatkan bahwa cara yang dilakukan Lurah Susan sudah cukup efektif dalam membangun kesan positif, dibuktikan dengan diperolehnya penghargaan dan sanjungan oleh Gubernur DKI.

This journal discusses about discrimination case done by Lenteng Agung citizen against Lurah Susan related to SARA (Ethnicity, Religion, Race, and Social Groups). The main problem was the inaguration of Lurah Susan, Lenteng Agung citizen started a demonstration. Referring to social cognition concept, the demonstration occurent was caused by errors in social thinking in form of biased preception. Based on the research, arise a question on what Lurah Susan did to encounter the prejudice towards her to get a positive image. Conclusion of this matter is Lurah Susan did a quiet effective way in building her positive image, proven by her achievement and flattery she got from the DKI Governer.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
MK-PDF
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Schwartz, David Joseph
Batam: Binarupa Aksara, 1996
153.42 SCH b
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Schwartz, David Joseph
Jakarta : Binarupa Aksara, 1992
153.42 SCH b
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Harefa, Andrias, 1964-
Jakarta: Kompas, 2004
370.152 3 AND m
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>