Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 177408 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Arum Nawang Wulan
"Pariwisata merupakan salah satu sektor perekonomian yang dapat diandalkan sebagai sumber pendapatan negara. Beragamnya jenis objek wisata di Jawa Barat telah membuat provinsi ini ditetapkan sebagai salah satu daerah tujuan wisata di Indonesia. Di Jawa Barat, Kabupaten dan Kota Sukabumi yang terbanyak memiliki objek wisata alam.
Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat daya tarik objek wisata mata air panas menggunakan metode analisis spasial dan deskriptif.
Hasil penelitian menunjukan bahwa tingkat daya tarik searah dengan kelengkapan fasilitas, karakteristik fisik yang memadai dan jumlah pengunjungnya. Hal ini ditunjukan dengan: bila fasilitas di lokasi tersebut lengkap, dengan suhu mata air panas kurang dari 45°C, kemiringan lereng kurang dari 40%, dan banyak dikunjungi wisatawan, maka tingkat daya tarik objek wisata tersebut tinggi seperti yang terdapat di objek wisata mata air panas di Cisolok.

Tourism is one of economic sectors which could be reliable as a country's income. Various types of tourism resort in West Java had turned this province into one of tourist destinations in Indonesia. Here, in West java, Sukabumi Regency (Kabupaten Sukabumi) and Sukabumi City (Kota Sukabumi) are the two places which has the biggest total numbers of natural tourist resorts.
This research purpose is to know the attraction levels of hot springs as a tourism resort using spatial and descriptive analysis methods.
The result shows the attraction levels had the same agreements with adequate physical characteristics, full supports of non physical characteristics, and also numbers of visitors. Which means, if it has fully supports with facilities, has less than 45°C temperature on its hot spring, less than 40% slope area, and has great numbers of visitors, it must have a highest attraction level among others, as in hot spring tourism resort in Cisolok.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2012
S1274
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Dema Amalia Putri
"Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bandung tahun 2007-2027 menetapkan Kawasan Gunung Patuha sebagai salah satu kawasan yang memiliki peran khusus untuk sektor pariwisata. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui daya tarik dan motivasi wisatawan pada objek wisata serta hubungan antara keduanya di Kawasan Gunung Patuha. Penilaian daya tarik objek wisata didasarkan kepada kelengkapan fasilitas wisata dan aksesibilitas. Sedangkan penilaian motivasi wisatawan didasarkan pada preferensi wisatawan, kebutuhan wisatawan, dan status perjalanan wisatawan. Variabel penelitian dianalisis menggunakan analisis spasial dan uji statistik chi square.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa daya tarik objek wisata di kawasan tersebut bervariasi. Objek wisata dengan nilai daya tariknya tinggi memiliki kecenderungan berada pada lokasi yang saling berdekatan, sedangkan daya tarik sedang dan daya tarik rendah berada pada lokasi yang berjauhan. Wisatawan yang berkunjung di Kawasan Gunung Patuha didominasikan oleh tipe motivasi wisatawan semi pelancong. Motivasi wisatawan yang berkunjung pada objek wisata tidak dipengaruhi oleh daya tarik objek wisata berdasarkan kelengkapan fasilitas wisata. Hal ini dikarenakan meskipun objek wisata memiliki ketersediaan fasilitas wisata yang lengkap, wisatawan yang berkunjung terkadang hanya berfokus kepada atraksi yang disediakan dibandingkan pada kelengkapan fasilitas wisata tersebut.

The Bandung Regency Spatial Plan for 2007-2027 regulates The Patuha Mountain Area as one of the regions that has a special role for the tourism sector. This research was conducted to find out the attractiveness and motivation of tourists on tourist attractions as well as the relationship between them in The Patuha Mountain Area. Assessment of tourist attraction in accordance with the completeness of tourist facilities and accessibility. Meanwhile, assessment of tourist motivation based on tourist preferences, tourist needs, and tourists travel status. The research variables were analyzed using spatial analysis and chi square test statistics.
Results demonstrated that attractiveness of tourist attractions in the region varies. Tourist attraction with high attractiveness value are located in close proximity to each other, while medium and low attractiveness value are in far apart locations. Tourist motivation visiting The Patuha Mountain Area are dominated by flashpacker types and not influenced by the attractiveness value of tourist attractions based on the completeness of tourist facilities. It was because although tourist attraction has the availability of complete tourist facilities, tourists who visit sometimes only focus at the attractions provided compared to the complete tourist facilities.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adi Maulana
"Kabupaten Kuningan memiliki beberapa objek wisata yang banyak menarik kunjungan wisatawan baik wisatawan nusantara maupun wisatawan asing. Objek wisata yang diteliti meliputi Waduk Darma, Balong Keramat Darmaloka, Balong Ikan Cigugur, Taman Purbakala Cipari, Buper Palutungan, Gedung Perundingan Linggarjati, Linggarjati Indah, Curug Sidomba, Kolam Pemandian Cibulan, dan Telaga Remis.
Penelitian ini bermaksud untuk mengetahui hubungan tingkat daya tarik dan karakteristik objek wisata di Kabupaten Kuningan. Metode analisis yang digunakan adalah metode spasial komparatif deskriptif.
Hasil penelitian menunjukan bahwa tidak ada hubungan antara tingkat daya tarik dan karakteristik objek wisata. Objek wisata dengan tingkat daya tarik tinggi cenderung berada di kelas jalan provinsi dengan fasilitas wisata yang lengkap dan aksesibilitas yang mudah dijangkau. Sedangkan objek wisata dengan tingkat daya tarik rendah cenderung berada di kelas jalan lokal dengan fasilitas wisata yang kurang lengkap dan aksesibilitas yang sulit dijangkau.

Kuningan Regency has several interesting tourist objects that many tourists visit both public and tourists from outside Kuningan Regency itself. Research objects are Waduk Darma, Balong Keramat Darmaloka, Balong Ikan Cigugur, Taman Purbakala Cipari, Buper Palutungan, Gedung Perundingan Linggarjati, Linggarjati Indah, Curug Sidomba, Kolam Pemandian Cibulan, and Telaga Remis.
The purpose of the research is to identify the correlation of level tourist attraction and characteristic of attraction in Kuningan Regency. The analytical method used in this research is a descriptive comparative spatial.
The result show that there was no correlation between the level tourist attraction and characteristic of attraction. Attraction with a high level of attractiveness disposed to be in the class province with complete tourist facility and good accessibility. While the attraction with low level attractiveness disposed to be in the class local roads with uncomplete tourist facility and bad accessibility.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2013
S45767
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ratri Candra Restuti
"Objek wisata alam yang diteliti meliputi Goa Jatijajar, Goa Petruk, Pantai Petanahan, Pantai Logending, Pantai Karangbolong, dan PAP Krakal. Variabel yang digunakan adalah jumlah pengunjung, atraksi, fasilitas wisata dan aksesibilitas. Metode analisis yang digunakan adalah metode deskriptif dan pendekatan keruangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa objek wisata dengan tingkat daya tarik tinggi memiliki kecenderungan site attraction yang beragam dan adanya event attraction. Ditunjang pula dengan ketersediaan faslitas yang lengkap, aksesibilitas berupa kelas jalan propinsi dan ketersediaan angkutan umum yang memadai. Hal ini terlihat pada objek wisata Goa Jatijajar. Sedangkan objek wisata dengan tingkat daya tarik rendah mempunyai kecenderungan site attraction yang tidak beragam dan tidak terdapatnya event attraction. Selain itu, ketersediaan fasilitas yang tidak lengkap. Kelas jalan yang menjangkau lokasi wisata merupakan kelas lokal dengan ketersediaan angkutan umum yang kurang memadai. Seperti ditunjukkan oleh objek wisata Goa Petruk, Pantai Karangbolong, dan PAP Krakal.

This research purpose is to know the attraction level of natural tourist resorts in Kebumen Regency. Research objects are Jatijajar Cave, Petruk Cave, Petanahan Beach, Logending Beach, Karangbolong Beach, and Krakal Hotspring. The result show that natural tourist resort with high attraction level have some characteristic. They are many site attraction and event attraction, completed with tourist facility and good accessibility. This condition have been showed in Jatijajar Cave. But, natural tourists resort with low attraction have less site attraction and event attraction, uncomplete tourist facility and bad accessibility. They are Petruk Cave, Karangbolong Beach, and Krakal Hotspring.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2008
S34193
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Oki Pratama
"ABSTRAK
Kabupaten Banyuwangi merupakan salah satu daerah yang sedang gencar mengembangkan potensi wisatanya. Panjangnya garis pantai yang dimiliki Kabupaten Banyuwangi, membuat daerah tersebut memiliki banyak objek wisata pantai dan fokus mengembangkan jenis objek wisata tersebut. Masing-masing objek wisata mempunyai daya tarik yang berbeda. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui tingkat daya tarik objek wisata pantai di Kabupaten Banyuwangi. Metode analisis yang digunakan adalah metode deskriptif dengan pendekatan keruangan serta menggunakan Uji Statistik Chi Square untuk mencari hubungan. Hasil penelitian menunjukan bahwa objek wisata di Kabupaten Banyuwangi cenderung memiliki tingkat daya tarik yang rendah. Kedatangan wisatawan asing ke objek wisata pantai di Kabupaten Banyuwangi tidak dipengaruhi oleh tingkat daya tarik berdasarkan kelengkapan fasilitas yang terdapat di masing-masing objek wisata pantai. Melalui hasil uji statistik diketahui bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat daya tarik objek wisata pantai dengan jumlah pengunjung objek wisata pantai tahun 2015 di Kabupaten Banyuwangi ditunjukan dengan tidak semua objek wisata pantai dengan tingkat daya tarik tinggi akan mendatangkan jumlah pengunjung yang tinggi pula, dan begitu juga sebaliknya.

ABSTRACT
Banyuwangi is currently developing tourism potentials intensively. The length of Banyuwangi coastline enables Banyuwangi to have lot of beach tourism objects and focusing on the tourist attraction development.The tourism attractions have each own different appeal. The purpose of this study is to determine the level of tourist attraction of beaches in Banyuwangi. The analytical method used is descriptive method of spatial statistics and using Chi Square test to find the correlations. The results showed that tourism attractions in Banyuwangi tend to have lower levels of appeal. Foreign tourist visit to beach in Banyuwangi is not influenced by the level of appeal that based from the availability of facilities at each beach tourism objects . Test statistic results showed that there is no significant correlation between appeal level of beach tourism objects and beach tourism object visitors in Banyuwangi at 2015. Tourism attractions with high level of appeal do not always have high number of visitors,and the low level of appeal do not always have low number of visitors. "
2016
S65195
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Miftahul Jannah
"Kabupaten Kebumen merupakan salah satu kawasan wisata unggulan di Provinsi Jawa Tengah yang memiliki objek wisata alam, wisata buatan, dan wisata minat khusus. Masing-masing objek wisata memiliki tingkat daya tarik yang berbeda-beda. Terdapat perbedaan tingkat daya tarik objek wisata pada tahun 2020-2022 akibat adanya fasilitas yang tidak beroperasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat daya tarik objek wisata berdasarkan fasilitas dan aksesibilitas, serta hubungan antara tingkat daya tarik wisata dengan jangkauan wisatawan pada masing-masing objek wisata di Kabupaten Kebumen. Metode analisis yang digunakan adalah analisis keruangan dan analisis deskriptif untuk mengetahui hubungan antara tingkat daya tarik terhadap jangkauan wisatawannya. Hasil penelitian menujukkan bahwa objek wisata di Kabupaten Kebumen ini terbagi menjadi 3 tingkatan yaitu tinggi, sedang, dan rendah. Objek wisata yang termasuk ke dalam tingkat daya tarik tinggi yaitu Goa Jatijajar, Pantai Suwuk, dan Waduk Sempor. Kemudian untuk tingkat daya tarik sedang yaitu objek wisata Pantai Petanahan, Pantai Karangbolong, Pantai Logending, dan Pemandian Air Panas Krakal. Sedangkan untuk tingkat daya tarik rendah yaitu objek wisata Goa Petruk dan Waduk Wadaslintang. Hubungan tingkat daya tarik objek wisata terharap jangkauan wisatawan di Kabupaten Kebumen berbeda-beda. Terdapat objek wisata dengan tingkat daya tarik tinggi memiliki tingkat jangkauan wisatawan yang tinggi tetapi ada juga yang memiliki tingkat jangkauan wisatawan sedang. Begitupula dengan tingkat daya tarik sedang dan rendah.

Kebumen Regency is one of the leading tourist areas in Central Java Province which has natural attractions, artificial tours, and special interest tours. Each tourist attraction has a different level of attraction. There are differences in the level of tourist attraction in 2020-2022 due to facilities that are not operating. This study aims to determine the level of tourist attraction based on facilities and accessibility, as well as the relationship between the level of tourist attraction and the reach of tourists in each tourist attraction in Kebumen Regency. The analytical method used is spatial analysis and descriptive analysis to determine the relationship between the level of attraction to the reach of tourists. The results of the study show that the tourist attraction in Kebumen Regency is divided into 3 levels, namely high, medium, and low. Attractions that are included in the high level of attraction are Jatijajar Cave, Suwuk Beach, and Sempor Reservoir. Then for the medium level of attraction, namely Petanahan Beach, Karangbolong Beach, Logending Beach, and Krakal Hot Springs. As for the low level of attraction, namely the Petruk Cave and Wadaslintang Reservoir attractions. The relationship between the level of attractiveness of tourist objects and the reach of tourists in Kebumen Regency is different. There are attractions with a high level of attractiveness that have a high level of tourist reach but there are also those that have a moderate level of tourist reach. Likewise with moderate and low attractiveness levels."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Air adalah sumberdaya alam yang sangat penting untuk kehidupan manusia
sehingga perlu untuk diatur dan dilidungi pengggunaannya. Mata air panas
telah menjadi fenomena yang cukup menarik perhatian khalayak umum pada
beberapa tahun belakangan ini. Oleh karena itu perlu diketahui kualitas mata
air panasnya dan pola keruangannya sehingga berguna untuk proses ke
depannya. Wilayah yang diteliti adalah Daerah Aliran (DA) Ci Mandiri dan
DA Ci Maja. Di mana variabel yang digunakan adalah variabel dependen (y)
dan independen (x). Pemunculan tipe mata air berupa Hot Spring pada
wilayah DA Ci Mandiri dan Ci Maja memiliki kualitas yang bervariasi.
Seluruh parameter termasuk ke dalam kelas II (untuk peruntukan prasarana
dan sarana rekreasi) pengecualian untuk parameter Daya Hantar Listrik
(DHL) yang memang tidak terdapat pada nilai baku mutu. Kualitas mata air
panas pada wilayah penelitian dipengaruhi oleh penggunaan tanah dan
struktur geologinya. Pola keruangan mata air panas yang dihasilkan adalah
pola yang berkumpul pada wilayah syarat struktur geologi. Di mana sebagian
besar struktur geologi tersebut berkelompok di bagian tengah wilayah
penelitian. Ini sama dengan sebaran mata air panas pada wilayah penelitian
yang memang berkelompok pada bagian tengah."
Universitas Indonesia, 2010
S34142
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yudhistira Satya Pribadi
"Sebagai sebuah kepulauan yang terbentuk dari aktivitas tektonis dan vulkanis serta sebagai tempat bertemunya beberapa lempeng dunia, Indonesia menjadi wilayah dengan tingkat resiko bencana gempa bumi yang besar. Di lain pihak, upaya dalam memprediksi gempa bumi belum dapat dilakukan dengan optimal dan belum dapat dipastikan secara akurat. Penelitian ini ditujukan sebagai salah satu upaya dalam melihat bagaimana hubungan kejadian gempa bumi dengan perubahan suhu pada mata air panas yang biasanya selalu muncul di daerah yang dilalui oleh sebuah patahan dengan resiko aktivitas gempa bumi yang tinggi. Perubahan suhu yang tercatat pada mata air panas ini yang akan dibandingkan dengan adanya aktivitas gempa bumi untuk dilihat bagaimana asosiasinya. Hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan adanya perubahan suhu pada mata air panas menjelang adanya aktivitas gempa bumi dengan perubahan yang berbeda-beda terkait pada jarak episentrum gempa bumi dan faktor geologi seperti: jenis batuan, stratigrafi, dan struktur geologi.

Indonesia, an archipelagic nation that formed from enormous volcanic and tectonic activities has a major risk on earthquake disaster. On the other side, either geologist nor such an international seismologic agencies have found no evidence or accurate facts that could lead them to predict or even overcasting future earthquake would occur. What they got now is only such a models and statistically based predictions on how the earthquake happened in the past and how it will happen in the future. The fault, as we know is one of an earthquake sources that literally have a number of hotsprings as sign if it is active, like we could met in Cimandiri fault. According to several measurements, there are such anomalies that showed in hotsprings temperature when an earthquake occured in a matter of future time. By considering those anomalies with geological conditions ie: rocks type; stratigraphy; geological structure; and earthquake event itself, we could see that geological conditions in combinations with epicentrum ranges have major involvement in changing and affecting those anomalies and it could be used as the way to predict another future earthquake."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2012
S42228
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Devina
"ABSTRAK
Kabupaten Gunungkidul memiliki keanekaragaman objek wisata salah satunya berupa objek wisata pantai, namun tidak semua objek wisata pantai memiliki tingkat daya tarik yang sama. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat daya tarik objek wisata pantai dan hubungannya dengan fasilitas wisata yang ada. Variabel yang digunakan yaitu jumlah pengunjung, fasilitas primer, sekunder dan kondisional. Metode analisis yang digunakan adalah metode deskriptif dan pendekatan keruangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat daya tarik objek wisata pantai maka semakin beragam fasilitas primer, memiliki ketersediaan fasilitas sekunder yang lengkap dan fasilitas kondisional yang lebih banyak serta mudah diakses. Hal ini dapat terlihat pada objek wisata pantai pada pos Baron. Sedangkan, semakin rendah tingkat daya tarik objek wisata pantai maka semakin tidak beragam fasilitas primer, ketersediaan fasilitas sekunder yang tidak lengkap dan fasilitas kondisional yang lebih sedikit serta sulit diakses yang dapat dilihat pada objek wisata pantai pada pos Siung.

ABSTRACT
Gunungkidul district has a diversity of tourist attractions, one of which is a tourist beach, but not all the attractions of coast has the same level. This study aims to determine the level of attractiveness of tourist beaches and its relation to existing tourist facilities. Variable that used is the number of visitors, primary facilities, secondary, and conditional. The analytical method used is descriptive and spatial approach. Results showed that the higher level of the beach tourist attraction, the more diverse of primary facilities, has the availability of a complete secondary facilities and more conditional facilities that easily accessible. This can be seen on tourist beaches in the Baron post. While lower level of the ceach tourist attraction, the increasingly diverse of primary facilities, the availibility of secondary facilit ies is not complete and fewer conditional facilities and also difficult to access whic can be seen on tourist beaches in the Siung Post."
Universitas Indonesia, 2011
S980
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>