Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 27658 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Madsuri
"ABSTRAK
Guna memanfaatkan abu terbang (fly ash) yang saat ini banyak tertimbun diarea pembuangan sisa pembakaran batu bara pada Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) yang dianggap mencemari lingkungan maka teknologi pemanfaatan limbah batubara mulai dimanfatkan di Indonesia. Salah satunya adalah ide untuk menggunakan teknologi Roller Compacted Concrete (RCC) untuk
pembangunan bendungan yang diusulkan untuk bendungan PLTA Maung yang menurut rencana akan mulai dibangun tahun 2000. Untuk itu perlu dikaji cara-cara pembuatan bendungan RCC sejak
sekarang, termasuk penelitian laboratorium. Penelitian ini meliputi uji kekuatan tekan karakteristik, temperatur dan modulus elastisitas dengan komposisi campuran tertentu.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membuktikan pemakaian abu terbang sebagai campuran beton dapat memperbaiki sifat pengerjaan terutama untuk slump nol seperti dalam pembuatan
RCC, mengurangi pemakaian air, mengurangi jumlah panas hidrasi dan mengurangi jumlah pemakaian semen. Kekuatan tekan dan modulus elastisitas yang terjadi lebih kecil dari beton konvensional pada umur benda uji 28 hari, tetapi dengan adanya reaksi pozzolan kekuatan tekan dan modulus elastisitas akan berubah sedikit demi sedikit hingga umur benda uji 90 hari
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1996
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Niken Swastika
"Geopolimer memiliki peluang pemanfaataan sebagai bahan bangunan yang memiliki berbagai keunggulan dibandingkan dengan semen Portland. Penelitian ini menyelidiki dan membandingkan ketahanan beberapa material (beton Portland, geopolimer berbahan abu terbang, dan geopolimer berbahan metakaolin) pada berbagai lingkungan perendaman (kering, aquades, dan air laut ASTM). Kedua prekursor geopolimer, yaitu abu terbang dan metakaolin, masing-masing bersifat amorf (XRD) dan diuji komposisinya (XRF). Parameter ketahanan material dilihat dari perubahan kuat tekan (compressive strength) berdasarkan umur perendaman (7, 28, 56, dan 90 hari). Geopolimer abu terbang (GA) menunjukkan kuat tekan awal yang sama seperti beton Portland, kemudian sifat yang stabil selama umur perendaman dalam air laut ASTM. Sedangkan Geopolimer metakaolin (GM) menunjukkan kuat tekan awal yang lebih rendah daripada beton Portland maupun geopolimer abu terbang. Namun kuat tekan geopolimer metakaolin cenderung terus mengalami kenaikan selama waktu perendaman dalam air laut ASTM.
Geopolimer yang direndam dalam aquades dapat melepaskan unsur yang tersisa dari reaksi geopolimerisasi. Geopolimer metakaolin mempunyai rendaman lebih keruh karena reaksi geopolimerisasinya kurang sempurna. Selain itu, geopolimer yang direndam dalam air laut menunjukkan unsur dari beton lebih sedikit larut daripada rendaman aquades. Ditemukan endapan putih pada geopolimer yang direndam air laut, yang kemungkinan besar adalah (CaSO4.2H2O), karena puncak gypsum ditemukan bersama kuarsa pada pola XRD dari geopolymer yang direndam dalam air laut. Secara keseluruhan dapat disimpulkan geopolimer memeiliki ketahanan air laut yang lebih unggul daripada beton Portland, geopolimer abu terbang memiliki kuat tekan lebih unggul, dan geopolimer metakaolin menunjukkan ketahanan paling baik.

Having superior properties compared to Portland Cement, Geopolymers as building material is beneficial. This research investigates and compares the durability of materials (Portland concrete, fly ash based- and metakaolin basedgeopolymer) in dry environment, aquadest and ASTM seawater. Two types of precursor, i.e. fly ash and metakaolin, areused and XRF has been performed to analysed chemical compositions of both precursor. It was found that fly ash based- geopolymer (GA) did not show a decrease in compressive strength during immersion in ASTM seawater. Whereas metakaolin geopolymer showed lower early strength than Portland and fly ash based- geopolymer, even though compressive strength of metakaolin based- geopolymer tend to rise during seawater immersion.
Geopolymer immersed in aquadest released remnant component from geopolimerisation reaction. Metakolin based- geopolymer was muddy because insufficient geopolymerisation reaction. Besides, geopolymer immersed in seawater dissolved less than when immersed in aquadest. White precipitant found in geopolymer immersed in seawater was suspected to be gypsum (CaSO4.2H2O), as peaks of gypsum could be identified together with quartz in XRD pattern of geopolymer immersed in seawater. It can be concluded geopolymer has higher seawater durability than Portland concrete and metakaolin based- geopolymer has excellent seawater durability."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
T27632
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Yana Sutisna
"Stabilitas tanah dasar memerlukan perhatian yang lebih baik, dimana hal ini panting didalam kondisinya sebagai dasar kontruksi suatu bangunan. Stabilitas tanah dasar dapat ditentukan dari kepadatan dan kekuatannya, dimana sejumlah kriteria dan persyaratannya diterapkan. Salah satu solusi dan alternatif yang dicoba adalah pengujian tanah dasar dengan semen abu terbang (Fly Ash Cement) dan tanah dasar dengan pasir serta rangkaian percobaan di laboratorium.
Hasil penelitian di laboratorium ini menunjukkan bahwa penambahan sejumlah kecil semen abu terbang, pasir dapat menurunkan Indeks Plastisitas, sehingga tanah tersebut lebih baik mutunya, juga diperoleh kekuatan yang makin meningkat dilihat dari pengujian CBR.
Kesimpulan yang didapat bahwa semen abu terbang dan pasir dapat digunakan sebagai bahan campuran stabilitas tanah. Walaupun metode perbaikan tanah ini bukan merupakan konsep baru, namun penggunaannya masih belum lazim digunakan di negara berkembang, khususnya penggunaan semen abu terbang (Fly Ash Cement), tetapi tidak ada salahnya metode ini digunakan sebagai uji coba pemanfaatan semen abu terbang (Fly Ash Cement)."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1994
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Fly ash (abu terbang) batubara biasanya masih mengandung komponen-komponen/senyawa diantaranya terdiri dari SiO2, Al2O3, FE2O3, CAO dan sebagian kecilnya adalah unsur-unsur seperti Na2O, MgO dan K2O serta pengotor lainnya. Unsur-unsur utama tersebut merupakan bahan pozzolan, yaitu bahan yang mengandung senyawa silica alumina, dimana bahan pozzolan itu sendiri tidak mempunya sifat mengikat seperti semen, karena mempunyai bentuknya yang halus dan masih mengandung kadar air."
620 JTEK 9 (1-2) 2010
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Marta Nurjaya
"Abu terbang hasil dari pembakaran batubara dapat digunakan sebagai prekursor geopolimer. Pengisi berupa serbuk alumina, serat asikular wolastonit, serat karbon dan serat kaca ditambahkan untuk menghasilkan komposit matrik geopolimer. Campuran prekursor dan aktivator dikarakterisasi dengan mesin uji viskositas dinamik Brookfield dan peralatan Vicat Needle. Sintesa geopolimersasi diamati dengan menggunakan XRD, FTIR dan pengamatan SEM, sedangkan pengujian mekanis menggunakan mesin uji tarik universal. Temperatur awal pembekuan dari campuran memberikan pengaruh besar terhadap kekuatan mekanis dari resin yang dihasilkan. Penambahan pengisi serat asikular wolastonit sebanyak 2,50 persen berat mampu meningkatkan kekuatan fleksural sebesar 13,52 persen dan penambahan pengisi alumina sebesar 7,50 persen mampu meningkatkan kekuatan tekan sebesar 26,62 persen. Setelah ekspos panas, komposit berpengisi serat kaca mampu menghasilkan kekuatan mekanis terbaik.

Fly ash from coal combustion can be used as a geopolymer precursor. Fillers such as alumina powder, acicullar wolastonit, carbon fibers and glass fibers are added to produce geopolymer matrix composites. The mixture of precursors and activators characterized by Brookfield dynamic viscosity tester and Vicat Needle apparatus. Geopolymerisation syntesa observed using XRD, FTIR and SEM, while the mechanical testing using a universal tensile testing machine. The initial temperature of the mixture gives a major influence on the mechanical strength of the resin produced. The addition of acicullar wollastonite fillers as much as 2.50 percent by weight can improve the flexural strength of 13.52 percent and the addition of 7.50 percent alumina can improve the compressive strength of 26.62 percent. Upon heat exposure, composite using glass fiber as filler able to produce the best mechanical strength."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
D2195
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lea Harumi Kusumawati
"ABSTRAK
Abu terbang merupakan limbah yang dihasilkan dari proses pembakaran batubara di PLTU. Abu terbang biasanya digunakan sebagai campuran semen ataupun bahan dasar pembuatan beton. Kandungan oksida Si02 sebesar 57,44 % dan Al203 sebesar 28,28 % dalam abu terbang menyebabkan material tersebut memiliki potensi mirip zeolit. Zeolit dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan kualitas tanah. Abu terbang memiliki potensi mirip zeolit, diharapkan dapat meningkatkan kualitas tanah. Dalam penelitian yang dilakukan, diuji daya adsorpsi dan desorpsi abu terbang saja, abu terbang yang sudah mendapat perlakuan zeolitisasi, tanah saja dan campuran abu terbang hasil perlakuan zeolitisasi dengan tanah terhadap ion K, NH, dan PO43 dengan metode kolom.
Sebelum dilakukan uji adsorpsi, aba terbang dizeolitisasi dengan dua cara, yaitu cara pertama mereaksikan abu terbang dengan larutan NaOH 3 N yang diharapkan dapat mengadsorpsi kation. Kedua dengan mereaksikan abu terbang dengan amonium dihidrogen fosfat pada suhu 230'C yang diharapkan dapat mengadsorpsi anion.
Dalam uji adsorpsi masing-masing material abu terbang hasil zeolitisasi, digunakan metode kolom, dengan berat material 5 gram untuk masing-masing kolom. Hasil yang diperoleh adalah adsorpsi maksimum untuk material hasil zeolitisasi refluks (ZSR) untuk ion IC sebesar 20,92 mek / 100 grain, dan untuk ion N}i sebesar 17,48 mek / 100 gram. Uji adsorpsi juga dilakukan terhadap tanah, yang menghasilkan adsorpsi maksimum sebesar 0,64 mek / 100 gram untuk ion IC dan 0 mek / 100 gram untuk ion NTTLIt Sedangkan campuran tanah dan ZSR (1 1) menghasilkan daya adsorpsi sebesar 19,90 mek / 100 gram untuk IC dan 16,34 mek /100 gram untuk NH, sehinga dapat dikatakan efisiensi tanah meningkat dengan penambahan ZSR.
Abu terbang (tanpa perlakuan zeolitisasi) memiliki daya adsorpsi terhadap PO43 sebesar 0,94 mek / 100 gram, sedangkan abu terbang yang dizeolitisasi dengan cara fosfatasi (ZSF) tidak dapat mengadsorpsi anion fosfat. Uji adsorpsi PO43 yang dilakukan terhadap tanah menghasilkan daya adsorpsi sebesar 2,60 mek / 100 gram."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1999
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Syarif Budiman
"ABSTRAK
Limbah industri yang setiap tahun selalu bertambah jumlahnya dapat menimbulkan masalah bagi manusia dan lingkungan sekitarnya. Salah satu Iimbah yang jumlahnya banyak dan belum termanfaatkan adalah Iimbah PLTU yang berupa abu terbang.
Dalam penelitian mi abu terbang dimanfaatkan untuk pembuatan semen Portland. Pemanfaatan abu terbang sebagai bahan alternatif pembuatan semen Portland dikarenakan kebutuhan semen terus meningkat setiap tahunnya dan keterbatasan bahan baku ( lempurig sebagal sumber Al 203 , pasir sHika sebagai sumber Si02 dan kapur sebagai sumber CaO ) yang biasa dipakai dalam pembuatan semen Portland.
Penelitian dilakukan dengan cara mencampurkan kapur tohor Padalarang dengan abu terbang Suralaya sehingga memiliki komposisi 50%, 60%, 65% clan 72% CaO, kemudian dibakar dalam tanur listrik pada suhu 1300°C ( pembakaran 1 ) clan suhu 1400°C ( pembakaran 2 ) serta diakhin dengan pendiriginan dalam udara terbuka.
HasH pembakaran berupa klinker ( terak ), lalu dianalisa dengan mikroskop refleksi clan XRD untuk mengidentifikasi terbentuknya senyawa utama semen Portland kemudian dianalisa dengan XRF, uji kapur bebas serta uji kuat tekan untuk menganalisa kualitas dari semen yang dihasilkan. Hasil yang didapat untuk pembakaran 1300°C kurang memuaskan, tetapi untuk pembakaran 1400°C hasflnya cukup baik, uji kapur bebasnya untuk sampel 65 % sebesar 0,437 %, sampel 72 % sebesar 10,408 %. Kernudian uji kuat tekannya sampel 65% sebesar70,77. 104 Kg /M2 clan sampel 72% sebesar72,20. 10 4 Kg /M2."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1999
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kennedi
"Geopolimer sebagai semen generasi baru, yang diharapkan dapat mengurangi produksi semen portland sehingga dapat menekan polusi CO2 dari produksi semen portland. Geopolimer dapat dibuat dari beberapa prekursor seperti dari metakaolin, abu terbang dan blast furnace slag. Studi terhadap beberapa prekursor, terutama dari komposisi kimia dibutuhkan untuk mengetahui variabel yang mempengaruhi sifat dari geopolimer. Dalam penelitian ini, untuk melihat pengaruh pengotor CaO dan MgO dalam prekursor abu terbang, dibuat prekursor sintetik dengan komposisi yang sesuai dengan abu terbang. Sintesis dilakukan dengan membuat prekursor tanpa pengotor SiO2 dan Al2O3 sebagai pembanding dan prekursor yang diberi tambahan pengotor CaO dan MgO. Campuran tersebut dilakukan melt-quench untuk mendapatkan struktur gelas pada daerah liquid immiscibilty metastable. Kemudian dilakukan pembandingan hasil pengujian XRD dan disimpulkan pengotor CaO dan MgO menghasilkan prekursor dengan struktur gelas yang lebih baik.. Prekursor kemudian dibuat geopolimer dengan mereaksikannya dalam medium alkali dan menghasilkan spesies dengan komposisi yang sama dengan zeolit dengan struktur amorf. Selain itu juga memperlihatkan geopolimer dengan penambahan pengotor CaO dan MgO dapat meningkatkan nilai kuat tekan dari geopolimer.

Geopolymer is a new generation of the cement materials, and it can be reduce ordinary Portland cement production and reduce CO2 pollution because Portland cements production. Geopolymer made from some precursor like metakaolin, fly ash and blast furnace slag. Study of the precursor, especially from chemical composition, is necessary to know the variable that affecting the geopolymer properties. In this research, to know the effect of contamination of CaO and MgO in fly ash precursor made synthetic precursor with fly ash composition. The synthesis of fly ash without contamination is made to compare the precursor with CaO and MgO contamination. Those mixtures are melt-quenched liquid immiscibilty metastable to get glassy structure. And comparing the result from XRD characterization that precursor with CaO and MgO contaminant more glassy structure of precursor. Precursor then made the geopolymer by reacted with alkali medium and result the product is same composition of zeolite material but amorphous structure. Beside that geopolymer with CaO dan MgO contaminant increase the compressive strength of geopolymer."
2011
S72
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Teti Hermiati
"Abu terbang merupakan llmbah yang dihasilkan darl pembakaran
batubara yang jumlahnya semakin meningkat seiring dengan meningkatnya
kebutuhan listrik di Indonesia. Abu terbang mempunyai susunan utama yang
terdiri dari aluminasilikat, mullite (Si2Al60i3) dan kuarsa (Si02) yang
merupakan sumber alumina dan silika yang penting dalam pembuatan zeolit.
Selain itu, abu terbang juga mengandung unsur runutan (trace elements) atau
unsur yang ikut terbawa bersama abu terbang pada saat pembakaran
batubara, dimana umumnya unsur runutan tersebut berupa logam-logam
berat yang dapat menyebabkan keracunan pada makhluk hidup.
Pada penelitian dilakukan pembuatan zeolit dari abu terbang dengan
menggunakan larutan NaOH secara hidrotermal. Modifikasi pada proses
hidrotermal dilakukan dengan menggunakan variasi konsentrasi basa NaOH, waktu dan temperatur pemanasan. Zeolit yang diperoleh pada proses
zeolitisasi abu terbang mengalami perubahan dibandingkan abu terbang
asalnya. Perubahan tersebut dapat dilihat pada basil pengukuran dengan
menggunakan FT-IR dan XRD.
Selanjutnya kadar logam Ni, Pb, Cr, Cd pada zeolit diukur dengan
AAS, diperoleh basil yang lebih kecil dibandingkan pada abu terbang asalnya.
Kadar logam yang tinggi menyebabkan abu terbang digolongkan sebagai
limbah B3.
Kemampuan zeolit dan abu terbang dalam menyerap ion ammonium
f
terlihat pada nilai KTK-nya. Nilai ini semakin meningkat seiring dengan
perubahan abu terbang menjadi zeolit. Nilai KTK untuk abu terbang adalah
13,5459 meq/100 gr sedangkan nilai maksimum KTK diperoleh pada Zeolit 4
yaitu 198,6763 meq/100 gr.
Pengaliran air (leaching) dilakukan untuk melihat kemampuan logam
berat Ni, Pb, Cr, Cd terlepas dari zeolit. Hasil yang diperoleh menunjukkan
bahwa logam berat tersebut sulit terlepas dari zeolit terutama akibat ailran air"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2004
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wuri Hardini
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2000
S29704
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>