Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 82197 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2005
S4551
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2006
S6995
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bambang Hernawani
"Studi wacana dengan pendekatan kritikal yang `membongkar' wacana kritik dalam lirik lagu khususnya dalam musik dan komunitas underground, menjadi sebuah kajian menarik. Dalam berkambangnya musik rock atau underground ini, label kuat sebagai `anti kemapanan', pemberontakan, kritik sosial atau sejenisnya....menjadi dasar, apakah merupakan kondisi yang sesungguhnya terjadi. Penggunaan analisis wacana kritikal (CDA) dari Fairclough mencoba menganalisis teks (Erik lagu) dalam musik rock ini. Sedangkan paradigma kritis dari pemikiran Mahzab Frankrut oleh Adorno, Marcuse dan Benjamin menjadi dasar pemikiran la-Ms dari penelitaian ini. Ketika wacana kritik dalam link lagu dalam musik underground yang mereka tampilkan, bukanlah sebuah kritik yang sesungguhnya. Bahwa unsur pasar (market) mendominasi penciptaan link lagu tersebut. Sehingga kesan kritik dan identitas `anti kemapanan', `pemberontakan' menjadi kabur disamping lagu yang dinyanyikan juga `melemahkan' unsur pesan yang terkandung didalam lirik kritis tersebut.
Di awal tahun 1990-an kehadiran musik rock di warnai dengan kemunculan underground sebagai musik dan komunitas. Sebuah istilah atau aliran dalam musik yang mengakar pada aliran-aliran diatas. Yang sebenarnya pula dalam kesejarahan underground (bawah tanah) merupakan dasar dari musik rock ini. Selama perjalannya, identitas musik rock sebagai musik. `pemberontakan' dilihat dari berbagai sudut. Pemberontakan dan sisi musik, gaya berpakaian, life style dan juga lirik. Studi penelitian ini, melihat bagaimana musik rock yang identitasnya sebagai musik `pemberontakan' dilihat dari sudut lirik lagu. Lirik kritik yang ditampilkan dalam musik rock dan wacana kritik sebagai bentuk musik rock, merupakan wacana yang berkembang saat ini. Baik di media massa maupun masyarakat, benarkah lirik kritik dan wacana kritik dalam musik rock terjadi seperti itu...?
Kerangka berfikir dalam persoalan musik, secara global dapat dilihat dalam penyikapannya terhadap musik yang terkooptasi oleh sebuah industri. Industri yang menciptakan sebuah pola perubahan dan `pembohongan' terhadap realitas nilai dari sebuah kritik sosial. Seperti yang diungkapkan oleh pemikir semisal Adorno, Benjamin, Marcuse dan seterusnya. Rock (Underground) tidak melahirkan counter culture yang selama ini digemborkan. Namun merupakan `kamuflase' terhadap nilai kapitalisme yang sudah lekat dalam musik.
Penemuan penelitian ini, dapat dirasakan dalam sebuah kerangka lirik kritik rock (underground). Musik yang awalnya berjiwa kritik terhadap realitas sosial, namun dalam perkembangannya hanya sebagai kepentingan tangan para pemodal. Analisis wacana kritikal dalam penelitian ini menggunakan sebuah pola pemikiran Fairclough (CDA). Analisis wacana dalam Fairclough, menggambarkan dalam sebuah teks di media massa, namun penelitian ini menarik pada arena lirik lagu yang menusuk pada ruang-ruang kritik dalam musik rock (underground). Lirik musik underground yang bernada kritik bukanlah sebuah penggambaran realitas sesungguhnya, tapi penggambaran lirik kritik tersebut merupakan sebuah bahasa ringkasan tranci atau yang bisa dikenal dengan "bahasa pergaulan" yang bukan dari hasil sebuah penghayatan pribadi secara sepihak. Tapi sebuah perpaduan besar dalam kesepakatan dari aspek eksternal para pencipta.
Pemakaian wacana media dalam menulis lirk lagu, menjadi warna dominan menggambarkan kondisi yang sebenaranya bagi pencipta lagu, namun nyatanya tidaklah demikian. Lirik tersebut nyatanya hanya kepanjangan tangan kapitalisme masuk dalam proses penciptaan lirik kritik tersebut. Mereka para underground mania tanpa sadar telah dirasuki, terkooptasi, tereksploitasi dalam nilai-nilai kritik yang merupakan dasar dari kepentingan para kapitalisme."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2003
T12246
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Heru Fahmi Irawan
"Musik rock disebut sebagai bentuk dari budaya popular yang mengglobal,yang diidentikkan dan diperuntul-:kan bagi anak muda. Bahkan sekarang musik rock telah rnenjadi sebuah bagian dari identitas dan gaya hidup yang tak terpisahkan dari anak muda (pnda generasi atau zamannya) yang diterima dan eksis di belahan bumi mana pun. Fenomena tersebut muncul seiiring dengan berkembangnya aliran musik rock n roll kurang iebih 50 tahun yang lalu. Fenomena tentang musik rock sebagai musiknya anak muda hingga kini masih terus dipahami keterkaitannya dan melekat satu sama lain. Oleh karena itu daiam penelitian ini, dengan melihat kaitannya dengan kehadiran media rnassa, perrnasalahan yang muncul dan akan dijawab adalah bagaimana musik rock direpresentasikan oleh media cetak di Indoensia dalam icurun waktu 1977 - 2002.
Adapun tujuan yang ingin dicapai daiam penelitian ini, setelah melihat bagaimana media massa mewacanakan pemberitaan tentang musik rock dan budaya anak muda, adalah juga berupaya untuk menguak ideologi apa yang berada di balik musik rock yang dari tahun 1950-an hingga kini masih digandrungi, digemari, dan bahkan menjadi identitas bagi anak muda.
Kerangka pemikiran yang melandasi penelitian ini adalah dengan menggunakan dua pendekatan atau perspektif yaitu cultural studies, berasal dari Birmingham School dan critical studies, berasal dari Frarzlgurt School, yang sama-sama berakar dari aliran Marxian. Dua pendekatan itu akan mengkaji dan menganalisis musik rock sebagai sebuah bentuk dari praktik budaya popular, budaya massal dan budaya industri yang telah mengglobal. Praktik-praktik budaya tersebut haruslah dihubungkan dengan hadimya media massa, yang dalam kacamata cuirurai studies dan crirical studies, ikut beroran mengkonstruksi pemaknaan musik rock dan budaya anak muda lewat konsep ideologi, hegemoni, dan wacana.
Paradigrna penelitian yang digunakan adalah paradigma kritis yang bersifat kualitatif dengan metode analisisnya critical discourse analyisis, yang melakukan texr anaivsis dan multi-level analysis secara inrertextuol. Adapun theoretical framework yang digunakan adalah berdasarkan pemikiran-pemikiran Raymond Williams, Theodore W. Adamo, Louis Althusser, Antonio Gramsei, dan Stuart Hall. Sedangkan analythical framework yang dipergunakan mengacu pada critical discourse analysis-nya Norman Fairclough yang terbagi menjadi tiga dimensi yaitu, makro-struktur (sociocullurai pracrice), meso-struktur (discourse practice) dan mikro-struktur.
Kesimpulannya bahwa musik rock dalam pemberitaannya pada media cetak di Indonesia dalam kurun Waktu 1977 - 2002 selalu dikonstruksi dan direpesesentasikan ke dalam makna sebagai sesuatu yang dinamis, penuh dengan jiwa perlawanan, pemberontakan dan sebagai bentuk dari gerakan anti~kemapanan atau counrer-cuirure. Media cetak dalam kurun waktu tersebut disimpulkan telah berhasil melanggengkan hubungan yang identik antara musik rock dan anak muda secara sistematis dan terstruktur. Musik rock yang tumbuh dan berkembang di Indonesia, oleh media cetak di Indonesia dalam kurun waktu 1977 - 2002, dipandang sebagai bentuk dari perlawanau ideologis yaitu perlawanan terhadap penguasa politik. Pada akhirnya, ideologi yang bisa direpresentasikan oleh pemberitaan media cetak tersebuf adalah ideologi perlawanan terhadap "kekuasaan"."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2002
T3271
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Abi Mulya
"ABSTRAK
Punk merupakan cabang dari genre musik rock. Musik ini lahir pada tahun 1970-an sebagai bentuk perlawanan terhadap kondisi sosial dan politik di Inggris. Seiring berjalannya waktu, punk tersebar ke berbagai belahan dunia, termasuk Indonesia.Di sisi lain, punk sering diberi stigma negatif oleh media. Ekspos yang dilakukan media terhadap musik punk pun cenderung sedikit akibat musiknya yang lebih sulit diterima telinga masyarakat umum. Lahasil, informasi musik punk pun lebih sulit ditemukan dibandingkan musik yang lain. Kini, walaupun informasi musik punk sudah bisa ditemui di berbagai media daring, termasuk di Indonesia, konten-kontennya tetap memiliki beberapa kekurangan. Selain itu, hanya sedikit media yang memberi ruang bagi penggemar atau pegiat musik punk untuk mempublikasikan konten buatan sendiri. RIUH adalah portal berita daring yang membahas musik dan fokus pada musik punk serta turunannya. Pembahasan yang diangkat tak hanya berkutat pada punk dari segi musik, tetapi juga kaitannya dengan isu-isu sosial dan budaya yang ada. Tak hanya menyajikan informasi, media ini juga memfasilitasi khalayak membuat dan membagikan kontennya sendiri dalam kanal yang telah disediakan. Nantinya, situs media ini dapat menjadi wadah interaksi dan bertukar informasi bagi individu maupun kelompok yang menyukai musik punk.

ABSTRACT
Punk is a branch of the rock music genre. This music was born in the 1970s as a form of resistance to social and political conditions in Britain. Over time, punk spread to various parts of the world, including Indonesia. On the other hand, punk was often given a negative stigma by the media. The media exposure to punk tends to be a little due to the music which is more difficult for the general public to hear. As a result, punk music information is more difficult to find than other music. Now, even though information about punk music can already be found in various online media, including in Indonesia, the content still has some inadequacy. In addition, there are only few media that provides space for fans or punk music activists to publish their own content. RIUH is an online news portal that discusses music and focuses on punk music and its derivatives. The discussion raised not only dwells on punk in terms of music, but also its relation to existing social and cultural issues. Not only presenting information, the media also facilitates audiences to create and share their own content within the channels that have been provided. Later, media sites can become a forum for interaction and information exchange for individuals and groups who like punk music
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2019
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Made Gede Windu Saskara
"Munculnya musik rock'n'roll pada tahun 1950-an menjadi refleksi dari konsensus dalam struktur sosial masyarakat Amerika Serikat pasca Perang Dunia II. Rack n'roll muncul ketika masyarakat Amerika Serikat mapan secara ekonomi, tingkat konsumsi yang tinggi, jumlah populasi yang meningkat, terjadinya mobilitas ke pusat-pusat industri dan perkembangan teknologi yang meningkat. Dampak nyata akibat perubahan sosial tersebut pada industri hiburan adalah meningkatnya permintaan konsumen akan hiburan yang berarti adalah meningkatnya pendapatan dalam industri hiburan. Di industri musik, satu hal yang tidak bisa diabaikan setelah berakhirnya Perang Dunia II adalah munculnya perusahaan rekaman independen atau independent label yang mempunyai pasar musik yang kondusif melalui pasar musik rhythm and blues dan country and western. Banyak perusahaan rekaman independen ini berhasil menjaring konsumen tersendiri yang umumnya adalah para kaum urban yang masuk dalam tahapan orang kaya baru setelah perang. Musik rock'n'roll sendiri muncul sebagai suatu ide untuk membentuk pasar yang dapat menjaring konsumen secara nasional terutama segmen remaja kulit putih dengan mengakomodir musik rhythm and blues dan country and western yang sebelumnya hanya berada dalam lingkup lokal. Dalam konteks konflik, kemunculan musik rock'n'roll juga menjadi suatu refleksi dari adanya persaingan dan kepentingan ekonomi dalam industri musik antara perusahaan rekaman independen dengan perusahaan rekaman besar atau major label. Perusahaan-perusahaan tersebut berlomba menciptakan trend musik sebagai sebuah produk jual yang dapat meningkatkan pendapatan mereka. Selain faktor kepentingan ekonomi, konflik nilai budaya menjadi permasalahan yang dapat disoroti dalam musik rock'n'roll. Musik rock'n 'roll dihujat serta dikecam oleh golongan konservatif dan agamawan yang dianggap sebagai pengawal nilai budaya mapan pada saat itu. Alasan utamanya adalah ketidak sukaan terhadap substansi musik rock'n'roll yang mengandung pemberontakan, ketidak laziman, pendorong dekadensi moral dan prasangka rasial terhadap terhadap minoritas kulit hitam."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2003
S12629
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Fikri Hadi
"Penulisan yang berjudul _Perkembangan Musik Punk Di Amerika Serikat Tahun 1974-1980_ ini akan menitikberatkan fokus penelitiannya pada perkembangan musik punk itu sendiri yang ditekankan pada tahun 1974-1980, dimana pada kurun waktu tersebut musik punk muncul dan berkembang di Amerika Serikat. Perkembangan musik punk itu sendiri bisa dilihat dari karakteristik musiknya, tema-tema yang terkandung dalam lirik lagu, fesyen, dan ideologi yang membuat musik ini berkembang sampai kesegala penjuru dunia, selain itu dari penelitian ini juga diketahui bahwa terdapat dua gelombang kemunculan band-band punk antara tahun 1974-1980. Penelitian ini juga membahas dampak musik ini terhadap anak muda khususnya pemusik dan penggemarnya. Dari telaah sumber diketahui bahwa selain memberikan dampak terhadap para pemusik dan penggemarnya, musik punk nantinya berperan dalam kemunculan beberapa genre musik baru di Amerika Serikat pada tahun 1980-an, yaitu musik pop punk, emo, dan hardcore"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2009
S12135
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Samosir, Andrey E.V.
"God Bless merupakan salah satu pelopor pergerakan musik rock di Indonesia. Setelah Koes Bersaudara memperkenalkan musik rock kepada masyarakat Indonesia lewat lagu-lagu The Beatles, God Bless pun mulai memperkaya khasanah musik rock di Indonesia lewat lagu-lagu bercorak Genesis dan Deep Purple. Pada awal terbentuknya, God Bless merupakan gabungan dari beberapa anak tnuda yang merupunyai visi yang sama dalam bermusik, yaitu memainkan musik rock yang tidak mengikuti selera pasar. Melalui God Bless, individu-individu yang terlibat di dalamnya mulai bereksplorasi untuk memperoleh warna musik rock God Bless sebenarnya. Dalam perjalanan karimya, God Bless juga tidak terlepas dari bantuan beberapa orang lain yang turut mendukung keberhasilan rnereka. Kerja kolektif dari beberapa individu ini yang kemudian memungkinkan bagi para pendengar musik di Indonesia untuk menikmati lagu-lagu God Bless. God Bless tidak hanya piawai dalam mengaransemen musik rock, namun juga rnelalui link lagu mereka mencoba untuk peduli terhadap keadaan sosial yang terjadi di masyarakat Indonesia. Lirik lagu mereka merupakan himbauan kepada setnua pihak di masyarakat agar dapat membangun negara Indonesia rnenjadi lebih baik. Perjalanan panjang dan eksistensi God Bless selama 24 tahun merupakan salah satu factor yang men jadikan mereka sebuah legend di blantika musik rock Indonesia.

God Bless is one of a pioneer in the movement of rock music in Indonesia. After Koes Bersaudara introduced the rock music scene in Indonesia with The Beatles' songs, later God Bless began to introduce the rock music scene in Indonesia with songs from Genesis and Deep Purple.At first, God Bless was a unity of several teenagers who have the same vision in music, which is to play rock music without concerning the music industry demand. In God Bless. every member in the band gets involved in exploration of sound ;aid musical characters to obtain the true character of God B!: s' music. In its career, some persons also supported the success of God Bless. These persons work collectively with every member of God Bless which later also being a determinant factor of the success of God Bless. Their collective action, which is. enables all of the fans and audiences to listen to God Bless' songs in CD's or cassettes. God Bless not just good in arranging music, but God Bless made its lyrics very well. Most of its lyrics are about social condition in Indonesia, and God Bless try to be concerned with all these matters. With songs, they want to share their thoughts and visions with all their audience. God Bless try to make an improvement in the society, especially the way of living among the citizens and to make Indonesia a better country to live in. 24 years of their journey in rock music scene in Indonesia, is one of the factors that made God Bless a legend in rock music scene in Indonesia."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2006
T39134
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1993
S6240
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ahsani Taqwiem
"Artikel ini mengangkat topik mengenai representasi dalam musik, terutama dalam contoh fenomena rastafari dan musik reggae. Dalam pandangan Stuart Hall, representasi terbagi menjadi tiga cara, yaitu reflective, intentional, dan constructionist. Pembeda dari ketiga pendekatan ini adalah proses representasinya, yang mana nantinya di akhir akan menghasilkan kesimpulan yang berbeda-beda. Secara khusus, permasalah representasi musik dalam artikel ini berfokus pada pendekatan constructionist. Data dalam artikel ini dikumpulkan melalui metode penelusuran data pustaka dan dianalisis dengan pendekatan teori representasi dari Stuart Hall. Beberapa teori representasi dalam musik pun digunakan untuk memperkuat argumentasi penulisan. Hasil analisis menunjukkan bahwa musik mampu menghadirkan satu representasi seperti yang digambarkan dalam musik reggae, yang menghadirkan representasi rastafari.

This article raises the topic of representation in music, especially in the examples of Rastafari phenomena and reggae music. In Stuart Hall's view, representation is divided into three ways, namely reflective, intentional, and constructionist. The differentiator of the three approaches is the process of representation, which in the end will produce different conclusions. Specifically, the problem of music representation in this article focuses on the constructionist approach. The data in this article was collected through a library data search method and analyzed with the representation theory approach from Stuart Hall. Some representation theories in music are also used to strengthen the argumentation of writing. The analysis shows that music is able to present one representation as depicted in reggae music, which presents Rastafari representation."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2020
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>