Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 170184 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Iman Rizki
"Overall Equipment Effectiveness (OEE) merupakan salah satu metode pengukuran kinerja yang banyak digunakan oleh perusahaan manufaktur untuk mengukur kinerja pemeliharaan pengoperasian mesin/peralatan dipabrik. Teori dasar pengukuran dengan OEE diuraikan mulai dari prosedur perhitungan ketiga komponen OEE, serta enam kerugian besar yang sering terjadi dalam sistem pemeliharaan mesin produksi. Implementasi dan penggunaan OEE pada perusahaan ini diuraikan dengan jelas, mulai dari karateristik proses produksinya, pemilihan peralatan dan permesinan yang diteliti, hingga pengumpulan dan pengolahan data. Akhirnya pembandingan kinerja sistem operasi perusahaan Fiber Cement perlengkapan bangunan dengan aplikasi OEE pada berbagai perusahaan yang didapat dari literatur, juga diuraikan.
Overall Equipment Effectiveness (OEE) is one method of performance measurement that is widely used by manufacturing companies to measure the performance of maintenance operation of machinery/equipment on factory. The basic theory of measurement with OEE is desicribed from the calculation of three OEE components, as well as the big six losses that often occur in the system of production machinery maintenance. Implementation and use of OEE on this company will be explained clearly, starting from the characteristic of the production process, the selection of equipment and machinery that will be inspected, until collecting and processing data, Finally the comparison of work operation system of Fiber Cement company is used for OEE application on any variety of company is also described."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
S1281
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Simbolon, Piator
"Peningkatan kinerja yang berkelanjutan pada sistem produksi di bisnis manufaktur merupakan satu aktifitas penting untuk mempertahankan eksistensi dan berkembangnya perusahaan dalam lingkungan yang terus berubah. Sebagai basis bagi perencanaan dan implementasinya dibutuhkan sistem pengukuran yang tidak saja sebagai alat monitoring bagi top dan middle manager, tetapi juga dapat memberikan stimulus terhadap proses perbaikan yang berkelanjutan (continuous improvement).
Tulisan ini menghadirkan praktek implementasi pengukuran dan analisis kinerja sistem operasi di PT. FDE, sebuah perusahaan multi nasional, pemasok Kwh meter kepada perusahaan-perusahaan pengelola jaringan dan distribusi energi listrik di Asia, Afrika dan Timur Tengah dengan menggunakan Overall Equipment Effectioveness (OBE).
Dasar desain dan pengadopsian sistem pengukuran kinerja yang tepat guna serta faktor-faktor yang harus dipertimbangkan, diuraikan dengan lugas, mulai dari metode penelitian hingga komunikasi data. Prinsip-prinsip pengukuran dengan OEE diuraikan jelas mulai dari prosedur perhitungannya, ketiga faktornya serta identifikasi enam kerugian besar yang sexing terjadi dalam sistem produksi manufaktur. Implernentasi dan penggunaan OEE pada PT. FDE diuraikan dengan jelas, mulai dari karateristik proses produksinya, pemilihan peralatan dan permesinan yang diteliti, hingga pengumpulan dan pengolahan data.
Analisis kinerja dan identifikasi secara kuantitatif terhadap semua kerugian yang terjadi dianalisa secara menyeluruh, keuntungan yang potensial yang dapat dicapai diuraikan. Akhirnya pembandingan kinerja sistem operasi PT. FDE dengan aplikasi OBE pada berbagai perusahaan yang didapat dari literature, juga diuraikan."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
S50178
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Rijal Al Fath
"Permintaan pelumas di Indonesia setiap tahun semakin meningkat, dan saat ini sudah mencapai 1,3KL/tahun. Namun, kemampuan dalam negeri hanya mampu memproduksi sekitar 900 ribu KL/tahun. Pemegang pangsa pasar terbesar di Indonesia untuk industri pelumas adalah PT. Pertamina Lubricants, sebesar 58%. Untuk memenuhi permintaan tersebut, Unit Produksi PT. Pertamina Lubricants harus memiliki sistem produksi yang efektif dan efisien. Salah satu metode untuk menganalisis tingkat efektivitas suatu mesin atau lini produksi adalah dengan menggunakan Overall Equipment Effectiveness (OEE). PT. Pertamina Lubricants menetapkan target OEE sebesar 70%. Namun, selama Januari 2021 hingga Juli 2021, OEE tertinggi hanya mencapai 67%. Dalam penelitian ini, studi komprehensif dilakukan di Production Unit Jakarta (PUJ) PT. Pertamina Lubricants untuk mencari faktor utama penyebab rendahnya nilai efektifitas khususnya pada filling line 04 (FL-04). Nilai OEE tertinggi diperoleh pada Agustus 2021 hingga Februari 2022 hanya mencapai 69,05%. Kerugian signifikan utama di FL-04 adalah Idling and Minor Stop Losses, serta Setup and Adjustment Losses, berdasarkan teori Six Big Loss dan Diagram Pareto. Akar masalah ditemukan dengan menggunakan diagram Fishbone. Penilaian Failure Mode and Effects Analysis (FMEA) dilakukan sebagai saran untuk meningkatkan efektivitas PUJ. Sepuluh solusi diusulkan berdasarkan sepuluh mode kegagalan. Beberapa solusi sementara diterapkan di PUJ selama kurang lebih tiga minggu, dan ditemukan bahwa nilai OEE pada FL-04 setelah perbaikan sedikit meningkat sekitar 2% dari rata-rata nilai OEE dari Agustus 2021 hingga Februari 2022.

The demand for lubricants in Indonesia is increasing every year, and now it has reached 1.3KL/year. However, the domestic capability is only capable of producing around 900 thousand KL/year. The largest market share holder in Indonesia for the lubricant industry is PT. Pertamina Lubricants, by 58%. To meet the demand, the Production Unit of PT. Pertamina Lubricants must have an effective and efficient production system. One of the methods to analyze the level of effectiveness of a machine or production line is to use Overall Equipment Effectiveness (OEE). PT. Pertamina Lubricants set an OEE target of 70%. However, during January 2021 to July 2021, the highest OEE only reached 67%. In this research, a comprehensive study was conducted at the Production Unit Jakarta (PUJ) of PT. Pertamina Lubricants to seek the main factors that cause the low value of the effectiveness, especially in filling line 04 (FL-04). The highest OEE value obtained from August 2021 to February 2022 only reached 69.05%. The main significant losses in FL-04 are Idling and Minor Stop Losses, and Setup and Adjustment Losses, based on the theory of Six Big Losses and Pareto Diagrams. The root of the problem was found using the Fishbone diagram. The Failure Mode and Effects Analysis (FMEA) assessment was made for suggestions to improve the effectiveness in PUJ. Ten solutions were proposed based on ten failure modes. Several temporary solutions were implemented at PUJ for about three weeks, and it was found that the OEE value on FL-04 after the repair was a slight increase of about 2% from the average OEE value from August 2021 to February 2022.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Syafrizal Syarief
"Total Productive Maintenance (TPM) merupakan suatu filosofi yang bertujuan untuk memaksimalkan efektivitas dari fasilitas yang digunakan di industri, diterapkan dengan menganalisa permasalahan yang terjadi pada setiap peralatan dan mesin dengan suatu metode perhitungan Overall Equipment Effectiveness (OEE) dari kualitas produk. Nilai OEE ini ditentukan oleh Availability, Performance dan Yield/Qualitas. LabVIEW (Laboratory Virtual Instrument Engineering Workbench) perangkat lunak yang didedikasikan untuk kegiatan antarmuka dan pengendalian peralatan elektronik dengan menggunakan personal computer (PC). Dengan LabVIEW memungkinkan untuk mengoperasikan program instrument, mengukur dan menganalisa data dengan akurat, dan menampilkan hasil dengan cepat.
PT OEI yang memproduksi DC Fan Motor untuk komputer ingin mengetahui nilai OEE dari mesin produksi sebagai dasar kebijakan untuk maintenance. Untuk 4 jenis mesin yang diteliti mempunyai nilai Availability 94 %, Performance 54,055 %, Quality 99,24 % dan OEE 50,416%, menurud Nakajima performance ini sangat rendah (standar > 90%) yang mengakibatkan OEE menjadi rendah, hal ini pengaruh dari laju kecepatan mesin masih rendah. Sedangkan pengukuran ini dilakukan dengan metode xl windows dan LabVIEW 8.5, sedangkan pengukuran dengan LabVIEW 8.5 jauh lebih praktis dan bisa menampilkan variabel-variabel OEE sekali gus dengan tampilan menarik sehingga akan mempermudah dalam pengontrolan maintenance.

Total Productive Maintenance (TPM) is a philosophy that aims to maximize the effectiveness of the facilities used in industry, it is applied to analyze problems that occur on any equipment and machinery with a method of calculation of Overall Equipment Effectiveness (OEE) of product quality. Value is determined by OEE Availability, Performance and Yield / Quality. LabVIEW (Laboratory Virtual Instrument Engineering Workbench) software is dedicated to the activities of the interface and control electronic devices by using a personal computer (PC). LabVIEW program allows to operate the instrument, measure and analyze data accurately, and show results quickly.
PT OEI which produces DC Fan Motor for computers wants to know the value of OEE of production machinery as a basis for maintenance policy. The 4 types of machines studied have value of 94% Availability, Performance 54.055%, 99.24% and OEE Quality 50.416%. According to Nakajima performance is very low (standard> 90%) and resulted in OEE low, this is the effect of the low speed machines. The measurement is done with the method xl windows and LabVIEW 8.5, while measurements with LabVIEW 8.5 is much more practical and can display OEE variables simultaneously with attractive appearance that will facilitate the maintenance control.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
T33226
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Panggalo, Irwandi
"Perbaikan dari sistem manufaktur merupakan salah satu usaha perbaikan yang dilakukan perusahaan, agar dapat merespon perubahan. Namun sering dijumpai tindakan perbaikan atau peneliharaan yang diambil tidak menyentuh permasalahan yang sesungguhnya. Penelitian ini menemukan bahwa equipment losses merupakan salah satu permasalahan yang sesungguhnya, sehingga tindakan perbaikan difokuskan pada permasalahan ini. Dalam penelitian ini digunakan metode pengukuran OEE, regresi majemuk dan korelasi, serta FMEA untuk mengetahui, dan memyelesaikan permasalahan yang terjadi tersebut. Hasil penelitian ini didapatkan bahwa equipment losses terbesar adalah adjust and setup khususnya pada saat penempatan posisi roll, sehingga tindakan yang disarankan untuk membuat tanda batas center (pokayoke).

Improvement from manufacture system is one of effort of improve done by company to response market change. But it is often is met action of repair or maintenance taken not to touch problems truthfully. This research found that equipment losses is one of problems, so the action taken was focused to this problem. In this research applied measurement method OEE, multiple regression and correlation, and FMEA to know, and solve problems happened. Result of this research got that the biggest of losses equipment is adjust and setup especially when located of roll position, action suggested to make center mark (pokayoke)."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S52139
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Hanif Fikri Fakhrurrozi
"Sekarang ini tingkat persaingan di berbagai bidang semakin ketat. Seiring dengan perkembangan teknologi, permintaan konsumen akan produk yang berkualitas semakin meningkat. Semua perusahaan kemudian berlomba-lomba untuk dapat memenuhi kebutuhan itu dan memenangkan persaingan. Hal tersebut dapat dicapai apabila perusahaan memiliki kinerja yang baik. Salah satu langkah yang bisa dilakukan yaitu dengan menerapkan Total Productive Maintenance (TPM). Strategi ini bila dilakukan dengan baik akan meningkatkan kinerja perusahaan secara signifikan.
TPM ini diukur dengan menggunakan metode Overall Equipment Effectiveness (OEE) yang diuraikan ke dalam tiga komponen utamanya yaitu availability, performance rate, dan quality rate. Selain menggunakan metode pengukuran OEE, dilakukan juga pengolahan dengan metode FMEA yang kemudian dianalisis dengan bantuan diagram pareto dan fishbone. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa performance loss menjadi penyebab utama rendahnya nilai Overall Equipment Effectiveness.

Nowadays, the level of competition in the various fields strictly increasing. Along with the development of technology, consumer demand for quality products is increasing. All companies compete to be able to meet the needs and win the competition. This can be achieved if the company has a good performance. One step that can be done is to implement Total Productive Maintenance (TPM). This strategy will significantly improve the company's performance when it is done properly.
TPM is measured by using the method of Overall Equipment Effectiveness (OEE) which is defined into three main components, namely availability, performance rate, and the rate quaity. In addition to using OEE measurement method, it was performed the tabulation using FMEA method and the results was analyzed using Pareto and Fishbone diagrams. The results of this study indicate that the performance loss is a major cause of the low value of Overall Equipment Effectiveness.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S47050
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alisha Putri Ramadhani
"Proyeksi peningkatan permintaan dari produk keramik di dunia termasuk Indonesia membuat persaingan di Industri keramik semakin ketat sehingga menuntut perusahaan untuk menghasilkan produknya secara efektif dan efisien. Oleh karena itu, banyak perusahaan sudah menerapkan konsep lean yang bertujuan untuk meningkatkan efisiensi produksi. PT Doulton merupakan salah satu perusahaan penghasil keramik di Indonesia yang merupakan bagian dari FISKARS Group. Salah satu departemen di perusahaan ini yaitu flat-making department harus mengatasi permasalahan yang dihadapinya saat ini yaitu rendahnya Overall Equipment Effectiveness (OEE) mesin dikarenakan tingginya waktu setup pada saat pergantian item. Implementasi Single Minute Exchange of Die (SMED) bertujuan untuk mengurangi waktu setup dengan mengkonversi kegiatan setup internal menjadi eksternal. Berdasarkan hasil perhitungan secara teori, implementasi SMED dapat mengurangi waktu setup sebesar 56,74 menit atau 53,3% dari waktu semula menjadi 49,7 menit untuk 1 tool setup dan 54,4 menit atau 46,76% dari waktu semula menjadi 61,86 menit untuk 3 tools setup yang dapat dijadikan acuan untuk target waktu setup perusahaan. Kemudian, dilakukan analisis kegagalan yang mungkin terjadi pada proses produksi flat-making untuk diberikan rekomendasi perbaikan agar dapat meningkatkan nilai OEE departemen secara keseluruhan.

The projected increase in demand for ceramics products in the world, including Indonesia, makes the competition in the ceramics industry increasingly tight, which requires companies to produce their products more effectively and efficiently. In order to do that, many companies have implemented lean concepts that aim to increase production efficiency. PT Doulton is one of the ceramics producing companies in Indonesia which is part of FISKARS Group. One of the departments in this company, namely the flat-making department, has to overcome the problem it currently faces, which is low Overall Equipment Effectiveness (OEE) of its machines due to the high setup time. Implementation of Single Minute Exchange of Die (SMED) aims to reduce setup time by converting internal setup activities to external ones. Based on the theoretical calculation results, SMED implementation can reduce setup time by 56.74 minutes or 53.3% from the original time to 49.7 minutes for 1 tool setup and 54.4 minutes or 46.76% from the original time to 61, 86 minutes for 3 setup tools. This calculation can be used as a reference for the company's setup time target. Then, an analysis of failures that may occur in the flat- making production process is carried out to provide recommendations for improvement in order to increase the department’s OEE as a whole."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dennis Messelinus Christian
"Waste Water Treatment Plant Lippo Cikarang merupakan bidang usaha yang dijalankan oleh PT Lippo Cikarang dengan menyediakan layanan jasa berupa pengelolaan limbah yang dihasilkan dari kegiatan usaha atau produksi yang ada di kawasan industri Lippo Cikarang yang memiliki jumlah tenant yang beroperasi sebanyak 871 unit. Sistem pengolahan limbah tersebut bersifat kontinyu selama 24 jam. Untuk menjaga kontinyuitas proses pengolahan air limbah maka diperlukan penanganan yang tepat terhadap system perawatan yang berlaku di Waste Water Treatment Plant Lippo Cikarang. Berdasarkan data tahun 2020 sudah terjadi breakdown peralatan dalam semester pertama tahun 2020 dengan total waktu padam mencapai 101 jam. Hal ini berakibat pada penurunan produktivitas dan efisiensi pengolahan air limbah yang mencapai mencapai 20%. Berdasarkan analisa menggunakan Metode Total Productive dengan pendekatan Overall Equpment Efectiveness maka didapatkan kondisi eksisting OEE sebesar 58 %. Berdasarkan hal tersebut maka perlu dilakukan upaya penerapan perbaikan yang dibagi menjadi 4 komponen, yaitu man power, machine, environment dan equipment. Dan pada hasil perhitungan nilai OEE menunjukkan perbaikan efektifitas peralatan dengan nilai peningkatan sebesar 38 % dari tahun 2020.

Waste Water Treatment Plant Lippo Cikarang is a line of business run by PT Lippo Cikarang by providing services in the form of managing waste generated from business activities or production in the Lippo Cikarang industrial area which has a number of tenants operating as many as 871 units. The waste treatment system is continuous for 24 hours. To maintain the continuity of the wastewater treatment process, proper handling of the treatment system applicable at the Lippo Cikarang Waste Water Treatment Plant is required. Based on data in 2020, there has been a breakdown of equipment in the first half of 2020 with a total outage time of 101 hours. This resulted in a decrease in productivity and efficiency of wastewater treatment which reached 20%. Based on the analysis using the Total Productive Method with the Overall Equipment Effectiveness approach, the existing condition of OEE is obtained at 58%. Based on this, it is necessary to implement improvements which are divided into 4 components, namely man power, machine, environment and equipment. And the results of the calculation of the OEE value show an improvement in the effectiveness of the equipment with an increase of 38% from 2020.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Susanti Oktaria
"Overall Equipment Effectiveness (OEE) adalah salah satu alat untuk menentukan tingkat keefektifan pemanfaatan peralatan. OEE dikenal sebagai salah satu aplikasi program dari Total Productive Maintenance (TPM). Penelitian ini mengukur nilai OEE satu lini produksi dari pengolahan minyak kelapa sawit di PT. X dalam satu periode, dilanjutkan dengan menganalisa nilai dengan menggunakan analisa pareto dari hasil yang diperoleh oleh akar penyebab OEE tersebut. Nilai yang diperoleh adalah 46,99%, yang jauh di bawah dari standar, standar OEE > 84%, selanjutnya faktor yang sangat mempengaruhi nilai OEE adalah nilai performance yaitu 55,06%.
Penelitian ini menemukan bahwa speed losses salah satu permasalahan yang sebenarnya, yaitu nilai idle and minor stoppage yaitu 16,60% dan kerugian ini terjadi karena beberapa alasan seperti menunggu untuk bahan untuk diproses dan tidak adanya operator, sehingga tindakan yang disarankan adalah untuk memperkuat pengawasan karyawan, terutama operator mesin.

Overall Equipment Effectiveness (OEE) is one tool to determine the effectiveness level an equipment utilization. OEE is known as one of Total Productive Maintenance (TPM) application program. This research measures the value of OEE of one production line of palm oil processing at PT. X in one period, followed by analyzing the value using a pareto analysis of the result obtained by the root causes of the OEE. The value obtained is 46.99%, which is far below from the standard, the OEE standard is greater than 84%, furthermore the factor that greatly affect the OEE value is performance score that is 55.06%.
The research found that the speed loss is one of the real issues, namely the value of idle and minor stoppage is 16.60% and this losses occurs due to several reason such as waiting for material to be processed and the absence of operator, the recommended action is to strengthen oversight of employees, especially machine operators.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
S1813
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Alex Julius Chaidir
"Penelitian bertujuan untuk mengukur dan mengevaluasi kinerja pemeliharaan dari sebuah pabrik kantong semen, dan sekaligus mempelajari dan menganalisa kebutuhan pabrik untuk meningkatkan kapasitas produksinya guna memenuhi permintaan kantong yang meningkat diwaktu-waktu mendatang.
Untuk studi ini penulis memilih pendekatan penelitian yang mengkombinasikan bacaan literatur, survey lapangan/pabrik, dan wawancara. Prosedur operasional baku, sasaran mutu pabrik dan praktik-praktik yang diterapkan di lapangan dipelajari dan diamati, serta metoda-metoda yang sesuai diaplikasikan untuk pengukuran kinerja.
Hasil studi adalah berupa nilai-nilai kinerja dan kapabilitas proses yang terekam selama kurun waktu pengamatan yang diharapkan akan bermanfaat bagi manajemen pabrik kantong untuk mengembangkan indikator-indikator yang lebih bisa diandalkan untuk menjelaskan kesehatan pabrik serta memilih opsi investasi yang bijak untuk penambahan kapasitas produksi pabrik.

The purpose is to measure and evaluate the maintenance performance of a manufacturing plant producing quality paper bags for portland cement, while at the same time studying and analyzing the plant's needs to upgrade its production capacity to meet the increasing demand in future.
A research approach was adopted, with interactive process combining literature readings, plant surveys and interviews. The existing plant?s SOP, quality objectives and practices are studied and observed, and suitable methods are applied for the performance measurements.
The study brings results in terms of values of equipment performance and process capability that expectedly can be made useful by the plant management to develop more reliable indicators that can describe the health status of their plant while to choose wise investment options to increase plant?s production capacity.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
T27815
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>