Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 96564 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1991
06 Ham b
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Jon Harmintardjojwono
"Tuntutan mendapatkan efisiensi yang tinggi pada alat pembakar, pada kondisi kerja yang tertentu, mendorong perancangan, pembuatan, dan pengembangan yang lebih baik alat bakarnya. Untuk mewujudkan hal ini, fenomena-fenomena pembakaran,pencampuran bahan bakar oxidant, stabilisasi nyala, harus dipahami benar.
Penelitian ini ditujukan untuk hal tersebut diatas, dengan melakukan pada mixer aliran tangensial - 0 50 mm, dengan variasi variasi : tinggi mixemya, port ratio, pengaruh aliran bahan bakar, dan intensitas pusaran.
Pengaruh ketinggian mixer terhadap stabilisasi nyala dilakukan dengan merubah ketinggiannya mulai dari 50 mm sampai dengan 200 mm. Port ratio divariarisi dengan port -2,5 mm - berjumlah 8 port, menjadi port 005,5 mm -berjumlah 8 port, yang arah alirannya membentuk sudut 15° dengan horisontal.
Pengaruh arah aliran bahan bakar diperbandingkan antara nosel tanpa pengarah aliran (hams keatas),dengan nosel yang port-nya membuat sudut 15 dengan horisontal, dengan diameter port yang sama ( 0 2,5 mm - berjumlah 8 port ).
Pengaruh intensitas pusaran ,dilakukan dengan menutup salah satu saluran udara masuknya dan diperbandingkan dengan, tanpa menutup saluran udara masuk. Hasil yang diperoleh pada penelitian ini adalah :
Untuk pengaruh ketinggian mixer pada ketinggian mixer tertentu ada pengaruh yang signifikan, dan siklus perilaku ini berulang. Untuk pengaruh port ratio terhadap stabilisasi nyala ,terdapat pengaruh yang signifikan dan kemudian hilang pada ketinggian mixer yang tertentu.
Untuk pengaruh arah aliran bahan bakar, ada pengaruh yang signifikan terhadap stabilisasi nyala, pada ketinggian mixer yang rendah (50 mrn)yang kemudian akan hilang/ menyusut pada ketinggian selanjutnya. Untuk pengaruh intensitas pusaran, sama sekali tidak ada pengaruhnya walaupun terdapat perbedaan ketinggian nyala api.
Dari hasil penelitian ini disimpulkan bahwa : variabel-variabel proses pencampuran (ketinggian mixer, port ratio, arah aliran bahan bakar masuk, dan intensitas pusaran) memiliki pengaruh-pengaruh tertentu terhadap kestabilan nyala.
Untuk penelitian selanjutnya dengan tema yang sama, sebaiknya penambahan segmen silinder mixer lebih diperkecil lagi, arah aliran masuk bahan bakar dibuat berlawanan dengan arah pusaran udara, penggunaan partikel penjejak untuk memantau proses pencampuran dan keefektifan proses pencampuran, terhadap stabilisasi nyala, dan munculnya rumus experimental yang terkait dengan penelitian."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
T2674
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Aminah Noor
"ABSTRAK
Kebarhasilan BPK (Bedah Pintas Koroner) dalam mancapai
revaskularisasi dipengaruhi kekerapan IMP (Infark Miokard
Perioperatif). Dalam penelitian prognostik ini dioari faktor-faktor
yang diduga berperan dalam kekencapan IMP pada BPK dengan tujuan pencegahan. Penelitian bersjiat retrospektji terhadap 171 penderita
yang menjalani BPK di RS Jantung Harapan Kita, Jakarta antara Maret
1986 sampai dengan Februari 1989. Penderita yang dimasukkan dalam
penelitian ini adalah yang mempunyai data EKG serial, enzim miokard
(CK dan CKMB) pra dan pascabedah. Penderita BPK disertai badah
katup, aneurismektomi dan ventricular venting'tidak diikut
sertakan. Seratus tigapaluh satn penderita (76,6%) memenuhi
persyaratan paenelitian ini terdiri atas 126 lak-1aki dan 5 wanita
dengan usia antara 31-72 tahun (rata-rata 53 (kurang lebih) 7,5 tahun).
Kriteria IMP adalah timbulnya gelombang Q haru atau pelebaran Q lama yang menetap disertai puncak enzim CKMB dalam 24 jam pertama
>/40 IU dan fraksi CKMB > 5%. Perubahan EKG pada segmen ST,
gelombang T atau gangguan kcnilu]»:si menetap enzim
dianggap suatu oedera miokard dan diduga nnmg}'.:i.n IMP. Kekerapan IMP berdasarkan kriteria EKG dan enzim adalah 16 olang (12,2%),
penderita yang diduga IMP adalah 10 orang (T,6%) dan bulgan IMP
adalah 131 orang (80,2%).
Tujuh belas variabel prabedah, 6 variabel bedah dan 5 variabel
pasczabedah diuji secam univariat dengan tabulasi silang untuk
mejihat huhmgan antara variahel tersebut dengan hasil akhjr, yaitu
IMP dan rmmgkin IMP.
Variahal prognostik yang bannalcna secara univariat adalah jumlah 'gra_'Et'(p = 0,003), Jana klein aorta (p = 0,G17),1ama mesin pintas jantnmg-paru (p = 0,032), pemakaian IABP ('intra aortic balloon pump') (p = 0,002) dan parakaian dobutaruin (p = 0012). Variabel prognostiki.ndepende.n prabedah dan intra bedah diuji secara analisis lmnltivariat logistik regresi polikotern dan yang terhadap kejadian IMP adalah usia > 50 tahun (OR 4,26), 'graft' >3 (GR 6.26) dan lama klem aorta )B5 menit (OR 3,03). Satu-satunya varzialzuel yang terbukti palling terhadap kejadian yang diduga IMP adalah 'graft' 3(or 2,28). Analisis multivariat manunjukkan bahwa variabel laina klem aorta (GR 4,52} graft (OR 2,73) dan umur (OR 9.22) be antara penderita IMP bila dibandingkan panderita yang diduga IMP.
Disimpulkan bahwa pada penderita dengan kebutuhan 'graft' yang
lebih dari 3, usia >50 tahun dan lama krem aorta 85 menit, risjko
untuk kejadian IMP menjadi lebih besar. Sehingga penderita yang
demikian perlu perhatian khusus saat intrabedah dan pascabedah.
Penderita yang diduga IMP sebaiknya dilakukan pemeriksaan penunjang lain seperti radionuklid rnaupun ekokardiografi. Karena faktor yang berperan tidak sama seperti halnya IMP, perlu dilakukan penalitian prospektif dengan mengeksplorasi faktor-faktor lain seperti peranan iskemi perioperatif, perubahaan hemodinamik perioperatif, paranan obat anestasi dan teknik pnroteksi miokard."
1990
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dien Zakiyyah
"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis variabel-variabel yang berpengaruh terhadap brand equity private label milik convenience store 7 Eleven yang berupa minuman berkarbonasi beku Slurpee. Metode sampling dalam penelitian ini adalah tipe non-probability sampling yaitu convenience sampling. Penelitian ini bersifat kuantitatif dan dilakukan satu kali dalam satu periode waktu single cross-sectional . Penyebaran kuesioner dilakukan secara online dengan bantuan google docs, serta menggunakan metode store-intercept survey atau survei yang dilakukan ketika responden sedang berada di 7 Eleven. Responden dikatakan layak jika setidaknya pernah mengunjungi 7 Eleven dalam tiga bulan terakhir, serta pernah mengonsumsi atau membeli Slurpee. Pengisian kuesioner bersifat self-administered atau responden mengisi sendiri kuesioner yang dibagikan. Jumlah responden yang berhasil dihimpun sebanyak 208 responden. Data penelitian ini diolah dengan menggunakan teknik Structural Equation Modeling SEM . Hasil pengolahan data menunjukkan bahwa variabel harga, monetary promotions, dan distribusi 7 Eleven memberikan pengaruh pada brand equity produk private label, sementara itu variabel advertising activity, in-store promotions dan in-store communication tidak memberikan pengaruh terhadap brand equity private label.

The purpose of this research is to analyze variables affecting on brand equity private label products of flavored frozen drink Slurpee, a product of convenience store 7 Eleven. The sampling method is non probability sampling specifically convenience sampling. The study was conducted with a single cross sectional. The questionnaire was distributed online using google docs, along with the store intercept survey method as well. The respondents should be visiting 7 eleven in the last three months and had been tasted or bought Slurpee in order to be categorized as appropriate. The research data is processed with Structural Equation Modeling SEM . This research was collected by 208 respondents. The results of the processing data reflect some of the elements of marketing mix price, monetary promotions, and wide distribution channel of 7 Eleven affect the brand equity of the private label product, meanwhile advertising activity, in store promotions, and in store communication do not affect brand equity of the private label products."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2017
S68340
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Endang Ratnaningsih
"operasi anak dapat meninggal akibat spell hipoksi berulang tromboemboli otak, abses serebri, maupun endokarditis ( 3, 7 ) . Keberhasilan suatu total koreksi tidak hanya tergantung pada berkurangnya tekanan pada ventrikel kanan, hilangnya defek residual, tapi juga preservasi miokard ventrikel kiri (1). Seperti diketahui bahwa pada Tetralogi Fallot beban yang terjadi pada ventrikel kanan, tetapi ventrikel kiri yang hipoplasi ~erupakan faktor penting untuk prognosis jangka panjang dan k:ualitas hidup (9, 15,39) bahkan peneliti lain menyatakan bahwa ventrikel kiri merupakan faktor penting untuk morbiditas dan mortalitas. (12,41). Di Indonesia, khususnya di RSJHK kebanyakan anak yang datang untuk dioperasi sudah berusia 5 tahun atau lebih, dan jumlah ini terdapat sekitar 60% dari seluruh pasien Tetralogi Fallot pada periode maret 1986 sampai Desember 1992 .Secara histopatologi semakin besar umur anak semakin lama terjadi hipoksia, sehingga akan terjadi fibrosis miokard yang pada akhimya akan menyebabkan terjadinya penurunan fungsi ventrikel kiri . Jadi meskipun hasil segera pasca bedah cukup baik tetapi prognosis dan r isiko jangka panjang perlu diteliti. Selain itu temyata fungsi ventrikel kiri pasca bedah dipengaruhi oleh beberapa faktor prabedah, dan penilaian fungs i Ventrikel Kiri pasca bedah masih terdapat kontroversi antara berbagai peneliti (11-18). Tujuan penelitian kami adalah memperoleh bukti ada atau tidak adanya disfungsi ventrikel kiri pasca bedah pada penderita Tetralogi Fallot dan faktor faktor prabedah yang mempengaruhinya. Hipotesis kami ialah bahwa pada penderita Tetralogi Fallot pasca bedah mungkin terdapat disfungsi ventrikel kiri dan disfungsi tersebut akan dipengaruhi oleh beberapa faktor prabedah. Penelitian ini bersifat pengamatan sesaat ("Cross Sectional") dilakukan antara tanggal 15 Juni 1993 s/d 15 september 1993. Terdapat 35 pasien, dari jumlah ini dikeluarkan 3 orang oleh karena pacta satu pasien terdapat aritmia (2: 1 AV blok) dan 2 pasien lainnya tak kooperatif. Dari jumlah 32 orang ini diperoleh 20 laki laki (62,5 %) dan 12 perempuan(37,5%), semua FC klas I (NYHA) dengan umur tennuda saat penelitian 9 tahun dan tertua 36 tahun, (16,5 ± 5,1. tahun). Kisaran umur saat operasi antara 5 sd 30th, (13,1 ± 5,2 th). Janik waktu antara operasi sampai saat penelitian antara 6 bulan s/d 6 tahun (3,3 ± 1,8 th). Dari populasi penelitian (n = 32 orang), 23 orang (72 %) tidak terdapat disfungsi ventrikel kiri terdiri dari 15 laki- laki dan 8 perempuan dikategorikan kelompok 1, sedangkan 9 orang terdapat disfungsi ventrikel kiri (28 %) yang terdiri dari 5 laki laki dan 4 perempuan, dikategorikan sebagai kelompok 2. Kriteria disfungsi ventrikel kiri yang dipakai ialah bila pacta keadaan istirahat fraksi ejeksi ventrike1 kiri kurang dari 50 % atau pacta uji 1atih beban jantung tidak terdapat kenaikan fraksi ejeksi ventrikel kiri lebih dari 5 %( 28,29 ). Tidak terdapat perbedaan bennakna antara kelompok 1 dan 2 pacta, denyut jantung istirahat ( P = 0,593 ), denyut jantung uji latih (P = 0,322), tekanan darah istirahat maupun uji latih (PI 0,05), produk ganda, lamanya uji latih, maupun jarak antara operasi dengan saat penelitian. Hasil pemeriksan Radionuklid ventrikulografi, tidak terdapat perbedaan bermakna pacta fraksi ejeksi ventrikel kiri saat istirahat, kecepatan ejeksi sistolik istirahat, kecepatan maksimum pengisian diastolik ventrikel kiri saat istirahat dan uji latih. Terdapat perbedaan bermakna antara kelompok 1 dan 2 pacta fraksi ejeksi ventrikel kiri (P = 0,001) dan kecepatan ejeksi sistolik uji latih (P = 0,012) . Faktorfaktor pra bedah yang berpengaruh secara bermakna terhadap terjadinya disfungsi ventrikel kiri adalah saturasi 02 (P = 0,029) sedangkan faktor faktor lainnya seperti umur, kadar hemoglobin, hematokrit, lamanya klem aorta, lamanya prosedur pintas jantung paru tidak berpengaruh secara bermakna ( P > 0,05 ) pada penelitian kami. Kesimpulan penelitian kami, dari populasi penelitian n=32 terdapat 9 orang disfungsi ventrikel kiri ( 28 % )dan disfungsi ventrikel kiri tersebut dipengaruhi secara bermakna oleh kadar saturasi 0 2 prabedah. Saran kami berdasarkan hasil penelitian ini , pada Tetralogi Fallot dengan saturasi 02 yang rendah operasi lebih awal sebaiknya dipertimbangkan untuk mencegah terjadinya disfungsi ventrikel kiri. Pad a kelompok disfungsi ventrikel kiri perlu tindak lanjut untuk melihat prognosis jangka panjang."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia , 1993
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Situmorang, Polma O.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1990
S48760
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Isi Mularsih Sumarno
"Pelayanan rumah sakit mempunyai peran yang sangat strategis baik dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat maupun sebagai cermin keberhasilan pelaksanaan tugas Departemen Kesehatan. Menjelang tahun 2000 permintaan pelayanan kesehatan akan semakin meningkat seiring meningkatnya kesadaran masyarakat mengenai pentingnya pelayanan kesehatan. Kenyataannya saat ini masih banyak sarana pelayanan kesehatan termasuk rumah sakit yang belum dimanfaatkan secara baik oleh masyarakat. Hal ini terlihat dari rendahnya BOR sebagian Rumah Sakit Umum Daerah Kelas C. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji seberapa besar pengaruh beberapa variabel input dan proses pelayanan rumah sakit terhadap BOR dan menentukan faktor utama yang paling berpengaruh terhadap BOR.
Penelitian dilakukan pada enam Rumah Sakit Umum Daerah Kelas C di Jawa Tengah yang mempunyai sebaran BOR dari rendah sampai tinggi (purposive sample), yaitu: RSUD Demak, RSUD Kendal, RSUD Salatiga, RSUD Jepara, RSUD Purwodadi, RSUD Boyolali. Variabel pada penelitian ini terdiri dari: (1) input meliputi 2 unsur yaitu unsur rumah sakit (sarana umum, sarana medis, sarana penunjang medis, tarif, ketersediaan pelayanan) dan unsur provider (tenaga); (2) proses yang terdiri dari: waktu pelayanan, dan kesinambungan proses pelayanan. Penelitian juga dilengkapi dengan profil pasien yang meliputi sosial ekonomi, jarak transportasi dan perilaku pasien. Pengumpulan data primer dilakukan dengan metoda survai pada semua bangsal yang ada di rumah sakit dan wawancara terhadap individu sampel yang terdiri dari: kepala bang-sal dan pasien. Data sekunder diperoleh dari bagian rekam medis. Data pelengkap diperoleh dari wawancara mendalam terhadap direktur rumah sakit atau yang mewakili. Analisis data secara statistik menggunakan analisis univarian, korelasi, dan regresi. Khusus untuk data mengenai pasien hanya dilakukan analisis deskriptif.
Pada penelitian ditemukan: (1) faktor input yang berkorelasi. paling kuat dengan BOR adalah sarana umum (r=0,784), sarana penunjang medis (r=0,917), tenaga (r=0,789), dan tarif (r.0,900); (2) faktor proses pelayanan yang berkorelasi paling kuat dengan BOR adalah kesinambungan proses pelayanan (r=0,768) (3) uji regresi BOR dengan lima variabel yang mempunyai korelasi >0,75 dengan koefisien regresi yang bermakna adalah sebagai berikut: sarana umum (b=27,52), sarana penunjang medis (b=23,20), tarif (b=12,84), tenaga (b=23,35), kesinambungan proses pelayanan (b=9,21) semuanya pada alfa= 0,10. Hipotesis penelitian setelah melalui uji statistik adalah benar, bahwa BOR berkaitan secara bermakna dengan faktor input dan proses pelayanan; sedangkan faktor utama yang paling berperan adalah faktor input pelayanan.
Agar dapat meningkatkan BOR disarankan kepada rumah sakit untuk memperbaiki faktor input dan proses pelayanan, mengadakan rekayasa sosial terhadap masyarakat serta mulai melakukan upaya pemasaran rumah sakit.

Hospital health care plays strategic role in improving health status of Indonesian people. Many studies found that due to increased awareness on the importance of health, health care demand will also increased in the coming years. Nevertheless, at present this trend is not always true. Many hospitals especially the type C district hospital are still underutilized which is shown by the low percentage of BOR.
This study aims to seek the affect of input and process on the utilization of type C district hospital. Purposive sample technique is used to select six hospitals (Demak, Kendal, Salatiga, Jepara, Purwodadi, Boyolali). Main variables in this study are: 1) input factors (hospital facilities, medical equipment, medical support services, tariff, availability of services, professional man power) ; 2) services process factors (time of delivery and continuity of services) which is sought through primary source (interview and investigation) and secondary source using medical records. Data was analyzed using univariate, bivariate used correlation and regression statistical technique. Patients characteristics is sought through interview with selected sample and analyzed descriptively.
This study found: (1) variables of input factor which have strong correlation with bed occupancy ratio are hospital facilities (r=0,784), medical support services (r=0,917), professional manpower (r=0,789) and tariff (r=0,900); (2) variable of process services which have strong correlation with bed occupancy ratio are continuity of services (r=0,768); (3) bivariant regression analysis showed that hospital facilities (b = 27,52), medical support services (b = 23,20), tariff (b = 12,84), professional man power (b = 23,35), and continuity of services (b = 9,21 ) have significant effect on bed occupancy ratio. Statistical examination has proved that the research hypothesis was right, i.e.: that bed occupancy ratio had significant correlation with services input and services process factors; and that the most influential factor was services input factors.
To improve bed occupancy ratio it is recommended that the hospitals improve the services input and services process factors, provide social engineering to the community and initiate hospital marketing effort.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Silaen, Irmayanti Juliana
"Dalam memberikan kredit, lembaga keuangan perbankan dan bukan perbankan menetapkan standar kelayakan seorang calon debitur mendapatkan pinjaman. Penetapkan standar dan prosedur ini dilakukan untuk menghindari resiko kemungkinan gagal bayar yang mungkin akan terjadi dikemudian hari, seperti debitur tidak mampu melunasi hutangnya dikarenakan satu atau lain hal. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi variabel apa yang berpengaruh dalam menentukan resiko kemungkinan gagal bayar debitur. Objek dalam penelitian ini adalah PT X. Database yang digunakan adalah sebanyak 19078 debitur, dengan posisi pengambilan data pada tahun 2011.Untuk mengetahui variabel- variabel yang berpengaruh, dapat menggunakan analisis regresi logistik. Dengan regresi logistik membuat model yang secara jelas dapat menunjukkan perbedaan dan mengklasifikasikan debitur ke dalam grup debitur yang lancar maupun gagal bayar (default) dalam pembayaran kredit.
Penelitian ini menggunakan empat belas variabel pada PT X yang terdiri dari jenis kelamin, umur, status pernikahan, status kepemilikan rumah, pendidikan, pekerjaan, pendapatan, jumlah tanggungan, uang muka, time to retirement, waktu peminjaman, jenis angsuran, jenis kendaraan, karakteristik penghasilan. Berdasarkan hasil analisis data terdapat delapan prediktor yang paling signifikan pengaruhnya. Variabel tersebut adalah status pernikahan, pekerjaan, pendapatan,uang muka, time to retirement, waktu peminjaman, jenis asuransi dan jenis kendaraan. Variabel- variabel tersebut merupakan hal yang paling dominan atau signifikan dalam potensi resiko kemungkinan gagal bayar dari seorang debitur.

Banking and non-banking financial institutions entrench within their credit-lending policy the feasibility standards for their debtor candidates. Standards and procedures are established to avoid upcoming problematic credits, for example happened when a debtor is unable to pay the credit. The objective of this thesis is to identify variables that affect debtor?s probability of default. For its study focus, this research uses PT X. Database as used in this research is 19078 debtors, with position of data intake 2011. The influential variables are acquired using logistic regression. Logistic regression enables the authors to clearly identify the differences and to classify debtor into nondefault and default in the term of paying the loan.
The analysis use fourteen variables in determining credit lending of PT X, including gender, age, marital status, home status, education, occupation, salary, number of dependant, down payment, time to retirement, tenor, type car insurance, car?s type and characteristic income. This study find eight predictors that explain debtor's default potential, that are: marital status, occupation, salary, down payment, time to retirement, tenor, type car insurance, the car?s type. That?s all is confirmed as the most dominant and significant variables in categorizing the debtor behavior in term of paying the credit for determining the probability of default from the debtor.
"
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>