Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 173242 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Putri Sandy Pangestu
"Penelitian untuk mengetahui konsentrasi higromisin optimum untuk seleksi tanaman hasil transformasi telah dilakukan. Optimasi menggunakan higromisin 30 ppm dengan waktu seleksi 3 minggu dan 50 ppm dengan waktu seleksi 2 minggu menunjukkan bahwa semua tunas dapat bertahan hidup pada medium seleksi. Analisis PCR, uji histokimia GUS dan uji higromisin pada daun tanaman sebagai uji validasi menunjukkan bahwa tidak semua tanaman yang bertahan hidup pada medium seleksi menunjukkan keberadaan gen hpt dalam tanaman dan mengekspresikannya. Hasil kolerasi ketiga uji validasi menunjukkan konsentrasi higromisin 50 ppm memberikan persentase kepercayaan seleksi tanaman lebih baik (61,61%) dibandingkan konsentrasi 30 ppm (33,33%). Penggunaan konsentrasi 50 ppm dengan waktu seleksi lebih dari dua minggu dapat digunakan untuk meminimalkan lolosnya tanaman nontransgenik.

Study to determine the optimum concentration of hygromycin for plant selection resulted from transformation has been done. Optimization using hygromicin at 30 ppm for 3 weeks and 50 ppm for 2 weeks showed that all plants can survive on hygromycin selection medium. PCR analysis, GUS histochemical assay and hygromycin assay in plant leaves as a validation test proved that not all survival plants showed the presence of hpt gene in the plant genome and expressed. Hygromycin concentration at 50 ppm gave better reliability of plant selection (61,61 %) than concentration at 30 ppm. The use of hygromycin concentration at 50 ppm with duration more than 2 weeks should be done to minimize non-transgenic plants escape."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2011
S907
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Juwita Lestari
"Hiperpigmentasi adalah gangguan pigmen kulit karena produksi melanin secara berlebihan atau distribusi melaninnya yang tidak merata.Secara tradisional bahan alam yang diduga memiliki efek pemutih adalah kulit buah pisang muli (Musa acuminata Colla AA). Kulit buah pisang muli digunakan dengan cara digosokkan pada daerah yang hitam sehingga terbentuk warna kulit yang lebih cerah.
Untuk membuktikan bahwa kulit buah pisang muli dapat digunakan sebagai pemutih kulit, dilakukan penelitian secara in vitro dengan metode yang dilakukan sebelumnya oleh Arung (2005). Mekanisme kerja pemutih kulit yaitu menghambat enzim tirosinase pada reaksi l-tirosin dan l-dopadalam proses melanogenesis.
Penelitian ini dilakukan untuk memperoleh ekstrak dan fraksi teraktif kulit buah pisang muli dalam menghambat tirosinase serta mengetahui golongan senyawa kimia dari ekstrak dan fraksi teraktif tersebut. Serbuk kering kulit buah pisang muli dimaserasi dengan pelarut etanol 80% kemudian difraksinasi dengan n-heksana, etil asetat, dan n-butanol secara berturut-turut hingga diperoleh fraksi air.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa fraksi air dari ekstrak etanol kulit buah pisang muli merupakan fraksi teraktif dalam menghambat aktivitas tirosinase dengan nilai persen penghambatan 29,1%. Nilai IC50 dari fraksi air sebesar 58,75 µg/mL dan nilai IC50 ekstrak etanol kulit buah pisang muli yakni 63,12 µg/mL. Adapun golongan-golongan senyawa kimia yang terdapat pada ekstrak etanol yakni alkaloid, flavonoid, tanin, saponin, terpenoid dan glikosida sedangkan pada fraksi air ekstrak etanol kulit buah pisang muli adalah alkaloid, flavonoid, tanin, dan glikosida. Hal ini menunjukkan bahwa kulit buah pisang muli memiliki potensi untuk digunakan sebagai pemutih kulit."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2014
S60362
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Livia Zafira Adiyantara
"Pisang Cavendish (Musa acuminata Colla) merupakan salah satu kultivar pisang yang menghadapi ancaman serius berupa serangan penyakit layu Fusarium yang disebabkan oleh infeksi kapang patogen Fusarium oxysporum f. sp. cubense (Foc). Penyakit layu Fusarium menyebabkan penurunan penurunan kaualitas dan produksi tanaman pisang. Penggunaan mikroorganisme sebagai biokontrol dapat dikembangkan untuk alternatif fungisida dalam pengendalian penyakit layu Fusarium di tanaman pisang. Streptomyces spp. diketahui mampu memproduksi senyawa metabolit yang bersifat antifungi dan menekan pertumbuhan patogen. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh, mengetahui aktivitas biokontrol, dan mengidentifikasi isolat yang diduga sebagai Streptomyces spp. yang diisolasi dari PT Green Giant Pineapple (GGP), Lampung Timur. Metode yang dilakukan dalam penelitian ini adalah pengujian secara in vitro yang meliputi uji aktivitas enzim protease, kitinase, selulase, peroksidase, siderofor, amonia, HCN, dan katalase. Pengujian dilanjutkan dengan identifikasi secara molekuler dan uji kompatibilitas antarisolat. Isolat 1H31, 2H44, 3H32, 3H42, dan 5H5 berhasil diisolasi dari tanah Perkebunan pisang. Isolat terseleksi mampu menghambat kapang Foc dan saling kompatibel. Isolat 3H42 dan 5H5 menunjukkan aktivitas biokontrol yang paling baik yang diketahui dari hasil positif yang ditunjukkan pada semua uji aktivitas biokontrol yang dilakukan. Kelima isolat terseleksi diketahui memiliki kemiripan secara morfologis dan filogenetik dengan S. malaysiensis, S. scabei, S. cameroonensis, S. abikoensis, dan S. katrae.

Cavendish banana (Musa acuminata Colla) is one of the banana cultivars that faces a serious threat in the form of Fusarium wilt disease caused by infection with the pathogenic fungus Fusarium oxysporum f. sp. cubense (Foc). Fusarium wilt disease causes a decrease in the quality and production of banana plants. The use of microorganisms as biocontrol can be developed as an alternative to fungicides to control Fusarium wilt disease in banana plants. Streptomyces spp. is known to produce metabolite compounds that are antifungal and suppress pathogen growth. The purpose of this study was to obtain, determine the biocontrol activity, and identify isolates suspected as Streptomyces spp. isolated from PT Green Giant Pineapple (GGP), East Lampung. The method used in this research is in vitro testing which includes enzyme activity tests of protease, chitinase, cellulase, peroxidase, siderophore, ammonia, HCN, and catalase. The test was continued with molecular identification and compatibility test between isolates. Isolates 1H31, 2H44, 3H32, 3H42, and 5H5 were successfully isolated from banana plantation soil. The selected isolates were able to inhibit Foc mold and were mutually compatible. Isolates 3H42 and 5H5 showed the best biocontrol activity known from the positive results shown in all biocontrol activity tests conducted. The five selected isolates are known to have morphological and phylogenetic similarities with S. malaysiensis, S. scabei, S. cameroonensis, S. abikoensis, and S. katrae."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurlaili
"Bacillus sp. 140-B dan Streptomyces sp. L.3.1-DW diisolasi dari tanah dan rizosfer tanaman dari perkebunan nanas dan pisang di Provinsi Lampung. Kedua bakteri tersebut diuji kemampuannya dalam melawan patogen Fusarium oxysporum Schlecht f. sp. cubense (Foc) secara in-vitro dan in-vivo. Aplikasi Bacillus sp. 140-B dan Streptomyces sp. L.3.1-DW sebagai isolat tunggal maupun kombinasinya secara in-vivo pada tanaman pisang var. Cavendish dilakukan dalam rumah kaca selama 30 hari.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkarakterisasi dan menguji potensi Bacillus sp. 140-B dan Streptomyces sp. L.3.1-DW sebagai agen biokontrol dalam menghambat patogen Foc dan mengkaji kemampuannya untuk menghasilkan enzim ketahanan tanaman pisang. Potensi Bacillus sp. 140-B dan Streptomyces sp. L.3.1-DW sebagai agen biokontrol ditunjukkan dengan kemampuannya dalam menghambat pertumbuhan patogen Foc, sintesis enzim protease dan kitinase ekstraseluler, produksi hormon tumbuh Indole-Acetic Acid (IAA), dan produksi enzim ketahanan tanaman phenylalanine ammonia-lyase (PAL) and tyrosine ammonia lyase (TAL). Bacillus sp. 140-B dan Streptomyces sp. L.3.1-DW juga berperan sebagai plant growth-promoting rhizobacteia (PGPR), yang diindikasikan dengan peningkatan pertumbuhan tanaman pisang, di mana perlakuan Streptomyces L.3.1-DW memiliki rata-rata tinggi tanaman tertinggi dibandingkan perlakuan lainnya, dengan atau tanpa infeksi Foc.
Hasil penelitian secara in-vitro dan in-vivo menunjukkan bahwa Streptomyces sp. L.3.1-DW memiliki kemampuan sebagai agen biokontrol yang lebih baik dibandingkan Bacillus sp. 140-B. Penelitian ini mengindikasikan bahwa Bacillus sp. 140-B dan Streptomyces sp. L.3.1-DW dapat digunakan sebagai alternatif untuk mengendalikan infeksi Foc.

Bacillus sp. 140-B and Streptomyces sp. L.3.1-DW were isolated from soil and rhizosphere area of pineapple and banana plantation in Lampung Province. Those bacteria were evaluated in-vitro and in-vivo tests againts Fusarium oxysporum Schlecht f. sp. cubense (Foc). Application of Bacillus sp. 140-B and Streptomyces sp. L.3.1-DW as single isolate or in combination in banana plant var. Cavendish were tested under greenhouse conditions for 30 days.
The aims of this study were to characterize and investigate the potentials of Bacillus sp. 140-B and Streptomyces sp. L.3.1-DW as biocontrol agents to inhibit Foc pathogen and investigate their abilities to produce plant resistancy enzymes. The potentials of Bacillus sp. 140-B and Streptomyces sp. L.3.1-DW as biocontrol agents were showed by their abilities to inhibit growth of Foc pathogen, synthesize extracellular protease and chitinase enzymes, produce growth hormone, such as Indole-Acetic Acid (IAA), and produce plant resistancy enzymes, such as phenylalanine ammonia-lyase (PAL) and tyrosine ammonia lyase (TAL). Bacillus sp. 140-B and Streptomyces sp. L.3.1-DW also act as plant growth-promoting rhizobacteia (PGPR), that indicated by improvement of banana growth, in which Streptomyces L.3.1-DW caused the highest growth of banana either with or without Foc infection.
In-vitro and in-vivo tests was showed that Streptomyces sp. L.3.1-DW had better biocontrol activities compared to Bacillus sp. 140-B. This study indicated that Bacillus sp. 140-B and Streptomyces sp. L.3.1-DW could be used as alternative solutions to control Foc pathogen.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2012
T30921
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Desan Rafsanjani
"Pisang (Musa sp.) merupakan salah satu buah dengan keberagaman yang banyak di Indonesia. Terdapat sekitar 6 sampai 9 subspesies atau varietas pisang Musa acuminata. Pemodelan multi-varieties untuk pengukuran kadar gula total pada suatu buah bertujuan untuk memudahkan proses perhitungan untuk satu kelompok varietas sehingga hanya didapatkan satu model saja yang disebut universal model. Dalam penelitian ini, penulis mencoba membuat universal model untuk pengukuran kadar gula total pada 3 varietas pisang Musa acuminata menggunakan citra hiperspektral berbasis Visible-Near Infrared (VNIR). Universal model utama yang akan digunakan berbasis Convolution Neural Network (CNN). Convolution Neural Networks (CNN) merupakan kumpulan suatu layer (neural) 3 dimensi yang membentuk suatu jaringan (network) yang berfungsi untuk pengolahan data berdimensi tiga melalui proses konvolusi. 3 komponen utama dalam perancangan perangkat keras untuk akuisisi data citra hyperspectral, di antaranya kamera hiperspektral, lampu halogen, dan slider. Pada penelitian ini digunakan 3 jenis buah pisang berbeda, yaitu pisang ambon kuning, pisang cavendish, dan pisang mas. Model universal atau model untuk memprediksi kadar gula total pada pisang cavendish, pisang mas, dan pisang ambon pada penelitian ini didapatkan parameter regresi sebesar 1,1285 untuk RMSEP; 0,2338 untuk RMSEC; 0,8747 untuk RP2; dan 0,9946 untuk RC2. Implementasi deep learning CNN sebagai regresi untuk sistem pengukuran kadar gula total pada varietas pisang Musa acuminata dapat digunakan pada penelitian ini karena didapatkan nilai parameter regresi yang hampir sama dengan parameter hasil regresi pada algoritma PLSR.

Banana (Musa sp.) is one of the most diverse fruits in Indonesia. There are about 6 to 9 subspecies or varieties of Musa acuminata banana. Multi-varieties modeling for measuring the total sugar content in a fruit aims to facilitate the calculation process for one varieties group so that only one model is obtained which is called the universal model. In this study, the authors tried to obtain a universal model for measuring total sugar content in 3 Banana Varieties Musa acuminata using hyperspectral imaging based on Visible-Near Infrared (VNIR). The main universal model to be used is based on Convolution Neural Network (CNN). Convolution Neural Networks (CNN) is a set of 3-dimensional (neural) layers that form a network that used for three-dimensional data processing through a convolutional. 3 main hardware components used for hyperspectral image data acquisition, including a hyperspectral camera, halogen lights, and sliders. In this study, three different types of banana were used, there is yellow ambon banana, cavendish banana, and mas banana. Universal model or a model to predict total sugar content in cavendish banana, cas banana, and ambon banana in this study obtained a regression parameter of 1.1285 for RMSEP; 0.2338 for RMSEC; 0.8747 for RP2; and 0,9946 for RC2. The implementation of deep learning CNN as a regression for the total sugar content measurement system in Musa acuminata banana variety can be used in this study due to the regression parameter values are almost the same as the regression parameters in the PLSR algorithm"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Widia Dinagunata
"Di Indonesia, pisang memiliki nilai konsumsi tinggi dan dapat dikonsumsi oleh seluruh lapisan masyarakat serta diketahui memiliki kandungan antioksidan didalamnya. Tujuan penelitian ini ialah membandingkan aktivitas antioksidan pada ekstrak daging pisang mas dengan senyawa lain yang telah diketahui sebagai senyawa antioksidan. Metode penelitian yang digunakan yaitu studi eksperimental dengan sampel pisang mas yang diambil dari Pasar Rawasari, Jakarta Pusat melalui penghitungan bilangan peroksida. Dari hasil penelitian, nilai penghitungan bilangan peroksida pisang mas lebih tinggi dari nilai penghitungan bilangan peroksida katekin namun lebih rendah dibandingkan nilai penghitungan vitamin A dan vitamin C. Sehingga dapat disimpulkan bahwa didalam ekstrak daging pisang mas terdapat aktivitas antioksidan.

In Indonesia, banana have high consume value and can be consume by all of people, and it is known to be contain of antioxide in it. The aim of this research is compare antioxide effect of "Mas" banana pulp extract with other substance that known as antioxidant. The method of reseach is eksperimental study with "Mas" banana samples, were collected on "Pasar Rawasari" , Central Jakarta. From this research, value of peroxide number "Pisang Mas" higher than value of peroxide number catechin but lower than value of vitamin A and vitamin C. As a conclusion, there is antioxidant activity in ?Mas?banana pulp extract."
Depok: Universitas Indonesia, 2009
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Evi Nurhidayati
"Minimnya konsumsi serat dapat menyebabkan terjadinya berbagai penyakit. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan produk berbahan dasar buah dan kulit pisang (Musa paradisiaca) sebagai makanan alternatif sumber serat berupa donat yang dapat diterima masyarakat. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorium dengan metode rancangan acak lengkap. Panelis dalam penelitian ini adalah 50 mahasiswa FKM UI. Hasil penelitian menunjukkan bahwa donat yang paling disukai panelis adalah donat 683 dengan substitusi buah dan kulit pisang (dry basis) sebesar 5,82% buah pisang dan 18,41% kulit pisang. Berdasarkan hasil uji laboratorium, donat 683 memiliki kandungan gizi yaitu energi 338,91 kkal; air 28,23 gram; abu 0,73 gram; lemak10,95 gram; protein 4,31 gram; karbohidrat 55,78 gram; serat pangan larut 2,13 gram; dan serat pangan tak larut 9,12 gram per 100 gram donat. Penambahan buah dan kulit pisang dengan kadar serat tinggi pada donat formulasi meningkatkan jumlah energi, kadar abu, lemak, karbohidrat, dan kadar serat pangan total (serat pangan larut dan tak larut).

Deficiency of dietary fiber can cause so many diseases. The main goals from this research are to make innovative product, especially donut, that made from fruit and peel of banana (Musa paradisiaca) and also to know the acceptance for this product. This research is an experimental research that using completely randomized design method. Panelists for hedonic test in this research are 50 students from Faculty of Public Health UI. The result of this research shows that the favorite donut is donut 683 that substituted by 5,82% banana fruit and 18,41% banana peel (dry basis). Based on laboratorium analysis, the nutrient contents of donut 683 are 338,91 kcal of energy; 28,23 gram of moisturize (water); 0,73 gram of ash; 10,95 gram of fat; 4,31 gram of protein; 55,78 gram of carbohydrate; 2,13 gram of soluble dietary fiber; and 9,12 gram of insoluble dietary fiber per 100 gram of donut. Addition of fruit and peel of banana, that contain with high fiber, can increase the content of energy , ash, fat, carbohydrate, and total dietary fiber (soluble and insoluble dietary fiber)."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2015
S60321
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lestari Putri Dermawan
"Penelitian telah dilakukan untuk melihat variasi genetik pada tanaman kakao (Theobroma cacao L.) Trinitario yang diperoleh dari hasil eksplorasi dan seleksi di Provinsi Lampung, yaitu HJ1, HJ2, HJ3 dan HJ4 serta tanaman kakao Trinitario tetua, yaitu DR2. Identifikasi dilakukan dengan membandingkan sekuen daerah matK pada genom DNA kloroplas. Isolasi genom dilakukan pada sampel daun kakao yang tua dan segar. Selanjutnya, dilakukan amplifikasi dengan menggunakan dua primer yang berbeda, yaitu Mac 02 (872 bp) dan Mac 09 (1.153 bp). Hasil sekuensing yang diperoleh menunjukkan terdapat variasi genetik pada sampel HJ3 yang diamplifikasi dengan menggunakan primer Mac 09. Dendrogram yang dikonstruksi menggunakan metode UPGMA menunjukkan bahwa tanaman kakao hasil eksplorasi dan seleksi (HJ1, HJ2, HJ3 dan HJ4) mengelompok ke dalam satu cluster, dan sampel DR2 merupakan tetua dari keempat tanaman kakao hasil eksplorasi dan seleksi tersebut.

The research was conducted to know the genetic variation in the Trinitario cacao plant (Theobroma cacao L.) obtained from exploration and selection in Lampung Province, named HJ1, HJ2, HJ3 and HJ4 and the elder Trinitario cacao crop, named DR2. The identification was performed by comparing the DNA sequence of the matK region in chloroplasts DNA genome. Genomic isolation was carried out on samples of an old and fresh cacao leaf. Furthermore, the amplification was conducted using two different primers, named Mac 02 (872 bp) and Mac 09 (1.153 bp). The sequencing results obtained indicate genetic variations in samples that amplified using Mac 09 primer. Dendrogram that was constructed using UPGMA method showed that the cacao plant from the exploration and selection (HJ1, HJ2, HJ3 and HJ4) are grouped into one cluster, and the DR2 plant are the elder of that four cacao plant.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2016
S64755
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gilang Putra
"Pisang mas merupakan buah yang popular karena merupakan salah satu sumber dari vitamin dan mineral bagi tubuh manusia. Meskipun demikian, pisang mas tergolong komoditas yang sangat mudah rusak diakibatkan bakteri pembusuk. Ozon dapat berfungsi sebagai disinfektan yang tidak berbahaya dan telah diterapkan dalam pengawetan makanan. Pada penelitian ini, pisang mas sebagai sampel diawetkan dengan memanfaatkan gas ozon dengan variasi durasi kontak dan frekuensi penyemprotan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penyemprotan ozon dalam menjaga kualitas pisang mas. Sampel diozonasi dengan dosis 3 ppm, variasi durasi kontak 3 menit, 5 menit, dan 10 menit dan frekuensi penyemprotan 1 kali, 2 kali, dan 3 kali. Parameter kualitas yang dievaluasi berupa nilai Total Bakteri Mesofil Aerobik, kandungan kalium, perubahan massa, total padatan terlarut, dan organoleptik. Sampel disimpan selama 7 hari untuk melihat perkembangan karakteristiknya. Gas ozon dengan durasi 10 menit dan frekuensi 1 kali menghasilkan nilai yang lebih rendah (3,45x103 CFU/g) dibandingkan sampel kontrol (6,20x104 CFU/g) dan menekan penurunan kekurangan massa dan total padatan terlarut sebesar 5,33% dan 16,67 % dalam penyimpanan 168 jam. Selain itu, gas ozon mampu menaikkan jumlah kandungan kalium sebesar 23% dan menghasilkan nilai organoleptik yang lebih baik dibandingkan sampel kontrol

Lady finger banana is a popular fruit which is source of vitamins and minerals for the human body. Lady finger bananas are classified as a commodity that is easily damaged by rotting bacteria. Ozone can function as a disinfectant that is not harmful and has been applied in food preservation. In this study lady finger bananas as a sample were preserved to extend its shelf life using ozone with variations in contact duration and frequency of spraying. This study aims to determine the effect of ozone spraying on maintaining the quality of lady finger bananas. Sample was ozonated at dose of 3 ppm, contact duration of 3 minutes, 5 minutes and 10 minutes and frequency of 1 time, 2 times, and 3 times. The quality parameters evaluated by its total mesophyll aerobic bacteria, potassium content, fresh matter loss, total soluble solid, and organoleptic. Sample was stored for 7 days to see the development of its characteristics. Ozone gas with duration of 10 minutes and frequency of 1 time resulted lower values (3,45x103 CFU/g) than the control (6,20x104 CFU/g), suppress the decrease in fresh matter loss and total soluble solid up to 5.33% and 16.67% in 168 hours storage. In addition, ozone gas increased the amount of potassium content up to 23 % and resulted a higher organoleptic test value than the control"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Mufidah
"Masa simpan pisang mas yang singkat karena perusakan oleh bakteri dan jamur memerlukan solusi alternatif selain metode konvensional seperti penyimpanan pada suhu rendah dan perlakuan panas. Ozon dapat berfungsi sebagai disinfektan yang tidak berbahaya bagi manusia dan telah diterapkan dalam pengawetan makanan dan produk pertanian. Penyemprotan gas ozon dilakukan untuk mengurangi pertumbuhan bakteri dan jamur sehingga penurunan kualitas pisang mas akibat pembusukan dapat diperlambat. Pada penelitian ini, pisang mas diozonasi dengan variasi dosis yang dihasilkan ozonator yaitu 1 ppm, 3 ppm, dan 5 ppm dan dikontakkan dengan gas ozon selama 10 menit. Sampel disimpan pada dua kondisi penyimpanan: suhu ruang (25-28oC) dan suhu kulkas (13-14oC). Sampel disimpan selama 7 hari untuk melihat perkembangan karakteristiknya. Analisis karakteristik pisang yang dilakukan adalah parameter angka lempeng total (ALT) untuk total bakteri mesofil aerob (TBMA), kandungan kalium, perubahan massa (fresh matter loss), total padatan terlarut/total soluble solid (TSS), dan organoleptik dari pisang mas. Berdasarkan penelitian ini didapat bahwa ozon dapat memperpanjang masa simpan pisang ditinjau dari parameter karakterisasi sampel (ALT untuk TBMA, penurunan massa, total padatan terlarut, kadar kalium, dan organoleptik). Hal ini dapat dilihat dari kemampuan ozon mengurangi jumlah TBMA hingga 50% pada saat 24 jam penyimpanan, perlambatan laju penurunan massa dan kadar TSS jika dibandingkan dengan sampel kontrol, peningkatan kadar kalium pada sampel hingga 23% lebih tinggi dibanding kadar kalium awal, dan parameter organoleptik yang lebih baik dibanding sampel kontrol. Kombinasi suhu rendah dan ozonasi menghasilkan kualitas sampel pisang mas yang terbaik, dengan dosis terbaik adalah 5 ppm dan sampel disimpan pada suhu rendah, di mana jumlah TBMA pada akhir penyimpanan adalah 7,1 x 102 koloni/gram, lebih rendah dibanding sampel kontrol yang memiliki TBMA 6,6 x 103 koloni/gram.

The short shelf life of pisang mas due to bacteria and fungi requires alternative solutions other than conventional methods such as storage at low temperatures and heat treatment. Ozone has a disinfectant property that is harmless to humans and has been applied in the preservation of food and agricultural products. The usage of ozone in form of ozone gas spraying is done to reduce the growth of bacteria and fungi so that the decline in the quality of mas bananas due to spoilage can be slowed down. In this study, banana mas was ozonated with various doses produced by ozonator: 1 ppm, 3 ppm, and 5 ppm and contacted with ozone for 10 minutes. Samples were stored in two storage conditions: room temperature (25-28oC) and low temperature (13-14oC). The samples were then stored for 7 days to see the change of their characteristics. The analysis of banana characteristics carried out was the total plate count (TPC), potassium content, fresh matter loss, total soluble solids/sugar content, and organoleptic properties of banana mas. This can be seen from the ability of ozone to reduce the amount of bacteria by up to 50% during 24 hours of storage, slowing down the rate of mass and TSS levels reduction, increasing potassium levels by up to 23% higher than the initial potassium levels, and organoleptic parameters are better than the control sample. The combination of low temperature and ozonation resulted in the best quality of banana mas sample, with the best dose of 5 ppm and the sample were stored at low temperature, where the amount of bacteria at the end of storage was 7.1 x 102 colonies/gram, lower than control sample that have 6.6 x 103 colonies/gram."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>